Anda di halaman 1dari 12

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Review Fugsi Sistem Genito Reproduksi, Gangguan Fungsi Genito Pria & Wanita ,
Infeksi Seksual Menular, Ifertilitas

Makalah diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Patofisiologi yang
diberikan oleh bapak Ns.Priyanto.,M.Kep.,Sp.KMB

Di susun Oleh :

1. Regita Azmi Pramestya (010117A082)

2. Noor Andella (010117A067)

3. Ma’lufatul Fuadiyah (010117A120)

4. Riska

Kelas B

Progam Studi S1 Keperawatan

Universitas Ngudi Waluyo

Ungaran
2018

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan

manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan

perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. 

Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel

kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia

yang dihasilkan oleh perempuan. 

Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis

berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis.

Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.

Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis

merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara

sperma. 

Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas deferens dan uretra. Penis

merupakan alat kelamin luar pada laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada

saluran kelamin wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing.

Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina.

Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba

Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan

rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus
atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat

keluarnya bayi saat dilahirkan.

Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki

dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis.

Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada testis terdapat sel induk sperma

(spermatogonia) yang secara berurutan akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit

sekunder, spermatid, dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma

sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300 juta,

namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum. 

Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut oogenesis.

Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara

berurutan akan membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum.

Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium. 

Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum

akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak

28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun.

Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma. Peristiwa pembuahan

ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah

dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot

membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding

rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin akan

keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim.


Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri

dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada

wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan

oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga

menimbulkan kanker rahim. 

1.2        Rumusan Masalah

1. Bagaimana Rewiew fungsi system genito reproduksi?

2.Apa saja gangguan fungsi genito reproduksi pria & wanita

3. Infeksi seksual menular.

4. Apa itu infertilitas ?

1.3        Tujuan

Untuk mengetahui masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada

system atau alat reproduksi beserta tanda dan gejalanya.


Jenis-Jenis Infeksi Menular Seksual dan Cara Penularanya

IMS biasa dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :

1. IMS yang disebabkan oleh peradangan.


2. IMS yang disebabkan oleh erosi.
3. Penyakit lain.

PENYAKIT PERADANGAN

Adapun penyebab peradangan pada IMS yang paling sering dijumpai, adalah:

1. Bakteri : IMS yang disebabkan oleh bakteri adalah Gonore, Klamidia


2. Jamur : IMS yang disebabkan oleh jamur adalah Kandidiasis
3. Parasit : IMS yang disebabkan oleh parasit  adalah Trikomoniasis.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diterangkan IMS yang disebabkan oleh 3 macam kuman
di atas.

I. Jenis IMS yang disebabkan oleh bakteri:

1. GONORE (GO)

Gonore atau yang sering kita sebut kencing nanah adalah salah satu jenis infeksi menular seksual
(IMS) yang umum dan disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus.
Gonore dapat menyerang siapapun baik Perempuan maupun laki-laki bisa terjangkit infeksi ini.
Bakteri gonococcus biasanya ditemukan di cairan penis dan vagina dari orang yang terinfeksi.

 Gejala Infeksi GO pada laki-laki:


o Gejala timbul dalam waktu satu minggu
o Rasa sakit pada waktu buang air kecil dan ereksi
o Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari
o Sering tidak ada gejala pada stadium dini
 Gejala infeksi GO pada perempuan:
o Sering tanpa gejala apapun atau gejalanya sulit dilihat
o Nyeri di daerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan dengan
bau yang tidak sedap
o Alat kelamin terasa gatal atau sakit
o Rasa sakit atau panas kalau kencing dan pendarahan setelah hubungan seksual.
o Walaupun demikian GO sering terjadi tanpa keluhan atau gejala apapun sehingga
tidak disadari oleh perempuan.
 Pada laki-laki dan perempuan yang menderita GO:
o Untuk orang yang melakukan seks anal (melalui anus) dapat terjadi diare kronis
atau diare berdarah.
o Untuk yang melakukan hubungan oral (melalui mulut), tenggorokan dapat terasa
sakit dan berwarna merah
o Masa inkubasinya 1-14 hari dengan rata- rata 2-5 hari.
 Akibat bila GO terlambat diobati:
o Dapat menimbulkan nyeri perut bagian bawah. Ini berarti infeksi sudah menjalar
ke saluran telur, sehingga dapat terjadi kehamilan di luar kandungan, bahkan
sampai terjadi kemandulan.
o Bila GO masih ada saat melahirkan bayi, infeksi dapat menular pada mata bayi
dan bila terlambat ditangani dapat timbul kebutaan.

2.KLAMIDIA

Infeksi Klamidia adalah IMS yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang
terutama menyerang leher rahim.

 Gejala Infeksi Klamidia pada perempuan:


o Infeksi ini menimbulkan gejala atau keluhan keputihan, dapat disertai nyeri saat
kencing dan pendarahan setelah hubungan seksual. Gejalanya mirip GO, tapi
biasanya lebih ringan.
o Penularan tanpa disadari, karena kebanyakan perempuan yang terinfeksi tidak
merasakan gejalanya (asimtomatik).
o Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang menimbulkan
nyeri pada perut bagian bawah dan mengakibatkan kemandulan atau kehamilan di
luar kandungan.
o Bayi yang baru lahir yang terinfeksi klamidia dari ibunya dapat mengalami
kebutaan atau radang paru (pneumonia).
o Masa inkubasinya 7-21 hari.

3.VAGINOSIS BAKTERIAL

Adalah infeksi pada alat kelamin yang disebabkan oleh campuran bakteri Gardnerella Vaginalis
dan Bakteri Anaerob.
 Gejala Vaginosis Bakterial :
o Keputihan tidak banyak, berwarna abu-abu, lengket dan berbau amis. Biasanya
bau ini lebih jelas tercium sesaat setelah melakukan hubungan seksual.

II. IMS yang disebabkan oleh Jamur

 KANDIDIASIS VAGINA
o Adalah keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada keadaan
normal spora jamur ini memang terdapat di kulit maupun di dalam  lubang
kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu (penyakit kencing manis,
kehamilan, pengobatan steroid, antibiotik), jamur ini dapat meluas sedemikian
rupa sehingga menimbulkan keputihan. Penyakit ini tergolong IMS, tetapi
pasangan seksual dan perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal
dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.
o Gejalanya :
 Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal, panas dan
kemerahan di kelamin dan sekitarnya.
 Masa inkubasi sulit ditemukan.
 Penularan penyakit kandidiasis vagina dapat ditularkan melalui hubungan
seks vaginal atau oral (lewat mulut)

III. IMS yang disebabkan oleh PARASIT.

 TRIKOMONIASIS
o Adalah IMS yang disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis
o Gejala Trikomoniasis berupa :
 Keputihan yang banyak, kadang-kadang berbusa, berwarna kehijauan
dengan bau busuk
 Gatal pada kemaluan
 Nyeri pada saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil
 Masa inkubasi 3- 28 hari

PENYAKIT EROSI (IRITASI, LECET)

I. SIPILIS (Raja Singa)

Gejala sipilis akan muncul dalam lima tahap, apabila tidak d obati :

 Tahap I (Sipilis Primer):


o Terjadi 9-90 hari setelah terinfeksi
o Timbul luka yang tidak nyeri di penis, bibir kemaluan atau leher rahim
 Tahap II (Sipilis Sekunder):
o Terjadinya beberapa bulan setelah tahap pertama
o Gejala berupa kelainan kulit bercak kemerahan tidak gatal terutama di telapak
tangan dan kaki.
o Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
o Bisa juga berupa kutil di sekitar alat kelamin dan anus.
 Tahap III ( Sipilis Laten) :
o Tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat
atau organ tubuh lainnya.
o Keadaan ini hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan darah khusus sipilis
 Tahap IV (Sipilis Tersier):
o Timbul 5-30 tahun setelah tahap sipilis sekunder
o Terdapat kerusakan alat-alat tubuh penting yang menetap pada otak pembuluh
darah dan jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang.
 Tahap V (Sipilis Kongeniotal):
o Pada bayi dan anak-anak dapat menimbulkan kelainan berupa :
 kelainan bentuk muka
 kelainan tulang
 kebutaan
 ketulian
 kelainan bentuk gigi geligi yang khas
 kelainan kulit

II. HERPES

Herpes kelamin merupakan IMS yang disebabkan virus Herpes Simplek (HSV) tipe 1 dan 2 yang
menimbulkan luka atau lecet pada kelamin.

 Gejala Herpes Kelamin:


o Tergantung daya tahan tubuh, infeksi HSV sering tanpa gejala. Bila ada, awalnya
ada rasa seperti terbakar atau gatal dikelamin diikuti timbulnya bintil-bintil berisi
air di atas kulit dengan warna dasar kemerahan. Dalam beberapa hari bintil ini
akan pecah, menimbulkan luka lecet terbuka yang sangat nyeri (pedih)
o Pada perempuan biasanya timbul di sekitar kelamin, dinding liang kemaluan dan
kadang-kadang di sekitar anus (lubang dubur)
o Pada laki-laki biasanya di batang atau di kepala penis, namun dapat juga di sekitar
anus.
o Gejala ini hilang jika diobati, namun dapat kambuh kembali pada waktu tertentu.
o Gejala pada serangan pertama umumnya lebih berat dibandingkan dengan pada
serangan kambuhan.
o Masa inkubasi 1-26 hari yang biasanya rata-rata 6-7
o Sebelum timbul lecet bisa didahului keluhan berupa :
 Pegal-pegal otot, kadang disertai demam (terutama pada serangan
pertama)
 Pembengkakkan kelenjar di lipatan paha
 Nyeri, kadang gatal, serta kemerahan pada tempat yang terkena
 Cara Penularan Herpes Kelamin :
o Infeksi menular melalui kontak seksual kelamin-kelamin, kelamin-anus atau
kelamin-mulut, karena terjadi kontak langsung dengan bintil atau lecet/luka.
o Penularannya dapat pula melalui alat-alat tercemar.
o Penyakit herpes dapat ditularkan wanita hamil pada bayinya saat masih dalam
kandungan maupun sewaktu melewati jalan lahir ketika persalinan.
o Keadaan–keadaan di bawah ini merupakan faktor pencetus serangan kambuhan
herpes :
o Stres Emosional
o Kelelahan fisik berlebihan
o Kurang tidur
o Infeksi lain
o Menstruasi (menjelang/ setelah)
o Minum alkohol berlebihan
o Gesekan kulit, misalnya waktu hubungan seksual, masturbasi atau pemakaian
baju/celana ketat.

PENYAKIT LAIN

I. KUTIL KELAMIN

Kutil kelamin atau Kandiloma Akuminata merupakan salah satu bentuk IMS yang disebabkan
oleh Human papilloma virus(HPV) yaitu  berupa kutil di sekitar alat kelamin, bahkan sampai
kebagian dalam liang kemaluan dan leher rahim.

 Tanda- tanda dan gejala kutil kelamin :


o Kelainan berupa tonjolan kulit berbentuk jengger ayam yang berwarna seperti
kulit, ukurannya bervariasi dari sangat kecil sampai besar sekali.
o Pada pertemuan dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput
lendir bagian dalam, liang kemaluan sampai leher rahim.
o Pada laki-laki mengenai penis dan saluran kencing bagian dalam
o Pada perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali.
o Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga sering tidak disadari.
o Ada kalanya seorang perempuan baru mengetahui bahwa dirinya terinfeksi pada
saat pemeriksaan papsmear (pap-test)
o Biasanya laki-laki baru menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi setelah ia
menulari pasangannya.
 Cara penularan Kutil kelamin melalui :
o Hubungan seksual dengan seseorang yang terserang HPV
o Dari ibu hamil dengan kutil kelamin kepada bayinya pada saat persalinan
o Cara penularan melalui tangan atau jari yang mengandung kutil ke daerah alat
kelamin, meskipun sangat jarang.
 Bahaya kutil kelamin :

Kutil kelamin kadang-kadang dapat berakibat lanjut menjadi kanker leher rahim ataupun kanker
kulit sekitar kelamin. Pada laki-laki dapat menimbulkan kanker penis. Bila tidak diobati, dapat
menularkan kepada pasangan seksualnya.
II. KUTU

Kutu yang muncul di bulu alat kelamin, lain dari kutu yang muncul di rambut kepala

Gejalanya :

 Seringnya merasa gatal


 Terkadang muncul luka-luka kecil yang terasa sakit.

Penularan penyakit kutu kelamin melalui kontak langsung hubungan seksual. Kutu cukup mudah
diobati dengan diberikan lidane atau permethrin pada daerah yang terinfeksi. Mencukur bulu alat
kelamin juga akan membantu menghilangkan kutu secepatnya.

 Infertilitas adalah
 Gejala
 Penyebab
 Pengobatan

INFERTILITAS ADALAH

Infertilitas atau kemandulan, adalah ketidak-mampuan secara biologis dari pasangan suami-istri
untuk menghasilkan keturunan yang lahir hidup. Infertilitas dapat berupa keadaan tidak dapat
menghasilkan suatu kehamilan sama sekali ataupun keadaan dapat hamil, namun kehamilan
berakhir lebih cepat dari waktu yang diperlukan sehingga anak lahir mati.

GEJALA

Dalam dunia medis, syarat dari infertilitas adalah sebagai berikut:

 Dialami oleh pasangan, bukan individu;


 Tidak mampu menghasilkan suatu kehamilan setelah 12 bulan bersetubuh dengan frekuensi dan
cara yang wajar (1 – 3 kali seminggu);
 Tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun.

Berdasarkan gejala atau riwayatnya, infertilitas diklasifikasikan ke dalam dua kondisi, yaitu
infertilitas primer serta infertilitas sekunder. Dikatakan sebagai infertilitas primer jika suatu
pasangan tidak dapat menghasilkan  keturunan, tanpa disertai riwayat kehamilan dengan anak
lahir hidup sebelumnya. Infertilitas sekunder merupakan kondisi berupa pasangan yang pernah
menghasilkan suatu kehamilan dengan anak lahir hidup, namun kemudian tidak dapat
menghasilkan suatu kehamilan kembali.
PENYEBAB

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya infertilitas, antara lain:

 Faktor laki – laki, yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti:

1. Kelainan pada bentuk anatomi alat kelamin, seperti halnya muara saluran kemih yang letaknya
abnormal (hipospadia dan epispadia), ejakulasi dengan aliran air mani kembali kedalam kandung
kemih (ejakulasi retrograd), pembesaran pembuluh darah yang memperdarahi organ testis yang
menyebabkan jumlah serta kemampuan gerak spermatozoa berkurang (varicocele), serta testis
tidak turun menuju kantung pelir (undecesus testis).
2. Kegagalan fungsional, yaitu berupa kemampuan ereksi yang berkurang, kelainan pembentukan
spermatozoa (baik jumlah, bentuk, maupun pergerakannya).
3. Gangguan pre-testicular, yaitu berupa gangguan hormon.
4. Gangguan testicular, yang dapat terjadi akibat trauma, gangguan fisik, infeksi, ataupun gangguan
perkembangan selama pubertas
5. Gangguan post-testicular, berupa senyempitan pada saluran sperma sehingga aliran sperma yang
dialirkan keluar dari testis terhambat.
6. Tidak adanya air mani atau semen.
7. Kurangnya hormon testosterone.

 Gangguan ovulasi, yaitu berupa hambatan pelepasan ovum dari ovarium yang dapat disebabkan
oleh beberapa kondisi, diantaranya: gangguan hormon seperti polycystic ovarian syndrome
(PCOS) dan hiperprolaktinemia, ataupun kondisi lainnya berupa gangguan pola makan, cedera,
atau tumor.
 Kelainan pada rahim, termasuk gangguan pembukaan mulut rahim dan produksi cairan rahim,
atau kelainan pada bentuk dan atau rongga rahim. Kondisi – kondisi tersebut menyebabkan
gangguan implantasi dari hasil pembuahan pada dinding rahim.
 Kerusakan atau sumbatan tuba fallopi, yang biasanya terjadi akibat peradangan pada tuba fallopi
(salphingitis).
 Endometriosis, merupakan suatu kondisi berupa jaringan endometrium yang tumbuh di luar
rahim sehingga mempengaruhi fungsi ovarium, rahim, dan saluran tuba.
 Insufisiensi ovarium primer, juga disebut menopause dini, ketika menstruasi berakhir dan
ovarium berhenti bekerja sebelum usia 40 berakhir.
 Perlengketan pada rongga panggul, yaitu berupa pembentukan jaringan parut yang mengikat
organ – organ pada rongga panggul akibat infeksi ataupun prosedur operasi.
 Faktor lainnya, yang dapat berupa gangguan hormon tiroid (hopotiroidism atau hypertiroidism),
tumor ganas atau kanker serta efek samping pengobatannya, serta efek samping obat – obatan
tertentu

PENGOBATAN

Penanganan pada infertilitas diarahkan kepada penyebabnya, usia dari pasangan yang mengalami
infertilitas, serta pilihan dan kecenderungan pribadi. Perlu diketahui, beberapa penyebab
infertilitas tidak dapat diperbaiki. Beberapa metode yang dikenal dalam penanganan infertilitas
antara lain:
 Pemberian antibiotik guna mengobati infeksi yang diduga menjadi sumber infertilitas
 Konseling pada kondisi seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini
 Terapi hormon, baik pemberian hormon sintetik maupun obat –obatan yang memicu
pembentukan hormon pada kasus infertilitas yang disebabkan oleh gangguan hormon.
 Prosedur pembedahan pada kasus perlengketan ataupun gangguan struktur anatomi dari organ
reproduksi
 Intauterine insemination (IUI), yaitu suatu prosedur penanaman secara langsung, sel – sel
spermatozoa sehat yang telah dikumpulkan dan terkonsentrasi, ke dalam rongga rahim pada masa
subur dari pasangan wanita
 In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung, merupakan prosedur yang melibatkan perangsangan
dan pengambilan beberapa sel ovum dari seorang wanita, lalu dilakukan pembuahan dalam
laboratorium dengan sel – sel spermatozoa dari seorang pria, yang dilanjutkan penanaman embrio
ke dalam rahim 3 – 5 hari setelah pembuahan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai