Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II DARING

BATU GINJAL (NEFROLITIASIS)

Dosen pengampuh : Epi Rustiawati, M. Kep., Sp.Kep.MB

Disusun Oleh :

Muslimah Fitriatul Jannah

344070180064

3.A

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2020
KASUS 1

Seorang wanita 50 tahun terpasang kateter setelah post operasi PCNL hari ke-1, operasi
dilakukan atas indikasi batu ginjal kanan. Pasien mengeluh nyeri di area operasi, skala nyeri 6.
Hasil pengkajian diperoleh data: pasien tampak lemas belum mampu turun ke kamar mandi, TD
110/80 mmHg, nadi 78 x/mt, RR 20 x/mt, suhu 37,30C, terpasang kateter, urin berwarna
kemerahan 300 cc/5 jam.

Soal:

1. Apakah diagnosa medis pada kasus diatas?


2. Masalah keperawatan utama (prioritas) kasus diatas? (Berdasarkan SDKI)
3. Rencana intervensi prioritas yang harus dilakukan perawat pada kasus diatas?
(Berdasarkan SLKI dan SIKI)
4. Sebutkan jurnal keperawatan tindakan keperawatan (evidence based practice) diatas,
minimal 1 buah! (minimal 10 tahun ke belakang)

5. Sebutkan langkah-langkah/prosedur tindakan keperawatan (SOP) diatas!


PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DARING
PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tanggal Masuk : 30 Oktober 2020

Jam Masuk : 19. 00 WIB

Ruang/Kelas/ RS : Flamboyan/3/RSUD

No. Register : 319478

Diagnosa Medis : Nefrolitiasis dengan Post op PNCL (Percutaneous Nephrolithotomy)

Tgl Pengkajian : 1 November 2020

A. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Tempat/tanggal lahir : 1 Januari 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Alamat Rumah : Pandeglang
Sumber Biaya : Keluarga
Sumber Informasi : Internet

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri di area operasi

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat pengkajian pada tanggal 1 November 2020.Pasien mengatakan :
P: Pasien mengeluh nyeri di area operasi,
Q: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuk-nusuk.
R: Pasien mengatakan nyeri terasa pada bagian pinggang sebelah kanan
Q: skala nyeri 6
T: pasien mengatakan nyeri terasa apabila ia menggerakan badannya.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pasien mengatakan ia tidak memiliki riwayat penyakit masa lalu

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan di dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti Hipertensi dan Diabetes Mellitus.

5. Riwayat Psikososial dan Spiritual


 Riwayat Psikososial

o Citra tubuh : pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dirawat di RS,pasien
bersyukur masih diberi sakit.
o Indentitas diri : pasien seorang perempuan yang berumur 50 th dan seorang istri serta ibu
o Peran : pasien mengatakan peranya sebagai istri,ibu bagi anak-anak nya,dan nenek oleh
cucunya
o Ideal diri : pasien ingin cepat sembuh dan ingin dapat beraktivitas dengan normal
o Harga diri : pasien mengatakan ingin lebih diperhatikan lagi

 Mekanisme pertahanan diri : Baik

 Riwayat Spiritual
Pasien adalah seorang muslim. Pasien sebelumnya masih bisa melaksankan sholat 5
waktu dengan semestinya setelah di operasi pasien hanya bisa sholat dengan cara berbaring di
tempat tidur.

6. Pola kebiasaan sehari-hari

Pola Kebiasaan Di Rumah (Sebelum sakit) Di RS (Sakit)


Pola Nutrisi dan Cairan Makanan : Makanan :
-Nasi putih biasa -Bubur dengan lauk dan sayur
dengan lauk dan sayur dan -3 x makan sehari dengan porsi
buah ½ piring dan tidak habis
-3 x makan sehari dengan porsi
1 piring

Minuman : Minuman :
-Air putih 6-10 gelas, tapi lebih -Air putih ±5 gelas
sering minuman berasa dan
manis
Pola Eliminasi -Frekuensi 4-5 sehari -±300cc/ 5 jam
-warna kuning, bau pesing -warna kemerahan
-Terpasang kateter
Pola Tidur 8 jam 5 jam
Pola Personal Hygiene -Mandi 2 x sehari - Belum mandi dan mencuci
-Menuci rambut 1x sehari rambut
Pola Aktifitas dan -Beraktivitas seperti biasa -Tidak dapat beraktivitas
Latihan (belum mampu ke kamar
mandi)
7. Pengkajian kognitif Klien dan keluarga (Pengetahuan terhadap penyakitnya)

Pasien mengatakan ia tidak mengetahui informasi tentang penyakitnya.


A. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum

 Keadaan Umum : Lemah


 Kesadaran : Composmentis
 GCS : 15 (E:4 M:6 V:5)
 Tanda tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 Mmhg
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 37,3 °C
 Antropometri
- Berat badan : 45 kg
- Tinggi Badan : 156 cm

2. Review of system (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

A. Sistem Persyarafan

Tinkat Kesadaran : Composmentis

GCS : E4 V5 M6 = 15

Kepala :
 Rambut : Rambut tampak beruban, berminyak, tidak ada ketombe, berbau, tidak rontok
dan rambut tidak mudah di cabut.
 Mata : Tampak simetris kiri-kanan, mata klien tampak cekung, sclera tidak ikterik,
konjungtiva anemis, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, mata bersih,dan
klien tampak tidak memakai alat bantu penglihatan.
 Hidung : Tampak simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada perdarahan,
tidak terpasang slang O2.
 Telinga : Tampak simetris kiri-kanan, bersih, tidak ada gangguan pendengaran.
 Mulut/Gigi : Tampak simetris, mukosa bibir tampak kering, tidak ada gangguan menelan,
gigi sudah tidak lengkap.
 Leher : Tampak simetris, tidak tampak pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening, tidak ada perlukaan, vena jugularis tidak terlihat tapi teraba.

B. Sistem Pernafasan
Paru – paru
Inspeksi : Simetris kiri-kanan, pengembangan/pergerakan dinding dada simetris, tidak tampak
adanya pembengkakan, tidak tampak adanya perlukaan
Palpasi : Tidak teraba adanya pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, pergerakan dinding dada
teraba, taktil fremitus teraba sama kuat pada lapang paru kiri dan kanan.
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.

C. Sistem Kardiovaskuler
a. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat pada ICS IV linea Medio Clavicularis sinistra, tidak ada
nyeri tekan.
Perkusi : Batas jantung kanan atas : ICS II Linea Para Sternalis Dextra. Batas jantung kanan
bawah : ICS IV Linea Para Sternalis Dextra. Batas jantung kiri atas : ICS II Linea Para Sternalis
Sinistra. Batas jantung kiri bawah : ICS IV Linea Medio Clavicularis Sinistra.
Auskultasi :Terdengar pada ICS IV linea Medio Clavicularis sinistra.
Bunyi jantung I : Lup,
Bunyi jantung II : Dup.
Tidak ada bunyi jantung tambahan
D. Sistem Pencernaan
a. Abdomen
Inspeksi :Tampak simetris, tidak tampak pembesaran yang abnormal, tidak tampak adanya
perlukaan.
Auskultasi :Bising usus 10 kali/menit.
Palpasi :Tidak teraba adanya pembengkakan, terdapat nyeri tekan pada daerah Abdomen
kuadran atas sinistra.
Perkusi :Timpani
b. Punggung
Tidak tampak adanya kelainan pada tulang punggung, tidak teraba adanya pembengkakan, dan
tidak ada perlukaan.
c. Pinggang
Terdapat luka post operasi di pinggang sebelah kanan ± 2 cm

E. Sistem Muskuloskeletal
a. Ekstrimitas
- Atas
Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, warna kulit kuning lansat, kulit tampak kering, dan terpasang
infus pada tangan sebelah kiri (Sodium Chlorium 20 tetes per menit).
Palpasi :Tidak ada pembengkakan dan tidak ada fraktur.

- Bawah

Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, warna kulit kuning lansat, kulit tampak kering, tidak ada
pembengkakan.
Palpasi :Tidak ada pembengkakan dan tidak ada fraktur.

F. Sistem Urogenital
Inspeksi : Genitalia klien bersih, tidak terdapat kelainan pada genital klien, dan klien terpasang
kateter (urin kemerahan)
G. Sistem Integumen

 Warna kulit kuning lansat


 Terdapat luka bekas post op

D. Pemeriksaan Penunjang (Patologi klinik dan anatomi)

Pemeriksaan Diagnostik :

Laboraturium

 Hemoglobin : mengukur jumlah hemoglobin darah (P ; 12-15 g/dL) (L:13-17 g/dL)


 RBC (Red Blood Cell) : menghitung jumlah sel darah merah
 HTC : Untuk mengukur jumlas sel dara merah dalam darah (P : 38-46 %) (L ; 40-54 %)
 CREAT : Kreatinin adalah zat limbah dalam darah yang di peroduksi oleh jaringan otot
saat bergerak atau beraktivitas (p: 0,5 -1,1) (L : 0,6 -1,2)
 Urea (BUN) : tes untuk menetukan kadar urea nitrogen dalam darah yang merupakan zat
sisa dari metabolisme dan seharusnya dibuang melalu ginjal ( 7-20 mg/L)

E. Penatalaksanaan Medis

a. Keperawatan

1) Pengurangan nyeri

Morfin atau meperiden untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa, mandi air
panas atau hangat di area panggul, pembarian cairan kecuali untuk pasien muntah atau menderita
gagal jantung kongestif. Pemberian cairan dibutuhkan mengurangi konsentrasi kristoid urin,
mengecerkan urin, dan menjamin haluaran yang besar serta meningkatkan tekanan hidrostatik
pada ruang dibelakang batu sehingga mendorong massase batu kebawah.

2) Pengakatan batu
Pemeriksaan sitoskopik dan passase ureter kecil untuk menghilangkan batu yang obstruktif. Jika
batu tersangkut,dapat dilakukan analisa kimiawi untuk menentukan kandungan batu.

3) Terapi nutrisi dan medikasi

Tujuan terapi adalah membuat pengeceran dimana batu sering terbentuk dan membatasi
makanan yang memberikan kontribusi pada pembentukan batu serta anjurkan klien untuk
bergerak agar mengurangi pelepasan kalsium dari tulang. Tujuan pemberian terapi diit rendah
protein, rendah garam adalah pembatu memperlambat pertumbuhan batu ginjal atau membatu
mencengah pembentukan batu ginjal.

b. Medis

1) Percutaneus Nephrolitotomy (PCNL)

Merupakan salah satu tindakan minimal invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat
batu ginjal dengan menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises. Prosedur
ini sudah diterima secara luas sebagai suatu prosedur untuk mengangkat batu ginjal karena relatif
aman, efektif, murah, nyaman, dan memiliki morbiditas yang rendah, terutama bila dibandingkan
dengan operasi terbuka. :

F. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds : Batu ginjal Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik
 Pasien mengatakan
nyeri di area operasi
 Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan Tindakan operasi pcnl
seperti menusuk-
nusuk

Do:
Adanya luka insisi bedah

 Pasien tampak
meringis
 Pasien tampak
Inconuitas jaringan kulit
memegang pinggang
sebelah kanan
 Skala nyeri 6
 TD : 110/80 mmHg
Jaringan mengeluarkan zat
 N : 78 kali/menit
kimia (bradikinin, serotonin,
 RR : 20 kali/menit
histamin)
 S : 37,3°C

Saraf afferent

Thalamus

Saraf efferent
Dipersepsikan nyeri

Nyeri Akut

2. Ds : Nyeri Gangguan mobilitas fisik


berhubungan dengan nyeri
 Pasien mengatakan
lemas belum mampu
turun ke kamar
Kelemahan fisik
mandi

Do :
Gangguan mobilitas fisik
 Pasien tampak
lemah dan
merasakan nyeri
 Skala nyeri 6
 TD : 110/80 mmHg
 N : 78 kali/menit
 RR : 20 kali/menit
 S : 37,3°C

3 Ds : Operatif Invasif Resiko infeksi berhungan


dengan Insisi bedah / adanya
luka bekas
 Pasien mengtakan
luka masih basah dan Penyebaran Kuman operasi.

nyeri

Do : Resti Infeksi
 Terdapat ada balutan
luka di pinggang
sebelah kanan
 Skala nyeri 6
 TD : 110/80 mmHg
 N : 78 kali/menit
 RR : 20 kali/menit
 S : 37,3°C

G. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Resiko infeksi berhungan dengan Insisi bedah / adanya luka bekas operasi.

H. Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan selama 2x
Observasi
dengan agen 24 jam pasien mampu
pencedera fisik mengontrol nyeri atau
 Indetifikasi
nyeri dapat berkurang.
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,inte
sitas nyeri
Dengan Kriteria
 Indetifikasi skala nyeri
hasil :
- Keluhan nyeri  Identifikasi respons nyeri non verbal
menurun  Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Meringis menurun memperingan nyeri
- Gelisah menurun  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
- -Kemampuan
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
menuntaskan aktivitas
meningkat nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS,hipnosis,terapi pijat,aromaterapi)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis,suhu ruangan,percahayaan)
 Fasilitas istirahat dan tidur
 Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri


 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi


mobilitas fisik
asuhan keperawatan
berhubungan
dengan nyeri selama 2x24 jam
Observasi
intake dan output
kembali seimbang,
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
dengan kriteria hasil:
lainya
- Kekuatan nadi
 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulisasi
meningka
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
- Turgor kulit
sebelum memulai mobulisasi
membaik
 Monitor kondisi umum selama melakukan
- Mukosa bibir mobilisasi
kering
Terapeutik
berkurang
- Diaphoresis  Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
berkurang (mis pagar tempat tidur)
 Fasilitasi melakukan pergerakan ,jika perlu
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan

Edukasi

 Jelaskan tujuan prosedur mobilisasi


 Anjurkan mobilisasi dini
 Ajarkan moibilisasi sederhana yang harus
dilakukan
 (miss.duduk ditempat tidur)

3 Resiko infeksi Setelah dlakukan Pencegahan infeksi


berhungan
tindakan keperawatan
dengan Insisi
Observasi
bedah / adanya selama 2x24 jam
luka bekas
diharapkan pasien
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
operasi. menunjukan
sistemik
peningkatan
penyembuhan luka
tepat waktu degan
Terapeutik
kritria hasil:

- Tanda-tanda infeksi  Cuci tangan sebelum dan seudah kontak dengan

tidak terjadi pasien dan lingkungan

- Nyeri menurun Edukasi

-Nafsu makan  Jelaskan tanda adan gejala infeksi


meningkat  Ajarkan Cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kaloborasi

Kaloborasi pembirian antibiotik dengan dokter

I. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Hari, Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


tanggal,
jam
1/11/2020 Nyeri akut  Mengidentifikasi S:
, 10.00 berhubungan lokasi, karakteristik, Pasien mengatakan nyeri di
wib dengan agen durasi, frekuensi, area Operasi
pencedera kualitas intensitas O:
Fisik nyeri
 Skala nyeri 5
 Mengidentifikasi skala
 TD : 120/80 mmHg
nyeri  RR : 20 kali/menit
 Memberikan teknik  N : 85 kali/menit
non farmakologis  S : 36,5°C
 Memfasilitasi istirahat
A;
dan tidur
Masalah belum teratasi
 Menjelaskan strategi
P:
meredakan nyeri
Intervensi dilanjutkan
 Mengkolaborasi
pemberian analgetik

1/11/2020 Gangguan  Mengidentifikasi S:


mobilitas
, pukul adanya nyeri atau Pasien mengatakan belum
fisik
10.30 wib berhubungan keluhan fisik lainnya mampu bergerak ke kamar
dengan nyeri
 Mengidentifikasi mandi
toleransi fisik O:
melakukan pergerakan Tampak lemah dan merasakan
 Memfasilitasi aktivitas nyeri
mobilisasi dengan alat
bantu  Skala nyeri ; 5

 Memfasilitasi  TD : 110/80 mmHg

melakukan pergerakan  RR : 20 kali/menit

 Melibatkan keluarga  N : 85 kali/menit

untuk membantu  S : 36,5°C

pasien dalam
A;
meningkatkan
Masalah belum teratasi
pergerakan
P:
 Menjelaskan tujuan
Intervensi dilanjutkan
dan prosedur
mobilisasi
 Menganjurkan
melakukan mobilisasi
dini
 Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan.

J. Catatan Perkembangan
2 November 2020, pukul 09:00

No. DX Catatan Perkembangan Pelaksana (Nama/Paraf)


1. Nyeri akut berhubungan S: Muslimah Fitri
dengan agen pencedera fisik
Pasien mengatakan nyeri di
area operasi
O:

 Skala nyeri 5
 TD : 110/80 mmHg
 RR : 20 kali/menit
 N : 85 kali/menit
 S : 36,5°C

A;
Nyeri Akut

P:

 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Berikan teknik non
farmakologis
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Kolaborasi pemberian
analgetik

I:

 Mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas intensitas
nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Memberikan teknik
non farmakologis
 Memfasilitasi istirahat
dan tidur
 Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
 Mengkolaborasi
pemberian analgetik

E:
Pasien masih merasakan nyeri
di area luka operasi

R:

Intervensi dilanjutkan
Gangguan mobilitas fisik S: Muslimah fitri
berhubungan dengan nyeri
Pasien mengtakan belum
mampu bergerak ke kamar
mandi
O:
Tampak lemas dan
merasakan nyeri

 Skala nyeri 5
 TD : 110/80 mmHg
 RR : 20 kali/menit
 N : 85 kali/menit
 S : 36,5°C

A:

Gangguan mobilisasi fisik

P:

 Identifikasi adanya
nyeri atau keluhan
fisik lainnya
 Identifikasi toleransi
fisik melakukan
pergerakan
 Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
 Fasilitasi melakukan
pergerakan
 Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
 Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan.

I:

 Mengidentifikasi
adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
 MengIdentifikasi
toleransi fisik
melakukan pergerakan
 Memfasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
 Memfasilitasi
melakukan pergerakan
 Melibatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
 Menganjurkan
melakukan mobilisasi
dini
 Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakuk

E:

Pasien mengatakan belum


mampu bergerak

R : Intervensi dilanjutkan

SOP MANAJEMEN NYERI DENGAN TEKNIK NON FARMAKOLOGI YAITU


TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

KOMP. D3 KEPERAWATAN FKIP UNTIRTA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

RELAKSASI NAFAS DALAM


PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI
AREA
1 2 3 4 5
KOMPETENSI
Pengertian Memberikan tindakan manajemen nyeri dengan menarik
nafas tenang, lambat dan mengeluarkan nafas dengan
perlahan
Kebijakan Pasien yang mengalami nyeri
Menyiapakan -

Peralatan
Pra Interaksi 1. Verifikasi/validasi pasien* yang akan dilakukan
manajemen nyeri relaksasi

Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik*


2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga
mengenai tujuan & prosedur tindakan yg akan
segera dilakukan.
3. Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy
klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur, posisi
senyaman mungkin untuk memudahkan tindakan
yang akan dilakukan.

Tahap Kerja 1. Mencuci tangan.

2. Ciptakan lingkungan tenang

3. Berikan posisi nyaman pasien

4. Anjurkan pasien untuk mengikuti instruksi


perawat

5. Tarik nafas dari melalui hidung dan mengisi paru-


paru dengan hitungan 1 2 3

6. Hembuskan aliran nafas perlahan melalui mulut


dengan hitungan 1 2 3

7. Ulangi langkah tersebut sampai merasakan relaks


pada ektremitas atas dan bawah .

8. Anjurkan menarik nafas normal sebanyak 3 kali

9. Menarik nafas dari hidung dan hembuskan melalui


muut

10. Biarkan telapak kaki dan tangan rileks

11. Usahakan konsentrasi dengan mata terpejam

12. Pada saat konsentrasi, pusatkan pada area nyeri

13. Meminta pasien untuk nafas seperti biasa dan


membuka mata

14. Anjurkan pasien mengulangi tindakan ini sampai


nyeri berkurang

15. Cuci tangan

Tahap Terminasi 1. Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama,


& sesudah prosedur

DOKUMENTASI Mencatat tanggal dan waktu pemberian obat pada lembar


catatan perawat

Keterangan.

5 : Mandiri

4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)

3 : Dibantu (sering diingatkan)

2 : marjinal (sering di arahkan)

1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)

PENILAIAN: ∑TOTAL ITEM X BOBOT NILAI x 100%

100

NILAI : > 70: LULUS

REFLEKSI NAMA
MAHASISWA
PENGUJI :

TANDA TANGAN :

LINK YOUTUBE SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

: https://youtu.be/TPIEEQtAUjg

SOP PERAWATAN KATETER


PENGGUNAAN KRUK PROGRAM D-III KEPERAWATAN
UNTIRTA

AREA KOMPETENSI STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR
SCORE
PERAWATAN KATETER 5 4 3 2 1

Kriteria Tindakan/ Unjuk Kerja


Pengertian Membersihkan sekitar pemasangan
kateter urin dan kateter urin.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya infeksi
Indikasi Tindakan ini dapat dilakukan pada:

Pasien yang terpasang kateter urin


Persiapan Alat Alat dan Bahan

a. Sarung tangan bersih


b. Kapas
c. Washlap 1 buah
d. Sabun mandi
e. Handuk kecil
f. Selimut mandi
g. Alas
h. Air hangat dengan tempatnya
i. Bengkok atau plastic sampah medis
j. Chamber pot/ pispot

PraInteraksi 1. Mengkonfirmasikan identitas pasien

2. Menempatkan alat di dekat pasien


dengan benar

Tahap Orientasi 1. Mengucapkan salam dan


memperkenalkan diri

2. Mengklarifikasi tingkat pengetahuan


pasien dan memberikan edukasi bila
diperlukan

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan

4. Memperoleh persetujuan pasien

Tahap Kerja 1. Mencuci tangan


2. Menjaga privasi
3. Mengganti selimut klien dengan
selimut mandi
4. Ganti selimut mandi
5. Pasang alas
Video link SOP Perawatan kateter ;

https://youtu.be/Zq2zjfYS4tM

Referensi

Fitri,yulia nengsih.(2018). Asuhan keperawatan pada ny.z dengan post pcnl atas indikasi batu
ginjal pdf diunduh melalui http;//repo.stikes.ac.id pada tanggal 30.oktober 2020

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai