Anda di halaman 1dari 11

BIOTERMAL

OLEH :

1. ASMITA SUARNI
2. LENI INGES SAPUTRI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN D III KEPERAWATAN 2019

2019
Laporan Praktikum

Biotermal

A. Tujuan Praktikum
Dalam pelaksanaan praktikum ini, diharapkan untuk mencapai sebuah
tujuan diantaranya:
1. Menentukan kapasitas kalor kalori meter
2. Menetukan kalor jenis suatu zat
3. Memahami aplikasi azas black dalam menentukan kapasitas kalor
kalorimeter dan kalor jenis suatu zat.
B. Landasan Teori
Fisika dibangun berdasarkan pengalaman empiris, dimana konsep-
konsep diformulasikan berdasarkan fakta dan data hasil pengamatan
terhadap gejala, baik gejala, baik gejala alamiah maupun yang dikondisikan
(Bambang, 2002). Sesuai pendapat Huges (1986) meskipun sebagian dari
konsep fisika dibentuknya melalui analisi matematis, namun pada akhirnya
teori yang dibentuk harus diuji melalui eksperimen. Salah satu eksperimen
fisika tersebut adalah biothermal yaitu kalor.
Kalor adalah salah satu bentuk energy yang dapat berpindah dari
benda bersuhu lebih tinggi ke benda lebih rendah. Menjamin Thompson
(count rumoford) (1753-1814), Robert Mayer (1814-1878), james Prescott
joule 1818-1889) membuktikan bahwa kalor merupakan suatu bentuk energi,
Karena merupakan suatu bentuk energy. Satuan untuk kalor sama dengan
satuan energi,. Jadi, kalor merupakan energi yang di transfer dari suatu
benda ke benda yang lainnya karena adanya perbedaan temperature (Hesti,
2018).
Kalor memiliki kapasitas setiap perubahan. Kapasitas kalor
diasumsikan konstan pada kisaran suhu yang dipertimbangkan. Setelah
bahan (logam) pada temperatur T1 (100°C) yang dimasukkan ke dalam air
dingin pada temperatur T1, campuran dalam kalorimeter memiliki temperatur
Tm yang dihasilkan dari keseimbangan energi. Suhu sebelum dan sesudah
pemindahan panas tidak konstan karena pertukaran panas dengan
lingkungan (Resky, dkk, 2014).
Kapasitas kalor dan kapasitas panas spesifik dari bahan yang berbeda
diperoleh dari keseimbangan energi seperti kalor jenis dengan kapasitas
kalor, dimana setiap kenaikan suhu benda dapat digunakan untuk
menentukan banyaknya kalor yang diserap oleh benda. Dan kalor laten yaitu
kalor yang digunakna oleh zat untuk mengubah wujudnya.
Hukum kekekalan energi kalor, menurut Joseph Black memandang
bahwa mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan sebuah benda
pada keadaan kontak termal dengan benda kain yang kalor jenisnya sudah
diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1 dan
memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu awalnya
T2 ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu sistem
tertutup yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan suhu
campuran Tf keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup. Tidak
ada kalor yang masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem [6].
Banyaknya kalor yang diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama
dengan banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas m2 diperoleh
persamaan.
Pengukuran perubahan kalor tersebut dapat diukur dengan kalorimeter
yaitu sebuah wadah yang bersifat osilator, sehingga perubahan kalor selama
reaksi tidak hilang. Alat praktikum kalorimeter bom yang dibuat pada
penelitian sebelumnya memililiki nilai ketepatan 91,4%. Alat ini selanjutnya
dikembangkan dengan maksud untuk menguji coba alat dan buku manual
pada kalangan mahasiswa. Menurut Tipler (1991), kalorimeter merupakan
sebuah alat yang dirancang dapat mengisolasi sistem di dalamnya sehingga
panas yang keluar dari benda sama dengan panas yang masuk ke air dan
wadahnya (Hesti, 2018).
Prinsip kerja kalorimeter bom pada volume konstan, yaitu pada waktu
molekul-molekul bereaksi secarakimia, kalor akan dilepas atau diambil dan
perubahan suhu pada fluida kalorimeter diukur. Karena bejana ditutup rapat,
volumenya tetap dan tak ada kerja tekananvolume yang dilakukan.
Percobaan pada volume tetap, sulit dilakukan karena memerlukan
penggunaan bejana reaksi yang dirancang dengan baik sehingga dapat tahan
terhadap perubahan tekanan yang besar yang terjadi pada banyak reaksi
kimia (Oxtoby, 2001).
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu benda tiap satuan
massa (m) diesebut kalor jenis

menerapkan azas black untuk menentukan suhu setimbang jika air


panas dimasukkan ke dalam bejana yang terbuat dari logam. yakni tentang
menerapkan azas black untuk menentukan besarnya massa air panas yang
harus ditambahkan pada air dingin untuk mencapai suhu kesetimbangan.
Yakni tentang menjelaskan bahwa perpindahan kalor secara konveksi hanya
terjadi pada zat cair dan gas.

kita bisa memanaskan air yang telah diukur suhu sebelum pemanasan.
Setelah mendidih, suhu air diukur kembali. Dengan demikian, diperoleh
perubahan suhu dengan mengurangkan suhu setelah pemanasan dengan
suhu sebelum pemanasan. Kemudian, untuk mengetahui kapasitas panas
digunakan persamaan :

𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇 (1) Dengan c merupakan kalor jenis air dan m adalah massa air.
Akan tetapi, kapasitas panas yang dihasilkan melalui cara ini bukan kapasitas
panas penuh yang dimiliki briket. Hal ini disebabkan banyaknya kalor yang
hilang ketika proses pemanasan. Kalor yang dihasilkan briket akan diserap
oleh lingkungan dan oleh tungku pemanas. Oleh karena itu, cara ini kurang
efektif jika digunakan untuk mengetahui kapasitas panas.

Suhu yang lebih tinggi dicapai untuk nilai putaran mesin yang lebih
besar. Hal ini disebabkan karena semakin besar putaran mesin, jumlah
reaktan yang bereaksi semakin banyak, sehingga panas reaksi yang
dihasilkan pun semakin banyak pula

C. Alat Dan Bahan


1.Satu set Kalorimeter
2.Kaki tiga
3.Pemanas Bunsen
4.Balok kayu
5.Besi
6.Air dingin dan air panas
7.Timbangan
8.Gelas ukur
9.Termometer

Gamba alat dan bahan


D. Langkah-Langkah Percobaan
1. Menentukan kapasitas kalor kalori meter
 Panaskan 100 ml air sampai suhunya ± 80°𝐶 catat sebagai 𝑇2
 Isikan 100ml air dingin ke dalam kalorimeter, kemudian masukkan
thermometer ke dalam kalorimeter. Catat suhu air dingin sebagai 𝑇1
 Masukkan air panas ke dalam kalorimeter kemudian aduk secara
perlahan dan perhatikan thermometer. Catat suhu maksimal yang dapat
di capai thermometer sebagai 𝑇3.
 Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 sebanyak 3 kali.
2. Menentukan kalor jenis benda
 Panaskan benda sampai suhunya ± 80°𝐶 catat sebagai 𝑇4. .
 Isikan 100ml air dingin ke dalam kalorimeter, kemudian masukkan
thermometer ke dalam kalorimeter. Catat suhu air dingin sebagai 𝑇1. .
 Masukkan air panas ke dalam kalorimeter kemudian aduk secara
perlahan dan perhatikan thermometer. Catat suhu maksimal yang dapat
dicapai thermometer sebagai 𝑇5 .
 Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 sebanyak 3 kali.

E. Tabel Data Pengamatan


1. Tabel Data Pengamatan
a. Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
No Vad (ml)/ Vap (ml)/
𝑚𝑎𝑑 (gr) 𝑚𝑎𝑃 (gr) 𝑇1 (°𝐶) 𝑇2 (°𝐶) 𝑇3 (°𝐶) 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶)

1 50 50
2 50 59
3 50 60
2. Menentukan kalor jenis benda
𝑚𝑏 = 21,3 gr
No Vad (ml)
/𝑚𝑎𝑑 (gr) 𝑇1 (°𝐶) 𝑇4 (°𝐶) 𝑇5 (°𝐶) 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶)

1 50
2 60
3 40

F. Analisa Data Dan Pengamatan

𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝 × 𝑐𝑎𝑖𝑟 ×((𝑇2− 𝑇3 )-𝑚𝑎𝑑 × 𝑐𝑎𝑖𝑟 × (𝑇3− 𝑇1 )

𝑚𝑏 × (𝑇3− 𝑇1 )

Sedangkan untuk mencari kalor jenis benda digunakan persamaan

𝑐𝑏 =𝑚𝑎𝑑 × 𝑐𝑎𝑖𝑟 × (𝑇5− 𝑇1 ) + 𝐶𝑘𝑎𝑙 × (𝑇5 − 𝑇1 )

𝑚𝑏 × (𝑇4− 𝑇5 )

Keterangan:
map = massa air panas
mad = massa air dingin
mb = massa benda
cair = kalor jenis air
cb = kalor jenis benda
Ckal = kapasitas kalorimeter
T2 = suhu air panas
T3 = suhu air campuran air panas dan air dingin
T1 = suhu air dingin
T4 = suhu benda yang akan dicari nilai kalor jenisnya
T5 = suhu akhir campuiran air dengan benda

1. Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter

NO Vad (ml)/ Vap (ml)/


𝑚𝑎𝑑 (gr) 𝑚𝑎𝑑 (gr) 𝑇1 (°𝐶) 𝑇2 (°𝐶) 𝑇3 (°𝐶) 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶)

1. 50 50 30,1 81 52,9 13,5


2. 50 59 33 78,9 54,8 15,2
3. 50 60 33,2 73,7 53,2 11,5
𝐶𝑘𝑎𝑙 13,4

Pada saat percobaan saya mengukur masa air dingin sebanyak 50 lalu di
ukur suhunya menggunakan thermometer dan menghasilkan suhu 30.1°𝐶
atau di sebut (𝑇1 ).
Selanjutnya begitupula dengan masa air panansnya yaitu 50 dan suhunya
81°𝐶 (𝑇2 ).
Selanjutnya air dingin dan panas yang sudah di ukur suhunya selanjutnya di
campur sambil di aduk.
setelaih itu ukur kembali suhu air yang sudah di campurkan tadi dengan
thermometer dan menghasilkan 52,9°𝐶(𝑇3 ).
Setelah itu masukan rumus seperti yang di cantukan di atas.

Pada percobaan nomer satu menghasilkan kalor jrnis benda 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶) =13.5

Pada percobaan nomer dua menghasilkan kalor jrnis benda 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶)=15,2

Pada percobaan nomer tiga menghasilkan kalor jrnis benda 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶)=11,5

Selanjutnya hitunglah jumblah kalor jenis bendanya yaitu 13,5+15,2+11,5:3=13.4

Jadi nilai 𝐶𝑘𝑎𝑙 nya adalah 13.4

2. Menentukan Kalor Jenis Benda


𝑚𝑏 = 21,3 gr

NO
Vad (ml)/ 𝑇1 (°𝐶) 𝑇4 (°𝐶) 𝑇5 (°𝐶) 𝑐𝑏 (kal/gr°𝐶)
𝑚𝑎𝑑 (gr)
1. 50 34,8 68,8 38,8 0,39
2. 60 32 59 35,5 0,51
3. 40 33,9 52,6 38,1 0,72
0,54

Pada percobaan kedu ini yang bertama kita mengukur massa bendanya
yaitu 𝑚𝑏 = 21,3 gr.

Selanjutnya ukur masa air dinginnya yaitu 50 °𝐶 (𝑇1)

Panaskan benda tersebut lalu ukur sebagai nilai kalor jenisnya yaitu

68,8°𝐶 (𝑇4 )

campurkan dengan air dingin dengan benda dan ukur suhu benda yang
berada pada air dingin tersebut yaitu 38,8 °𝐶( 𝑇5 )

selanjutnya masukan rumus seperti yang pertama sehingga kalor jenis


bendanya (cb) = 0, 54

Nilai kalor jenis bergantung pada karakteristik bahan yang membentuk


benda. Sehingga kita dapat menuliskan banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu suatu benda (ΔT) yang memiliki kalor jenis (c) adalah
Q = m x c x ΔT.
Pada saat dua buah sistem yang memiliki temperatur berbeda
dihubungkan, maka akan terjadi perpindahan kalor dari sistem yang memiliki
temperatur yang lebih tinggi menuju sistem yang memiliki temperatur yang
lebih rendah sampai tercapainya suatu kesetimbangan kalor.
Peristiwa ini dikenal sebagai asas Black. Menurut asas Black “Jumlah
kalor yang dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang diserap”, Qlepas =
Qterima
Berdasarkan persamaan asas Black di atas, kita dapat menentukan nilai
kapasitas kalor kalorimeter Qair.
G. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Hesti, Masturi, dkk. 2018. Unnes Physics Education Journal 7 (1): Pengembangan
Alat Praktikum Kalorimeter Bom pada Pokok Bahasan Kalor. Universitas Negeri
Semarang. Indonesia.

Resky, Said, dkk. 2014 Jurnal Teknosains, Volume 8 Nomor 2, Juli 2014, hlm. 161
– 174: Studi Penentuan Nilai Kalori Pada Buah Durian (Durio Zibethinus). UIN
Alauddin Makasar. Indonesia.

Yasin M. 2017. JRKPF UAD Vol.4 No.2 Oktober 2017 54: Metode Grafik; Solusi
Problematika Azaz Black. Universitas Ahmad Dahlan. Indonesia.

Saprudin,fatma, 2018, jurnal Ilmiah Multi Sciences, Vol. 10 No. 1, Halaman: 36,
Januari 2018. Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif Materi Kalor Berorientasi
Peta Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Atas. Universitas Khairun. halamahera
barat.indonesi.

Nelkon & Parker, 1975, Advanced Level Physic, hal 25, Praktikum Fisika dasar I ,
Semester Genap 2007/2008. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI. Indonesia.

NP Aryani, Masturi,2017, SS Edie / Jurnal MIPA 40 (1) (2017): 20-23:


Pengembangan Briket Bonggol Jagung sebagai Sumber Energi Terbarukan.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Defyta Denny Meriyanto, 2013, Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (2)


(2013): Analisis Panas Pada Knalpot Berbasis Sponge Steel.universitas negri
semarang. Indonesia

Tim Penyusun .2018. Petunjuk Praktikum Fisika Keperawatan. Politeknik Kesehatan


Mataram. indonesia

Anda mungkin juga menyukai