OLEH
TAHUN 2017
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
2. Penyebab
a. Pengkajian Fisik : Abuse
b. Pengkajian Psikologis : Status mental, mungkin adanya depresi, marah,
kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah,
dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
c. Pengkajian Sosial Budaya : dukungan sosial dalam memahami keyakinan
klien (Spencer, 1998).
4. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan pasien dengan masalah distress spiritual yaitu distress
spiritual
5. Tujuan khusus
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengatakan kepada perawat atau pemimpin spiritual tentang
konflik spiritual dan kegelisahan
6. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan mengucapkan salam pada pasien,
perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama pasien, jelaskan tujuan,
kontrak waktu.
b. Klien dapat mengatakan kepada perawat tentang kegelisahannya
c. Fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien, fasilitas klien
untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain, bantu pasien untuk
ikut serta dalam kegiatan keagamaan.
2. Kerja
“baik ibu, apa yang ibu rasakan saat ini?”
“sepertinya ibu terlihat gelisah?”
“ibu bisa menceritakannya kepada saya?”
“saya mengerti ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Saya mengerti dengan
apa yang ibu rasakan”
“apa yang menyebabkan ibu dikucilkan?”
“jika boleh saya tahu siapa yang mengucilkan ibu? Apakah keluarga atau orang
lain di luar keluarga?”
Apakah ibu yakin itu yang menyebabkan ibu dikucilkan?”
“mengapa ibu bisa berfikir demikian?”
“saya tidak mengerti apa yang ibu maksudkan, bisakah ibu menjelaskan kembali
hal tersebut untuk saya?”
“ibu jangan cemas, jangan terlalu dipikirkan. Karena tidak semua orang
mengucilkan ibu”
“masih ada saya yang bisa menemani ibu”
“apakah ibu masih merasakan gelisah?, jika masih ijinkan saya memfasilitasi ibu
dalam spiritual dan membantu ibu dalam spiritual, agar ibu merasa tenang dan
nyaman”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan saya temani? “
“apakah ibu bisa memahaminya?”
“saya anjurkan ibu kalau merasa orang lain tidak mengerti maksud ibu, ibu bisa
menuliskan di kertas atau menggambarkan dengan isyarat”
“baik ibu, karena waktu saya sudah habis untuk menemani ibu, kita lanjutkan
besok ya bu”
“Sampai jumpa lagi ibu”