Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SIMULASI RONDE KEPERAWATAN

PASIEN An. IB DENGAN PNEUMONIA ASPIRASI DI


RUANG CEMPAKA III RSUP SANGLAH TANGGAL 23 MARET 2020

Ronde keperawatan merupakan suatu metode dalam pelayanan keperawatan yang


berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan memberikan masukan
kepada perawat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan. Kozier et al. (2004)
menyatakan bahwa ronde keperawatan adalah salah satu prosedur dua atau lebih
perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam
merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawataannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan
yang telah diterima pasien.
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Cempaka 3 pada 17 s/d 19 Maret 2020,
ronde keperawatan di Ruang Cempaka 3 sudah dilakukan di ruang pertemuan Cempaka
3 yang dihadiri oleh kepala ruangan DPJP, ahli gizi, PP yang bertanggungjawab dengan
kasus yang dibahas saat ronde. Kepala ruangan Ruang Cempaka 3 mengatakan ronde
keperawatan dilakukan setiap 1 bulan sekali serta dapat disesuaikan jika ada kasus yang
mendesak untuk dibicarakan. Ronde keperawatan yang telah berjalan selama ini
dikatakan oleh Kepela Ruangan Cempaka 3 mengalami beberapa kendala. Kendala
tersebut berupa penyesuaian waktu pelaksanaan ronde antara profesi, serta penentuan
prioritas kasus ronde keperawatan, mengingat Ruang Cempaka 3 RSUP Sanglah
merupakan rujukan Indonesia Timur untuk kasus perawatan anak.
Pasien An. IB datang dengan diagnosa Pneunomia Aspirasi. Pasien bernama An.
IB berusia 5 tahun, keluarga pasien mengatakan sore hari saat diajak membakar sampah
di belakang rumah pasien, anak pasien mengeluh haus dan tanpa sepengetahuan ibunya,
pasien meminum minyak tanah yang ada di dalam botol. Pasien tiba-tiba batuk terus
menerus, malam pukul 19.00 pasien mulai sesak napas nam muntahmuntah, sehingga
orang tua pasien memutuskan membawa anaknya ke IGD RSUP Sanglah, setelah
dilakukan pemeriksaan fisik, darah lengkap, urine lengkap, serta foto rontgen, pasien
dianjurkan untuk rawat inap di ruang Cempaka 3 RSUP. Hari ini pasien sudah dirawat
selama 6 hari dan sudah diberi tindakan keperawatan.
A. Struktur
No Tahap Waktu Penanggung Jawab
1 Pra Ronde: Sehari Sebelum

• Menentukan kasus & topik Ronde Kepala Ruangan

• Menentukan Tim ronde PP

• Informed Consent PA

Ahli gizi
• Membuat Pra planning
Dokter
• Diskusi

• Mencari Sumber Literatur


2 Ronde :
• Penyampaian Masalah 30 Menit PP

(Nurse Station)

• Validasi data (Bed Patient) Karu, PP, PA


3 Post Ronde :
• Evaluasi Pelaksanaan 10 Menit Kepala Ruangan, PP, PA

Ronde, revisi dan perbaikan

• Menyimpulkan untuk
menentukan tindakan
keperawatan pada prioritas
masalah

• Merekomendasikan

intervensi keperawatan
• Penutup

B. Proses
PP (Alit) menjelaskan mengenai keadaan dan riwayat pasien An. IB, yaitu usia 5 tahun diagnosa
Pneunomia Aspirasi riwayat meminum minyak tanah, pasien mengeluh sesak napas, batuk
berdahak terhitung dari tanggal 17 Maret 2020 kemudian pasien merasa badannya terasa lemas
dan sesak memberat pada 21 Maret 2020. Saat ini pasien sudah dirawat selama 4 hari dan sudah
diberi tindakan keperawatan. Evaluasi tanggal 22 Maret 2020, pasien mengeluh sesak napas,
masih tambah batuk berdahak, tampak batuk tidak efektif, nafsu maka berkurang dan hanya
menghabiskan ½ porsi dari makanan yang disediakan, saat dilakukan penimbangan berat badan,
berat badan anak turun 2 kg semenjak dirawat, pasien juga mengeluh ingin cepat pulang karna
ingin kembali sekolah, keluarga psien mengatakan sangat khawatir dengan kondisi anak mereka.
Diagnosa keperawatan yang telah diangkat adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas,
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, dan ansietas.
PP, PA 1, dan PA 2 mendatangi ruangan pasien An. IB. PA 1 dan PA 2 memeriksa Vital Sign
An. IB dan menanyakan keluhan An. IB. Pasien mengatakan masih merasa sesak, lemas, dan
batuk. Kemudian PA 1 membantu pasien mengubah posisi menjadi posisi semifowler. Pasien
mengatakan lebih nyaman, nafas tidak berat. Selanjutnya, PA 1 dan PA 2 melakukan fisioterapi
dada ke pasien yang bertujuan untuk melancarkan pernafasan pasien. Namun, sebelum
melakukan fisioterapi dada, pasien diperiksa vital signnya terlebih dahulu. Setelah diperiksa,
hasil vital sign pasien adalah nadi 97 x/menit, suhu 36,8oC, pernapasan 28 x/menit. Denyut nadi
masih dalam rentang normal, hanya saja napas pasien lebih cepat, saturasi 98%. Sehingga pasien
menggunakan alat bantu oksigen nasal canul 2 liter per menit, untuk membantu pasien bernapas
dan agar tidak sesak dilakukan fisioterapi dada oleh Perawat Associate dengan cara menepuk
punggung pasien secara bergantian agar lender/dahak pasien keluar dan pernafasan menjadi
lancar. Bengkok disediakan di dekat pasien untuk memudahkan pasien meludah dahak yang
dikeluarkan setelah dilakukan fisioterapi dada. Setelah dilakukan asuhan keperawatan oleh
Perawat Associate, pasien merasakan lebih tenang, nafas lebih mudah.

C. Hasil
Berdasarkan hasil pelaksanaan ronde keperawatan, PP menjelaskan data yang didapatkan
bahwa pasien sudah ada perubahan dibandingkan dengan awal MRS, pasien masih merasa sesak
meski sudah berkurang, nafsu makannya masih menurun, batuk, dan keadaan umum lemah.
Dokter mengatakan untuk assessment diagnose pasien menjadi Pneunomia Aspirasi. Terapi
lanjutan yang akan diberikan Oksigen nasal canul 2 lpm, Infus Dextrose ¼ Ns 12 tpm micro,
Ambroxol 5 mg @8 jam (Rute Oral), Nebulizer ventolin 1,25 ml dalam 3 ml nacl @12 jam.
Kemudian ahli gizi menambahkan dari pihak gizi memberikan diet Tinggi Karbohidrat Tinggi
Protein 3x sehari dengan energy 1021 kilokalori, protein 41 gr, 27 gr bentuk makanan bubur
tim, serta menganjurkan keluarga An. IB untuk memberikan makan pasien makan sedikit tetapi
sering.

D. Simpulan
Simpulan ronde pada pasien An. IB sudah ada perubahan dibandingkan dengan awal MRS,
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah fisioterapi dada, batuk efektif dan pasien
mengatakan merasa lebih baik. Pasien mengatakan sesak berkurang, nafsu makannya masih
menurun, batuk berdahak, dan keadaan umum lemah. Dokter menambahkan terapi obat dan ahli
gizi menambahkan untuk diet pasien serta menganjurkan makan pasien sedikit tapi sering.

E. Kesan
1) Pasien puas dengan hasil kegiatan

2) Tindakan keperawatan dapat dievaluasi secara mendalam

3) Rencana keperawatan dapat dibenahi kembali

4) Masalah pasien dapat teratasi


5) Mahasiswa dapat

a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sismatis

b) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien

c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan

d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang beriorentasi pada


masalah pasien

e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

f) Meningkatkan kemampuan justifikasi

g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

F. Saran
Saran kami dari kami adalah agar program ronde ini dilaksanakan secara berkesinambungan,

Anda mungkin juga menyukai