Anda di halaman 1dari 9

INSOMNIA DI KALANGAN REMAJA

Inge Yulistalia (200810301021)


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember
Email: yulistaliainge@gmail.com

ABSTRAK

Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, di masa ini
manusia memiliki fase yang disebut masa pubertas. Perubahan ini sebagian besar dipengaruhi
oleh aktivitas hormonal. Hormon memainkan peran organisasional, membuat tubuh
berperilaku dengan cara tertentu begitu pubertas dimulai, dan peran aktif, merujuk pada
perubahan hormon selama masa remaja yang memicu perubahan perilaku dan fisik. Pada
masa ini, remaja memiliki berbagai kebiasaan yang tidak sewajarnya dilakukan pada saat
mereka masih anak-anak dan membuat mereka cenderung kesulitan tidur dengan tenang di
malam hari dikenal sebagai insomnia. Survei menunjukkan bahwa remaja sering mengalami
insomnia disebabkan faktor kesibukan dalam bermain gadget, sering merenung sebelum tidur
memicu terjadinya stres, mengonsumsi minuman berkafein dan sebagainya. Gangguan ini
juga berdampak bagi remaja yang mengalami termasuk menghambat daya tahan tubuh untuk
melakukan aktivitas.

Kata kunci : Insomnia, remaja

PENDAHULUAN

Di zaman modern ini, tidak lepas dari perkembangan teknologi yang semakin
canggih. Dengan adanya modernisasi kali ini menyebabkan dampak negatif dan positif bagi
semua manusia terutama di kalangan remaja. Remaja sangat mudah menerima hal baru yang
membuatnya tertarik, mereka cenderung menyukai sesuatu yang instan. Hal inilah yang dapat
membantu mereka menemukan dunianya. Dalam benak mereka berpikir bahwa dunia dapat
dirasakan hanya dengan satu sentuhan. Sentuhan yang mereka maksud adalah teknologi saat
ini. Salah satu teknologi yang mendominasi atau hampir seluruh manusia memilikinya adalah
gadget, merupakan alat komunikasi yang memiliki berbagai fitur dan sebagai alat dapat
membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Adanya gadget ini sangat
menguntungkan bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, dapat menimbulkan kerugian
bagi pengguna, terutama pada kesehatan remaja.

Menurut Uppsala University di Swedia pengguna jejaring sosial yang intens


melalui gadget secara berlebihan dapat menyebabkan remaja merasakan kesenangan sendiri
dalam mengakses jejaring sosial serta kebiasaan membawa gadget ke tempat tidur akan
semakin mengganggu pengaturan dari hormon melatonin sehingga dapat menyebabkan
insomnia bagi penggunanya (Kompas Kesehatan, 2010). Insomnia merupakan gangguan tidur
1
yang menyebabkan penderitanya sulit tidur, atau tidak cukup tidur, meskipun terdapat cukup
waktu untuk melakukannya. Gangguan tersebut menyebabkan kondisi penderita
tidak prima untuk melakukan aktivitas keesokan harinya. Namun, kenyataannya remaja lebih
memilih tidur larut malam dan harus bangun pagi karena kewajiban sebagai pelajar. Padahal,
seharusnya kebutuhan tidur mereka adalah 8-9 jam/ hari. Dikarenakan mereka lebih suka di depan
layar seperti gadget.

Jika remaja sering mengalami insomnia, maka dapat memengaruhi kualitas kesehatannya.
Pada usia remaja ini memiliki energi yang begitu aktif dan aktivitasnya mulai produkti. Apabila
remaja tidak beristirahat dengan cukup, maka menyebabkan resiko menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Hal ini dapat memengaruhi performa dalam bekerja, sekolah, atau kuliah, serta
memengaruhi kemampuan untuk mengingat. Dengan begitu, menimbulkan turunnya tingkat
prestasi remaja dalam dunia pendidikan. Menurut pengalaman pribadi pernah merasakan sebagai
siswa SMA, hampir sebagian besar siswa /i sekolah di SMA Negeri 1 Tumpang menggunakan
gadget di malam hari untuk mengerjakan tugas dan membuka sosial media hingga pukul 3 pagi.
Kebanyakan kami baru tertidur di pagi hari, kapasitas tidur kami hanya berkisar 3 - 4 jam dalam
waktu 24 jam. Sehingga kami sering mengantuk di pagi hari saat jam pelajaran berlangsung.
Berdasarkan survei yang pernah kami rasakan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala,
penyebab, dampak, dan cara mengatasi insomnia pada remaja.

METODE

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentu kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Adapaun jenis penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data-data. Selain pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Terdapat metode survei
berdasarkan pengalaman pribadi dan mengetahui pengalaman dari sudut pandang orang lain.

PEMBAHASAN

Menurut National Sleep Foundation (NSF), insomnia adalah kesulitan tidur atau
kesulitan untuk tidur lelap sepanjang malam (tidur jadi mudah terbangun). Jadi, walaupun
penderita insomnia sudah tidur di tempat dan situasi tidur paling nyaman, tetap saja ia
kesulitan memejamkan matanya untuk tidur nyenyak sepanjang malam. NSF menyebutkan
bahwa penderita insomnia tidak pernah puas dengan kualitas tidurnya. Kalau sudah begitu,
baik pada orang dewasa maupun pada anak, dampak insomnia ini sangat luas.

Dapat diartikan juga, insomnia merupakan jenis gangguan yang dialami seseorang
dimana ketika bangun diikuti oleh gangguan fungsional. Terdapat dua tipe insomnia yaitu
insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer adalah insomnia yang tidak terkait
2
dengan kondisi medis lain. Sedangkan insomnia sekunder adalah insomnia yang disebabkan
oleh gangguan kesehatan lain, misalnya radang sendi, asma, depresi, kanker, atau refluks
asam lambung (GERD). Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-
obatan atau alkohol.

Rata-rata, remaja menghabiskan sebanyak 7 jam untuk tidur. Padahal, penelitian yang
tak terhitung jumlahnya menunjukkan bahwa mereka membutuhkan 9-9 ½ jam tidur malam.
Setidaknya, 8 jam tidur malam dapat mencegah terjadinya gangguan tidur pada anak remaja.
Waktu tidur 8 hingga 10 jam per malam dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan fisik
dan mental serta terganggunya aktivitas di keesokan hari. “Sebagian remaja membutuhkan 10
jam tidur nyenyak, terutama mereka yang sangat sibuk dan aktif secara fisik sepanjang hari,”
kata Cora Breuner, MD, ketua Komite Adolescence untuk American Academy of Pediatrics.

Gejala insomnia

Adapun gejala insomnia, ditandai dengan sulit tidur atau tidur tidak nyenyak. Hal inilah yang
dapat memicu gejala lainnya, seperti :

 Mengantuk pada siang hari

Seperti yang kita tahu, insomnia dialami oleh penderita pada saat tidur malam. Jika pada
malam hari sulit tidur, secara pasti penderita merasa waktu tidurnya kurang cukup. Hal ini
menimbulkan penderita mengantuk di siang hari. Mereka merasa sangat membutuhkan
asupan tidur di siang hari karena semalam kesulitan tidur.

 Mudah lelah saat beraktivitas

Tidur adalah bagian dari kebutuhan manusia. Tubuh kita perlu beristirahat agar sistem
yang bergerak atau berfungsi pada tubuh manusia dapat berjalan dengan lancar.
Kelancaran pergerakan sistem dalam tubuh manusia berpengaruh terhadap aktivitas yang
dijalankan. Upaya menjalankan aktivitas tanpa hambatan dapat dilakukan dengan menjaga
pola tidur sesuai dengan anjuran. Apalagi pada diri anak remaja, sangat penting untuk
menjaga kekebalan tubuh karena aktivitasnya yang begitu berat. Apabila remaja
mengalami insomnia maka keesokan harinya merasa lemas dan lemah dalam berpikir
maupun beraktivitas. Karena energi yang ada pada tubuh tidak sepenuhnya, hal ini dapat
menghambat kelancaran pergerakan sistem kekebalan tubuh.

 Sulit fokus dalam beraktivitas

Sebuah penelitian membuktikan hal tersebut. Sebagaiman dilansir dari Live Science, para
peneliti meminta para peserta diharuskan untuk begadang. Ketika pagi harinya diminta
mengkategorikan gambar, mereka mengalami kesulitan. Dari sana, ditemukan bahwa
terjadi penurunan fungsi sel saraf dan transmisi otak. Akibatnya, menjadi susah fokus dan
berkonsentrasi.

Penyebab insomnia
3
Insomnia dapat dialami oleh siapa saja, namun kebanyakan penderita insomnia berada di usia
remaja. Pada umumnya insomnia disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

 Stres

American Psychological Association (APA) mengatakan stress adalah penyebab


utama insomnia pada anak, khususnya remaja. Banyak hal yang menjadi pencetus
anak merasa tertekan. Menurut Mom Junction, biasanya penyebab anak stres adalah
tekanan di sekolah, tekanan dari teman-teman seumurnya, atau bahkan ketakutan tak
nyata pada sesuatu atau seseorang.

 Depresi

Depresi merupakan gangguan suasan hati (mood) ditandai dengan perasaan sedih yang
mendalam dan rasa tidak peduli. Depresi sendiri lebih berat daripada stress, biasanya
penderita depresi sering dialami oleh remaja. Mereka meresa trauma akan sesuatu yang
pernah dialami seperti putus cinta atau masalah lain yang berhubungan dengan asmara.
Hal ini menyebabkan insomnia, karena merasa tidak tenang dengan keadaan.

 Gaya hidup tidak sehat

Menjaga kesehatan tubuh dianggap hal sepele oleh manusia terutama remaja. Mereka
tidak sadar terkadang apa yang mereka lakukan membahayakan kesehatan tubuh. Seperti
yang sering kita lihat, yaitu merokok, mengonsumsi minuman beralkohol. Hal ini memicu
tumbuhnya bibit-bibit penyakit dalam organ tubuh seperti pada jantung dan paru-paru.

 Pengaruh obat obatan tertentu

Menurut American Association of Retired Person (AARP), setidaknya ada 10 jenis


obat-obatan yang bisa menyebabkan insomnia, baik pada orang dewasa maupun pada
anak. Beberapa pengobatan (seperti obat untuk mengatasi depresi dan kecemasan,
anticonvulsant, dan kortikosteroid), bisa memengaruhi banyak hal dalam kehidupan
anak, mulai dari pola makan hingga pola tidur anak.

 Konsumsi kafein berlebih

Mengutip Mom Junction, minuman dengan kandungan kafein bisa membuat anak


kesulitan tidur nyenyak di malam hari. Hal ini paling sering terjadi jika remaja
mengonsumsi soda, yang ternyata memiliki kandungan kafein sangat tinggi.

 Faktor lingkungan

Baik orang dewasa maupun anak, lingkungan yang tenang dan damai tentu sangat
membantu untuk bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Jika kondisi lingkungan tidak
mendukung, maka menyebabkan kesulitan tidur.

Dampak insomnia pada remaja

4
Remaja membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk bisa beraktivitas seharian tanpa
terganggu oleh rasa kantuk dan tetap bisa fokus. Saat terjadi gangguan tidur pada remaja,
akibat yang bisa dirasakan secara langsung adalah sulitnya untuk bangun tepat waktu. Selain
itu, ada beberapa hal lainnya yang menjadi dampak dari gangguan tidur pada kesehatan fisik
dan mental, yaitu:

 Perubahan suasana hati (mood swing)

Seperti yang diketahui, masa remaja merupakan masa dimana anak mengalami
perubahan suasana hati yang cukup drastis karena perubahan hormonal. Namun, hal
ini juga bisa terjadi ketika anak mengalami kurang tidur. Mengalami gangguan tidur
merupakan salah satu penyebab mood swing pada kebanyakan remaja.
Perubahan mood pada remaja karena gangguan tidur ini terlihat ketika ia menjadi
lebih murung dan kurang fokus saat di kelas. Akibatnya, ia bisa menjadi lebih sensitif
dan mudah marah tak seperti biasanya.

Menurut ahli gangguan tidur, Profesor Throne, kurang tidur benar-benar dapat
memengaruhi kesehatan otak. Penelitian menunjukkan, orang yang insomnia
cenderung akan sangat sensitif sehingga mudah marah dengan hal-hal yang sepele,
dan suasana hatinya kurang positif. Menurut beberapa ilmuwan, kondisi itu terjadi
karena kurang tidur memengaruhi amigdala, bagian otak yang terkait dengan emosi.

 Metabolisme terganggu

Efek kurang tidur akibat terjadinya gangguan tidur pada anak remaja juga bisa
memengaruhi metabolisme. Dalam Nurses’ Health Study, menunjukkan adanya
kemungkinan peningkatan berat badan hingga obesitas pada remaja saat waktu tidur
berkurang. Hal ini karena adanya perubahan hormon lainnya di dalam tubuh dan
mengurangi kemampuan tubuh dalam membakar kalori saat tidur.

 Masalah pada kulit

Tidur itu penting agar sistem di dalam tubuh dapat berfungsi dengan baik, termasuk
kulit. Selain karena puber, jerawat pada remaja bisa muncul ketika anak kurang tidur.
Hal ini terjadi karena kadar hormon yang meningkat sehingga memicu peradangan
dan mengacaukan sistem kekebalan tubuh. Selain jerawat, gangguan tidur juga bisa
memicu masalah kulit lainnya yang berhubungan dengan peradangan seperti eksim
dan psoriasis. Selain itu, ketika tidur tubuh akan memperbaiki sel-sel dan jaringan
kulit. Jadi, jika kurang tidur akibat insomnia dapat merugikan kesehatan kulit karena
produksi kolagen menurun. Akibatnya, penuaan akan lebih cepat terjadi pada kulit.

 Makan berlebih

5
Sejumlah penelitian menemukan kaitan antara insomnia dengan kegemukan.
Ternyata, kurang tidur bisa memicu seseorang merasa lapar. Sebuah studi 2012
menunjukkan kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin yang memberikan sinyal
rasa lapar. Selain itu, orang yang insomnia cenderung memilih makanan yang asin
dan manis saat lapar.

Cara mengatasi insomnia pada remaja

 Tetapkan jadwal tidur


Seperti kita ketahui, kebutuhan tidur remaja hingga dewasa adalah 8 jam setiap harinya.
Dengan menetapkan jadwal tidur dengan baik sesuai dengan waktu bangun, akan membuat
tidur lebih nyaman dan nyenyak serta terhindar dari insomnia. Atur waktu tidur antara pukul
9-10 malam sebab di atas jam tersebut, akan susah tidur dan akhirnya mengalami insomnia.

 Jauhkan gadget dari jangkauan


Gadget adalah salah satu penyebab insomnia remaja. Dengan memegang gadget, maka akan
terpengaruh dengan kegiatan chatting di media sosial, menonton video youtube atau bahkan
bermain game. Kegiatan-kegiatan seperti inilah yang nantinya akan membuat rasa kantuk
menghilang dan insomnia akan menyerang.

 Tidak meminum minuman berkafein


Apapun kegiatan yang dilakukan di malam hari, usahakan untuk tidak mengonsumsi
minuman berkafein di malam hari. Minuman berkafein akan membuat detak jantung berdetak
lebih cepat sehingga tubuh akan tetap terjaga. Selain itu, minuman-minuman tersebut juga
memicu tubuh untuk terus ingin buang air kecil di malam hari sehingga dapat menganggu
siklus tidur. Biasakan untuk minum kafein sekitar 8 jam sebelum tidur.

 Buat kamar senyaman mungkin


Kamar yang nyaman akan mempengaruhi suasana saat tidur. Tentu akan lebih nyaman jika
tidur di tempat yang bersih dan wangi. Sebelum tidur, kita dapat merapikan tempat tidur,
menata barang-barang yang sekiranya belum rapi dan memberikan parfum di sekitar tempat
tidur.

 Minum air putih atau susu hangat


Air putih atau susu hangat kuku yang diminum sebelum tidur dapat membantu melemaskan
otot-otot yang kaku dan tegang sehingga dapat mengatasi insomnia, sebagai cara
menghilangkan kecemasan agar dapat tidur lebih cepat.

 Melakukan meditasi
Selain minuman hangat dapat meningkatkan rileksasi menjelang tidur, meditasi juga dapat
dilakukan. Meditasi dapat dilakukan dengan banyak kegiatan seperti mendengarkan musik
bernuansa lembut. Terapi ini akan membuat jiwa lebih tenang dan sangat membantu
menghilangkan insomnia.

6
 Melakukan kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur juga dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia. Hal ini
bertujuan agar dapat menstimulasi otak bahwa kebiasaan ini dilakukan menjelang tidur.
Misalnya, apabila suka membaca novel, maka bacalah novel atau jika suka menonton film di
laptop maka tonton film sebelum tidur.

 Mengonsumsi makanan bernutrisi


Sebelum tidur, usahakan untuk tidak makan terlalu kenyang. Nutrisi yang dapat membuat
tubuh rileks dan tenang untuk tidur lebih nyenyak adalah buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin B, B6, B12, E, magnesium, kalium dan potasium. Namun, usahakan
untuk mengonsumsi makanan sekitar 2-3 jam sebelum tidur agar selama waktu tersebut
makanan dapat dicerna dahulu.

 Mengatur jadwal belajar


Mengatur jadwal belajar juga salah satu menghindari insomnia. Kebanyakan remaja saat ini
memilih mengerjakan tugas-tugas pada tengah malam sehingga hal ini pula yang
meningakatkan risiko insmonia.

 Membersihkan diri sebelum tidur


Selain kebersihan kamar, kebersihan diri juga perlu diperhatikan. Sebab, tidur dengan badan
yang bersih akan membuat kualitas tidur lebih baik. Biasakan untuk membersihkan wajah,
mencuci kaki dan tangan sebelum tidur agar pikiran lebih tenang.

 Posisi tidur harus senyaman mungkin


Posisi tidur juga harus perhatikan dengan baik. Posisi yang salah membuat bangun di tengah
malam. Usahakan untuk memposisikan anggota tubuh dengan baik seperti leher dan tangan.
Salah memposisikan leher, akan membuat leher pegal. Begitu juga dengan tangan, posisi
tangan yang tidak sengaja ketindihan anggota tubuh lain akan membuat kesemutan.

 Matikan atau redupkan kamar tidur


Cahaya lampu yang silau dan terang membuat susah tidur. Bahkan pancaran cahaya lampu
dapat menimbulkan efek radiasi pada tubuh. Usahakan untuk mematikan lampu atau
mengganti lampu yang redup ketika tidur guna mempercepat proses tidur dan menghindari
insomnia.

 Hindari olahraga di malam hari


Olahraga juga merupakan salah satu cara untuk mencegah insomnia. Dengan olahraga teratur
akan membuat otot dan anggota tubuh lebih sehat dan rileks. Namun, perlu diperhatikan
bahwa olahraga yang baik dilakukan ketika pagi dan siang hari bukan di malam hari.

 Melakukan relaksasi
Selain meditasi, membuat tubuh menjadi rileks dengan cara relaksasi juga dapat
dijadikan cara mengatasi insomnia. Relaksasi bisa dilakukan dengan bernafas melalui hidung

7
dan mengeluarkannya dari mulut secara perlahan-lahan. Relaksasi akan membuat pernafasan
lebih teratur, tekanan darah menjadi stabil dan otot tubuh menjadi rileks.

 Membuat ramuan penghilang insomnia


Ramuan tradisional dipercaya dapat digunakan sebagai cara mengobati susah tidur dan
mengurangi gejala insomnia. Salah satunya minyak lavender yang dapat mengurangi stres
dan meningkatkan rasa nyaman. Ramuan ini bisa dibuat dengan cara merebus bunga lavender
atau langsung membelinya agar jauh lebih praktis.
Selain bunga levender, ramuan juga dapat dibuat yang terdiri dari daun kangkung, jinten
hitam, ketumbar masing-masing berukuran 50 gr. Cuci semua bahan dan tumbuh hingga
halus. Rebus dengan takaran air sebanyak 3 gelas hingga mendidih lalu minum ramuan
tersebut sebelum tidur.

 Melakukan sunnah Rasulullah SAW sebelum tidur


Ini juga dapat menghilangkan insomnia dengan melakukan sunnah-sunnah Nabi SAW seperti
:
1. Berwudhu sebelum tidur
2. Sholat taubat atau hajat minimal 2 rakaat
3. Mengibaskan kasur dan membersihkannya dengan membaca shalawat
4. Membaca doa tidur, al-ikhlas, al-falaq dan an-naas lalu usapkan ke seluruh
bagain tubuh
5. Menghadap kiblat ketika tidur

 Konsultasi dengan dokter


Berkonsultasi dengan dokter adalah pilihan terakhir jika cara-cara diatas belum membantu
mengatasi insomnia. Biasanya dokter akan menyarankan hal-hal yang sama seperti diatas lalu
memberikan resep obat. Penggunaan obat tidur yang diresepkan oleh dokter adalah salah
satunya cara saat insomnia tidak lagi dapat disembuhkan dengan melakukan perubahan pola
hidup. Namun, penggunaan obat ini akan diresepkan dengan dosis serendah mungkin dengan
jangka waktu yang sesingkat-singkatnya atau dalam artian dokter akan memberikannya untuk
jangka waktu yang relatif singkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada data atau sumber pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa gangguan tidur atau insomnia paling sering dialami oleh remaja. Dari penjabaran
mengenai gejala dan faktor penyebab insomnia lebih mengarah pada remaja. Remaja sering
mengalami insomnia karena tidak terlepas dengan gadgetnya. Selain itu, kesehatan mental
mereka juga memicu insomnia karena di kalangan remaja rentan mengalami stres dan
depresi. Hal ini dikarenakan suasana hati atau mood dan mindset mereka tidak stabil. Tak
8
hanya itu, faktor minuman yang mereka konsumsi juga berpengaruh terhadap pola tidur
mereka. Untuk mengatasi insomnia sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa
melalui kebiasaan-kebiasaan positif yang dapat dilakukan sebelum tidur. Jika insomnia tidak
dapat teratasi lagi, maka diperkenankan berkonsultasi kepada dokter agar diberikan obat
untuk menyembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/insomnia

https://vivahealth.co.id/article/detail/12201/bahaya-insomnia-pada-
kesehatan#:~:text=Video-,BAHAYA%20INSOMNIA%20PADA%20KESEHATAN,asing
%20lagi%20bagi%20telinga%20kita

https://dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-insomnia-pada-remaja

https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/tiffany/kenali-penyebab-insomnia-pada-
anak/5

https://www.halodoc.com/kesehatan/insomnia

https://hellosehat.com/parenting/remaja/gangguan-tidur-pada-remaja/#gref

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/02/26/165428723/5.dampak.buruk.insomnia

https://tirto.id/cara-mengatasi-insomnia-dari-gaya-hidup-sehat-hingga-terapi-cahaya-ewhy

Anda mungkin juga menyukai