Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN MATERNITAS

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi

Dosen :Hj.Yuhanah,S.ST.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

 RAFLI ISLAMAY HASWAR ( 192431542 )


 NURANA SAHARUDDIN ( 192431539 )
 KARTIKA YUNI PUTRI (192431536 )

TINGKAT 2
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

perkembangan teknologi saat ini membawa pengaruh luar biasa bagi gaya hidup
setiap orang. Dengan terus berkembangnya pola pikir dan peradaban manusia, muncul
konsep atau ide bahwa komputer tidak hanya digunakan sebatas di atas meja saja, tetapi
harus dapat digunakan untuk berpin-dah-pindah tempat (mobile). Teknologi zaman sekarang
sudah banyak diterapkan diberbagai bidang seperti da-lam bidang perdagangan, perbankan,
pendidikan dan kedokteran.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produk-tif secara sosial dan ekonomi. [1] Kesehatan reproduksi adalah
suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahter-aan sosial secara utuh pada semua yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas
dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan Yang Maha
Esa, spir-itual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan
antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan (BKKBN, 1996). Kesehatan reproduksi
mencakup tiga komponen yaitu: kemampuan (ability), keberhasilan (success), dan kea-
manan (safety). Kemampuan berarti dapat berproduksi.
Keberhasilan berarti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang.
Keamanan berarti semua proses reproduksi termasuk hubungan seks, ke-hamilan,
persalinan, kontrasepi, dan abortus seyog-yanya bukan aktifitas yang berbahaya. Menurut
Ida Ba-gus Gde Manuaba, 1998 kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk
dapat memamfaatkan alat refroduksi dengan mengukur kesuburannya dapat men-jalani
kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well
Health Mother Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
Seiring maraknya per-kambangan generasi sekarang yang sudah mengenal pergaulan bebas,
tidak dipungkiri para generasi sekarang bisa terjangkit penyakit menular seksual.
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma
merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum
merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan.
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis
berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut
skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis
merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan
sementarasperma.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan
vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi
ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan
ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk
menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat
tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat
dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada
laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut
spermatogenesis.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang dapat di
identifikasi dari system Reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit menular
maupun penyakit yang tidak menular.

C. TUJUAN

Untuk mengetahui masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul


pada system atau alat reproduksi beserta tanda dan gejalanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PRIA

1. Prostatitis

Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan


peradangan (-itis) prostate.
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat
sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat
mengakibatkan obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
        Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian
paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-
tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat
menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria.
 Penyebab dari prostatitis

Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali

disebabkan oleh beberapa dari bakteri-bakteri yang menyebabkan

infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E. coli, Klebsiella, dan

Proteus.

     Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum

jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (>

50 tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena

produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi

esterogen pada jaringan adipose di perifer.

 Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis


a.    Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
b.    Disfungsi ereksi.
c.    Biasanya ada urgensi.
d.    Frekwensi dari membuang air kecil.
e.    Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
f.    Demam.

2. Epididimitis

Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat
peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang
testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa
 Penyebab dari Epididimitis
Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang
aktif secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual),
Chlamydia trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering,
diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
 Tanda dan gejala dari Epididymitis
a. Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang
secara bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.
b. Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.
c. Darah di dalam air mani (hemospermia)
d. Demam
e. Ejakulasi yang menyakitkan
f. Nyeri pada testis
g. Nyeri saat buang air kecil (disuria)
h. Sebuah benjolan atau gumpalan di testis

3. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat


memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami
sejak janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.
    Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan
hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami
kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik.
Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
    Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang
mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon
gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut
hipogonadisme-hipogonadotropik.
 Penyebab Hipogonadisme
a. Infeksi pada testis
b. Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
c. Sindrom Klinefelter
d. Pengobatan kanker
e. Radang buah zakar
f. Hemokromatosis
g. Sindrom Kallman
h. HIV/AIDS
i. Penuaan
j. Obesitas
k. Tumor
 Tanda dan gejala  dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
a. Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
b. Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
Hipogonadisme yang terjadi saat puber
a. Suara kurang mendalam
b. Massa otot menurun
c. Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
a. Mandul
b. Disfungsi ereksi
c. Kelelahan
d. Penurunan gairah seksual
4. Impotensi

Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala


ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk
berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat
mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai
selesai.
    Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat,
dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan
impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak
mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
 Penyebab  Impotensi
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam
beberapa kategori berikut :
a. Impotensi Organik.
    Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah
suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki
kemampuan berereksi.
b. Impotensi Fungsional.
    Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor
patologis atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit
(diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian
alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan
merokok yang sangat kronis.
c. Impotensi Psikis.
    Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan,
penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti:
gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan,
rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas,
perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
 Tanda dan Gejala dari Impotensi
    Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa
dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan
hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya
impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan
memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur)
dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui
adanya tanda dan gejala impotensi.

5. Epididimitis

Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni


saluran di dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan
untuk mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani
mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan
kesuburan.

6. Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria
yang cukup sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang
salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar
bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan
kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.

7. Gangguan prostat

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus


saluran kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang
berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis),
pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.

8. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon


testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan
penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ
reproduksi, serta infertilitas.

9. Masalah pada penis


Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa
penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi
ereksi, kelainan bentuk penis, misalnya hipospadia atau penis bengkok
(penyakit Peyronie), dan kanker penis.

10. Uretritis

Uretritis merupakan peradangan pada uretra, yang ditandai dengan rasa


nyeri saat buang air kecil dan juga gatal-gatal pada penis. Uretra adalah tabung
yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh.
Uritritis disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat disembuhkan dengan
anti biotik. Bakteri E. Coli pada tinja dan Gonocoocus (penyebab gonore)
merupakan jenis bakteri yang dapat menimbulkan uretritis

11. Sifilis

Sifilis disebut juga raja singa, merupakan penyakit menular yang


disebabkan oleh bakteri Treponeaa pallidum.
Bakteri ini akan menyerang pada organ kelamin bagian luar, sehingga
menimbulkan luka pada kemaluan. Gejala lain yang muncul adalah adanya
bintik atau bercak pada seluruh tubuh.
Hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik secara bergantian pada
pengguna narkoba serta tato tubuh dapat menyebabkan seseorang terkena
sifilis.

12. Gonorhoe
Gonorhoe atau kencing nanah adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae atau Gonococcus. Bakteri ini biasanya
ditemukan di cairan penis dan vagina dari orang yang terinfeksi.
Bakteri Gonococcus dapat bisa menyerang serviks (leher rahim), dubur,
uretra, tenggorokan, dan mata.
Gejala yang muncul dari penyakit ini adalah rasa perih saat buang air
kecil dan keluarnya nanah kuning dari alat kemaluan.

13. HIV dan AIDS

Banyak orang yang merasa bingung untuk membedakan antara penyakit


AIDS (Human Immunodeficiency Virus) dan penyakit HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
Virus HIV lebih menyerang organ-organ sistem kekebalan tubuh, sehingga
akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit.
Pada fase ini, penderita HIV tidak menunjukkan gejala penyakit yang berat.

14. Kanker Prostat

Kanker prostat merupakan kanker yang menyerang pada kelenjar prostat.


Penyakit ini menyebabkan sel-sel tumbuh secara tidak terkendali di kelenjar
prostat.
Gejala kanker prostat akan terlihat pada saat prostat mulai membengkak
dan membesar, sehingga mempengaruhi uretra

15. Herpes Genital


Herpes genital merupakan infeksi pada alat kelamin pria maupun wanita.
Penyakit ini menular dan pada umumnya dapat ditularkan melalui hubungan
seksual.
Gejala dari penyakit ini adalah munculnya luka melepuh berwarna
kemerahan dan terasa gatal di daerah kelamin. Luka ini apabila digaruk akan
pecah dan menjadi luka terbuka.

Penyebab dari herpes genital adalah virus Herpes simpleks atau HSV.
Virus ini akan masuk ke tubuh melalui membran mukosa tubuh, misalnya
kelamin, mulut, dan kulit.

B. GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI WANITA

1. Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh


lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
    Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina) (Riono, 1999).
    Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah
tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan
bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada
penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara
terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi
tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik
(Sarwono, 1996).
 Penyebab Kanker serviks
    Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma
(HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
 Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
a. Pendarahan setelah senggama/berhubungan
b. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi
rutin.
c. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan
berbau.
d. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air
kecil.
e. Nyeri ketika berhubungan seksual.

2. Vaginitis

Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai


bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
    Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung
pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
a. Penyebab dari Vaginitis
a. Jamur
    Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang
menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan
dengan bau yang khas.
b. Bakteri
    Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan
keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri
cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma
amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat
kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral
atau iud dan lain sebagainya.
c. Virus
    Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari
penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa
memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes
menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh
di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya
panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak
kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu
hamil.
d. Parasit
    Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit
trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks /
hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau
kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal
dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat
tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian
dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain
sebagainya.
b. Tanda dan Gejala
a. Pruritus vulva
b. Nyeri vagina yang hebat
c. Disuria eksterna dan interna
d. Rash pada vulva
e. Eritematosa
f. Sekret khas seperti keju lembut.
g. Secret banyak dan bau busuk
h. Edema vulva
i. Vagina berbau busuk dan amis
j. Perdarahan pervaginam
k. Dispareunia

3. Bartolinitis

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya,
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa
berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin
yang memerah.
c. Penyebab Bartolinitas
a. Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
b. Jamur : kandida albikan.
c. Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
d. Bakteri : neiseria gonore.
d. Tanda/Gejala Bartolitis
a. Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan
nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
b. Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia
berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
c. Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan
keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami,
rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat
kelamin.
d. Terdapat abses pada daerah kelamin
e. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah.
4. Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang
dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein.
Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin
dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul  (Winkjosastro, et. all, 1999).
    Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
    Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de
graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
e. Panyebab Kista Ovarium
Gaya hidup tidak sehat..   
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
e. Sering stress
Faktor genetik
    Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat
kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.   
f. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain
a. menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. nyeri saat bersenggama.
d. perdarahan.
g. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi
atau sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
h. Pada stadium lanjut :
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam
rongga perut (usus dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

5. Sindrom ovarium polikistik

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah salah satu penyakit pada


sistem reproduksi wanita yang cukup sering menyebabkan masalah kesuburan.
Penyakit ini sering ditemukan pada wanita usia subur.
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada ovarium atau kelenjar
adrenal, sehingga hormon androgen (hormon seks laki-laki) berjumlah lebih
banyak dari kadar normalnya di dalam tubuh wanita. Penyakit ini rentan
terjadi pada wanita yang memiliki kelainan hormon dan diabetes.
Wanita yang memiliki PCOS dapat mengalami beberapa tanda dan gejala,
seperti:
 Haid tidak teratur.
 Banyak rambut atau bulu yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
 Nyeri panggul.
 Kulit berminyak dan mudah berjerawat.
 Kebotakan.

6. Infeksi menular seksual (IMS)


Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang mungkin muncul lainnya
adalah infeksi menular seksual. Wanita yang berhubungan seksual tanpa
kondom dengan penderita IMS akan tertular penyakit tersebut. Ketika diderita
oleh perempuan hamil, maka IMS bisa menyebabkan dampak serius kepada
janin.

7. Miom

Penyakit pada sistem reproduksi wanita lainnya adalah fibroid rahim atau
miom. Miom merupakan pertumbuhan tumor jinak pada dinding otot rahim
yang menyerang perempuan pada usia subur.
Meski penyebab pasti miom rahim masih belum diketahui, namun terdapat
dua faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita untuk terkena penyakit ini,
yaitu gangguan hormonal (perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron)
dan faktor genetik atau keturunan.

8. Kanker pada sistem reproduksi wanita

Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita disebut juga kanker


ginekologis. Beberapa jenis kanker yang termasuk dalam kelompok kanker
ginekologi adalah kanker rahim, kanker serviks, kanker ovarium, kanker
vagina, dan kanker vulva.

9. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga cukup sering
didengar adalah endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika lapisan jaringan di
rahim tumbuh di organ atau bagian tubuh lain, misalnya di ovarium, saluran
cerna, atau kandung kemih.
Penyakit ini banyak menyerang wanita di usia 30 hingga 40an. Gejalanya
bisa berupa nyeri pada panggul atau perut, menstruasi yang sangat
menyakitkan, perdarahan di luar masa menstruasi, hingga nyeri saat BAB atau
saat berhubungan intim.

10. Radang panggul

Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang menimbulkan


peradangan pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini biasanya terjadi akibat
masuknya bakteri dari vagina ke panggul, lalu menimbulkan peradangan di
daerah tersebut.
Penyakit radang panggul ini juga bisa disebabkan oleh infeksi menular
seksual, seperti gonore. Gejala radang panggul biasanya berupa nyeri panggul
dan perut, nyeri saat berkemih atau berhubungan seksual, demam, dan
munculnya cairan atau darah dari vagina.
.
11. Rahim turun (prolaps uteri)

Ini adalah kondisi di mana posisi rahim turun hingga ke vagina atau keluar
dari bagian tersebut. Rahim turun lebih banyak terjadi pada wanita yang sudah
menopause, usia tua, pernah melahirkan secara normal lebih dari dua kali, dan
wanita yang memiliki kelemahan otot panggul.
Gejala penyakit ini bisa berupa munculnya rasa tidak nyaman di perut atau
panggul, tampak adanya benda atau benjolan yang keluar dari vagina, nyeri
saat berhubungan seks, dan susah menahan pipis (inkontinensia urine).

12. Interstitial cystitis


Penyakit lain yang bisa menyerang organ reproduksi wanita
adalah interstitial cystitis. Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau
daerah sekitar panggul mengalami nyeri kronis, sehingga mengakibatkan
ketidaknyamanan terus-menerus.
Wanita yang menderita penyakit ini akan sering merasa ingin buang air
kecil, ada ketidaknyamanan atau nyeri di perut atau panggul, nyeri perut
(terutama saat ditekan), dan nyeri saat berkemih.

13. PCOS

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi


kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan
hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau
bahkan tidak menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.

14. Kanker pada organ reproduksi wanita

Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker


ginekologi. Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker
mulut rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina.

15. Condiloma Accuminata

Condiluma accuminata merupakan penyakit pada sistem reproduksi


wanita yang dapat disebabkan oleh adanya virus yang disebut dengan human
papiloma.
Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang
mengalami penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini
dikarenakan obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada
organ lainnya seperti rahim wanita.

16. Kanker Ovarium

Penyakit pada sistem reproduksi yang berikutnya adalah kanker ovarium.


Kanker ovarium biasanya berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor
jinak dan kecil yang ada di dalam rahim.
Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista
lutein, dan kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun
akan berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker
ovarium.
Tumor ganas atau ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran yang besar
akan dapat menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker
ovarium disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga,
dan lainnya. Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur karena itu merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium

17. Kanker Payudara

Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang terakhir adalah kanker


payudara. Penyakit ini sangat rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak
yang ada pada payudara akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

    Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara
internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang
mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat
reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat
reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
     Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi
dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
     Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan
penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.

B. Saran

 Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih


dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini
sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i
dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep
materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini
mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Daftar pustaka

https://jurnal.stmiksznw.ac.id/index.php/teknimedia/articel/view/16

https://makalahsekolah96.blogspot.com/2018/11/bab-i-pendahuluan-a_26.html

https://www.alodokter.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-yang-umum-mendera-
perempuan

https://www.alodokter.com/ketahui-penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-dan-wanita

https://m.merdeka.com/jatim/10-penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-dan-wanita-jangan-
disepelekan-kln.html?page=2

https://www.amongguru.com/gangguan-dan-penyakit-sistem-reproduksi-manusia-serta-
penjelasannya/

Anda mungkin juga menyukai