Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA 1

KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


DISTRES SPIRITUAL

Dosen Pembimbing Mata Kuliah:


Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh:

1. Fran Asiska Dwi Maulinda (14201.12.20012)


2. Mu’rifatul Munawarah (14201.12.20024)
3. Moh. Misbahul munir (14201.12.20028)
4. Nur faidah (14201.12.20032)
5. Umi sya’idah (14201.12.20045)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PAJARAKAN-PROBOLINGGO
TAHUN 2022-2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1 . 2 Setia
p individu yang hidup tak
lepas dari masalah yang
menimpanya. sikap individu
1.3 dalam menghadapi
masalah tersebut pun
ditentukan melalui
keyakinan nya. keyakinan
yang
1.4 dimiliki individu pasti
berkaitan erat dengan
2
agama dan kepercayaannya
masing-masing.
1.5 spiritual, agama, dan
keyakinan sering kali
disamakan padahal ketiga hal
tersebut adalah hal
1.6 yang berbeda. maka dari
itu peran perawat dalam
kasus ini sangat penting
agar masyarakat
1.7 dapat memahami
perbedaan antara spiritual,
keyakinan dan agama.
1.8 dalam ilmu keperawatan
spiritual sangat
3
diperhatikan. berdasarkan
konsep
1.9 keperawatan, makna dari
spiritual dapat dihubungkan
dengan kata-kata : amkna,
harapan,
1.10 kerukunan dan sistem
kepercayaan (Dyson, Cobb,
Dorman, 1997). Dyson
mengungkapkan
1.11 bahwa perawat
menemukan aspek spiritual
tersbut dalam hubungan
seseorang dengan dirinya

4
1.12 sendiri, orang lain, dan
dengan Tuhan. Menurut
Reed (1992) spiritual
mencakup hubungan
1.13 intra, inter, dan
transpersonal. spiritual juga
diartikan sebagai inti dari
manusia yang
1.14 memasuki dan
memengaruhi kehidupannya
dan dimanifestasikan dalam
pemikiran dan
1.15 perilaku serta dalam
hubungannya dengan diri

5
sendiri, oarng lain, alam,
adan Tuhan ( Dossey
1 . 1 6
Setiap individu yang hidup
tak lepas dari masalah yang
menimpanya. sikap individu
1.17 dalam menghadapi
masalah tersebut pun
ditentukan melalui
keyakinan nya. keyakinan
yang
1.18 dimiliki individu pasti
berkaitan erat dengan
agama dan kepercayaannya
masing-masing.
6
1.19 spiritual, agama, dan
keyakinan sering kali
disamakan padahal ketiga hal
tersebut adalah hal
1.20 yang berbeda. maka
dari itu peran perawat
dalam kasus ini sangat
penting agar masyarakat
1.21 dapat memahami
perbedaan antara spiritual,
keyakinan dan agama.
1.22 dalam ilmu
keperawatan spiritual sangat
diperhatikan. berdasarkan
konsep
7
1.23 keperawatan, makna
dari spiritual dapat
dihubungkan dengan kata-
kata : amkna, harapan,
1.24 kerukunan dan sistem
kepercayaan (Dyson, Cobb,
Dorman, 1997). Dyson
mengungkapkan
1.25 bahwa perawat
menemukan aspek spiritual
tersbut dalam hubungan
seseorang dengan dirinya
1.26 sendiri, orang lain, dan
dengan Tuhan. Menurut

8
Reed (1992) spiritual
mencakup hubungan
1.27 intra, inter, dan
transpersonal. spiritual juga
diartikan sebagai inti dari
manusia yang
1.28 memasuki dan
memengaruhi kehidupannya
dan dimanifestasikan dalam
pemikiran dan
1.29 perilaku serta dalam
hubungannya dengan diri
sendiri, oarng lain, alam,
adan Tuhan ( Dossey
Setiap individu yang hidup tak lepas dari masalah yang menimpanya. sikap individu
dalam menghadapi masalah tersebut pun ditentukan melalui keyakinan nya. keyakinan
yang dimiliki individu pasti berkaitan erat dengan agama dan kepercayaannya masing-

9
masing. spiritual, agama, dan keyakinan sering kali disamakan padahal ketiga hal tersebut
adalah hal yang berbeda. maka dari itu peran perawat dalam kasus ini sangat penting
agar masyarakat dapat memahami perbedaan antara spiritual, keyakinan dan agama. dalam
ilmu keperawatan spiritual sangat diperhatikan. berdasarkan konsep keperawatan,
makna dari spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : amkna, harapan, kerukunan
dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Dorman, 1997). Dyson mengungkapkan bahwa
perawat menemukan aspek spiritual tersbut dalam hubungan seseorang dengan dirinya
sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup
hubungan intra, inter, dan transpersonal. spiritual juga diartikan sebagai inti dari
manusia yang memasuki dan memengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam
pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, oarng lain, alam, adan
Tuhan ( Dossey&guzzeta, 2020)

1.30RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan distress spiritual?
2. Bagaimana mekanisme koping dari distress spiritual?
3. Bagaimana karakteristik distress spiritual?
4. Apa saja etiologi dari distress spiritual?
5. Bagaimana patofisiologi distress spiritual?
6. Bagaimana terapi aktivitas distress spiritual?
7. Asuhan keperawatan distress spiritual

1.31TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi distress spiritual
2. Untuk mengetahui mekanisme koping distress spiritual
3. Untuk mengetahui karakteristik distress spiritual
4. Untuk mengetahui etiologi distress spiritual
5. Untuk mengetahui patofisologi distress spiritual
6. Untuk mengetahui terapi aktivitas distress spiritual
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan distress spiritual

10
1.32MANFAAT
1. Bagi Institusi Pendidikan
Agar mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam memahami dan
mengetahui tentang distress spiritual Serta sebagai bahan mata ajar dalam proses belajar
mengajar di Institusi
2. Tenaga Kesehatan (Perawat)
Agar mengetahui tentang asuhan keperawatan distress spiritual sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam dunia kerja, dan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di masyarakat.
3. Mahasiswa
Menambah wawasan teori kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada distress
spiritual Sehingga nantinya mereka dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
distress spiritual

11
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DISTRESS SPIRITUAL


Distres spiritual adalah gangguan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip
kehidupan seperti kenyakinan maupun keagamaan seseorang yang menyebabkan
gangguan pada aktivitas keagamaan/spiritual akibat daripada masalah pada aspek
biologis serta psikososial individu dimana dapat mengakibatkan individu merasa tidak
memiliki arti kehidupan.
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami danmengintegrasikan
arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni,musik, literature, alam dan
kekuatan yang lebih besar dari dirinya (Nanda,2005).
Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari
seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis seseorang.(Wilkinson,
JudithM.,2007: 490)
Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalahkegagalan individu
dalam menemukan arti kehidupannya

B. MEKANISME KOPING DISTRESS SPIRITUAL


A Kemauan memberi maaf
a) Adaptif
1) Menerima diri sendiri dan orang lain dapat berbuat salah.
2) Tidak mendakwa atau berprasangka buruk.
3) Memandang penyakit sebagai sesuai yang nyata.
4) Memaafkan diri sendiri.
5) Memberi maaf orang lain.
6) Menerima pengampunan Tuhan.
7) Pandangan yang realistic terhadap masa lalu.
b) Maladaptif
1) Merasakan penyakit sebagai hukuman.
2) Merasa Tuhan sebagai pengukum.

12
3) Merasa bahwa maaf hanya diberikan berdasarkan perilaku.
4) Tidak mampu menerima diri sendiri.
5) Menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan orang lain.
B. Mencintai dan keterikatan
a) Adaptif
1) Mengekspresikan perasaan dicintai oleh orang lain atau Tuhan.
2) Mampu menerima bantuan.
3) Menerima diri sendiri.
4) Mencari kebaikan dari orang lain
b) Maladaptif
1) Takut bergantung pada orang lain.
2) Menolak bekerja sama dengan tenaga kesehatan.
3) Cemas berpisah dengan keluarga.
4) Menolak diri atau angkuh dan mementingkan diri sendiri.
5) Tidak mampu untuk mempercayau diri sendiri dicintai oleh Tuhan, tidak
mempunyai hubungan rasa cinta dengan Tuhan.
6) Merasa jauh dari Tuhan.
C. Keyakinan
a) Adaptif
1) Ketergantungan pada anugerah Tuhan
2) Termotivasi untuk tumbuh
3) Mengekspresikan kepuasan dengan menjelaskan kehidupan setelah kematian.
4) Mengekspresikan kebutuhan untuk memasukin kehidupan dan/atau memahami
wawasan yang lebih luas.
5) Mengekspresikan kebutuhan ritual.
b) Maladaptif
1) Tidak percaya pada kekuasaan Tuhan.
2) Takut kematian/kehidupan setelah kematian.
3) Merasa terisolasi dari kepercayaan masyarakat sekitar.
4) Merasa pahit, frustasi dan marah terhadap Tuhan.
5) Nilai keyakinan dan tujuan hidup yang tidak jelas.

13
6) Tidak mempunyai komitmen.
D. Kreativitas dan harapan
a) Adaptif
1) Meminta informasi tentang kondisi.
2) Membicarakan kondisinya secara realistic.
3) Menggunakan waktu selama dirawat inap/sakit secara konstruktif.
4) Mencari kenyamanan batin daripada fisik.
5) Mengekspresikan harapan tentang masa depan
b) Maladaptif
1) Mengekspresikan perasaan takut kehilangan kendali.
2) Mengekspresikan kebosanan.
3) Tidak mempunyai visi alternative yang memungkinkan.
4) Takut terhadap terapi.
5) Putus asa.
6) Tidak dapat menolong atau menerima diri sendiri.
7) Tidak dapat menikmati apapun.

C. KARAKTERISTIK DISTRESS PSIRITUAL


Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu:
1. Hubungan dengan diri
a. Ungkapan kekurangan
1. Harapan
2. Arti dan tujuan hidup
3. Perdamaian/ketenangan
b. Penerimaan
c. Cinta
d. Memaafkan diri sendiri
e. Keberanian
1. Marah
2. Kemarahan
3. Koping yang buruk

14
2. Hubungan dengan orang lain
a. Menolak berhubungan dengan tokoh agama
b. Menolak interaksi dengan teman dan keluarga
c. Pengasingan diri
3. Hubungan dengan seni, music, literatur, dan alam
a. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, menulis)
b. Tidak tertarik pada alam
c. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
4. Hubungan yang lebih besar dengan kekutan yang lebih besar dari dirinya
a. Ketidakmampuan untuk berdo’a
b. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
c. Mengungkapkan hidup tanpa harapan, menderita

D. ETIOLOGI
Menurut vacarolis (2000) penyebab distress spiritual adalah sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang
sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini
akan terjadi transfer pengalaman yang pentinng bagi perkembangan spiritual
seseorang
Faktor predisposisi sosiokultural meliputi usia,tingkatan social, politik, gender,
Pendidikan, pendapatan, okpasi, posisi social, latar belakang budaya dan
keyakinan.
2. Factor presipitasi
a. Kejadian stresfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena
perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat
karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baikdenga diri sendiri,
orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.
b. Ketegangan hidup

15
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distress
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan
keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peranspiritual baik dalam
keluarga, kelompok, maupun komunitas.

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari distress spiritual menurut (SDKI, 2017) diantaranya adalah:
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Objektif :
1. Mempertanyakan 1. Tidak mampu beribadah
makna/tujuan hidupnya 2. Marah pada tuhan
2. Menyatakanhidupnya
kurangatau tidak bermakna
3. Merasa menderita atau
tidak berdaya
b. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1. Merasa hidupnya terasa tidak/kurang tenang
2. Mengeluh tidak dapat menerima
3. Merasa bersalah
4. Merasa terasing
5. Menyatakan telah di abaikan
Objektif :
1. Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/ pemimpin spiritual
2. Tidak mampu beraktivitas
3. Koping tidak efektifq
4. Tidak berminat pada alam/ literatur spiritual

F. TERAPI AKTIVITAS DISTRESS SPIRITUAL


A. Psikofarmako
1. Memberikan obat-obatan sesuai dengan program pengobatan pasien
2. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang di minum
3. Mengukur vital sign secara periodic

16
B. Manipulasi lingkungan
1. Memodifikasi lingkungan dengan menyediakan tempat ibadah
2. Menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan spiritual
Melibatkan pasien
3. dalam kegiatan spiritual secara berkelompok

G. ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL


1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Inisial klien, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, No.RM, tanggal
pengkajian, ruang rawat, suber informasi.
b. Factor Presipitasi/ Riwayat Penyakit Sekarang
c. Factor Predisposisi
1) Riwayat penyakit masa lalu
2) Riwayat trauma
3) Riwayat penyakit keluarga
d. Pemeriksaan Fisik
Meliputi: keadaan umum, tanda-tanda vital, mengukur berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB), keluhan fisik, pemeriksaan fisik head to toe
e. Pengkajian Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
3) Hubungan social
4) spiritual
f. Status Mental
1) Penampilan
2) Kesadaran
3) Orientasi
4) Pembicaraan
5) Aktivitas motoric/ psikomotor
6) Afek/ emosi

17
7) Persepsi-sensorik
8) Proses piker
9) Interaksi selama wawancara
10) Memori
11) Tingkat konsentrasi dan berhitung
12) Kemampuan penilainan
13) Daya tilik diri/ insight
g. Aktivitas Sehari-hari (ADL)
1) Makan dan minum
2) BAB/BAK
3) Mandi
4) Berpakaian/berhias
5) Istirahat dan tidur
6) Penggunaan obat
7) Aktivitas di dalam rumah
8) Aktivitas di luar rumah
h. Mekanisme Koping
i. Masalah Psikososial dan Lingkungan
j. Kura ng Pengetahuan Tentang :
1) penyakit jiwa
2) penyakit fisik
3) obat-obatan
4) koping, dll
k. Aspek Medik :
1) diagnosa medik
2) terapi medik
l. Daftar Masalah Keperawatan
1) Ansietas
2) HDR (harga diri rendah)
3) Distress spiritual
4) Isolasi social

18
5) Halusinasi
6) Ketidakberdayaan
7) Deficit perawatan diri (DPD)
8) RPK (resiko perilaku kekerasan)
9) Koping tidak efektif
10) RBD (resiko bunuh diri)

2. DIAGNOSA PRIORITAS
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data. Selanjutnya adalah
menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan berdasarkan analisis
data adalah: distress spiritual

3. INTERVENSI DISTRESS SPIRITUAL


a. INTERVENSI SPTK DISTRESS SPIRITUAL
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
distress spiritual membaik
Intervensi yang dilakukan adalah:
1) Strategi Pelaksanaan (SP) 1 distress spiritual Pada Pasien
a) Kaji factor penyebab gangguan spiritual pada pasien
b) Bantu pasien mengunngkapkan perasaan dan pikiran akan terhadap
spiritual yang di yakininya
c) Bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan spiritual
dalam kehidupan
d) Masukkan dalam jadwal kehidupan sehari-hari
2) Strategi Pelaksanaan (SP) 2 distress spiritual Pada Pasien
a) Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agama
yang di anut oleh pasien
b) Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan oranng
lain
c) Bantu pasien untyk ikut serta dalam kegiatan keagamaan
d) Masukkan dalam jadwal kegiatan sehari-hari

19
20
b. INTERVENSI MENURUT SDKI, SLKI, SIKI
DIAGNOS
SLKI DAN INDIKATOR
NO A URAIAN AKTIVITAS RENCANA TINDAKAN (SIKI)
SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TARGET
KEPERAWATAN
1. Distress spiritual Setelah dilakukan tindakan keperawatan A. Dukungan spiritual 1.09276
D.0082 selama 3x24 maka distress spiritual Observasi:
1. Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
membaik
2. Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan
kesehatan
a. Tingkat Ansietas (L.09093) 3. Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
No Indikator Skor Skor 4. Identifikasi ketaatan dalam beragama
Awal Target Terapeutik:
1. Verbalisasi makna 5 1. Berikan kesempatan mengepresiasikan perasaan tentang penyakit
dan tujuan hidup
dan kematian
2. Verbalisasi kepuasan 5
2. Berikan kesempatan mengepresiasikan dan meredakan marah
terhadap makna
secara tepat
hidup
3. Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
3. Perilaku marah 5
ketidakberdayaan
kepada tuhan
4. Kemampuan 5 4. Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
beribadah 5. Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
6. Fasilitasi melakukan kegiatan beribadah
Edukasi:
1. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman atau orang lain
2. Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
3. Anjurkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi pembimbing

Kolaborasi:
1. Atur kunjungan dengan rohaniawan (ustad, pendeta,biksu)

21
B. Terapi Relaksasi (I.09326)
Observasi:
1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
konsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan pengguanaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, atau suhu
sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik:
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan, mafaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis.musik, nafas dalam meditasi, dll)
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi

22
23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Distres spiritual adalah gangguan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kehidupan
seperti kenyakinan maupun keagamaan seseorang yang menyebabkan gangguan pada
aktivitas keagamaan/spiritual akibat daripada masalah pada aspek biologis serta
psikososial individu dimana dapat mengakibatkan individu merasa tidak memiliki arti
kehidupan.
Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra, inter, dan transpersonal.
spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan memengaruhi
kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam
hubungannya dengan diri sendiri, oarng lain, alam, adan Tuhan ( Dossey&guzzeta, 2020)

3.2 SARAN
Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan
pengetahuan dalam ilmu keperawatan khususnya dalam pemahaman tentang konsep
distress spiritual sehingga penulis menyarankan kepada para pembaca agar bisa
mengaplikasikan hal tersebut dalam kehidupan sehari – hari maupun di lahan kerja dengan
mampu memahami apa itu distress spiritual sehingga nantinya makalah ini mampu
meningkatkan keperawatan menjadi suatu disiplin ilmu yang lebih baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Nur .(2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Hanifah, Muyasaroh dan Yusuf Hasan, Baharuddin dan Nanda Noor, Fadjrin dan Tatang Agus,
Pradana dan Muhammad, Ridwan. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap
dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.

herliana, I., & Koto, Y. (2022). Studi Kasus Asuhan keperawatan Pada Pasien Kehilangan. Open
Access Jurnal ilmu Kesehatan Jakarta, 1 (4), 142-145.

Kansil, Y. O., & Wagiu, M. M. (2021). Pendampingan Pastoral Kristiani Bagi Keluarga Yang
Berduka Akibat Kematian Karena Covid-19. POIMEN Jurnal Pastoral Konseling, 2(1),
49-65.
Keliat, B. A., (2011) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN –Basic Course) Jakarta
EGC

Megasari,Haryo. (2020). Gangguan Kecemasan Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid


19 Unair.ac.id

Mubarak dan Chayatin.(2011). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Mujahidah, Zakiyah, dan Suwarningsih, S. (2021). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap


Kerugian dan Dukacita Pada Korban Longsor dan Banjir. Jurnal ilmu Kesehatan, 13 (1),
120-128.
Patricia, A.P. dan Perry, A.G. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4. Jakarta: EGC

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi daan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi daan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi daan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Rokom. (2021, October 7). Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di
Indonesia. Sehat Negeriku.

25
Sutedjo (2019). Keperawatan Jiwa . Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Uliyah, Musrifatul dan Aziz Alimul Hidayat. 2021. Keperawatan Dasar 2 Untuk Pendidikan
Vokasi. Surabaya:Health Books Publishing

Videbeck.(2008) Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Psychiatric Mental Health Nursing). Jakarta :
EGC

Widiastuti, Sri. Hasian lenita. (2019). Buku Materi Pembelajaran Kesehatan Jiwa
Jakarta :Universitas Kristen Indonesia

Yosep, pius. Sutini Titin (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung : Refika Aditama

Yusuf, Rizki fitriasari. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika

Zaboski, B. A. (2022). Terapi pemaparan untuk gangguan kecemasan di sekolah: memulai.


Psikologi Sekolah Kontemporer, 26 (2), 235-240.

26

Anda mungkin juga menyukai