Disusun OIeh:
No. absen : 27
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nya karya ilmiah yang
berjudul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa XII IPA SMA
Xaverius 2 Jambi” dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktu nya.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yustika Diani Sinaga S.Pd
selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu dan membimbing saya baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini.
Saya menyadari, bahwa karya ilmiah yang saya buat masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Semoga karya ilmiah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tidur adalah hal penting bagi kesehatan, setiap individu membutuhkan jumlah
yang berbeda untuk tidur. Waktu tidur ideal seorang anak membutuhkan tidur
selama 9 sampai 11 jam. Lalu untuk anak remaja umumnya membutuhkan waktu
tidur sebanyak 8 sampai 10 jam. Sedangkan untuk orang dewasa membutuhkan
waktu tidur selama 7 sampai 9 jam. Bagi lansia, normalnya membutuhkan waktu
tidur selama 7 sampai 8 jam saja. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang
memiliki jumlah tidur yang berbeda-beda.
Peneliti berfokus kepada pola tidur pada fase remaja akhir. Fase remaja akhir
ini berkisar pada rentang umur 14 sampai 17 tahun. Pada fase ini remaja akhir
akan rentan mengalami gangguan pola tidur yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti kebiasaan tidur yang tidak baik, sakit, kondisi lingkungan yang kurang
nyaman, masalah emosional remaja (seperti stres, cemas berlebihan dan depresi),
dan lain-lain.
Hal inilah yang membuat peneliti menetapkan “Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi” sebagai bahan
penelitian untuk karya tulis berikut.
1.2 Rumusan Masalah:
1. Apa penyebab buruknya pola tidur siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi?
2. Mengapa pola tidur memengaruhi konsentrasi belajar siswa XII IPA SMA
Xaverius 2 Jambi?
3. Bagaimana dampak ditimbulkan dari pola tidur yang tidak baik terhadap
konsentrasi belajar siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi?
Pembuatan karya ilmiah ini selain untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia,
juga untuk mengetahui:
1. Mengetahui penyebab buruknya pola tidur siswa XII IPA SMA Xaverius 2
Jambi.
2. Mengetahui sebab dari buruknya pola tidur dapat memengaruhi
konsentrasi belajar XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi.
3. Mengetahui dampak dari pola tidur yang tidak baik terhadap konsentrasi
belajar siswa XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi.
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. Menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.
b. Untuk peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan lebih
sempurna.
c. Menambah informasi dan wawasan bagi pembaca mengenai pengaruh
pola tidur terhadap konsentrasi belajar.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi
responden bahwa pentingnya kualitas tidur yang berdampak pada
konsentrasi saat belajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Elwanda Nurulita dan Tia Nurdianty
Ameylia siswa SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan dalam karya tulis ilmiah
yang dibuat pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa di Sekolah”. Peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif korelasi dan pengumpulan data dengan kuestioner. Hasil penelitian
yang dapat disimpulkan yaitu pola tidur yang tidak baik berdampak pada tidak
bugarnya tubuh sehingga sulit untuk berkonsentrasi dan alasan yang paling
dominan siswa SMA 3 Tangerang Selatan tidur larut di malam hari adalah
tugas/ulangan.
Sejalan dengan itu, penelitian Lainnya juga dilakukan oleh Panji Eko Yuniarso,
pada tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi
Belajar Siswa”. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan
pengumpulan data melalui pengisian angket. Hasil penelitian ini yaitu pola yang
tidak baik dapat berdampak bagi konsentrasi belajar siswa, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang berbeda masing-masing individu.
Berdasarkan uraian penelitian relevan diatas, maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Pola Tidur terhadap konsentrasi belajar siswa.
Peneliti lebih berfokus pada aspek konsentrasi dalam penelitian ini.
Tidur berasal dari kata bahasa latin “somnus” yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur adalah
sesuatu hal yang dilakukan manusia untuk menghilangi rasa letih setelah seharian
beraktivitas. Setiap menusia memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Berikut
adalah pendapat beberapa ahli tentang tidur:
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang – ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu (Perry dan Potter,2005). Tidur adalah sebagai
suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan lainnya (Guyton, 1997 ).
Tidur merupakan suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badan lah yang berbeda (Tarwoto dan
Wartonah, 2010).
Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa tidur
merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan status kesadaran yang terjadi
secara berulang dan normal dialami oleh semua orang.
http://repository.ump.ac.id/4048/3/AJENG%20TYAS%20WIJAYANTI%20BAB
%20II.pdf
Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu mekanisme hemeostatis, irama sirkandian
dan irama ultradian (Harkreader, Hogan dan Thobaben, 2007).
1. Mekanisme Hemeostatis
Sistem aktivasi reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
terdiridari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR
menerimastimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil serta aktivitas koteks
serebral(misalnya, proses emosi dan berfikir). Menurut Sleep Research Society
(1993)dalam Potter & Perry (2005) neuron dalam SAR mengeluarkan
ketekolamin seperti norepinefrin. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran
serotonin dari sel tertentu pada otak depan bagian tengah tepatnya disebut daerah
sinkronisasibulbar (bulbar synchronizing region, BSR). Seseorang dapat tertidur
atau tetapterjaga tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat
yanglebih tinggi (pikiran), reseptor sensori perifer (misalnya stimulus bunyi
ataucahaya), dan system limbic (emosi).
2.Irama Sirkandian
3.Irama Ultradian
Irama ultradian merupakan kejadian berulang pada jam biologis yang kurang
dari 24 jam. Siklus ultradian pada tahap tidur terdapat dua tahapan yaitu, tidur
rapid movement (REM) dan tidur non rapid eye movement (NREM).
Dalam prosesnya, tidur dibagi kedalam dua jenis. Pertama, jenis tidur yang
disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis,
disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) karena gelombang otak
bergerak sangat lambat, atau disebut juga tidur Non Rapid Eye Movement
(NREM). Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari
isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara
berarti, disebut dengan jenis tidur paradox, atau disebut juga dengan Rapid Eye
Movement (REM) (Hidayat, 2008).
Tidur semakin dalam gelombang otak semakin lambat, nafas menjadi pelan
dan teratur. Mengorok terkadang terjadi pada waktu tidur NREM. Ada 4 tahap
dalam NREM.
a. Tahap I : Tahap dangkal dan dapat terbangun dengan mudah oleh suara atau
gangguan lain (Kozier, 2011).
b. Tahap II : Tahap tidur ringan dan proses tubuh menurun.Pada tahap ini
didapatkan gerakan bola mata berhenti (Kozier, 2011)
c. Tahap III : Tahap sulit untuk dibangunkan, bila terbangun, individu tersebut
tidak dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa
menit (Smith & Segal, 2013).
d. Tahap IV : Tahap tidur yang paling dalam. Aliran darah mengarah jauh dari
otak dan menuju otot, gelombang otak sangat lambat (Smith & Segal, 2013).
Tidur ini berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-
rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi
apabila kondisi sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini
tidak ada. Ciri-ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
c.Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.
https://www.academia.edu/38322119/Fisiologi_Tidur
Tiap orang memiliki kualitas tidur yang berbeda, karena ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya, diantaranya adalah:
1.Status Kesehatan
2.Lingkungan
4.Psikologis
Kondisi psikologis yang mengalami stres akan mengakibatkan kegelisahan
sehingga mengganggu kualitas tidur. Kecemasan dan depresi yang terjadi secara
terus menerus dapat menganggu tidur.
5.Nutrisi
Kebutuhan nutrisi yang terpenuhi akan mempercepat proses tidur. Begitu juga
sebaliknya, kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dapat mempengaruhi proses
tidur, terkadang juga kesulitan untuk tidur.
6.Obat-obatan
8. Kopi
2.3Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran dan jiwa dan fisik pada sebuah
objek. Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian
atau pikiran pada suatu hal”. Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk
memusatkan pikiran terhadap aktivitas belajar ( psikologi umum, 2008)
Suatu perilaku dan juga fokus perhatian para siswa, untuk dapat memerhatikan
dengan baik di dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, dan bisa memahami setiap
materi pelajaran yang sudah diberikan (Sumartno,2004). Konsentrasi siswa dalam
belajar adalah pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya pada bahan
pelajaran yang sedang dipelajari, mengenyampingkan semua hal yang sama sekali
tidak berhubungan dengan kegiatan tersebut. Pada saat konsentrasi terjadi proses
pengenalan dan pengolahan informasi, sebagai berikut: memasukkan, menyimpan,
dan memanggil kembali informasi (Olivia, 2010:107).
https://bprsku.co.id/pengertian-konsentrasi-menurut-para-ahli-lengkap/
Menurut (Tonie Nase, 2007) Konsentrasi belajar siswa, dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu :
1.Lingkungan
a. Suara
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai
belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan bersama teman.
Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada
juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun.
b. Pencahayaan
c. Temperatur
d. Desain Belajar
Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga, yaitu
sebagai media atau sarana dalam belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang
senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun
di karpet. Cara tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih
dapat berkonsentrasi.
2. Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang
diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan
strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar
siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka
kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan
gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk;
2000), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan
mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.
3. Pergaulan
4. Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa
dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar
dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa
akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan
berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2.Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal ditugaskannya penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua)
bulan, 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang
meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan
berlangsung.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan 15 responden yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan
13 siswa perempuan untuk menjelaskan Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa XII MIA SMA XAVERIUS 2 JAMBI. Pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner offline secara langsung untuk
menjaring responden lebih sesuai target berdasarkan karakteristik sampel yang
ditetapkan dalam penelitian ini. Karakteristik responden bertujuan menguraikan
deskripsi identitas responden menurut kriteria sampel penelitian yang telah
ditetapkan. Salah satu tujuan pemaparan deskripsi karaktersitik responden adalah
memberikan gambaran responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Karakteristik responden dikelompokkan menurut jenis kelamin dan usia.
Pada nomor 1