TUGAS KELOMPOK 2 :
1. ISNA YULIASTINI
2. SULISTIYANA
3. SILVIA ANITA LESTARI
4. DEA ANGRAINI
5. ERIYAN PRATAMA LUTFI
6. AHMAD HARIADI
7. IMAM DWIYATNO
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Posisi Fowler Dan Semi Fowler” dalam mata kuliah
Keperawatan Dasar yang dibimbing oleh Ibu Dewi Purnamawati,M.Kes. Shalawat
serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan alam nabi tercinta Nabi
Muhammad SAW. yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini
agar menjadi makalah yang lebih baik lagi.
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian…………………………………………………………….10
2.2 tujuan…………………………………………………………………12
2.3 indikasi……………………………………………………………….12
3.1 kesimpulan…………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...15
LAMPIRAN…………………………………………………………………….16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Tidur sebagai salah satu bagian dari kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua manusia untuk dapat
berfungsi secara optimal baik sehat maupun yang sakit (Munardi, 2003).
5
dan kecemasan. Gangguan kebutuhan dasar pada klien gangguan
pernafasan akan menimbulkan masalah keperawatan, salah satu
diantaranya adalah gangguan kebutuhan istrahat atau gangguan pola tidur
berhubungan dengan nocturia (banyak kencing) atau perubahan posisi
tidur yang menyebabkan sesak nafas (Smletzer & Bare, 2002).
6
Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden yang mengalami
sesak napas dalam kategori usai pertengahan menurut WHO yaitu pada
kelompok fowler ratarata usia 57 tahun dan kelompok semifowler 58
tahun, rata-rata jenis kelamin pada kelompok fowler lebih banyak dialami
perempuan sebesar 62,5% dan kelompok semifowler lebih banyak dialami
oleh laki-laki sebesar 68,8%, dengan rata-rata pendidikan tidak sekolah
sebesar 50% pada kelompok fowler dan 56,2% kelompok semifowler.
(Nila Kusumawati, 2017)
7
Dwi Sulistyowati (2015) mengungkapkan bahwa posisi tidur semi fowler
dengan sudut 45˚ menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik bagi pasien
dengan gangguan jantung [13]. Semi-duduk atau semifowler membantu
mengurangi aliran balik vena pada pasien dengan gagal jantung yang akan
mengurangi peningkatan dan distensi vena jugularis pada leher penderita
[14,15]. Ozen K. Basoglu, MD, dkk (2015) merekomendasikan untuk
menggunakan posisi semi-fowler dengan sudut 45˚ dalam memanajemen
pasien gagal jantung dengan gangguan tidur dan apnea. (Yunus Elondan
Ferdiansyah Marbun, 2017)
Pada gejala sesak napas TB paru dengan gejala sesak napas dapat
ditangani serta diturunkan oleh beberapa intervensi diantara lain yaitu
obat-obatan atau farmakologi yang sesuai indikasi, terapi aktifitas dan
latihan relaksasi (posisi semi fowler dan posisi orthopnea), tingkatkan tirah
baring atau batasi aktivitas, oksigen (O2) tambahan yang sesuai. Latihan
relaksasi bisa dilakukan dengan posisi semi fowler atau posisi orthopnea.
Intervensi terapi non farmakologis terhadap penurunan sesak napas pasien
TB paru yang menggunakan posisi semi fowler dan orthopnea dirasa
efektif dan banyak digunakan saat ini (Doenges, 2009). (Roihatul
Zahroh,dkk 2017)
8
Pasien tidak selalu memperhatikan tentang adanya posisi pengaturan
posisi yang dapat menurunkan kerja frekuensi napasnya. Sehingga mereka
tidak menyadari seberapa penting akan posisi yang tepat akan berpengaruh
terhadap proses penyembuhan penyakit (pery dan Potter, 2006).
Sehubungan dengan uraian tersebut peran perawat sangat dibutuhkan
untuk memberikan asuhan keperawatan dalam bentuk pengaturan posisi
tidur. Pengaturan posisi tidur yang tepat pada pasien TB paru dengan
gejala sesak napas sangat penting, maka dengan demikian peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang efektifitas posisi semi fowler dan
posisi orthopnea terhadap penurunan sesak napas pasien TB paru di Ruang
Perawatan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat Lamongan. (Roihatul
Zahroh,dkk, 2017)
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Fowler?
2. Apakah pengertian dari semi Fawler?
3. Apakah tujuan dari posisi fowler dan semi fowler?
4. Apakah tujuan dari posisi fowler dan semi fowler?
5. Apa sajakah alat dan bahan yang dibutuhkan dalam posisi fowler dan
semi fowler?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Fowler
2. Mengetahui pengertian dari semi Fawler
3. Mengetahui tujuan dari posisi fowler dan semi fowler
4. Mengetahui tujuan dari posisi fowler dan semi fowler
5. Mengetahui apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam posisi
fowler dan semi fowler
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertin:
1. Pengertian Fowler
10
2. Pengertian Semi fowler
Posisi tidur semi fowler dengan sudut 45˚ merupakan salah satu
tindakan positioning yang dipercaya dapat menekan sesak nafas, sehingga
pasien dapat tidur lebih nyaman dan tidak terbangun pada malam hari.
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat.Posisi
semi fowler merupakan suatu posisi dimana bagian kepala tempat tidur
dinaikkan 15 – 45°, bagian ujung dan tungkai kaki sedikit diangkat, lutut
diangkat dan ditopang, dengan demikian membuat cairan dalam rongga
abdomen berkumpul di area pelvis. Tujuan pemberian posisi semi fowler
adalah sebagai berikut : 1)Mengurangi tegangan intra abdomen dan otot
abdomen, 2) Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan
kardiovaskular, 3) Memperlancar gerakan pernafasan pada pasien yang
bedrest total, 4) Pada ibu post partum akan memperbaiki drainase uterus,
5) Memberikan rasa nyaman bagi pasien dalam beristirahat. (Kozier, B.
2009).
11
Pemberian posisi semi fowler sangat efektif dan penting dalam
memberikan terapi dalam menurunkan frekuensi sesak nafas pasien TB
paru. Hasil penelitian sebagian besar responden mengalami penurunan
sesak, hal ini dikarenakan responden mudah memahami dan merasa lebih
nyaman dengan pemberian posisi semi fowler sehingga responden mau
melaksanakan sesuai dengan prosedur tindakan yang telah dijelaskan
peneliti. Sebagian kecil responden yang diberikan perlakuan posisi semi
fowler tidak mengalami penurunan sesak atau tetap dikarenakan responden
tidak kooperatif sehingga posisi sering berubah-ubah. Selain itu umur
responden tersebut > 65 tahun sebagaimana dilihat dari segi kondisi
anatomi organ pernafasan responden tersebut dapat mempengaruhi
penurunan sesak nafas.
12
Posisi fowler dapat di gunakan untuk mengurangi tekanan darah
kerena mengurangi aliran darah balik kejantung yang dipengaruhi oleh
gaya gravitasi karena semakin banyak darah yang masuk kejantung
semakin jantung berkontraksi yang menyebabkan tekanan darah (Tilkian
dan Conover, 2011).
2.2 Tujuan :
1. Tujun Fowler
a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya
ekspansi dada dan ventilasi paru
d. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang
menetap
2.3 Indikasi :
1. Indikasi Fowler
a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
13
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Terdapat perubahan kualitas tidur pasien setelah diberikan posisi semi fowler 45˚.
Terdapat perbedaan antara kualitas tidur kedua kelompok yang telah diberikan
posisi semifowler 45˚ sehingga posisi semi fowler 45˚ dapat dipertimbangkan
untuk menjadi intervensi mandiri keperawatan dalam menangani masalah tidur
pada pasien gagal jantung.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Sukainah Shahab, Suhaimi Fauzan, Ichsan Budiharto.(2016). Pengaruh Posisi
Tidur Semi Fowler 45˚ Terhadap Kualitas Tidur PasienGagal Jantung Di
Ruang ICCU RSUD dr. Soedarso Pontianak.
LAMPIRAN
Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..
17
Definisi:
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan setinggi 75-90º tanpa fleksi lutut.
Tujuan :
1. Untuk mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Untuk meningkatkan rasa nyaman
3. Untuk meningkatkan dorongan pada diafragma
sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi
paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh
akibat posisi yang menetap
Indikasi :
1. Pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Kontra Indikasi :
1. Pada pasien refraktur
PELAKSANAAN
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien
atau keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang
18
jelas, sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya
untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati,
sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan
yang akan dilakukan )
19
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut
sampai tumit
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area
popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi
8. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
bantalan kaki
9. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan
dan tangan jika klien memiliki kelemahan pada
kedua tangan tersebut
10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan
nyaman) dan keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcemenr sesuai dengan
kemampuan pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat sluruh hasil tindakan dalam tindakan keperawatan
20
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM
Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..
21
1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan
makan
Indikasi :
1. Pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Kontra Indikasi :
1. Pada pasien refraktur
PELAKSANAAN
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien atau keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang
jelas, sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan
bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati,
sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan
22
tindakan yang akan dilakukan )
23
9. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan
tangan jika klien memiliki kelemahan pada kedua
tangan tersebut
10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman)
dan keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcemenr sesuai dengan kemampuan
pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat sluruh hasil tindakan dalam tindakan keperawatan
==========================================================
========
Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..
24
menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada,
seperti meja.
Tujuan :
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan
bernafas yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau
posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang
Indikasi :
1. Pasien dengan sesak berat
2. Pasien yang tidak bisa tidur terlentang
Kontra Indikasi :
1. Pada pasien refraktur
PELAKSANAAN
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau
keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya
untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan,
dan perhatian serta respek selama berkomunikasi
dan melakukan tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan
25
yang akan dilakukan )
26
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcemenr sesuai dengan kemampuan
pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat sluruh hasil tindakan dalam tindakan keperawatan
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna
Penguji Praktek
(………………………………)
27