Anda di halaman 1dari 22

Sistem organisasi internasional (ASEAN)

Untuk memenuhi mata kuliah system tata international

Disusun oleh :

Muhammad Khoirur Rahman

181003742015867

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang


Fakultas hukum

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “SISTEM ORGANISASI INTERNASIONAL ASEAN” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Mata kuliah system tata internasional .dengan judul “system organisasi internasional
asean ”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.

Rembang, 2 July 2020


 

Muhammad Khoirur Rahman

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………2

BAB 1(PENDAHULUAN)………………………………………………4

BAB II (ISI/PEMBAHASAN)……………………………………………5-20

BAB III (PENUTUP)……………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..22

3
BAB 1 :

PENDAHULUAN

Kerjasama ekonomi Negara-negara di kawasan ASEAN dimulai dengan disahkannya


Deklarasi Bangkok pada tahun 1967 yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Dalam dinamika perkembangannya, kerjasama
ekonomi ASEAN diarahkan pada pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community) yang pelaksanaannya berjalan relatif lebih cepat dibandingkan dengan
kerjasama dibidang politikkeamanan dan sosial budaya. Sejumlah kerjasama bidang ekonomi
yang dilaksanakan ASEAN,

Diantaranya : ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Tariff Arrangement


(1977), ASEAN Industrial Complementation Scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures
Scheme (1983) dan Enhanced Preferential Trading Arrangement (1987).

1 ASEAN semakin agresif membuat kesepakatan-kesepakatan ekonomi yang bertujuan untuk


menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Kesepakatan yang cukup menonjol dan kelak menjadi
cikal bakal pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) adalah kesepakatan Common
Effective Prefential Tariff-ASEAN Free Trade Area (CEPTAFTA).

2 AFTA merupakan kerangka awal kerjasama regional ASEAN yang disepakati para kepala
Negara/Pemerintahan Negara-negara ASEAN pada bulan Januari tahun 1992 dalam ASEAN
Summit IV di Singapura melalui penandatanganan “Singapure Declaration and Agreement for
Enhancing ASEAN Economic Cooperation”. Kesepakatan merealisasikan AFTA ini dilakukan
dalam sebuah skema yang disebut “Common Effectife Preferential Tariffs (CEPT)” yang
disepakati tahun 1992, dan diperkenalkan pada Januari 1993, kemudian diberlakukan mulai 1
Januari 1994. Dalam perkembangannya, meski AFTA mampu meningkatkan volume dan nilai
perdagangan di Negara-negara ASEAN namun iklim perdagangan intra ASEAN tidak meningkat
secara signifikan. Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekspor intra-ASEAN dibanding
dengan rata-rata ekspor ASEAN ke-ekstra kawasan sejak 1993-2004 masingmasing mencapai
11% dan 10%. Namun demikian, dilihat proporsinya, ekspor intra-ASEAN yang mencapai 80%
dan total ekspor ASEAN.

Demikian pula pada sisi impor, rata-rata pertumbuhan impor intra ASEAN mencapai 10%.
Sementara itu, impor dari kawasan luar ASEAN mencapai 8% dengan pangsa mencapai 80%
dari total impor ASEAN

4
BAB II

PEMBAHASAN

ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-
Bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama antarnegara di
Asia Tenggara sejak tahun 1967.

ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Ibu Kota Thailand) oleh Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pendirian itu di tandai tandai dengan
penandatanganan Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai hari ASEAN.

Deklarasi Bangkok ditandatangi oleh perwakilan dari 5 negara pemrakarsa/pendiri ASEAN


diantaranya : Adam Malik (Mentri Luar Negeri Indonesia); Tun Abdul Razak (Wakil Perdana
Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia); Narciso Ramos (Menteri Luar Negari
Filiphina); S. Rajaratman (Menteri LUar Negeri Singapura); Thanat Khoman (Menteri Luar
Negeri Thailand). Adapun Isi dari Deklarasi Bangkok yakni :

•    Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di


kawasan Asia Tenggara.

•    Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional

•    Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi

•    Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang
ada

•    Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan
Asia Tenggara

ASEAN beranggotakan hampir semua Negara yang berada di Asia Tenggara kecuali Timor
Leste dan Papua New giunea, adapun anggota dari ASEAN yaitu :

-    Indonesia (sejak 8 Agustus 1967);

-    Malaysia (sejak 8 Agustus 1967);

-    Singapura (sejak 8 Agustus 1967);

-    Thailand (sejak 8 Agustus 1967);

-    Filipina (sejak 8 Agustuus 1967);

-    Brunei Darussalam (7 Januari 1984);

5
-    Vietnam (28 Juli 1995);

-    Laos (23 Juli 1997);

-    Myanmar (23 Juli 1997);

-    Kamboja (16 Desember 1998)

ASEAN didirikan bermula dari hasrat untuk menciptakan kawasan yana damai, Negara-negara
penandatanganan deklarasi Bangkok menginginkan kerja sama untuk mencapai pertumubuhan
ekonomi, perkembangan social-budaya, serta perdamaian, dan stabilitas dalam wadah ASEAN.

Bendera ASEAN melambangkan ASEAN yang stabil, penuh perdamaian, bersatu, dan dinamis.
Adapun lambing ASEAN berada di tengah bendera ASEAN, sedangkan warna bendera dan
lambang ialah biru, merah, putih, dan kuning; masing-masing mewakili warna dasar setiap
bendera Negara anggota ASEAN. Warna biru melambangkan perdamaian dan stabilitas; merah
melambangkan semangat dan kedinamisan; putih menunjukkan kesucian; dan kuning merupakan
symbol kemakmuran. Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para tokoh pendiri ASEAN
agar asosiasi itu secara bersama-sama terikatdalam persahabatan dan kesetiakawanan social,
sedangkan lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.

Tujuan ASEAN ialah menciptakan pemeliharaan dan peningkatan perdamaian, keamanan,


ketahanan dan kawasan bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Selain itu, ASEAN
menciptakan kerja sama di bidang perdagangan, penanaman modal, ketenagakerjaan,
pengentasan masyarakat dari kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan di
kawasan. ASEAN juga ingin menciptakan penguatan demokrasi, pemajuan dan pelindungan hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup, serta penciptaan lingkungan yang aman dari narkoba.
Selain itu, ASEAN mengembangkan sumber daya manusia, meningkatkan partisipasi masyarakat
dan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, ASEAN juga memajukan identitasnya dengan
meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan,
serta meneruskan peran proaktif ASEAN dalam kerja sama dengan negara mitra wicara, yaitu
negara dan organisasi internasional yang menjadi mitra kerja sama ASEAN di berbagai bidang.

Dalam menjalin hubungan antarnegara anggota, ASEAN memiliki prinsip sebagaimana yang
dimuat pada Piagam ASEAN, antara lain, menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan,
integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara anggota ASEAN; komitmen bersama
dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di
kawasan;serta menolak agresi, ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya dalam
bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional; Selain itu, ASEAN
mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai, tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara anggota ASEAN, dan menghormati kebebasan yang mendasar, pemajuan dan
pelindungan hak asasi manusia, serta pemajuan keadilan sosial. Dalam menjalin hubungan
antarnegara anggota, ASEAN memiliki prinsip sebagaimana yang dimuat pada Piagam ASEAN,
antara lain, menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas
nasional seluruh negaraanggota ASEAN; komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam
meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan;serta menolak agresi,

6
ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan
dengan hukum internasional; Selain itu, ASEAN mengedepankan penyelesaian sengketa secara
damai, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara anggota ASEAN, dan menghormati
kebebasan yang mendasar, pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia, serta pemajuan
keadilan sosial.

ASEAN biasanya mengadakan pertemuan, pertemuan yang diadakan ASEAN adalah sebagai
berikut:

a.    Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yaitu pertemuan tingkat tinggi para kepala
Negara/pemerintahan Negara anggota.

b.    Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council), yaitu pertemuan para menteri
luar negeri Negara anggota ASEAN, sebagai coordinator dewan komunitas ASEAN.

c.    Dewan komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils), yaitu pertemuan para menteri
yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN.

d.    Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral ministerial Bodies),
yaitu pertemuan para menteri membidangi masing-masing sector kerjasama ASEAN.

e.    Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN), yaitu pertemuan para pejabat tinggi di
bawah tingkat menteri Negara anggota ASEAN yang membidangi masing-masing sector
kerjasama ASEAN.

Hasil dari KTT Resmi ASEAN

-    KTT ke-1

Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara
(TAC); serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.

-    KTT ke-2

Pencetusan Bali Concord 1.

-    KTT ke-3

Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN;Solidaritas kerjasama ASEAN dalam segala


bidang;Melibatkan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN dengan memperbesar peranan
swasta dalam kerjasama ASEAN;Usaha bersama dalam menjaga keamanan stabilitas dan
pertumbuhan kawasan ASEAN.

-    KTT ke-4

ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi, melaksanakan

7
koordinasi;Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama
(Common Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.

-    KTT ke-5

Membicarakan upaya memasukan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota serta memperkuat
identitas ASEAN.

-    KTT ke-6

Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga berisikan komitmen
mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun
2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

-    KTT ke-7

Mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS;Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena menyangkut


serangan terorism pada gedung WTC di Amerika.

-    KTT ke-8

Pengeluaran deklarasi Terorisme, bagaimana cara-cara pencegahan;Pengesahan ASEAN


Tourism Agreement.

-    KTT ke-9

Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas ASEAN
yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi
ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).

-    KTT ke-10

Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam konferensi tersebut
menekankan perlunya mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10 negara anggota
ASEAN, memperluas hubungan kerja sama dengan para mitra untuk membangun sebuah
masyarakat ASEAN yang terbuka terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.

-    KTT ke-11

Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Korea Selatan,
memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center, dan dokumen hasil
KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan
Lingkungan Hidup.

-    KTT ke-12

8
Membahas masalah-masalah mengenai keamanan kawasan, perundingan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO), keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan pengendalian
penyakit AIDS serta masalah nuklir Semenanjung Korea.

-    KTT ke-13

Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain seperti perjanjian perdagangan dalam


kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangan kerjasama ASEAN dengan Korea Center,
menyepakati ASEAN Center.

-    KTT ke-14

Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-


Selandia Baru

Hasil dari KTT Tidak Resmi ASEAN

-    KTT Tidak Resmi ke-1

Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh ASEAN
secara bersamaan.

-    KTT Tidak Resmi ke-2

Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang ingin
dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang politik, ekonomi
maupun sosial budaya.

-    KTT Tidak Resmi ke-3

Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi, sosial, politik
dan keamanan serta melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan kerja sama untuk
pertumbuhan ekonomi di kawasan.

-    KTT Tidak Resmi ke-4

Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang menghubungkan Singapura hingga
Cina bahkan Eropa guna meningkatkan arus wisatawan.

-    KTT Luar Biasa (Jakarta 6 Januari 2005)

Pembahasan bagaimana penanggulangan dan solusi menghadapi Gempa atau Tsunami.

Adapun manfaat ASEAN bagi Indonesia yaitu: ASEAN mampu menciptakan stabilitas,
perdamaian, dan keteraturan di kawasan ASEAN sehingga dapat melanjutkan pembangunan di

9
segala bidang dan dapat mendorong anggota ASEAN menjadi negara yang lebih maju; ASEAN
memiliki berbagai bentuk kerja sama di bidang pembangunan dan percepatan pemajuanekonomi,
antara lain, perluasan perdagangan, investasi, kepariwisataan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta di bidang pendidikan; ASEAN adalah organisasi kawasan yang kebanyakan anggotanya
merupakan Negara berkembang sehingga asosiasi itu dapat menjadi wadah bagi negara anggota
dalam memperjuangkan kepentingan bersama di forum internasional; ASEAN dan negara
anggota telah memberikanbantuan kepada Indonesia saat terjadi bencana alam, seperti tsunami di
Aceh (2004), gempa dan gunung meletus di Yogyakarta (2006 dan 2010), serta gempa dan
tsunami di Pulau Nias (2009); Selain itu, negara anggota ASEAN turut serta dalam proses
perdamaian di Aceh melalui Aceh Monitoring Mission.

Piagam ASEAN

Piagam ASEAN adalah dokumen ASEAN yang mengubah ASEAN dari sebuah asosiasi yang
longgar menjadi sebuah organisasi Internasional yang memiliki dasar hukum yang kuat, dengan
aturan yang jelas, serta memiliki struktur organisasi yang efektif dan efisien. Piagam asean
ditandatangani pada KTT ke-13 ASEAN pada tanggal 20 November 2007 di Singapura oleh 10
Kepala Negara/Pemerintahan Negara Anggota ASEAN.

Piagam ASEAN mulai berlaku secara efektif sejak tanggal 15 Desember 2008 setelah semua
Negara anggota ASEAN menyampaikan dokumen pemberitahuan pengesahan ke Sekretariat
ASEAN. Dalam hal itu, Indonesia mengesahkan Piagam ASEAN melalui UU No. 38 Tahun
2008. Piagam ASEAN memuat prinsip-prinsip yang tertuang dalam semua perjanjian, deklarasi,
dan kesepakatan ASEAN. Piagam ASEAN terdiri atas 1 mukadimah, 13 bab, dan 55 pasal.

Piagam ASEAN berguna dalam memberikan kerangka kerja hukum dan kelembagaan bagi
ASEAN. Kedua hal tersebut memperkuat ikatan kesetiakawanan kawasan untuk mewujudkan
Komunitas ASEAN yang terpadu secara politis, terintegrasi secara ekonomis, dan dapat
bertanggung jawab secara sosial dalam rangka menjawab tantangan dan peluang saat ini dan saat
mendatang secara efektif.

Komunitas ASEAN

Komunitas ASEAN adalah wadah untuk lebih mempererat integrasi masyarakat ASEAN dan
untuk menyesuaikan cara pandang keterbukaan dalam menyikapi perkembangan dunia. Gagasan
pembentukan komunitas ASEAN itu di cetus pada tahun 1997 dalam visi ASEAN 2002 dan
dikukuhkan pada tahun 2003 pada KTT ke-9 di Bali.

Pilar komunitas ASEAN adalah tiga pilar dalam membangun komunitas ASEAN, yaitu pilar
politik-keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial-budaya. Masing-masing pilar memiliki bidang
kerja sama antarnegara anggota ASEAN.

    Pilar Politik-Keamanan

Pilar Komunitas Politik-Keamanan ASEAN menangani peningkatan kerja sama di bidang politik
dan keamanan untuk memelihara perdamaian serta memajukan nilai Hak Asasi Manusia dan

10
demokratisasi di kawasan ASEAN. Komunitas Politik Keamanan itu bersifat terbuka,
berdasarkan pendekatan keamanan menyeluruh, dan tidak membentuk suatu pakta pertahanan
militer ataupun kebijakan luar negeri bersama. Komunitas Politik Keamanan tersebut mengacu
kepada ketentuan hukum di bidang politik-keamanan, yaitu sebagai berikut: Kawasan Damai,
Bebas dan Netral; Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara; dan Traktat Kawasan
Bebas-Senjata Nuklir Asia Tenggara. Acuan ketentuan hukum lainnya adalah Piagam PBB,
Piagam ASEAN, dan prinsip-prinsip hokum internasional lain yang terkait.

Penggagas Komunitas Politik Keamanan ASEAN adalah Indonesia. Indonesia juga memelopori
penyusunan Rencana Aksi Komunitas Politik Keamanan ASEAN yang disahkan pada KTT ke-
10 ASEAN di Vientiane, Laos, November 2004.

Indonesia memiliki peranan penting dalam proses penyusunan komunitas itu, yaitu
menyampaikan usulan rencana aksi yang terdapat dalam Cetak Biru Komunitas Politik
Keamanan ASEAN, seperti pengamatan pemilihan umum sukarela (voluntary electoral
observations), pembentukan Komisi Pemajuan dan Pelindungan Hak Perempuan dan Anak,
memerangi korupsi dan pemajuan prinsip demokrasi, serta pembentukan ASEAN Institute for
Peace and Reconciliation. Kerja sama dalam kerangka Komunitas Politik Keamanan ASEAN
dikembangkan lebih spesifik dalam bidang politik, keamanan, dan hukum yang mencakup
permasalahan tradisional dan nontradisional, dari upaya memajukan tata kepemerintahan yang
baik (good governance), menangani masalah terorisme, hingga upaya memberantas korupsi.

    Pilar Ekonomi

Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) ialah komunitas yang bekerja sama dalam upaya
memperdalam dan memperluas ekonomi terpadu di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di
luar ASEAN.

KEA bertujuan membentuk ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang
lebih dinamis dan berdaya saing, memiliki pembangunan yang setara, serta berupaya
mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN.

KEA diwujudkan melalui penyusunan suatu cetak biru yang berisikan rencana kerja terjadwal
sampai dengan tahun 2015. Pelaksanaan rencana kerja itu dilakukan dengan memperhatikan
perbedaan tingkat pembangunan negara anggota.

Kerja sama ekonomi mencakup bidang perindustrian, perdagangan, investasi, jasa dan
transportasi, telekomunikasi, pariwisata, serta keuangan. Selain itu, kerja sama juga mencakup
bidang pertanian dan kehutanan, energi dan mineral, serta usaha kecil dan menengah.

    Pilar Sosial-Budaya

Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN merupakan sebuah wadah untuk memperkuat
keterpaduan ASEAN. Kerja sama itu bertujuan untuk memperkokoh kesadaran, kesetiakawanan,
kemitraan, dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap ASEAN.

11
Kerja sama sosial budaya ASEAN mencakup bidangkebudayaan, penerangan, pendidikan,
lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan,
ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan masyarakat dari kemiskinan, pemberdayaan
perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba, peningkatan administrasi dan kepegawaian
publik.

Komunitas ASEAN berpusat pada masyarakat untuk penguatan kesetiakawanan dan persatuan
dalam perbedaan ciri-ciri kebudayaan antarnegara anggota ASEAN. Persatuan dan
kesetiakawanan tersebut dibangun melalui penguatan identitas bersama dan pembangunan
masyarakat yang saling pkeduli, berbagi, dan harmonis.

ASEAN juga bertekad untuk memperkuat persatuan dan saling pengertian terhadap perbedaan
kebudayaan, sejarah, agama, dan peradaban demi terwujudnya Komunitas ASEAN tahun 2015.

Hubungan ASEAN dengan Pihak Luar

ASEAN membangun hubungan dan keja sama yang saling menguntungkan dengan Negara di
luar ASEAN dan organisasi internasional. Dalam melaksanakan hubungan dan kerjasama itu,
ASEAN membentuk Sistem Dialog dengan Negara dan organisasi internasional tersebut sebagai
Mitra Wicara dan Mitra Wicara Sektoral.

Sistem Dialog itu berkembang dari keinginan untuk membuka pasar, memperoleh bantuan  
pembangunan, dan untuk membicarakan permasalahan keamanan dan ekonomi dalam forum.

Tujuan utama dalam hubungan dan kerja sama ASEAN dengan pihak luar ialah memperoleh
bantuan teknis dalam proyek kerja sama kawasan, mempromosikan hubungan ekonomi dan
perdagangan, serta memperkuat hubungan politik dengan negara dan organisasi internasional di
luar ASEAN.

ASEAN untuk Masyarakat

Yang telah dilakukan ASEAN untuk mengentaskan kemiskinan yaitu dengan Upaya
penanggulangan masalah kemiskinan dilakukan melalui berbagai program pemberdayaan
masyarakat yang lebih melibatkan sebanyak mungkin keikutsertaan masyarakat. Salah satu
upaya yang dilakukan oleh ASEAN adalah meningkatkan kemudahan masyarakat untuk
mendapatkan layanan sosial, informasi, termasuk pemanfaatan teknologi dan komunikasi.

Adapun manfaat ASEAN dalam perlindungan dan pemajuan ketenagakerjaaan yaitu sebagai
wujud tekad ASEAN dalam melindungi dan memajukan hak-hak pekerja migran, ASEAN telah
menyepakati Deklarasi ASEAN tentang Pelindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran di
Filipina pada Januari 2007. ASEAN sedang menyusun ketentuan hukum mengenai pelindungan
dan pemajuan hak-hak pekerja migran yang akan dijadikan landasan konstitusional atau aturan
main yang bersifat mengikat bagi negara-negara di kawasan ASEAN.

Usaha ASEAN Untuk mendorong pariwisata kawasan, ASEAN memiliki forum  tahunan tingkat
Menteri Pariwisata ASEAN, yang merupakan wadah pemasyarakatan dan pemajuan sektor

12
pariwisata di ASEAN. Forum itu diadakan secara bergantian di salah satu Negara anggota
ASEAN. Pada tahun 2002 ASEAN menghasilkan sebuah perjanjian pariwisata menyeluruh
untuk membuka

industri pariwisata, memasyarakatkan pariwisata kawasan secara bersama, serta melindungi


wisatawan dan penduduk ASEAN di daerah pariwisata. Selain itu, salah satu capaian utama kerja
sama pariwisata adalah penandatanganan Pengaturan Saling Pengakuan untuk para pekerja di
bidang pariwisata pada tahun 2009, dan disepakatinya Rencana Strategis Pariwisata ASEAN
periode 2011-2015. Kerja sama pariwisata ASEAN juga melibatkan secara aktif berbagai
pemangku kepentingan di bidang pariwisata, seperti asosiasi perhotelan, asosiasi pekerja
pariwisata, dan biro perjalanan. ASEAN juga melakukan kerja sama dengan pihak di luar
ASEAN, seperti Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Dewan Kerja Sama Teluk.

Negara anggota ASEAN bekerja sama dalam upaya memajukan dan melestarikan warisan
budaya di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama itu dilaksanakan melalui proyek-proyek
kebudayaan di bawah Sub-Komite Kebudayaan ASEAN. Kerja sama yang telah dilakukan,
antara lain, melalui penelitian, pendokumentasian, ataupun produksi bersama tentang seni
pertunjukan asli yang berkaitan dengan keanekaragaman budaya di Asia Tenggara.

ASEAN mendorong pemajuan dan pelindungan hakhak perempuan dan anak melalui
pembentukan Komisi ASEAN untuk pemajuan dan pelindungan

hak-hak perempuan dan anak pada tahun 2010. Dalam hal perempuan, atas usulan Indonesia
telah disepakati pembentukan Pertemuan Tingkat Menteri Urusan Perempuan ASEAN pada
tahun 2011, sebagai upaya pemberdayaan perempuan dan pengarusutamaan gender.

ASEAN berperan dalam memelopori kerja sama di bidang kesehatan, antara lain, dalam
penanggulangan merebaknya wabah gangguan pernafasan akut (SARS), flu burung, demam
berdarah, dan HIV/AIDS. Selain itu, ASEAN menetapkan tanggal 15 Juni sebagai “Hari Demam
Berdarah ASEAN”.

ASEAN telah menyepakati Persetujuan ASEAN mengenai Penanggulangan Bencana Alam dan
Tanggap Darurat (AADMER) pada 2005, yang mendasari pembentukan Pusat Koordinasi
Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk Penanggulangan Bencana Alam (AHA Centre) di Jakarta
pada tahun 2011.

Pusat tersebut berperan dalam memfasilitasi kerja sama dan koordinasi di antara negara anggota
ASEAN, PBB, serta berbagai negara atau organisasi internasional lainnya.

ASEAN sebagai asosiasi ataupun melalui kerja sama dengan negara lain telah berulang kali
menggunakan kekuatan politik untuk mengutuk tindakan terorisme. Negara anggota ASEAN
menandatangani Konvensi ASEAN mengenai Anti-terorisme pada bulan Januari 2007 di Cebu,
Filipina. Konvensi itu berisi definisi kegiatan terorisme, rumusan prosedur kerja sama anti-
terorisme, dan spesifikasi hak-hak tersangka pelaku terorisme. ASEAN memiliki perjanjian
multilateral mengenai bantuan hukum timbal balik untuk memudahkan kerja sama dalam
pemberantasan terorisme dan kejahatan transnasional lain.

13
Dalam penanggulangan narkoba, ASEAN memiliki Forum Pejabat Tinggi ASEAN yang
dibentuk tahun 1984 untuk menangani secara bersama masalah obat-obatan terlarang. ASEAN
memiliki empat pusat pelatihan untuk upaya penanganan masalah tersebut yang tersebar di
berbagai kota di kawasan Asia Tenggara. Pusat itu berfungsi untuk memberikan pelatihan
penyembuhan dan rehabilitasi ketergantungan dan pendeteksian narkoba di dalam cairan tubuh.
Di samping itu, pusat tersebut juga melakukan pemasyarakatan mengenai pemberlakuan hokum
dan bahaya narkoba.

Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya berupaya untuk menumbuhkan rasa kepemilikan
dan identitas ASEAN di kalangan masyarakat melalui kegiatan Sadar ASEAN. Kegiatan Sadar
ASEAN di Indonesia antara lain:

-    Pemasyarakatan ASEAN di lingkungan sekolah menengah melalui program ASEAN Goes to
School;

-    Seminar dan ceramah/kuliah umum;

-    Kegiatan simulasi sidang ASEAN di sekolah menengah dan perguruan tinggi;

-    Kegiatan lomba, seperti Pemilihan Duta Muda ASEAN-Indonesia, Lomba Cerpen ASEAN,
Lomba Karya Tulis ASEAN, Lomba Pidato ASEAN, dan Lomba Lukis ASEAN;

-    Penerbitan berbagai buku tentang ASEAN;

-    Dialog interaktif dan liputan media;

-    Kegiatan festival budaya, seperti ASEAN Fair, ASEAN Film Festival, ASEAN Culinary
Festival, ASEAN Jazz Festival, dan ASEAN Youth Cultural Exchange Festival

(https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-
asean/)

14
KERJASAMA INDONESIA DENGAN NEGARA ASEAN

1. Kerja Sama dalam Bidang EKonomi.

Dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN dinayatakan ada beberapa program kerja sama di bidang
ekonomi, antara lain sebagai berikut :
Komoditi utama, terutama pangan dan energy
Kerja sama dibidang industry
Kerja sama di bidang perdagangan.

Kemudian para menteri Ekonomi ASEAN menyetujui pembentukan lima Komite Ekonomi yang
mengenai sektor sektor, sebagai berikut :
Sektor Perdagangan dan Pariwisata
Kegiatan di sektor perdagangan dan pariwisata telah mencapai banyak hal antara lain
diberlakukanya Perjanjian Preferensi Perdagangan (PTA) Baca juga : Pengertian dan Tujuan
perdagangan Internasional
Sektor Pangan, pertanian, dan kehutanan
Sesuai dengan kesepakatan ASEAN bahwa program kerja sama yang sangat penting adalah
bidang pangan ASEAN harus memiliki cadangan beras untuk keperluan darurat tanpa terlalu
mempersoalkan masalah harga. Baca juga : komoditas-ekspor-dan-impor-di-indonesia

Sektor ini juga menangani bidang bidang yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut :

Penyediaan pupuk.

Karantina hewan dan tumbuhan

15
Kebutanan yang meliputi :

1) Konservasi dan pengautran sumber sumber hutan

2) produksi, pemrosesan dan pemasaran

3) Penelitian dan pengenmabang

4) Serta pendidikan dan pelatihan

Perikanan

Tanaman pangan

Peternakan

Industri, pertambangan, dan energi

Keuangan dan perbankan

Transportasi dan komunikasi.

2. Kerja sama di Bidang Sosial dan Budaya

Kerja sama antar negara ASEAN di bidang sosial dan budaya antara lain bisa mengadakan
kegiatan pesta olahraga antar negara di Asia tenggara Seperti Sea Games. Sesuai dengan
Deklarasi KEsepakatan ASEAN ditetapkan kerja sama yang lebih bai untuk bidang berikut ini.

A. Sosial
Kerja sama di bidang sosial meliputi :
Bidang pembangunan sosial dengan menekan pada kesejahteraan golongan berpendapatan
rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran (upah) yang wajar.
Bantuan terutama kepada kaum wanita, dan pemuda dalam usaha usaha pembangunan

Menanggulangi masalah masalah perkembangan penduduk dengan bekerja sama dengan


badan badan internasional yang bersangkutan.
Pengembangan sumber daya manusia

16
peningkatan kesejahteraan
B. Kebudayaan dan Penerangan
Kerja sama di bidang kebudayaan dan penerangan meliputi bantuan kepada para cendekiawan,
penulis, artis, dan media massa yang memungkinkan mereka memainkan peranan yang lebih
aktif dalam menumpuk rasa kepribadian dan persahabatan regional. Pertukaran atau festival
kebudayaan, kesenian dan film.
Perkenalan ASEAN dan negara negara anggotanya melalui sekolah sekolah dan lembaga
lembaga pendidikan. Menyebarluaskan pengkajian masalah masalah asia tenggara melalui kerja
sama yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.
Kerja sama ASEAN dalam bidang sosial budaya dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup
dengan melibatkan pertisipasi aktif dan semua kalangan terutama wanita, pemuda dan
komunitas lokal. Kerja sama ini antara lain dalam bidang kesehatan pengembangan sumber daya
manusia, pengembangan budaya dan penanganan masalah sosial.

3. Kerja sama di bidang Politik dan Keamanan (militer)

Usaha untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia tenggara ditempuh
melalui beberapa penandatanganan dokumen atau kesepakatan berikut ini :
ZOPFAN merupakan perjanjian mengenai Kawasan Damai, Bebas, Netral, atau bila di bahasa
inggriskan menjadi Zone of Peace, Fredom, ant Naturality. Perjanjian ini dikenalkan dengan
Deklarasi Kuala lumpur pada tanggal 27 November 1971.
Perjanjian persahabatan dan kerja sama di Asia Tenggara yang diadakan pada tanggal 24
Februari tahun 1976 di Bali.
Perjanjian kawasan Bebas Senjata Nuklir pada tanggal 15 Desember tahun 1997 di Bangkok,
thailand.
Komunitas keamanan ASEAN pada tanggal 7 Oktober tahun 2003 di Bali, Indonesia.

Kerjasama Indonesia dengan Asia

1. Kerja Sama Indonesia dengan Jepang

17
Kerja sama Indonesia dengan Jepang meliputi. kerja sama bidang politik, ekonomi, teknologi,
pendidikan, dan kebudayaan.

A. Bidang PolitikKerja sama bidang politik antara Indonesia Jepang dilakukan dengan saling
menempatkan perwakilan diplomatik. Indonesia enempatkan wakil diplomatik di Jepang,
sebaliknya Jepang menempatkan diplomatik di Indonesia.

B. Bidang Ekonomi Indonesia mengekspor minyak bumi mentah, gas alam cair, aluminium, bijih
logam, besi.timah, tembaga, bauksit, kayu lapis, kopi, dan rumput laut ke Jepang.
Sebaliknya.Indonesia mengimpor hasil-hasil industri, seperti mesin kendaraan
bermotor.peralatan mobil, barang-barang elektronik, kapal, mesin-mesin industri, bahan kimia.
dan pipa besi baja dari Jepang. Jepang banyak menanamkan modal di Indonesia, terutama dalam
bidang industri otomatif dan elektronik.

C. Bidang TeknologiJepang banyak memberi bantuan tenaga ahli kepada Indonesia.Bantuan


tenaga ahli itu misalnya dilakukan untuk penambangan kilang minyak di Plaju dan penambangan
pasir besi di Cilacap.

D. Bidang Pendidikan dan KebudayaanKerja sama Indonesia dengan Jepang dalam bidang
pendidikan dan kebudayaan misalnya dilakukan dengan dibentuknya Lembaga Indonesia—
Jepang yang mengurus pertukaran pelajar kedua negara. Banyak pemuda/pemudi Jepang
mempelajari kebudayaan Indonesia.

2. Kerja Sama Indonesia dengan India

18
Kerja sama antara Indonesia dan India dilakukan dalam bidang politik, ekonomi, dan
kebudayaan.

A. Bidang PolitikKerja sama bidang politik antara Indonesia dan India, di antaranya, dilakukan
de-ngan mengadakan hubungan diplomatik dan saling menempatkan duta besar. Baik Indonesia
maupun India sama-sama negara pemrakarsa Konferensi Asia—Afrika dan bergabung dalam
organisasi nonblok.

B. Bidang Ekonomi Pada waktu perang kemerdekaan India pernah mengirim obat-obatan dan
tenaga dokter ke Indonesia. Sebaliknya, dalam usaha membantu pemerintah dan rakyat India
mengatasi bahaya kelaparan, pemerintah Indonesia pernah memberikan bantuan beras sebanyak
lima juta ton.

India mengekspor kendaraan bermotor, bus, karung goni, sapi angole, kambing ettawa, kapas,
dan makanan ternak ke Indonesia. Sebaliknya, India mengimpor karet, kopi, rempah-rempah,
pakaian jadi, minyak kelapa, bumbu masak, dan batu bara dari Indonesia.

C. Bidang KebudayaanKebudayaan Indonesia banyak terpengaruh kebudayaan India.Pengaruh


itu misalnya dapat dilihat pada bahasa Sanskerta dan karya sastra yang terdapat di Indonesia.
3. Kerja Sama Indonesia dengan Cina

Kerja sama Indonesia dengan Cina terjadi dalam bidang politik, ekonomi, dan kebu-dayaan.

A. Bidang Politik Sejak pemerintahan Orde Baru, hubungan diplomatik antara Indonesia dan
Cina dirintis kembali.Dalam bidang politik kedua negara saling menempatkan duta besar. Pada
bulan Agustus 1996 telah ditandatangani Memorandum Of Understanding antara Presiden
19
Soeharto dan Perdana Menteri Li Peng sebagai tanda mencairnya kembali hubungan diplomatik
kedua negara. Peristiwa penandatanganan itu terjadi di Jakarta.Sebagai tindak lanjut dari
hubungan tersebut, Cina juga berkeinginan masuk menjadi anggota ASEAN. B. Bidang
EkonomiPada bulan Juli 1985 telah ditandatangani perjanjian kerja sama ekonomi antara Kadin
Indonesia dan Badan Promosi Perdagangan Intemasional Cina. Peristiwa terse-but terjadi di
Singapura.Dengan demikian, hubungan ekonomi antara kedua negara mulai berkembang.

C. Bidang KebudayaanKebudayaan Cina banyak berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia.

4. Kerja Sama Indonesia dengan Arab Saudi

Kerja sama Indonesia dengan Arab Saudi meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

A. Bidang Politik Sejak tahun 1947 Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Arab
Saudi.

B. Bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi Indonesia dan Arab Saudi saling mengadakan
hubusgas perdagangan.Indonesia mengekspor kayu lapis, teh, pakaian jadi, kain mori.dan sag
batik ke Arab Saudi, sedangkan Indonesia mengimpor minyak mentab dan gadmin dari Arab
Saudi.

Indonesia dan Arab Saudi sama-sama menjadi anggota OPEC.Arab Saudi juga menanamkan
modal untuk pembangunan pabrik pupuk Pusri IV Palembang.

C. Bidang Sosial Budaya Kerja sama Indonesia dengan Arab Saudi dalam bidan2 sersial budaya
dapat dike-mukakan sebagai berikut:
Arab Saudi memberi bantuan bea.siswa kepada mahasiswa Indonesia yang men-dalami ilmu
agama di Arab Saudi.
Setiap tahun Indonesia mengirim jemaah haji ke Arab Saudi.

BAB III

20
PENUTUP

1.    Kesimpulan

ASEAN  (Association  of  South  East  Asian  Nation)   merupakan  organisasi  regional  di 
kawasan Asia  Tenggara. ASEAN  didirikan  oleh  bangsa-bangsa  Asia  Tenggara  atas  dasar 
persamaan  nasib  dan  kepentingan  bersama. Lima  negara  yang  sepakat  menjadi  pelopor 
membentuk  ASEAN  adalah  Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura  dan  Filipina.
Organisasi  ini  didirikan  pada  tanggal  8  Agustus  1967  di  Bangkok, Thailand  dan  melalui 
penandatanganan  Deklarasi  Bangkok oleh  Menteri  Luar  Negeri  Filiphina,
Indonesia,Thailand, Malaysia, dan  Singapura.

          Pada  awalnya, negara-negara  anggota  ASEAN  hanya  berjumlah  lima, namun 
beberapa  tahun  setelah  berdirinya  ASEAN, lima  negara  lainnya  bergabung  ke  dalam 
Anggota  ASEAN  secara  bertahap. Tujuan  didirikannya  ASEAN  adalah  untuk 
meningkatkan  kerja  sama  di  bidang  ekonomi, sosial, budaya, dan  politik, serta  mewujudkan 
ketertiban  dan  perdamaian  di  kawasan  Asia  Tenggara.

2.    Saran

          Negara  kita, Indonesia  merupakan  salah  satu  anggota  ASEAN. Untuk  itu, kita  harus 
membantu  mewujudkan  cita-cita  atau  tujuan  dari  ASEAN  itu  sendiri. Karena 
bagaimanapun, tujuan  tersebut  merupakan  keinginan  dari   bangsa  kita  sendiri.

          Selain  itu, sebagai  negara  anggota  ASEAN  yang  terbesar, kita  harus  lebih 
menunjukan  patisipatif  kita  dalam  mewujudkan  tujuan  tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

21
http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Tingkat_Tinggi_ASEAN
http://kemlu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=6&l=id
http://kemlu.go.id/Documents/Tentang%20ASEAN/Buku%20Ayo%20Kita%20Kenali
%20ASEAN.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai