ABSTRAK
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, di masa ini
manusia memiliki fase yang disebut masa pubertas. Perubahan ini sebagian besar dipengaruhi
oleh aktivitas hormonal. Hormon memainkan peran organisasional, membuat tubuh
berperilaku dengan cara tertentu begitu pubertas dimulai, dan peran aktif, merujuk pada
perubahan hormon selama masa remaja yang memicu perubahan perilaku dan fisik. Pada
masa ini, remaja memiliki berbagai kebiasaan yang tidak sewajarnya dilakukan pada saat
mereka masih anak-anak dan membuat mereka cenderung kesulitan tidur dengan tenang di
malam hari dikenal sebagai insomnia. Survei menunjukkan bahwa remaja sering mengalami
insomnia disebabkan faktor kesibukan dalam bermain gadget, sering merenung sebelum tidur
memicu terjadinya stres, mengonsumsi minuman berkafein dan sebagainya. Gangguan ini
juga berdampak bagi remaja yang mengalami termasuk menghambat daya tahan tubuh untuk
melakukan aktivitas.
PENDAHULUAN
Di zaman modern ini, tidak lepas dari perkembangan teknologi yang semakin
canggih. Dengan adanya modernisasi kali ini menyebabkan dampak negatif dan positif bagi
semua manusia terutama di kalangan remaja. Remaja sangat mudah menerima hal baru yang
membuatnya tertarik, mereka cenderung menyukai sesuatu yang instan. Hal inilah yang dapat
membantu mereka menemukan dunianya. Dalam benak mereka berpikir bahwa dunia dapat
dirasakan hanya dengan satu sentuhan. Sentuhan yang mereka maksud adalah teknologi saat
ini. Salah satu teknologi yang mendominasi atau hampir seluruh manusia memilikinya adalah
gadget, merupakan alat komunikasi yang memiliki berbagai fitur dan sebagai alat dapat
membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Adanya gadget ini sangat
menguntungkan bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, dapat menimbulkan kerugian
bagi pengguna, terutama pada kesehatan remaja.
Jika remaja sering mengalami insomnia, maka dapat memengaruhi kualitas kesehatannya.
Pada usia remaja ini memiliki energi yang begitu aktif dan aktivitasnya mulai produkti. Apabila
remaja tidak beristirahat dengan cukup, maka menyebabkan resiko menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Hal ini dapat memengaruhi performa dalam bekerja, sekolah, atau kuliah, serta
memengaruhi kemampuan untuk mengingat. Dengan begitu, menimbulkan turunnya tingkat
prestasi remaja dalam dunia pendidikan. Menurut pengalaman pribadi pernah merasakan sebagai
siswa SMA, hampir sebagian besar siswa /i sekolah di SMA Negeri 1 Tumpang menggunakan
gadget di malam hari untuk mengerjakan tugas dan membuka sosial media hingga pukul 3 pagi.
Kebanyakan kami baru tertidur di pagi hari, kapasitas tidur kami hanya berkisar 3 - 4 jam dalam
waktu 24 jam. Sehingga kami sering mengantuk di pagi hari saat jam pelajaran berlangsung.
Berdasarkan survei yang pernah kami rasakan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala,
penyebab, dampak, dan cara mengatasi insomnia pada remaja.
METODE
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentu kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Adapaun jenis penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data-data. Selain pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Terdapat metode survei
berdasarkan pengalaman pribadi dan mengetahui pengalaman dari sudut pandang orang lain.
PEMBAHASAN
Menurut National Sleep Foundation (NSF), insomnia adalah kesulitan tidur atau
kesulitan untuk tidur lelap sepanjang malam (tidur jadi mudah terbangun). Jadi, walaupun
penderita insomnia sudah tidur di tempat dan situasi tidur paling nyaman, tetap saja ia
kesulitan memejamkan matanya untuk tidur nyenyak sepanjang malam. NSF menyebutkan
bahwa penderita insomnia tidak pernah puas dengan kualitas tidurnya. Kalau sudah begitu,
baik pada orang dewasa maupun pada anak, dampak insomnia ini sangat luas.
Dapat diartikan juga, insomnia merupakan jenis gangguan yang dialami seseorang
dimana ketika bangun diikuti oleh gangguan fungsional. Terdapat dua tipe insomnia yaitu
insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer adalah insomnia yang tidak terkait
2
dengan kondisi medis lain. Sedangkan insomnia sekunder adalah insomnia yang disebabkan
oleh gangguan kesehatan lain, misalnya radang sendi, asma, depresi, kanker, atau refluks
asam lambung (GERD). Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-
obatan atau alkohol.
Rata-rata, remaja menghabiskan sebanyak 7 jam untuk tidur. Padahal, penelitian yang
tak terhitung jumlahnya menunjukkan bahwa mereka membutuhkan 9-9 ½ jam tidur malam.
Setidaknya, 8 jam tidur malam dapat mencegah terjadinya gangguan tidur pada anak remaja.
Waktu tidur 8 hingga 10 jam per malam dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan fisik
dan mental serta terganggunya aktivitas di keesokan hari. “Sebagian remaja membutuhkan 10
jam tidur nyenyak, terutama mereka yang sangat sibuk dan aktif secara fisik sepanjang hari,”
kata Cora Breuner, MD, ketua Komite Adolescence untuk American Academy of Pediatrics.
Gejala insomnia
Adapun gejala insomnia, ditandai dengan sulit tidur atau tidur tidak nyenyak. Hal inilah yang
dapat memicu gejala lainnya, seperti :
Seperti yang kita tahu, insomnia dialami oleh penderita pada saat tidur malam. Jika pada
malam hari sulit tidur, secara pasti penderita merasa waktu tidurnya kurang cukup. Hal ini
menimbulkan penderita mengantuk di siang hari. Mereka merasa sangat membutuhkan
asupan tidur di siang hari karena semalam kesulitan tidur.
Tidur adalah bagian dari kebutuhan manusia. Tubuh kita perlu beristirahat agar sistem
yang bergerak atau berfungsi pada tubuh manusia dapat berjalan dengan lancar.
Kelancaran pergerakan sistem dalam tubuh manusia berpengaruh terhadap aktivitas yang
dijalankan. Upaya menjalankan aktivitas tanpa hambatan dapat dilakukan dengan menjaga
pola tidur sesuai dengan anjuran. Apalagi pada diri anak remaja, sangat penting untuk
menjaga kekebalan tubuh karena aktivitasnya yang begitu berat. Apabila remaja
mengalami insomnia maka keesokan harinya merasa lemas dan lemah dalam berpikir
maupun beraktivitas. Karena energi yang ada pada tubuh tidak sepenuhnya, hal ini dapat
menghambat kelancaran pergerakan sistem kekebalan tubuh.
Sebuah penelitian membuktikan hal tersebut. Sebagaiman dilansir dari Live Science, para
peneliti meminta para peserta diharuskan untuk begadang. Ketika pagi harinya diminta
mengkategorikan gambar, mereka mengalami kesulitan. Dari sana, ditemukan bahwa
terjadi penurunan fungsi sel saraf dan transmisi otak. Akibatnya, menjadi susah fokus dan
berkonsentrasi.
Penyebab insomnia
3
Insomnia dapat dialami oleh siapa saja, namun kebanyakan penderita insomnia berada di usia
remaja. Pada umumnya insomnia disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
Stres
Depresi
Depresi merupakan gangguan suasan hati (mood) ditandai dengan perasaan sedih yang
mendalam dan rasa tidak peduli. Depresi sendiri lebih berat daripada stress, biasanya
penderita depresi sering dialami oleh remaja. Mereka meresa trauma akan sesuatu yang
pernah dialami seperti putus cinta atau masalah lain yang berhubungan dengan asmara.
Hal ini menyebabkan insomnia, karena merasa tidak tenang dengan keadaan.
Menjaga kesehatan tubuh dianggap hal sepele oleh manusia terutama remaja. Mereka
tidak sadar terkadang apa yang mereka lakukan membahayakan kesehatan tubuh. Seperti
yang sering kita lihat, yaitu merokok, mengonsumsi minuman beralkohol. Hal ini memicu
tumbuhnya bibit-bibit penyakit dalam organ tubuh seperti pada jantung dan paru-paru.
Faktor lingkungan
Baik orang dewasa maupun anak, lingkungan yang tenang dan damai tentu sangat
membantu untuk bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Jika kondisi lingkungan tidak
mendukung, maka menyebabkan kesulitan tidur.
4
Remaja membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk bisa beraktivitas seharian tanpa
terganggu oleh rasa kantuk dan tetap bisa fokus. Saat terjadi gangguan tidur pada remaja,
akibat yang bisa dirasakan secara langsung adalah sulitnya untuk bangun tepat waktu. Selain
itu, ada beberapa hal lainnya yang menjadi dampak dari gangguan tidur pada kesehatan fisik
dan mental, yaitu:
Seperti yang diketahui, masa remaja merupakan masa dimana anak mengalami
perubahan suasana hati yang cukup drastis karena perubahan hormonal. Namun, hal
ini juga bisa terjadi ketika anak mengalami kurang tidur. Mengalami gangguan tidur
merupakan salah satu penyebab mood swing pada kebanyakan remaja.
Perubahan mood pada remaja karena gangguan tidur ini terlihat ketika ia menjadi
lebih murung dan kurang fokus saat di kelas. Akibatnya, ia bisa menjadi lebih sensitif
dan mudah marah tak seperti biasanya.
Menurut ahli gangguan tidur, Profesor Throne, kurang tidur benar-benar dapat
memengaruhi kesehatan otak. Penelitian menunjukkan, orang yang insomnia
cenderung akan sangat sensitif sehingga mudah marah dengan hal-hal yang sepele,
dan suasana hatinya kurang positif. Menurut beberapa ilmuwan, kondisi itu terjadi
karena kurang tidur memengaruhi amigdala, bagian otak yang terkait dengan emosi.
Metabolisme terganggu
Efek kurang tidur akibat terjadinya gangguan tidur pada anak remaja juga bisa
memengaruhi metabolisme. Dalam Nurses’ Health Study, menunjukkan adanya
kemungkinan peningkatan berat badan hingga obesitas pada remaja saat waktu tidur
berkurang. Hal ini karena adanya perubahan hormon lainnya di dalam tubuh dan
mengurangi kemampuan tubuh dalam membakar kalori saat tidur.
Tidur itu penting agar sistem di dalam tubuh dapat berfungsi dengan baik, termasuk
kulit. Selain karena puber, jerawat pada remaja bisa muncul ketika anak kurang tidur.
Hal ini terjadi karena kadar hormon yang meningkat sehingga memicu peradangan
dan mengacaukan sistem kekebalan tubuh. Selain jerawat, gangguan tidur juga bisa
memicu masalah kulit lainnya yang berhubungan dengan peradangan seperti eksim
dan psoriasis. Selain itu, ketika tidur tubuh akan memperbaiki sel-sel dan jaringan
kulit. Jadi, jika kurang tidur akibat insomnia dapat merugikan kesehatan kulit karena
produksi kolagen menurun. Akibatnya, penuaan akan lebih cepat terjadi pada kulit.
Makan berlebih
5
Sejumlah penelitian menemukan kaitan antara insomnia dengan kegemukan.
Ternyata, kurang tidur bisa memicu seseorang merasa lapar. Sebuah studi 2012
menunjukkan kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin yang memberikan sinyal
rasa lapar. Selain itu, orang yang insomnia cenderung memilih makanan yang asin
dan manis saat lapar.
Melakukan meditasi
Selain minuman hangat dapat meningkatkan rileksasi menjelang tidur, meditasi juga dapat
dilakukan. Meditasi dapat dilakukan dengan banyak kegiatan seperti mendengarkan musik
bernuansa lembut. Terapi ini akan membuat jiwa lebih tenang dan sangat membantu
menghilangkan insomnia.
6
Melakukan kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur juga dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia. Hal ini
bertujuan agar dapat menstimulasi otak bahwa kebiasaan ini dilakukan menjelang tidur.
Misalnya, apabila suka membaca novel, maka bacalah novel atau jika suka menonton film di
laptop maka tonton film sebelum tidur.
Melakukan relaksasi
Selain meditasi, membuat tubuh menjadi rileks dengan cara relaksasi juga dapat
dijadikan cara mengatasi insomnia. Relaksasi bisa dilakukan dengan bernafas melalui hidung
7
dan mengeluarkannya dari mulut secara perlahan-lahan. Relaksasi akan membuat pernafasan
lebih teratur, tekanan darah menjadi stabil dan otot tubuh menjadi rileks.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada data atau sumber pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa gangguan tidur atau insomnia paling sering dialami oleh remaja. Dari penjabaran
mengenai gejala dan faktor penyebab insomnia lebih mengarah pada remaja. Remaja sering
mengalami insomnia karena tidak terlepas dengan gadgetnya. Selain itu, kesehatan mental
mereka juga memicu insomnia karena di kalangan remaja rentan mengalami stres dan
depresi. Hal ini dikarenakan suasana hati atau mood dan mindset mereka tidak stabil. Tak
8
hanya itu, faktor minuman yang mereka konsumsi juga berpengaruh terhadap pola tidur
mereka. Untuk mengatasi insomnia sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa
melalui kebiasaan-kebiasaan positif yang dapat dilakukan sebelum tidur. Jika insomnia tidak
dapat teratasi lagi, maka diperkenankan berkonsultasi kepada dokter agar diberikan obat
untuk menyembuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/insomnia
https://vivahealth.co.id/article/detail/12201/bahaya-insomnia-pada-
kesehatan#:~:text=Video-,BAHAYA%20INSOMNIA%20PADA%20KESEHATAN,asing
%20lagi%20bagi%20telinga%20kita
https://dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-insomnia-pada-remaja
https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/tiffany/kenali-penyebab-insomnia-pada-
anak/5
https://www.halodoc.com/kesehatan/insomnia
https://hellosehat.com/parenting/remaja/gangguan-tidur-pada-remaja/#gref
https://lifestyle.kompas.com/read/2017/02/26/165428723/5.dampak.buruk.insomnia
https://tirto.id/cara-mengatasi-insomnia-dari-gaya-hidup-sehat-hingga-terapi-cahaya-ewhy