Di Susun Oleh :
Kelas : IX - F
Absen : 33
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel
kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki. Adapun Ovum merupakan sel kelamin
manusia yang dihasilkan oleh perempuan.
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis
berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis. Testis berjumlah sedikit dan terletak pada kantong yang disebut
skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis
merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara
sperma.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba fallopi, rahim dan vagina. Ovarium
terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba
Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong
dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas
ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina
merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki
dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut
spermatogenesis.
B. Tujuan
Untuk Mengetahui Masalah atau gangguan gangguan yang dapat timbul pada sistem
atau alat reproduksi beserta tanda dan Gejala nya.
BAB II
1. Prostatitis
Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan (-itis)
prostat.
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan
proses penuaan pembesaran prostat ini dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih (Thomson,
1993: 1997).
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam
(medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan
penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah dasar
vesika urinaria
➢ Penyebab Prostatitis
Prostatitis adalah infeksi dari prostat yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari
bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kandung kemih. Ini
termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
Penyebab pasti pada hipertropi prostat jinak belum jelas tetapi ada dugaan oleh
faktor penuaan atau bertambahnya usia (>50 tahun) akan terjadi perubahan
keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi
testosteron menjadi esterogen pada jaringan adiposa di perifer.
Tanda/Gejala Prostatitis
2. EPIDIDIMITIS
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan
pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat
penyimpanan sperma yang sudah dewasa
❖ Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif
secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia
trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli
dan Neisseria gonorrhoeae.
Penyebab/Gejala
a. Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti
nyeri pada testis atau epididimis.
d. Demam
3. Impotensi
➢ Penyebab Impotensi
a. Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana
penderita penis tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
B. Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit
seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah,
pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga akibat kegiatan merokok yang sangat
kronis.
C. Impotensi Psikis.
Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal
yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada
pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut,
was-was, dan lain-lain.
➢ Tanda/Gejala
Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan
oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh
karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui.
Kecuali, yang khawatir memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis
(wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan
dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.
4. HIPOGONADISME
➢ Tanda/Gejala
1. Vaginitis
➢ Penyebab
a. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal
di sekitar vulva/vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih
kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
B. Bakteri
Biasanya disebabkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut vaginosis
bakterial dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan
beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-
ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
C. Virus
Keputihan yang ditimbulkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids,
condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim.
Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka
melepuh di sekitar liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan
condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang berbau
yang sering menyerang ibu hamil
d. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang
menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning
hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Terkadang bisa gatal dan membuat
iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi,
pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain
sebagainya.
➢ Tanda/Gejala
a. Pruritus vulva
b. Nyeri vagina yang hebat
c. Disuria eksterna dan interna
d. Ruam pada vulva
e. Eritematosa
f. Sekret khas seperti keju lembut.
G. Rahasia banyak dan bau busuk
h. Edema vulva
i. Vagina berbau busuk dan amis
J. Perdarahan pervaginam
k. Dispareunia
2. KISTA OVARIUM
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium
yang paling sering ditemui adalah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan
letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya
kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et.all, 1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk.
2005 : 273 ).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul
akibat pertumbuhan dari epitel ovarium Smelzer and Bare. 2002 : 1556
3. BARTOLINITIS
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga
dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita.
Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa sakit yang luar biasa
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
a. Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
B. Jamur : kandida albikan.
C. Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
D. Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
a. Pada vulva : perubahan warna kulit, membangkak, timbunan nanah
dalam kelenjar, nyeri tekan.
B. Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia
berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
C. Banyak wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan
gatal-gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat
buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
D. Terdapat abses pada daerah kelamin
e. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara
internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang
mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat-alat
reproduksi bagian dalam dan alat-alat reproduksi bagian luar yang masing-masing
alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu sistem Reproduksi
dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya
dan penyebab kelainan dan gangguan sistem Reproduksi