Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar


Siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun OIeh:

Nama: Winny Oktaviani Damanik

Kelas: XII MIA

No. absen : 27

SMA XAVERIUS 2 JAMBI

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nya karya ilmiah yang
berjudul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa XII IPA SMA
Xaverius 2 Jambi” dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktu nya.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yustika Diani Sinaga S.Pd
selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu dan membimbing saya baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini.

Saya menyadari, bahwa karya ilmiah yang saya buat masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Semoga karya ilmiah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jambi, 8 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………...……………2

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………...…………….3

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………...…………...4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan…………………………………………….5


2.2 Pola Tidur
2.2.1 Definisi Tidur
2.2.2 Fisiologis Tidur
2.2.3 Jenis dan Tahapan tidur
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
2.3 Konsentrasi
2.3.1 Pengertian Konsentrasi
2.3.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penlitian

3.2 Subjek Penelitian

3.3 Metode Penelitian

3.4 Teknik Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN
4.1

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur adalah hal penting bagi kesehatan, setiap individu membutuhkan jumlah
yang berbeda untuk tidur. Waktu tidur ideal seorang anak membutuhkan tidur
selama 9 sampai 11 jam. Lalu untuk anak remaja umumnya membutuhkan waktu
tidur sebanyak 8 sampai 10 jam. Sedangkan untuk orang dewasa membutuhkan
waktu tidur selama 7 sampai 9 jam. Bagi lansia, normalnya membutuhkan waktu
tidur selama 7 sampai 8 jam saja. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang
memiliki jumlah tidur yang berbeda-beda.

Peneliti berfokus kepada pola tidur pada fase remaja akhir. Fase remaja akhir
ini berkisar pada rentang umur 14 sampai 17 tahun. Pada fase ini remaja akhir
akan rentan mengalami gangguan pola tidur yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti kebiasaan tidur yang tidak baik, sakit, kondisi lingkungan yang kurang
nyaman, masalah emosional remaja (seperti stres, cemas berlebihan dan depresi),
dan lain-lain.

Gangguan pola tidur dapat mengakibatkan dampak buruk bagi konsentrasi


belajar seperti sistem imun tubuh menurun dan daya ingat terganggu karena sel-
sel otak merasa kelelahan. Selain itu, remaja akhir akan sulit untuk fokus belajar
karena kurangnya tidur yang cukup sehingga menyebabkan mengantuk pada saat
belajar.

Hal inilah yang membuat peneliti menetapkan “Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi” sebagai bahan
penelitian untuk karya tulis berikut.
1.2 Rumusan Masalah:
1. Apa penyebab buruknya pola tidur siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi?
2. Mengapa pola tidur memengaruhi konsentrasi belajar siswa XII IPA SMA
Xaverius 2 Jambi?
3. Bagaimana dampak ditimbulkan dari pola tidur yang tidak baik terhadap
konsentrasi belajar siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian:

Pembuatan karya ilmiah ini selain untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia,
juga untuk mengetahui:

1. Mengetahui penyebab buruknya pola tidur siswa XII IPA SMA Xaverius 2
Jambi.
2. Mengetahui sebab dari buruknya pola tidur dapat memengaruhi
konsentrasi belajar XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi.
3. Mengetahui dampak dari pola tidur yang tidak baik terhadap konsentrasi
belajar siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian:

Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini adalah:

1. Secara Teoritis
a. Menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.
b. Untuk peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan lebih
sempurna.
c. Menambah informasi dan wawasan bagi pembaca mengenai pengaruh
pola tidur terhadap konsentrasi belajar.

2. Secara Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi
responden bahwa pentingnya kualitas tidur yang berdampak pada
konsentrasi saat belajar.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya


adalah penelitian yang dilakukan oleh Devi Anggun Feriani mahasiswi Program
Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun
dalam skripsi yang dibuat pada tahun 2020 dengan judul “Hubungan Kualitas
Tidur dengan Konsentrasi Belaya Siswa Kelas X TKJ 2 dan XI TKJ 1 di SMK
Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun”. Peneliti menggunakan metode penelitian
korelasional, desain cross sectional, pengumpulan data dengan kuestioner dan
lembar observasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu siswa kelas X TKJ 2
dan XI TKJ 1 di SMK Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun memilki kualitas tidur
yang buruk, adanya faktor penyebab kualitas tidur dan terdapat hubungan antara
tidur dengan konsentrasi belajar siswa Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Jiwan
Kabupaten Madiun.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Elwanda Nurulita dan Tia Nurdianty
Ameylia siswa SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan dalam karya tulis ilmiah
yang dibuat pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa di Sekolah”. Peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif korelasi dan pengumpulan data dengan kuestioner. Hasil penelitian
yang dapat disimpulkan yaitu pola tidur yang tidak baik berdampak pada tidak
bugarnya tubuh sehingga sulit untuk berkonsentrasi dan alasan yang paling
dominan siswa SMA 3 Tangerang Selatan tidur larut di malam hari adalah
tugas/ulangan.

Sejalan dengan itu, penelitian Lainnya juga dilakukan oleh Panji Eko Yuniarso,
pada tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi
Belajar Siswa”. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan
pengumpulan data melalui pengisian angket. Hasil penelitian ini yaitu pola yang
tidak baik dapat berdampak bagi konsentrasi belajar siswa, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang berbeda masing-masing individu.
Berdasarkan uraian penelitian relevan diatas, maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Pola Tidur terhadap konsentrasi belajar siswa.
Peneliti lebih berfokus pada aspek konsentrasi dalam penelitian ini.

2.2 Pola Tidur

2.2.1 Definisi Tidur

Tidur berasal dari kata bahasa latin “somnus” yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur adalah
sesuatu hal yang dilakukan manusia untuk menghilangi rasa letih setelah seharian
beraktivitas. Setiap menusia memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Berikut
adalah pendapat beberapa ahli tentang tidur:

Tidur adalah suatu keadaan yang berulang – ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu (Perry dan Potter,2005). Tidur adalah sebagai
suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan lainnya (Guyton, 1997 ).
Tidur merupakan suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badan lah yang berbeda (Tarwoto dan
Wartonah, 2010).

Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa tidur
merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan status kesadaran yang terjadi
secara berulang dan normal dialami oleh semua orang.
http://repository.ump.ac.id/4048/3/AJENG%20TYAS%20WIJAYANTI%20BAB
%20II.pdf

2.2.2 Fisiologis tidur

Fisiologis tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan


hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan
pusat otak untuk dapat tidur dan bangun (Potter & Perry, 2010).

Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu mekanisme hemeostatis, irama sirkandian
dan irama ultradian (Harkreader, Hogan dan Thobaben, 2007).
1. Mekanisme Hemeostatis

Sistem aktivasi reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
terdiridari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR
menerimastimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil serta aktivitas koteks
serebral(misalnya, proses emosi dan berfikir). Menurut Sleep Research Society
(1993)dalam Potter & Perry (2005) neuron dalam SAR mengeluarkan
ketekolamin seperti norepinefrin. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran
serotonin dari sel tertentu pada otak depan bagian tengah tepatnya disebut daerah
sinkronisasibulbar (bulbar synchronizing region, BSR). Seseorang dapat tertidur
atau tetapterjaga tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat
yanglebih tinggi (pikiran), reseptor sensori perifer (misalnya stimulus bunyi
ataucahaya), dan system limbic (emosi).

2.Irama Sirkandian

Irama sirkandian atau irama diurnal merupakan pola bioritme yang


berulangselam rentang waktu 24 jam. Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh, denyut
jantung, tekanan darah, sekresi hormone, kemampuan sensori dan suasana
hatitergantung pada pemeliharaan siklus sirkandian 24 jam (Potter & Perry, 2005).
Tidur-bangun dapat menyebabkan adanya pelapasan hormon tertentu. Melatonin,
diaintesis di kelenjar pineal saat waktu gelap, saat siang hari pinealtidak efektif
tetapi jika matahari sudah terbenam dan hari mulai gelap pinealmulai
memproduksi melatonin, yang akan dilepas ke dalam darah.

3.Irama Ultradian

Irama ultradian merupakan kejadian berulang pada jam biologis yang kurang
dari 24 jam. Siklus ultradian pada tahap tidur terdapat dua tahapan yaitu, tidur
rapid movement (REM) dan tidur non rapid eye movement (NREM).

2.2.3 Jenis dan Tahapan tidur

Dalam prosesnya, tidur dibagi kedalam dua jenis. Pertama, jenis tidur yang
disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis,
disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) karena gelombang otak
bergerak sangat lambat, atau disebut juga tidur Non Rapid Eye Movement
(NREM). Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari
isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara
berarti, disebut dengan jenis tidur paradox, atau disebut juga dengan Rapid Eye
Movement (REM) (Hidayat, 2008).

1.Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)

Tidur semakin dalam gelombang otak semakin lambat, nafas menjadi pelan
dan teratur. Mengorok terkadang terjadi pada waktu tidur NREM. Ada 4 tahap
dalam NREM.

a. Tahap I : Tahap dangkal dan dapat terbangun dengan mudah oleh suara atau
gangguan lain (Kozier, 2011).

b. Tahap II : Tahap tidur ringan dan proses tubuh menurun.Pada tahap ini
didapatkan gerakan bola mata berhenti (Kozier, 2011)

c. Tahap III : Tahap sulit untuk dibangunkan, bila terbangun, individu tersebut
tidak dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa
menit (Smith & Segal, 2013).

d. Tahap IV : Tahap tidur yang paling dalam. Aliran darah mengarah jauh dari
otak dan menuju otot, gelombang otak sangat lambat (Smith & Segal, 2013).

2. Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tidur ini berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-
rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi
apabila kondisi sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini
tidak ada. Ciri-ciri tidur REM adalah sebagai berikut:

a. Biasanya disertai dengan mimpi yang aktif.

b. sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang lambat.

c.Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.

d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.


e. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.

f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.

g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.

https://www.academia.edu/38322119/Fisiologi_Tidur

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Tiap orang memiliki kualitas tidur yang berbeda, karena ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya, diantaranya adalah:

1.Status Kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan


nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang sehat (sakit), akan
menyebabkan tidur yang tidak nyenyak. Dan seseorang dengan masalah
pernapasan dapat menggangu tidurnya, napas yang pendek membuat orang sulit
tidur.

2.Lingkungan

Lingkungan tempat seseorang berada dapat mempengaruhi tidurnya. Keadaan


lingkungan yang aman dan nyaman juga dapat mempercepat proses terjadinya
tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat
menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.

3.Kondisi Fisik dan Aktifitas

Kondisi fisik dapat mempengaruhi kualitas tidur. Meningkatnya latihan fisik


akan meningkatkan kualitas tidur, dan keletihan yang berlebihan akibat aktifitas
akan membuat kesulitan tidur.

4.Psikologis
Kondisi psikologis yang mengalami stres akan mengakibatkan kegelisahan
sehingga mengganggu kualitas tidur. Kecemasan dan depresi yang terjadi secara
terus menerus dapat menganggu tidur.

5.Nutrisi

Kebutuhan nutrisi yang terpenuhi akan mempercepat proses tidur. Begitu juga
sebaliknya, kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dapat mempengaruhi proses
tidur, terkadang juga kesulitan untuk tidur.

6.Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur,


Narkotik seperti morfin, dan kodein dapat meningkatkan waktu tidur dan
mengantuk.

7.Lifestyle (Gaya Hidup)

Kebiasaan sebelum tidur dapat mempengaruhi proses tidur, kebiasaan yang


buruk tentunya juga akan memperburuk kualitas tidur. Seseorang akan mudah
tertidur jika kebiasaan sebelum tidurnya sudah terpenuhi. Waktu tidur dan bangun
yang teratur merupakan hal yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas tidur.

8. Kopi

Mengkonsumsi kopi sebelum tidur dapat menurunkan atau mengganggu waktu


tidur, meningkatkan jam tidur dan bangun tidur lebih awal. Kopi yang
mengandung kafein yang akan mempengaruhi waktu tidur.

2.3Konsentrasi

2.3.1 Pengertian Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran dan jiwa dan fisik pada sebuah
objek. Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian
atau pikiran pada suatu hal”. Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk
memusatkan pikiran terhadap aktivitas belajar ( psikologi umum, 2008)

Suatu perilaku dan juga fokus perhatian para siswa, untuk dapat memerhatikan
dengan baik di dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, dan bisa memahami setiap
materi pelajaran yang sudah diberikan (Sumartno,2004). Konsentrasi siswa dalam
belajar adalah pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya pada bahan
pelajaran yang sedang dipelajari, mengenyampingkan semua hal yang sama sekali
tidak berhubungan dengan kegiatan tersebut. Pada saat konsentrasi terjadi proses
pengenalan dan pengolahan informasi, sebagai berikut: memasukkan, menyimpan,
dan memanggil kembali informasi (Olivia, 2010:107).

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar


merupakan kemampuan pemusatan pikiran pada bahan pelajaran dengan
mengenyampingkan hal-hal lain yang tidak berkaitan.

https://bprsku.co.id/pengertian-konsentrasi-menurut-para-ahli-lengkap/

2.3.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

Menurut (Tonie Nase, 2007) Konsentrasi belajar siswa, dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu :

1.Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan


dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor
apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan
kemampuan kita pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan
desain belajar.

a. Suara

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai
belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan bersama teman.
Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada
juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun.

b. Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang begitu


dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang
senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi
kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan.

c. Temperatur

Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang


pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi
terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar
ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun hangat.

d. Desain Belajar

Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga, yaitu
sebagai media atau sarana dalam belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang
senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun
di karpet. Cara tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih
dapat berkonsentrasi.

2. Modalitas Belajar

Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang
diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan
strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar
siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula.

Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka
kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan
gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk;
2000), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan
mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.

3. Pergaulan

Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku


dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi
juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini
contohnya televisi, internet, dll hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan prilaku
siswa.

4. Psikologi

Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa
dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar
dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa
akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan
berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


1.Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Xaverius 2 Jambi.
Pemilihan tempat ini didasari oleh alasan tempatnya mudah di jangkau
oleh penulis.

2.Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal ditugaskannya penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua)
bulan, 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang
meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan
berlangsung.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek Penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan
sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.
Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah
responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang
diberikan kepadanya, Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XII IPA. Dalam penelitian ini difokuskan untuk siswa yang sering
bergadang.

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif, penelitian yang berusaha
untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara mendalam dan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif diharapkan dapat diungkapkan
situasi dan pengaruh pola tidur terhadap konsentasi belajar siswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
pengisian angket. Angket adalah kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang
tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini menggunakan 15 responden yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan
13 siswa perempuan untuk menjelaskan Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa XII MIA SMA XAVERIUS 2 JAMBI. Pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner offline secara langsung untuk
menjaring responden lebih sesuai target berdasarkan karakteristik sampel yang
ditetapkan dalam penelitian ini. Karakteristik responden bertujuan menguraikan
deskripsi identitas responden menurut kriteria sampel penelitian yang telah
ditetapkan. Salah satu tujuan pemaparan deskripsi karaktersitik responden adalah
memberikan gambaran responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Karakteristik responden dikelompokkan menurut jenis kelamin dan usia.

4.1.2 Hasil Analisis Data

No Pertanyaan Jumlah Jawaban Responden


A B C D
1. Berapa lama anda tidur dalam 4 8 5 8
semalam?
2. Pukul berapa biasanya anda 1 9 10 5
memulai tidur?
3. Apakah anda mengalami 7 13 1 4
kesulitan untuk memulai tidur?
4. Bagaimana perasaan anda ketika 5 8 8 4
bangun tidur di pagi hari?
5 Berapa kali anda terbangun di 12 10 1 2
malam hari ?
6 Apakah anda merasa lelah saat 7 14 4 0
beraktifitas pada siang hari?
7 Bagaimana kualitas tidur anda 1 4 11 9
dalam sebulan terakhir ?
8 Apakah anda mengkonsumsi 20 5 0 0
obat-obatan untuk membantu
tidur?
9 Apakah anda berpendapat bahwa 2 8 10 5
anda dapat tidur dengan baik?
10 Apakah anda pernah merasa 9 13 2 1
kurang nyaman atau gelisah saat
tidur?
11 Apakah anda pernah mengantuk 2 14 6 3
pada saat mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas?
12 Apakah anda selalu 9 8 8 0
memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi di kelas?
13 Apakah anda dapat mudah 6 7 12 0
memahami penjelasan guru
ketika guru sedang menjelaskan
materi?
14 Apakah anda tetap 6 8 8 3
memperhatikan pelajaran saat
dilaksanakan pada siang hari?
15 Apakah anda pernah mengeluh 4 15 4 2
pada saat mengikuti pelajaran
karena mengantuk?
16 Apakah anda selalu bersemangat 2 8 14 1
ketika memulai kegiatan
pembelajaran?
17 Apakah anda pernah dihukum 23 2 0 0
karena tertidur pada saat
kegiatan pembelajaran?
Jumlah 116 146 99 39
Dari data diatas dapat diterangkan bahwa

Pada nomor 1

Anda mungkin juga menyukai