PENDAHULUAN
dibutuhkan oleh semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan tidur yang
cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi tidur, tubuh
berada dalam kondisi yang optimal (Sarfriyanda dkk, 2013). Kebutuhan tidur
yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas tidur),
tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek
kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan
untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman
dan kepulasan tidur. Kualitas tidur dikatakan baik jika tidak menunjukkan
rata-rata pada PSQI adalah 6,87 ± 2,25; mayoritas siswa (70%) memiliki skor
PSQI global lebih besar dari 5, menunjukkan bahwa mereka adalah orang
1
2
yang kurang tidur. Hanya 28% yang melaporkan mendapatkan lebih dari 7
jam tidur. Hasil penelitian Sarfriyanda dkk (2015) di Program Studi Ilmu
PSIK UR memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak 162 (82,2%),
mimpi buruk.
motivasi (Mubarak dkk, 2015). Orang yang mengalami kualitas tidur buruk
mual dan pusing, Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak
badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan
mental serius seperti cepat marah, kehilangan memori, timbul halusinasi, ilusi,
ranjang saat tidur, tidur dengan ruangan yang mempunyai ventilasi baik, tidur
dengan posisi yang benar yaitu menyamping kanan, menjaga aktivitas fisik di
siang hari, menjaga jadwal tidur tetap teratur, apabila tidak dapat tidur setelah
menghindari jam yang berdetak keras atau menyala di dekat tempat tidur, dan