Anda di halaman 1dari 6

Sistem Reproduksi

Nama : Bilqis Kirana Putih


Kelas : XI MIPA 4
Mapel : Biologi
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi merupakan kegiatan berkembangbiak untuk melahirkan keturunan. Itu
bertujuan untuk mempertahankan proses keberlangsungan spesies di dunia. Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), sistem reproduksi manusia merupakan sistem organ yang
digunakan manusia untuk memproduksi dan melahirkan keturunan.

Sistem Reproduksi Pria

Gambar di atas menampilkan sistem reproduksi pada pria. Berikut adalah nama-nama serta
fungsi dari tiap organ.

1. Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat keluarnya sperma.

2. Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk memproduksi sperma. Pada
skrotum terdapat dua buah testis.

3. Testis adalah alat kelamin bagian dalam. Fungsinya adalah untuk memproduksi sperma dan
hormon testosteron.

4. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Fungsinya adalah sebagai tempat
penyimpanan sperma sementara.

5. Saluran uretra adalah saluran yang terdapat dalam penis dan merupakan akhir dari saluran
reproduksi. Perannya adalah sebagai saluran keluarnya sperma dan urine.

6. Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang menghasilkan zat yang berisi basa (alkali),
fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein pembekuan.
7. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. Fungsinya adalah menghasilkan cairan
yang bersifat asam.

8. Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa. Fungsinya adalah untuk
melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa dalam
uretra. Cairan tersebut juga melapisi uretra untuk mengurangi kerusakan pada sperma selama
ejakulasi.

Struktur Sperma Pria:

Berbagai Penyakit Pada Sistem Reproduksi Pria :


Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:

1. Epididimitis

Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam skrotum
yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta menyimpan sperma
yang diproduksi oleh testis.Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air
mani mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.

2. Orchitis

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup sering
terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus.Sama seperti
epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani,
penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.
3. Gangguan prostat

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau uretra.
Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi
sperma.Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat
(BPH), atau kanker prostat.

4. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang
cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan produksi
sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.

5. Masalah pada penis

Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis, misalnya
hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.Selain beragam penyakit
pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan wanita juga bisa terkena penyakit
menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea. Penyakit ini ditularkan
dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan kemandulan.
Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi dengan
menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter untuk
mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.

Sistem Reproduksi Wanita

Gambar di atas menampilkan sistem reproduksi pada wanita secara sederhana. Berikut adalah
nama-nama organ beserta fungsinya.
1. Vagina adalah saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim sekaligus tempat
mengalirnya darah menstruasi dan saluran keluarnya bayi.

2. Servis merupakan struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah
vagina.

3. Saluran telur atau tuba fallopi atau oviduk terdapat sepasang di tiap tubuh perempuan, yaitu di
kanan dan kiri. Oviduk memanjang ke arah samping dari uterus. Fungsinya adalah membawa sel
telur dari infundibulum ke rahim. Pada saluran inilah terjadi fertilisasi atau pembuahan.

4. Indung telur merupakan tempat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel, sel telur
atau ovum dikembangkan. Folikel juga menghasilkan hormon perempuan, yaitu estrogen dan
progesteron.

5. Rahim berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin setelah sel telur dibuahi oleh sel
sperma. Dinding rahim (endometrium) berperan dalam pembentukan plasenta.

Sel telur yang dihasilkan di indung telur disebut juga sebagai ovum. Ovum termasuk ke dalam
alecithal (tanpa kuning telur) dan mengandung butiran kortikal dan trombosit kuning. Struktur
ovum terdiri dari membran vitelin, zona pelusida, dan korona radiata.

Membran vitelin adalah selaput tipis transparan yang membungkus sel telur. Sementara itu, zona
pelusida adalah membran transparan tebal yang terletak di atas membran vitelin. Korona radiata
adalah membran tebal terluar yang dibentuk oleh sel-sel folikel. Kista berisi cairan tempat ovum
berkembang dikenal sebagai folikel Graffian.

Alat reproduksi wanita terdiri atas beberapa organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi tertentu.
Sederhananya, organ reproduksi wanita membantu agar tubuh dapat melakukan fungsi berikut:

1. Menghasilkan sel telur


2. Melindungi dan memelihara sel telur yang telah dibuahi sperma, hingga berkembang
seutuhnya
3. Melahirkan bayi

Berbagai Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita


Ada banyak penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi wanita, di antaranya:

1. Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita
yang cukup sering menyebabkan masalah kesuburan. Penyakit ini sering ditemukan pada wanita
usia subur.
2. Infeksi menular seksual (IMS)

Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang mungkin muncul lainnya adalah infeksi menular
seksual. Wanita yang berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita IMS akan tertular
penyakit tersebut. Ketika diderita oleh perempuan hamil, maka IMS bisa menyebabkan dampak
serius kepada janin.

3. Miom

Penyakit pada sistem reproduksi wanita lainnya adalah fibroid rahim atau miom. Miom
merupakan pertumbuhan tumor jinak pada dinding otot rahim yang menyerang perempuan pada
usia subur.Meski penyebab pasti miom rahim masih belum diketahui, namun terdapat dua faktor
yang dapat meningkatkan risiko wanita untuk terkena penyakit ini, yaitu gangguan hormonal
(perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron) dan faktor genetik atau keturunan.

4. Kanker pada sistem reproduksi wanita

Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita disebut juga kanker ginekologis. Beberapa
jenis kanker yang termasuk dalam kelompok kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker
serviks, kanker ovarium, kanker vagina, dan kanker vulva.

5. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga cukup sering didengar adalah
endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika lapisan jaringan di rahim tumbuh di organ atau bagian
tubuh lain, misalnya di ovarium, saluran cerna, atau kandung kemih.Penyakit ini banyak
menyerang wanita di usia 30 hingga 40an. Gejalanya bisa berupa nyeri pada panggul atau perut,
menstruasi yang sangat menyakitkan, perdarahan di luar masa menstruasi, hingga nyeri saat
BAB atau saat berhubungan intim.

6. Radang panggul

Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang menimbulkan peradangan pada organ
reproduksi wanita. Penyakit ini biasanya terjadi akibat masuknya bakteri dari vagina ke panggul,
lalu menimbulkan peradangan di daerah tersebut.Penyakit radang panggul ini juga bisa
disebabkan oleh infeksi menular seksual, seperti gonore. Gejala radang panggul biasanya berupa
nyeri panggul dan perut, nyeri saat berkemih atau berhubungan seksual, demam, dan munculnya
cairan atau darah dari vagina.Jika tidak segera diobati, penyakit radang panggul ini bisa
menyebabkan komplikasi berupa infertilitas.

Anda mungkin juga menyukai