Anda di halaman 1dari 24

SISTEM REPRODUKSI

“PERUBAHAN FUNGSI PADA PRIA ,PERUBAHAN


FUNGSI PADA WANITA PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL INFEKSI PADA SISTEM REPRODUKSI”

OLEH KELOMPOK 4

1.DOVI ALLIZA
2. BERTA JASMA ARISANTI
3. YULIS TANIA

DOSEN PEMBIMBING : Melliana Estiani, SKM.,M.Kes


Suparno, APP, M.Kes
• Pengertian Sistem Reproduksi

Reproduksi merupakan upaya untuk menghasilkan keturunan


melalui beberapa tahapan dan proses seksual. Sistem reproduksi
manusia pada wanita dan pria bekerja secara sendiri-sendiri
namun saling membutuhkan.Secara sederhana proses reproduksi
adalah hasil dari sperma kemudian mengalami pembuahan oleh
sel telur yang berada pada wanita. Sistem reproduksi pada pria
berfungsi sebagai produksi, penyimpanan sel sperma untuk
pembuahan sel telur. Sementara pada wanita memiliki fungsi
untuk memproduksi sel telur dan mengandung janin yang berada
didalam perut.
Perubahan fungsi sistem reproduksi pada pria

Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan air mani dan sperma,
kemudian memasukkan sperma ke dalam Organ reproduksi wanita untuk proses
pembuahan Berdasarkan letaknya, organ reproduksi pria terbagi ke dalam dua
bagian, yaitu:
 Organ eksternal
– Penis, berfungsi sebagai jalan keluarnya urine dan sperma.
– Skrotum (kantong zakar), berfungsi sebagai sistem kontrol suhu pada testis.
Suhu pada testis erat kaitannya dalam memproduksi sperma yang sehat.
– Testis, berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron
(hormon utama pada pria).
 Struktur Organ internal :
 Organ internal
– Epididimis, berfungsi menyimpan sel sperma yang diproduksi di testis dan
mengangkut sperma yang belum matang menuju tabung vas deferens agar
menjadi sperma matang.
– Kelenjar prostat, berkontribusi dalam memberikan cairan tambahan untuk
proses ejakulasi. Cairan prostat juga membantu sperma agar tetap sehat.
– Kelenjar bulbouretral, berperan dalam menghasilkan cairan yang berfungsi
untuk melumasi uretra dan menetralisir keasaman yang mungkin ada karena
tetesan sisa urine.
– Vesikula seminalis, berfungsi menghasilkan cairan fruktosa yang digunakan
sperma sebagai sumber energi ketika beraktivitas.
– Uretra, saluran yang membawa urine atau sperma ke luar tubuh.
– Vas deferens, yaitu tabung yang berfungsi mengangkut sperma matang
menuju uretra dalam persiapan untuk ejakulasi.
Seluruh organ reproduksi pria ini berperan penting dalam setiap tahapan proses reproduksi, mulai
dari pembuahan hingga terjadinya kehamilan. Saat pria atau anak laki-laki yang telah melewati
masa pubertas terangsang secara seksual, tubuhnya akan mengalami ereksi. Ketika ereksi, penis
akan membesar dan kaku karena pembuluh darah melebar sehingga darah yang masuk menjadi
lebih banyak.Setelah pria mengalami ereksi, yang kemudian diikuti dengan ejakulasi, penis akan
mengeluarkan air mani bersama dengan sperma di dalamnya. Dalam tiap kali ejakulasi, volume
air mani yang dikeluarkan adalah 2,5–5 mililiter. Tiap mililiter mengandung lebih dari 20 juta
sperma. Setelah sperma memasuki vagina, sperma akan terus bergerak menuju leher rahim hingga
sel telur untuk mencapai proses pembuahan dan akhirnya terjadi kehamilan.

 Hormon Reproduksi Pria


– Seluruh sistem reproduksi pada pria tergantung pada hormon, yaitu zat kimiawi yang
mengatur aktivitas sel dan organ pada tubuh. Hormon utama yang terlibat dalam fungsi
sistem reproduksi pria meliputi:
Perubahan fungsi sistem reproduksi pada wanita

Organ reproduksi wanita mencakup dua bagian, yaitu struktur eksternal dan
struktur internal. Fungsi struktur reproduksi wanita eksternal (genital) adalah
untuk melindungi organ genital internal dari organisme luar dan berguna agar
sperma dapat masuk ke dalam tubuh.

Struktur eksternal dari organ reproduksi wanita, meliputi:


 Labia Mayora
• Labia mayora atau dikenal sebagai bibir besar berguna untuk membungkus,
dan melindungi organ reproduksi eksternal lainnya. Selama masa pubertas,
pertumbuhan rambut kemungkinan akan terjadi pada kulit labia mayora yang
juga mengandung kelenjar keringat dan minyak.

 Labia Minora (Mengelilingi Lubang ke Vagina)


• Labia minora atau dikenal sebagai bibir kecil biasanya memiliki berbagai
jenis ukuran dan bentuk. Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora
dan mengelilingi lubang ke vagina (saluran rahim) serta uretra (saluran urin).
Kulit pada labia minora sangat halus, mudah teriritasi, dan bengkak.
 Kelenjar Bartholin
• Kelenjar bertholin terletak di sebelah lubang vagian pada setiap sisinya dan
menghasilkan sekresi berupa cairan lendir.

 Klitoris
• Klitoris adalah tempat bertemunya kedua labia minora yang memiliki
tonjolan kecil dan sangat sensitif terhadap rangsangan serta mampu ereksi.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut preputium, mirip dengan
kulit di ujung penis.
Struktur internal pada organ reproduksi wanita, meliputi:
 Vagina
• Vagina adalah saluran yang memiliki tabung berotot guna
menghubungkan leher rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina
juga berguna sebagai saluran untuk melahirkan bayi.

 Ovarium
• Ovarium merupakan kelenjar kecil dengan bentuk oval yang terletak
pada kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur yang akan
dilepaskan saat ovulasi serta memproduksi hormon estrogen dan
progesteron.

 Saluran Tuba
• Saluran tuba adalah dua tabung tipis yang menghubungkan ovarium ke
rahim. Proses pembuahan biasa terjadi pada saluran tuba, sebelum
pada akhirnya sel telur diangkut menuju rahim agar dapat terbentuk
janin.
 Serviks
• Serviks merupakan bagian utama rahim yang disebut korpus. Korpus dapat
dengan mudah mengembang untuk menopang bayi yang sedang
berkembang. Saluran serviks memungkinkan sperma masuk dan darah
menstruasi keluar.

 Rahim
• Rahim merupakan sebuah organ berongga berbentuk seperti buah pir yang
merupakan rumah bagi janin. Jika terjadi kehamilan, sel telur yang telah
dibuahi akan tertanam di dalam rahim dan tumbuh menjadi janin,
kemudian berkembang menjadi bayi.
Cara Kerja Organ Reproduksi Wanita

Cara kerja organ reproduksi wanita terbagi berdasarkan fungsi yang


dijalankannya.Sistem reproduksi wanita memungkinkan seorang wanita untuk
menghasilkan sel telur (ovum), melakukan hubungan seksual, melindung dan
memelihara sel telur yang telah dibuahi hingga melahirkan. Saat pubertas, kelenjar
hipofisis (di bagian tengah otak) mulai merangsang hormon pada ovarium untuk
membuat hormon seks wanita, termasuk estrogen. Sekresi hormon ini
menyebabkan seorang gadis berkembang menjadi wanita yang matang secara
seksual.
Gangguan Pada Organ Reproduksi Wanita

Gangguan pada organ atau alat reproduksi wanita tidak dapat dipungkiri. Ada beberapa
jenis kondisi yang melibatkan sistem reproduksi wanita menjadi terganggu. meliputi:

 Endometriosis
• Endometriosis adalah masalah yang memengaruhi organ rahim wanita. Gangguan ini
menyebabkan tumbuhnya jaringan rahim di organ lain yang tidak seharusnya, seperti di
ovarium, belakang rahim, usus, dan kandung kemih. Gangguan endometriosis
menyebabkan timbulnya kemandulan, menstruasi yang berat, hingga rasa nyeri pada area
perut, punggung bawah, dan panggul.

 Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)


• Sindrom ovarium polikistik terjadi pada ovarium atau kelenjar adrenal wanita. Gangguan
ini muncul akibat adanya kista (kantung berisi cairan) yang berkembang pada ovarium.
Gejala yang ditimbulkan adalah terjadinya infertilitas, nyeri panggul, kebotakan, jerawat,
kulit berminyak, dan adanya pertumbuhan rambut di wajah, dada, perut, hingga jari kaki.
 Fibroid
• Fibroid rahim adalah tumor non-kanker yang paling umum terjadi pada wanita di
usia subur. Fibroid terbentuk dari sel otot dan jaringan lain yang tumbuh di dalam
maupun di sekitar dinding rahim atau rahim. Gejalanya adalah sering buang air kecil,
nyeri punggung bawah, nyeri saat berhubungan seks, dan masalah reproduksi, seperti
kemandulan, keguguran berulang, serta persalinan dini.

 Kanker
• Menurut CDC ada lima jenis kanker ginekologi pada wanita. Pertama, kanker serviks
yang dimulai dari leher rahim pada bagian bawah. Kedua, kanker ovarium yang
dimulai dari setiap sisi ovarium. Selanjutnya, adalah kanker rahim, kanker vagina,
dan kanker vulva. Gejala yang dialami adalah nyeri pada area perut, panggul, hingga
punggung.

 Sistitis Interstisial
• Interstitial Cystitis (IC) atau sistitis interstisial adalah gangguan yang menyerang
organ kandung kemih. Kandung kemih akan meradang atau teriritasi yang dapat
menyebabkan jaringan parut dan pengerasan kandung kemih. Gejala yang
ditimbulkan adalah sering buang air kecil, ketidaknyamanan ringan pada perut atau
panggul, hingga muncul rasa nyeri.
Penyakit yang menular pada seksual

Penyakit Menular Seksual Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual
adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya
ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan, dan nyeri di area kelamin. Ada banyak
jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes,
HPV, dan HIV. Sesuai namanya, penyakit menular seksual yang juga dikenal
sebagai penyakit kelamin ini menyebar melalui hubungan intim, baik secara
vaginal, melalui dubur (anal), atau melalui mulut (oral). Penularan juga dapat
terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
Penyebab Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,
atau parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:

Penyakit menular seksual akibat bakteri:


• Beberapa jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri adalah:

 Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga
dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat kelamin atau
mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.
 Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lain melalui aliran darah.

 Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area
kelamin. Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada
pria, infeksi ini menyerang saluran urine di penis.Chlamydia juga merupakan
penyebab utama radang panggul dan kemandulan pada wanita, selain gonore.
 Lymphogranuloma venereum (LGV)
LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis. Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan
bakteri penyebab chlamydia, tetapi keduanya memiliki tipe yang berbeda.

 Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri
Klebsiella granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit
menular seksual yang jarang terjadi.
Penyakit menular seksual akibat virus
• Jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus antara lain:

 Human papillomavirus(HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu
HPV. Virus HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual
dengan penderita. Pada perempuan, virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin
hingga kanker leher rahim (kanker serviks).

 HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa
kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan. Jika
dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
Gejala Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya


menyebabkan gejala ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari
dirinya menderita penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau
ketika pasangannya terdiagnosis menderita infeksi menular seksual. Gejala yang
dapat muncul akibat penyakit menular seksual umumnya berupa:

• Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut
• Rasa gatal di vagina atau penis
• Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
• Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
• Nyeri di perut bagian bawah
• Demam dan menggigil
• Pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan
• Ruam kulit di badan, tangan, atau kaki
Infeksi pada sistem reproduksi manusia

Penyakit pada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita.


Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan
genetik, gangguan hormon, bahkan kanker. Penyakit yang menyerang
sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan masalah
kesuburan. Sistem reproduksi pria dan wanita memiliki keunikan
tersendiri. Masing-masing sistem reproduksi memiliki struktur dan
fungsi yang berdeda. Meski begitu, keduanya dirancang untuk
memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sperma, yang akan
berlanjut menjadi kehamilan.
PATHWAY
THANK YOU……

Anda mungkin juga menyukai