OLEH KELOMPOK 4
1.DOVI ALLIZA
2. BERTA JASMA ARISANTI
3. YULIS TANIA
Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan air mani dan sperma,
kemudian memasukkan sperma ke dalam Organ reproduksi wanita untuk proses
pembuahan Berdasarkan letaknya, organ reproduksi pria terbagi ke dalam dua
bagian, yaitu:
Organ eksternal
– Penis, berfungsi sebagai jalan keluarnya urine dan sperma.
– Skrotum (kantong zakar), berfungsi sebagai sistem kontrol suhu pada testis.
Suhu pada testis erat kaitannya dalam memproduksi sperma yang sehat.
– Testis, berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron
(hormon utama pada pria).
Struktur Organ internal :
Organ internal
– Epididimis, berfungsi menyimpan sel sperma yang diproduksi di testis dan
mengangkut sperma yang belum matang menuju tabung vas deferens agar
menjadi sperma matang.
– Kelenjar prostat, berkontribusi dalam memberikan cairan tambahan untuk
proses ejakulasi. Cairan prostat juga membantu sperma agar tetap sehat.
– Kelenjar bulbouretral, berperan dalam menghasilkan cairan yang berfungsi
untuk melumasi uretra dan menetralisir keasaman yang mungkin ada karena
tetesan sisa urine.
– Vesikula seminalis, berfungsi menghasilkan cairan fruktosa yang digunakan
sperma sebagai sumber energi ketika beraktivitas.
– Uretra, saluran yang membawa urine atau sperma ke luar tubuh.
– Vas deferens, yaitu tabung yang berfungsi mengangkut sperma matang
menuju uretra dalam persiapan untuk ejakulasi.
Seluruh organ reproduksi pria ini berperan penting dalam setiap tahapan proses reproduksi, mulai
dari pembuahan hingga terjadinya kehamilan. Saat pria atau anak laki-laki yang telah melewati
masa pubertas terangsang secara seksual, tubuhnya akan mengalami ereksi. Ketika ereksi, penis
akan membesar dan kaku karena pembuluh darah melebar sehingga darah yang masuk menjadi
lebih banyak.Setelah pria mengalami ereksi, yang kemudian diikuti dengan ejakulasi, penis akan
mengeluarkan air mani bersama dengan sperma di dalamnya. Dalam tiap kali ejakulasi, volume
air mani yang dikeluarkan adalah 2,5–5 mililiter. Tiap mililiter mengandung lebih dari 20 juta
sperma. Setelah sperma memasuki vagina, sperma akan terus bergerak menuju leher rahim hingga
sel telur untuk mencapai proses pembuahan dan akhirnya terjadi kehamilan.
Organ reproduksi wanita mencakup dua bagian, yaitu struktur eksternal dan
struktur internal. Fungsi struktur reproduksi wanita eksternal (genital) adalah
untuk melindungi organ genital internal dari organisme luar dan berguna agar
sperma dapat masuk ke dalam tubuh.
Klitoris
• Klitoris adalah tempat bertemunya kedua labia minora yang memiliki
tonjolan kecil dan sangat sensitif terhadap rangsangan serta mampu ereksi.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut preputium, mirip dengan
kulit di ujung penis.
Struktur internal pada organ reproduksi wanita, meliputi:
Vagina
• Vagina adalah saluran yang memiliki tabung berotot guna
menghubungkan leher rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina
juga berguna sebagai saluran untuk melahirkan bayi.
Ovarium
• Ovarium merupakan kelenjar kecil dengan bentuk oval yang terletak
pada kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur yang akan
dilepaskan saat ovulasi serta memproduksi hormon estrogen dan
progesteron.
Saluran Tuba
• Saluran tuba adalah dua tabung tipis yang menghubungkan ovarium ke
rahim. Proses pembuahan biasa terjadi pada saluran tuba, sebelum
pada akhirnya sel telur diangkut menuju rahim agar dapat terbentuk
janin.
Serviks
• Serviks merupakan bagian utama rahim yang disebut korpus. Korpus dapat
dengan mudah mengembang untuk menopang bayi yang sedang
berkembang. Saluran serviks memungkinkan sperma masuk dan darah
menstruasi keluar.
Rahim
• Rahim merupakan sebuah organ berongga berbentuk seperti buah pir yang
merupakan rumah bagi janin. Jika terjadi kehamilan, sel telur yang telah
dibuahi akan tertanam di dalam rahim dan tumbuh menjadi janin,
kemudian berkembang menjadi bayi.
Cara Kerja Organ Reproduksi Wanita
Gangguan pada organ atau alat reproduksi wanita tidak dapat dipungkiri. Ada beberapa
jenis kondisi yang melibatkan sistem reproduksi wanita menjadi terganggu. meliputi:
Endometriosis
• Endometriosis adalah masalah yang memengaruhi organ rahim wanita. Gangguan ini
menyebabkan tumbuhnya jaringan rahim di organ lain yang tidak seharusnya, seperti di
ovarium, belakang rahim, usus, dan kandung kemih. Gangguan endometriosis
menyebabkan timbulnya kemandulan, menstruasi yang berat, hingga rasa nyeri pada area
perut, punggung bawah, dan panggul.
Kanker
• Menurut CDC ada lima jenis kanker ginekologi pada wanita. Pertama, kanker serviks
yang dimulai dari leher rahim pada bagian bawah. Kedua, kanker ovarium yang
dimulai dari setiap sisi ovarium. Selanjutnya, adalah kanker rahim, kanker vagina,
dan kanker vulva. Gejala yang dialami adalah nyeri pada area perut, panggul, hingga
punggung.
Sistitis Interstisial
• Interstitial Cystitis (IC) atau sistitis interstisial adalah gangguan yang menyerang
organ kandung kemih. Kandung kemih akan meradang atau teriritasi yang dapat
menyebabkan jaringan parut dan pengerasan kandung kemih. Gejala yang
ditimbulkan adalah sering buang air kecil, ketidaknyamanan ringan pada perut atau
panggul, hingga muncul rasa nyeri.
Penyakit yang menular pada seksual
Penyakit Menular Seksual Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual
adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya
ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan, dan nyeri di area kelamin. Ada banyak
jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes,
HPV, dan HIV. Sesuai namanya, penyakit menular seksual yang juga dikenal
sebagai penyakit kelamin ini menyebar melalui hubungan intim, baik secara
vaginal, melalui dubur (anal), atau melalui mulut (oral). Penularan juga dapat
terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
Penyebab Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,
atau parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:
Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga
dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat kelamin atau
mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.
Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lain melalui aliran darah.
Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area
kelamin. Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada
pria, infeksi ini menyerang saluran urine di penis.Chlamydia juga merupakan
penyebab utama radang panggul dan kemandulan pada wanita, selain gonore.
Lymphogranuloma venereum (LGV)
LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis. Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan
bakteri penyebab chlamydia, tetapi keduanya memiliki tipe yang berbeda.
Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri
Klebsiella granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit
menular seksual yang jarang terjadi.
Penyakit menular seksual akibat virus
• Jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus antara lain:
Human papillomavirus(HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu
HPV. Virus HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual
dengan penderita. Pada perempuan, virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin
hingga kanker leher rahim (kanker serviks).
HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa
kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan. Jika
dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
Gejala Penyakit Menular Seksual
• Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut
• Rasa gatal di vagina atau penis
• Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
• Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
• Nyeri di perut bagian bawah
• Demam dan menggigil
• Pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan
• Ruam kulit di badan, tangan, atau kaki
Infeksi pada sistem reproduksi manusia