Anda di halaman 1dari 12

Resume Keperawatan Keluarga

Oleh : Regita Azmi Pramestya

: 010117A082

Prodi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Ngudi Waluyo

2020
1. Konsep Keluarga

a. Definisi keluarga Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
tiap anggota (Sudhiarto, 2007).
b. Struktur keluarga Menurut Murwani (2007), struktur keluarga terdiri atas: 1) Pola dan
proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
(1) bersifat terbuka dan jujur, (2) selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikiran
positif, dan (4) tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri. Karakteristik komunikasi
keluarga berfungsi untuk :
a) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.
b) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan validasi.

2. Struktur peran

peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat
misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat
dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka
entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.

3. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan
atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

4. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.Norma adalah pola perilaku yang baik,
menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kupulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah (Murwani, 2007).

c. Tipe atau Bentuk Keluarga

Beberapa tipe atau bentuk keluarga menurut Sudiharto (2007), antara adalah sebagai berikut:
1) Keluarga inti (Nuclear Family) Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
maupun adopsi.

2) Keluarga besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena
hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern,
seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian
families)

3) Keluarga Campuran (Blended Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak
kandung dan anak-anak tiri.

4) Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family): Anak-anak yang tinggal bersama.

5) Keluarga orang tua tinggal Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah
bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka
yang tinggal bersama

6) Keluarga Hidup Bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan
anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan
bersama.

7) Keluarga Serial (Serial Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah
dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta
memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai
satu keluarga.

8) Keluarga Gabungan (Composite Family) Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa
istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya
(poliandri).

9) Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan
wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.

d. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Sudiharto, (2007), antara adalah sebagai
berikut: 1) Fungsi Afektif (The affective function) : Fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain, fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial keluarga.

2) Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social placement fungtion) :
Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah
3) Fungsi Reproduksi (reproductive function): Fungsi untuk mempertahankan generasi menjadi
kelangsungan keluarga.

4) Fungsi Ekonomi (the economic function) : Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function): Fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

e. Tugas Perkembangan Keluarga

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individuindividu yang


mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturutturut, keluarga juga mengalami
tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan keluarga
berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 1998) adalah

1) Tahap I: keluarga pemula erkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.

2) Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga
bayi berusia 30 bulan. Tugas perkembangan:

a) Perubahan peran menjadi orang tua, Perubahan hidup yang sulit, masa transisi, tugas
kritis .Masalah: Suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argumentasi suami dan
isteri, interupsi dalam jadwal yang continue, kehidupan seksual dan sosial terganggu.

b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : Peran, interaksi, kebutuhan –


kebutuhan, keselamatan, keterbatasan, toilet training, komunikasi bayi

c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya: pembentukan


kembali pola komunikasi, Pembentukan perasaan, perkawinan, hubungan seksual menurun,
konseling KB, hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah sangat penting bagi stabilitas
dan moral keluarga. Masalah kesehatan : Pendidikan maternitas, Perawatan bayi yang baik,
Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, Imunisasi, Tumbuh kembang.

3) Tahap III: keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama berusia dua
setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.

4) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
5) Tahap V: keluarga dengan anak remaja yang dimualai ketika anak pertama melewati umur 13
tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.

6) Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”, ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.

7) Tahap VII: orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

8) Tahap VIII: keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimali dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.

2. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

a. Pengertian Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat
dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Wong, 2000).

perkembangan adalah suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai bertambahnya
kemampuan atau ketrampilan yang menyangkut struktur tubuh yang berkaitan dengan aspek non
fisik. Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang saling berkaitan dan sulit
dipisahkan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya
tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor (Nursalam, 2005).

Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Dalam (Internal)

a) Genetika Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang,
alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang, yaitu: (1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa, (2) Keluarga, (3) Umur, (4) Jenis
Kelamin, (5) Kelainan Kromosom.

b) Pengaruh hormon Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh
terutama adalah hormone pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary.
Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme
serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

2) Faktor eksternal (lingkungan) Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan


menjadi tiga yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

a) Faktor pranatal (selama kehamilan), meliputi : (1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan, (2) Mekanis, posisi janin yang
abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot, (3)
Toksin/zat kimia, radiasi, (4) Kelainan endokrin, (5) Infeksi TORCH atau penyakit menular
seksual, (6) Kelainan imunologi, (7) Psikologis ibu.

b) Faktor kelahiran Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

c) Faktor pascanatal Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan
kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

c. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

yang Normal Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu : 1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari
konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju
tumbuh kembnag yang berlainan diantara organ-organ.

3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara
anak satu dengan lainnya.

4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.

5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.

6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.

8) Perubahan proporsi tubuh yang daat diamati pada masa bayi dan dewasa.

9) Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan lepasnya gigi susu
dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks
sekunder dan perubahan lainnya.
10) Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-masa tertentu, yaitu
masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan
masa sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat (Soetjiningsih, 2002, dikutip oleh
Nursalam 2005).

d. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan
setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan
perhatian adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005). Menurut Nursalam (2005),

ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai
berikut :

1) Masa Pranatal Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu:

2) Masa Neonatal

3) Masa bayi 1-12 bulan Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5
bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada umur 1 tahun berat
badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah
menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada
6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%.

Oleh karena itu, diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip
menu gizi seimbang. Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata
untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri dan
bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang
optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur
telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan kepala ke samping.

Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat
telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke
telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan ke
mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda,
sebaliknya akan menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.

Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk menjangkau
benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak
dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga
anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuatnya
cemas (stranger anxiety), demikian juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain
“ci-luk-ba”. Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola,
memukulmukul mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Berdasarkan teory
psikososial (Erikson), anak berada pada tahap percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan
dalam hal ini orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan
menumbuhkan rasa percaya diri anak.

Sedangkan menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga
segala sesuatu yang dipegangnya cenderung dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang
tua harus memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun permainan anaknya. Masa
ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar persiapaan untuk menjadi anak yang
lebih mandiri. Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat
menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena
itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang tua) dan anak. 4) Masa Balita (1-3 tahun)
5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun) Perkembangan pada anak menurut Soetjiningsih (2002),
mencakup 4 kemampuan dasar: 1) Perkembangan Motorik Halus 2) Perkembangan Motorik
Kasar Perkembangan motorik kasar pada usia 8 bulan ini dapat dilihat pada perubahan dalam
aktivitas, seperti dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat
merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke
tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan
melempar benda-benda, mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti, mengenal muka anggota-
anggota keluarga dan takut kepada orang asing atau orang lain. Deteksi perkembangan menurut
Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (2002),salah satu aspek perkembangan anak
balita yang berhubungan dengan motorik kasar(gross motor), yaitu aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari tes/skrining perkembangan yang
ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal dengan Denver Development Screening Test (DDST),
yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan
anak mulai usia 0-8 bulan. 3) Perkembangan bahasa 4) Perkembangan Perilaku/Adaptasi Sosial
Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) perkembangan balita dibagi
menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu perkembangan:

1) Tingkah laku sosial

2) Menolong diri sendiri

3) Intelektual

4) Gerakan motorik halus

5) Komunikasi pasif

6) Komunikasi aktif
7) Gerakan motorik kasar

e. Masalah-Masalah Tumbuh Kembang Anak Dalam buku Pedoman Pembinaan


Perkembangan Anak Di Keluarga yang disusun oleh Direktorat Bina Kesehatan Keluarga,
masalah-masalah/gangguan pada masa kecil atau kelainan yang dibawa sejak lahir sering
mengakibatkan hambatan pada perkembangan anak (Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 2002).

Masalah tumbuh kembang yang sering timbul gangguan perkembangan motorik. Perkembangan
motorik yang lambat dapat disebabkan oleh: Faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor
kepribadian, retardasi mental, kelainan tonus otot, obesitas, penyakit neuromuscular, buta.

3. Keperawatan kesehatan keluarga

a. Definisi Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atas kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/ penyalur ( Murwani,2007).

b. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan 1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2) Keluarga sebagai suatu
kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya. 3) Masalah - masalah dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga yang lainnya. 4) Dalam memelihra anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota
keluarganya. 5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.

4. Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dengan masalah perkembangan motorik


kasar anak Menurut teori / model family center nursing friedman, meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu :

a. Pengkajian

1) Data Fokus Identitas kepala keluarga, komposisi keluarga, genogram, tipe keluarga, suku
bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktivitas rekreasi keluarga

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan
anak tertua dari keluarga ini yaitu keluarga memasuki perkembangan tahap II yaitu keluarga
sedang mengasuh anak dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 8 bulan.
Tugas perkembangan: Perubahan peran menjadi orang tua, Perubahan hidupyang sulit, masa
transisi, tugas kritis. Masalah: (1) Suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan
argumentasi suami dan isteri, interupsi dalam jadual yang continue, kehidupan seksual dan sosial
terganggu, (2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : Peran, interaksi, kebutuhan –
kebutuhan, keselamatan, keterbatasan, toilet training, komunikasi bayi, (3) Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan pasangannya: pembentukan kembali pola komunikasi,
Pembentukan perasaan, perkawinan, hubungan seksual menurun, konseling KB, hubungan
perkawinan yang kokoh dan bergairah sangat penting bagi stabilitas dan moral keluarga Masalah
kesehatan : Pendidikan maternitas, Perawatan bayi yang baik, Pengenalan dan penanganan
masalah kesehatan fisik secara dini, Imunisasi, Tumbuh kembang.

b) Riwayat keluarga inti Adanya riwayat anggota keluarga yang terkena gangguan
perkembangan pada motorik kasar anak yang mempunyai resiko terhambatnya tumbuh kembang.

c) Riwayat keluarga sebelumnya 3) Pengkajian lingkungan a) Karakteristik rumah yang cukup


nyaman, ventilasi cukup, status rumah yang dihuni keluaraga adalah rumah sendiri. b)
Karakteristik tetangga dan komun

) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal, yang meliputi tetangga yang ada di sekitar
rumah keluarga cukup ramah. Keluarga tinggal di pedesaan,sehingga jarak antara rumah dengan
tetangga tidak berhimpitan karena masih banyak lahan yang kosong. Warga memiliki kebiasaan
mengadakan kerja bakti. Penduduk setempat juga mempunyai kebiasaan apabila ada tetangga
yang sakit mereka saling membantu. Keluarga merasa nyaman tinggal di pedesaan tersebut
karena keluarga merasa tetanggatetangga sekitar saling membantu dan tidak merugikan dalam
berbagai hal.

c) Fasilitas transportasi

Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat diperlukan agar mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi menjadikan masyarakat
enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan sehingga kondisi akan semakn memburuk.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga sering mengajarkan


kepada keluarga tentang kebersamaan , sehingga keluarga saling menghormati dengan
masyarakat sekitar. Keluarga mengatakan perkumpulan di masyarakat sangat berguna yaitu
untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan dan tempat berinteraksi antar
tetangga(silahturahmi)., dan mengikuti acara pengajian tahlilan bapak-bapak

e) System pendukung keluarga Dalam keluarga terdapat sistem pendukung yang sifatnya
positif yaitu jika ada masalah dalam keluarga biasanya di selesaikan secara bersama-sama dan
terbuka, rasa saling memaafkan, ada rasa saling menyayangi dan mengasihi dalam anggota
keluarga, hubungan antar anggota keluarga cukup baik, keluarga menanamkan pola hidup
sederhana.

4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga Berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga
merupakan tugas keluarga, dan dapat menurunkan beban masalah.

b) Struktur kekuatan keluarga Dalam urusan pengambilan keputusan yang diambil adalah
dengan musyawarah bersama terlebih dahulu, namun untuk pengambilan keputusan terakhir
adalah pemegang keputusan yang mempunyai hak dalam menentukan masalahdan kebutuhan
dalam mengatasi masalah perkembangan motorik kasar pada anak.

c) Struktur peran Peran antar kelurga menggambarkan perilaku interpersonal yang berhubungan
dengan masalah kesehatan dalam posisi dan situasi tertentu.

d) Nilai dan norma keluarga. Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai kekuasaan dan
kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.

5) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif Perhatian yang diberikan sudah cukup, karena keluarga menyadari adanya
kebutuhan-kebutuhan seperti kebutuhan terhadap makanan dan kasih sayang, namun untuk
memberikan kesempatan anaknya untuk bermain terlalu dibatasi, sehingga klien tidak
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilannya.

b) Fungsi sosialisasi Tingkat pengetahuan masyarakat rendah, sehingga dalam proses sosialisasi
masyarakat, keluarga tidak mendapatkan informasi yang tepat tentang masalah perkembangan
anaknya dan penanganannya.

c) Fungsi perawatan kesehatan Keluaraga harus mampu melakukan 5 tugas kesehatan keluarga,
yaitu: keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan, dan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan
masyarakat.

d) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: Berapa
jumlah anak yang direncakan oleh keluarga , bagaimana keluarga merencakan jumlah anggota
keluarga, adakah penggunaan alat kontrasepsi

6) Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang Stesor jangka pendek yaitu stesor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stesor
jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan.

b) Respon keluarga terhadap stress Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon
terhadap situasi / stesor
c) Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.

d) Strategi adaptasi disfungsional Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang


digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptive.

7) Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai