Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“TINGKAT KETERGANTUNGANYA PASIEN ”

KATON ABDUL VARID


N21016015

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019-2020
KATA PENGANTAR
                       
            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul 
“TINGKAT KETERGANTUNGANYA PASIEN” tepat pada waktunya.Dalam penulisan
makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa
saja yang membacanya.
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang menawarkan jasa sebagai
hasil produk yang sangat padat karya, sehingga peran sumber daya manusia sangat
besar. Kekurangan sumber daya manusia baik dalam arti kuantitas maupun
kualitas akan dapat mengganggu mutu produk yang ditawarkan. Sedangkan
pengadaannya tidak bisa seketika, perlu perencanaan dan penyesuaian sebelum
dapat digunakan dengan optimal (Ilyas, 2000).
Tenaga kesehatan khususnya perawat merupakan salah satu unsur penting
dalam pelayanan kesehatan. Karena perawat merupakan tenaga terbesar dalam
jumlahnya dan terlama dalam memberikan pelayanan langsung kepada pasien
sehingga penataan tenaga perawat pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit sangat penting agar mencapai kualitas pelayanan yang optimal
(Hapsara, 2003).
Menurut Gaffar (1999) perawat merupakan figur yang terus menerus
memantau perkembangan pasien secara bio, psiko, sosio, dan spiritual selama
dalam perawatan dimana keberadaannya secara kuantitas dan kualitas sangat
dibutuhkan. Perawat juga diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada
pasien sesuai dengan kebutuhannya, yang berbeda-beda sesuai karakteristsik dan
tingkat ketergantungan pasien terhadap perawat. Dengan perbedaan tingkat
ketergantungan dapat diperkirakan, bahwa waktu yang digunakan untuk
memberikan pelayanan keperawatan tidak hanya tegantung dari jumlah pasien
saja, akan tetapi klasifikasi tingkat ketergantungan pasien juga akan
mempengaruhinya.
Masih menurut Ilyas (2000), gejala penurunan prestasi kerja yang
disebabkan oleh beban kerja yang berlebih . Sedangkan jumlah waktu produktif
yang ditetapkan Ilyas dan Nurjanah adalah 80 %.Fenomena yang dapat dilihat dari
ketergantungan pasien dan karakteristik perawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr.
Moewardi Surakarta.
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan berbagai metode sesuai dengan
alat ukur yang akan digunakan yaitu:untuk data Karakteristik Perawat didapatkan dengan
cara; formulir dibagikan kepada perawat oleh observer setelah diberikan penjelasan cara
pengisian dan tujuan pengisian, kemudian formulir diisi oleh perawat pelaksana yang
sedang jaga, setelah formulir terisi data dengan lengkap dikumpulkan dan dimasukkan ke
dalam tabel distribusi frekuensi kemudian diprosentasikan, dan dilakukan analisis
terhadap masing-masing karakter yang didapat.
Data penggunaan waktu kerja oleh perawat didapatkan dari formulir kegiatan perawat
yang diisi oleh masing-masing perawat pelaksana yang sebelumnya diberikan petunjuk
dan contoh cara pengisian formulir. Formulir diberikan kepada perawat pada saat perawat
mulai waktu jaga/dinas dan dikumpulkan pada saat perawat selesai jaga. Hal yang sama
dilakukan untuk setiap perawat pada masing-masing shift. Setelah data terkumpul dari
tiga shift (pagi, siang dan malam) kemudian dilasifikasi tentang jenis kegiatan yang
dilakukan menjadi beberapa kelompok, untuk penggunaan waktu kerja selama 24 jam
diambil total waktu yang digunakan selama tiga shift kemudian di bagi dengan jumlah
perawat yang jaga. Dalam pengisian data sangat dituntut kejujuran dan kerjasama yang
baik antara perawat dan peneliti.
Untuk data sistem klasifikasi pasien didapatkan dari berbagai informasi yaitu; dengan
mempelajari status pasien yang ada, dengan bertanya langsung kepada pasien dan atau
keluarganya, dan bertanya kepada perawat pelaksana. Pengisian data dengan cara
mencentang/memberikan tanda (√) pada formulir yang tersedia sesuai dengan data atau
tanda

yang ditemukan pada pasien, kemudian dihitung seperti seperti pada definisi oprasional
dan dimasukkan ke dalam salah satu kriteria yang ada. Penilaian/klsifikasi dilakukan satu
kali dalam 24 jam oleh observer, yaitu pada pagi hari bersamaan dengan mulainya waktu
jaga pagi. Pada penelitian ini observasi dilakukan selama satu bulan, oleh peneliti yang
dibantu observer, kriteria pada observer yaitu; perawat dengan pendidikan minimal D3
keperawatan, tidak bekerja di tempat unit yang diteliti, observer sebaiknya dikenal,
dengan tujuan jika terjadi kesulitan dalam proses peneli akan lebih mudah untuk
melakukan komunikasi/diskusi.
Data yang terkumpul dianalisis dengan statistik diskriptif. Dan disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan prosentase dari masing-masing data yang terkumpul. Kemudian
dihitung jam efektif perawat. Untuk data sistem klasifikasi pasien setelah terkumpul
kemudian direkap dan dianalisis menggunakan teori menurut Douglas

Jumlah pasien yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam terbanyak yang adalah pasien
dengan kategori II (intermediet).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian- sejenis sebelumnya Purwanto (2003),yang
menemukan hasil pasien terbanyak pada kategori I .Perbedaan ini terjadi kemungkinan
karena lokasi penelitian yang berbeda, cara klasifikasi dan kriteria/ deskriptor sebagai
dasar klasifikasi pasien yang berbeda.
Kegiatan keperawatan yang dilakukan perawat tidak hanya tergantung dari banyaknya
pasien, akan tetapi lebih tergantung pada kondisi atau tingkat keparahan pasien yang akan
mempengaruhi waktu ketergantungan pasien. Sesuai dengan pendapat Gillies bahwa
beban kerja perawat dapat dipegaruhi
oleh: jumlah pasien yang dirawat, diagnose penyakit, tingkat keparahan penyakit, tingkat
kompleksitas perawatan, kondisi umum pasien, status psikososiologis pasien dan latar
belakang kebudayaan.
Karakteristik perawat jumlah ada 23 orang, sebagian besar perawat yang dinas di IRNA
Penyakit Dalam RSUD dr Moewardi Surakarta adalah wanita (69,57%), dengan umur
terbanyak antara 26-30 tahun (52,17%), dengan latar pendidikan mayoritas AKPER/DIII
Keperawatan (91,30%)dan sebagian kecil SPK, 82,61% perawat dengan lama kerja di
atas dua tahun,untuk status kepegawaian antara yang PNS dengan yang honorer tidak
jauh berbeda.
Hasil penelitian ini berbeda dengan peneliti sebelumnya Siswiyai (2002) yang
menemukan sebagian besar tenaga perawatan adalah Perawat Kesehatan/ Pembantu
Perawat yaitu 42,8%,yang berpendidikan SPK dan AKPER masing-masing 28,6%.
Sedangkan hasil penelitian Nurjanah (1999)menemukan 86,6% tenaga perawat SPK dan
selebihnya 13,4% AKPER, dengan 56,1% termasuk usia muda.
Perbedaan hasil dari masing-masing penelitian kemungkinan bukan hanya karena metode
yang berbeda,akan tetapi kemungkinan faktor waktu, tempat dan karakteristik perawat
yang berbeda akan mempengaruhi hasil penelitian. Dalam hal ini, metode yang
digunakan dapat disesuaikan dengan waktu, tempat serta kepentingan penelitian.
Berdasarkan Munas PPNI (1999), Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh
pemerintah. Perawat profesional (perawat teregistrasi) adalah perawat yang mengikuti
pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi keperawatan, sekurang-
kurangnya D III Keperawatan (Perawat Profesional Pemula).

Umur perawat yang sebagian besar masih produktif yaitu 21-35 tahun.
Dengan latar belakang pendidikan yang mayoritas DIII Keperawatan diharapkan
pelaksanaan proses perawatan dapat dijalankan dengan baik dan waktu
pemyelesaian kerja akan lebih cepat.lama kerja perawat hampir setengah dari
jumlah perawat antara 2-3 tahun. 52,17% yang masih bersetatus honorer dengan
gaji yang relatif lebih rendah dari pegawai yang bersetatus PNS,
Kebutuhan tenaga perawat pada penelitian dengan metode Douglas
menunjukkan tenaga yang ada sudah sesuai dengan beban kerja yang ada, dengan
metode PPNI menunjukkan bahwa tenaga yang ada masih kurang 43 orang,
sedangkan dengan metode standar depkes menunjukkan kelebihan tenaga
sebanyak
1 orang.
Hasil perhitungan ini baru menggambarkan kebutuhan perawat selama
satu bulan pengamatan. Sedangkan untuk memeperoleh jumlah kebutuhan tenaga
yang mewakili berapa jumlah perawat yang sebenarnya membutuhkan penelitian
yang cukup lama (satu tahun) sehingga diperoleh rata-rata kebutuhan perawat
selama satu tahun . kemungkinan hal ini akan mewakili kebutuhan tenaga perawat
yang sesungguhnya.
Kegiatan keperawatan langsung setiap hari rata-rata 45,58%, kegiatan
tidak langsung 35,68%, kegiatan pribadi 14,35% dan kegiatan tidak produktif
yang lain 4,39%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nurjanah (1999)yang
menunjukkan hasil bahwa perawat memerlukan waktu untuk melakukan kegiatan
langsung 49%, kegiatan keperawatan langsung 20%dan kegiatan lain 29%.
Sedangkan penelitian Purwanto (2003)kegiatan keperawatan langsung 14,55%,
kegiatan tak langsung 36,60%, kegiatan pribadi 21,91% dan kegiatan tidak
produktif lain 26,94%.
Perbedaan hasil dari masing-masing penelitian ini berbeda karena
mengunakan metode yang berbeda, lokasi serta kemungkinan model penugasan
perawat dari masing_masing penelitian berbeda.
Menurut Gillis (1994) kegiatan keperawatan langsung tergantung dari
komposisi pasien yang dirawat berdasarkan sistem klasifikasi pasien. Pasien yang
dirawat di IRNA Penyakit Dalam kebanyakan adalah pesien dengan kategori II
(63,77%) dengan tingkat ketergantungan yang relatif tinggi sehingga akan
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk melakukan kegiatan keperawatan
langsung.
Selain itu perawat di IRNA Penyakit Dalam sudah tidak dibebani kegiatan
untuk membersihkan ruangan seperti menyapu dan mengepel ataupun kegiatan
seperti menyiapkan diet untuk pasien yang dapat membutuhkan waktu cukup
lama.
Waktu produktif perawat yang bertugas di IRNA Penyakit Dalam adalah
81,26 %. Waktu produktif perawat tertinggi pada shif jaga pagi dan terendah pada
shif jaga siang. Suatu unit memiliki beban kerja yang tinggi apabila waktu
produktif yang digunakan diatas 80% dari total waktu kerja yang disediakan Ilyas
(2000),artinya unit tersebut benar-benar memerlukan tambahan tenaga yang baru.
Berdasarkan teori tersebut dan dengan melihat waktu produktif yang ada
menunjukkan bahwa perawat IRNA Penyakit Dalam memiliki beban kerja dan
produktifitas yang lebih dari standar yang ditetapkan.
Dalam penggunaan waktu kerja, perawat memiliki waktu non produktif
yang tidak tinggi,sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Ilyas dan Nurjanah
yaitu antara 9-20 %. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil jam efektif perawat
sebesar 5,28 jam/pasien/hari. Jam efektif perawat dapat dipengaruhi oleh
komposisi pasien yang dirawat Saat dilakukan penelitian komposisi pasien yang
paling banyak adalah pasien degan kategori intermediet, hal ini kemungkinan
dapat mempengaruhi jam efektif yang diperoleh, karena tingkat ketergantungan
pasien kepada perawat masih cukup tinggi. Keterlibatan anggota keluarga dalam
memberikan bantuan perawatan pada pasien juga akan dapat berpengaruh pada
jam efektif.
Kesimpulan dan Saran
Pasien yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr.Moewardi
Surakarta kebanyakan masuk dalam kategori II(intermediet). Sebagian besar
tenaga perawat yang ada di IRNA Penyakit Dalam masih berusia produktif
dengan latarbelakang pendidikan AKPER/ DIII Keperawatan, lama kerja perawat
mayoritas di atas dua tahun.
Perhitungan kebutuhan tenaga dengan menggunakan formula PPNI akan
memperoleh hasil yang lebih besar dibanding dengan menggunakan teori menurut
Douglas maupun menurut Standar Depkes.
Jam efektif perawat yang dihasilkan sebesar 5,28 jam/ pasien/ hari,
perawat dalam menggunakan waktu kerjanya lebih banyak untuk melakukan
kegiatan keperawatan langsung dibandingkan dengan kegiatan yang tidak
langsung. Penggunaan waktu produktif perawat mendapatkan hasil diatas
ketetapan yang disyaratkan oleh Ilyas, dan Nurjanah, di atas 80 %.
Masih perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga lebih lanjut pada
semua instalasi rawat inap agar didapatkan dan diketahui kebutuhan tenaga
secara lebih akurat dan riil
Pengembangan staf lewat jalur pendidikan dan pelatihan khususnya di
bidang keperawatan dan perlu dilakukan analisis tentang kualitas kerja perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Y. (2000). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda dan Formula. Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.- Depok.

Hapsara H. R. (2003). Kontribusi Depkes dalam Menetapkan Kebijakan Penempatan


Tenaga Kerja; Makalah Diskusi Panel Nasional Keperawatan “Upaya Peningkatan Mutu
Praktik Keperawatan Memulai Optimalisasi Pendidikan Tinggi” Diselenggarakan
HIMIKA BEM Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta.

Gaffar, La Ode Jumadi.(1999). Pengantar Keperawatan Profesional.Ed. Yasmin


Asih.EGC. Jakarta.

Ilyas, Y. (1999). Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM UI-Depok

Nurjanah,S.(1999).Karakteristik dan Pola Penggunaan Waktu Kerja Perawat pada


Ruang Rawat Inap RSUD Tarakan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.

Purwanto, Agus Joko.(2003). Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Analisis


Pelaksanaan Kegiatan Perawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD Wates Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan

Waluyo, Agung. (1998). Metoda Penetapan Jumlah Tenaga Perawat di Ruang


Keperawatan Profesional. Dalam Lokakarya Model Praktek Keperawatan Profesional .
FIK-UI dan RSUPN-CM- Jakarta.
Latar belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi memegang peranan yang besar
terhadap produk yang ditawarkan, sehingga SDM ini mutlak harus terpenuhi baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Organisasi seperti rumah sakit, SDM yang paling besar
jumlahnya adalah perawat, paling lama berhubungan dengan penerima jasa.Oleh karena
itu perencanaan tenaga perawat terutama dalam menentukan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, suatu organisasi perlu melakukan analisis ketenagaan. Untuk menghitung
kebutuhan tenaga perawat dapat dengan pendekatan menghitung penggunaan waktu
kerja dan dan klasifikasi tingkat ketergantungan pasien.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan perawat
bedasarkan penggunaan waktu kerja dan kasifikasi tingkat ketergantungan pas

Anda mungkin juga menyukai