Anda di halaman 1dari 96

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

H DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN HALUSINASI DI UNIT RAWAT INAP BANGAU 2

Pembimbing Akademik

1. Ns. Maretha Akhriansyah S.Kep, M.Kep


2. Ns.Raden Surahmat .,S.Kep.,M.,Kes.,M.Kep

Pembimbing Klinik

Ns. Desi F, S.kep., M.Kes

Disusun Oleh

Mita HulJana Wulandari


Seniati Putri Alfi Ilhamu Fajri
Almareta Fajrin Bima Yudistirangga
Yosi Seniatun Tri Anita Wibawa
Andi Julaiha Nanda Sari
Dafid Ganda Prakasa May Wita
Reka Mega Sari Ferli Zerlika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan dan karunia-Nya sehingga tugas laporan kasus yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi di rs ernaldi bahar palembang dapat
kami selesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Kepada Dosen pembimbing
kami bapak Ns. Maretha Akhiriyansyah, S. Kep., M. Kep, bapak Ns.Raden
Surahmat.,S.Kep.,M.Kes.,M.,Kep, ibu Ns.Desi F. S.,Kep.,M.Kes dan juga teman-
teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. Tiada yang sempurna
didunia, melainkan Allah SWT Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan laporan kami
selanjutnya.

Demikian laporan ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan. Kami selaku penulis menerima kritik dan saran selusa-luasnya dari
pembaca agar membuat karya laporan yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Palembang, 31 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kondisi seseorang yang sejahtera baik fisik, mental, sosial
dan spiritual tidak hanya sekedar terbebas dari penyakit maupun kecacatan. Menurut
Undang-Undang RI No.18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa yang dimaksud adalah
kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, metal, spiritual dan
sosial sehingga individu tersebut menyadri kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya (Wuryaningsih et al., 2018, p. 7), Menurut Stuart (2013) di dalam
buku Wuryaningsih (2018) menyatakan individu yang memiliki kesehatan jiwa
yaitu individu yang mampu mencapai kebahagiaan, ketenangan, kepuasan,
aktualisasi diri dan mampu optimis atau berpikir positif di segala situasi baik terhadap
diri sendiri, orang Iain dan lingkungan.

Masalah kesehatan jiwa di masyaralat sangatlah kompleks. Kondisi rumah


sakit jiwa di Indoensia terdapat 34 RS Jiwa Pemerintahan, 9 RS Jiwa milik
swastalorganisasi islamiorganisasi sosial dan lainna dan 1 RSKO di 28 provinsi dari
34 prrovinsi di Indonesia. 6 provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa yaitu
Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Sulwesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat dan
Papua Barat (lndrayani & Wahyudi, 2019, p. 6). Masalah kesehatan jiwa ini diperkirakan
oleh WHO akan menduduki peringkat pertama penyebab kematian di tahun 2030
setelah penyakit jantung koroner (Wuryaningsih et al., 2018).

Berdasarkan data RISKESDAS 2013, orang dengan gangguan jiwa berat


(ODGJ) sebesar 0,17%, orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) sebesar 6,0% dan angka
kejadian pasung 14,3% (Wuryaningsih et al., 2018). Pada tahun 2018 Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Ri (infodatin) melaporkan bahwa pendudukan indonesia
megalami gangguan jiwa Skizofrenia atau Psikosis mencapai 6,7%. Di Sumatera Selatan
orang dengan gangguan jiwa Skizofrenia atau Psikosis yaitu 8% (indrayani & Wahyudi,
2019). Angka kejadian pasung di Indonesia pada tahun 2018 yaitu mencapai 31,5%.
Hatusinasi merupakan salah satu geiala yang sering ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi merupakan gangguan persepsi yang membuat pasien
mepersepsikan sesuatu yang sebenemya tidak terjadi (Muhith, 2015b, p. 212). Hal-hal yang
dapat menimbulkan halusinasi adalah Skizofrenia, psikosls fungsional, Sindrom
Otak Organik (S00), epilepsi, neurosis, histeris, intoksikasi atropine atau kecubung dan zat
halusinogen(Candra et al., 2017, p. 113). Halusinasi adalah bentuk dari gejala positif yang
dapat terjadi pada semua modalitas sensori, yaitu auditorik, visual, olfaktori, gustatori dan
taktil. Isi halusinasi seringkali merupakan hinaan dan cemoohan yang kemudian
menyebabkan pasien seringkali menjadi takut, marah, sedih, merasa berasa bersalah
karena hal ini (Yudhantara & Istigomah, 2018, p. 41).

Halusinasi dapat terjadi dikarenakan adanya gangguan organik atau


gangguan non-organik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengkajian riwayat trauma atau
riwayat penyakit dari pasien yang berisiko terjadi gangguan fungsi othk. Adapun faktor
predisposisi yang menyebabkan halusinasi yaitu faktor biologis, faktor psikologis dan faktor
sosial budaya (Wuryaningsih et al., 2018).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana konsep medis dan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan kejiwaan halusinasi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan pengalaman secara nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan
perubahan sensori persepsi: Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Emaldi
Bahar Provisi Sumatra Setatan.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan in yaitu:
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan gangguan persepsi
sensori halusinasi pendengaran.
b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan gangguan persepsi
sensori haiusinasi pendengaran.
c. Melakukan intervensi keperawatan pada klien gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengara.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien gangguan persepsi sensor
halusinasi pendengaran
e. Mengevalusi hasil tindakan keperawatan pada klien gangguan persepsi
sensori halusinasi pendengaran.
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran.
g. Membandingkan antara teori dan kenyataan dilapangan yang peneliti dapatkan.

D. Manfaat
1. Pasen Mampu Mengenali Halusinasinya
2. Pasien Mampu Menyebutkan Isi Halusinasinya
3. Pasien Mampu Menyebutkan Waktu Terjadinya Halusinasi
4. Pasien Mampu Menyebukan Situasi Terjadinya Halusinasi
5. Pasien Menyebut Perasaan Saat Halusinasi
6. Pasien Mampu Mengontrol Halusinasinya
BAB II

TINJAUAN PUSTKA

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa (Muhith, 2015a). Menurut Johnson,B.S.(1995:421) dalarn
Wijayaningsih, (2015, p. 75) halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita atau kenyataan seperti melihat bayangan dan
suara-suara yang tidak ada. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa
yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman
(Yusuf et al., 2015).

Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indra tanpa ada
rangsangan eksternal ( stuat,larala 2005)

Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indra yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber
yang tidak nyata (kliat, dan akemat, 2007 : stuart, kliart, pasaribu, 2017)

2. Faktor predesposisi

Menurut Yusuf, Fitryasari and Nihayati, (2015, pp. 122— 123) faktor predisposisi
halusinasi sebagai berikut :

a. Faktor perkembangan

Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal yang


dapat meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan
persepsi. Pasien mungkin menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
B. Faktor psikologis

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran
yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan
pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi

C. Faktor biologis

Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi


realitas, serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan besar,
serta bentuk sei kortikal dan limbik.

D. Faktor genetic

Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada


pasien skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan iebih tInggi jika kedua orang tua
skizofrenia.

3. Faktor Presipitasi

a. Stresor sosial budaya

Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat
menimbui kan haiusinasi

b. Faktor bokirnia

Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat


halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk hal usinasi.

c. Faktor psikologis

Intensitas kecernasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya


kernampuan mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan
orientasi realitas. Pasien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang tidak menyenangkan.

d. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas
berkaitan dengan perubahan proses piker, afektif, persepsi, motoric, dan sosial

4. Tanda dan Gejala

Menurut Carpetino L.J. (1998); Townsend ,M.C, (1998); Stuart, G.W


dan Sundeen, S.J, (1998) dalam Wijayaningsih, (2015, pp, 76-77) tanda dan
gejala halusinasi sebagai berikut:

a. Data Subjektif :

1) Tidak mampu mengenal orang dan tempat


2) Tidak mampu memecahkan masalah
3) Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara)
4) Mengeluh cemas dan khawatir

b. Data Objektif :

1) Mudah tersinggung
2) Apatis atau menarik diri
3) Tampak gelisah, perubahan perilaku,dan pola komunikasi, kadang
berhenti
4) Menggerakan bibirnya tanpa mengeluarkan suara
5) Menyerigai dan tertawa tidak sesuai
6) Gerakan mata cepat pikiran yang berubah-ubah
7) Kadang tampak ketakutan
8) Respon-respon yang tidak sesuai
5. Jenis-jenis Halusinasi
Menurut Sutejo, (2019, pp. 14-15) jenis halusinasi terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu sebagai berikur :

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi a. Mengarahkan a. Mendengar suara atau bunyi
telinga
pendengaran pada sumber suara gaduh
b. marah-marah b.
tanpa mendengar suara yang
sebab yang yang jelas menyuruh untuk melakukan
c. bicara atau tertawa sendiri sesuatu yang berbahaya
d. menutup telinga. c. mendengar suara yang
mengajak bercakap-cakap
d. mendengar suara orang
yang sudah meninggal.
Halusinasi a. a. Melihat makhluk tertentu,
Ketakutan pada sesuatu
Penglihatan atau objek yang diliha bayangan seseorang yang
b. tatapan mata menuju sudah meninggal, sesuatu
tempat tertentu yang menakutkan atau
c. menunjuk ke arah hantu cahaya.
tertentu.
Halusinasi a. Adanya a. Klien
tindakan seperti sedang
Pengecapan mengecap sesuatu, merasakan makanan atau
gerakan mengunyah, rasa tertentu, atau
sering meludah atau mengunyah sesuatu
muntah.
Halusinasi a. a. Mencium bau dari bau-
Adanya gerakan cuping
Penghidung hidung karena mencium bauan tertentu, seperti bau
sesuatu atau mengarahkan mayat, masakan, fases, bayi
hidung pada tempat atau parfum.
tertentu.
b. Klien sering mengatakan
bahwa ia mencium suatu
bau.
c. Halusinasi penciuman
sering menyertai klien
demensia, kejang atau
penyakit serebrovaskular.
Halusinasi Perabaana. Menggaruk-garuk a. Klien mengatakan ada
permukaan kulit, klien sesuatu yang
terlihat menatap tubuhnya menggerayangi tubuh,
dan terlihat merasakan seperti tangaan, serangga,
sesuatu yang aneh seputar atau makhluk halus.
tubuhnya b. Merasakan sesuatu yang
panas dan dingin, atau
tersengat aliran listrik.

6. Akibat

Menurut Tonsend, M,C dalam Wijayaningsih (2015, p, 78) suatu keadaan


dimana seorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik
baik diri sendiri maupun orang lain, seseorang yang dapat berisiko melakukan
tindakan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku:

a. Data Subjektif
1) Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
2) Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
b. Data Objektif
1) Wajah tegang, merah
2) Mondar mandir
3) Mata melotot, rahang mengatup
4) Tangan mengepal
5) Keluar keringat banyak
6) Mata merah

7. Rentang Respon

Menurut Struat 2013 dalam sutejo (2019, p. 10) rentang respon sebagai
berikut:

adaptif maladaptive

pikiran distori pikiran ilusi gangguan pikir

persepsi akurat reaksi emosi berlebih halusinasi

emosi konsisten perilaku aneh/ berlebih sulit merespon

pelaku sesuai menarik diri perilaku

hubungan social organisasi

isolasi sosial

Rentang respon yang paling adaptif yaitu adanya pikiran logis, persepsi akurat,
emosi yang konsisten Emosi konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan
terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Sedangkan,respon maladaptive
yang meliputi waham, halusinasi, kesukaran proses emosi, perilaku tidak
teroganisasi, dan isolasi sosial.
8. Pohon Masalah
Menurut Kaliat 2006 dalam Sutejo (2019, p. 18) pohon masalah
berdasarkan diagnosis gangguan sensori persepsi: halusinasi adalah sebagai
berikut :

9. Masalah Keperawatan dan Data Perlu Dikaji

Menurut (Wijayaningsih, 2015) terdapat 3 masalah yaitu sebagai berikut:

No Masalah Keperawatan Data Yang Perlu dikaji


1 Masalah utama: Gangguan DS:
sensori persepsi: halusinasi • Klien mengatakan melihat atau
mendengar sesuatu
• Klien tidak mampu mengenal tempat
waktu, orang
DO:
• Tampak bicara dan ketawa sendiri
• Mulut seperti bicara tapi tidak keluar
suara
• Berhenti bicara setelah seolah
mendengar atau melihat sesuatu,
gerakan mata yang cepat
2 Penyebab: isolasi social: DS:
menarik diri • Klien mengatakan merasa kesepian
• Klien mengatakan tidak dapat
berhubungan sosial
• Klien mengatakan tidak berguna
DO:
• Tidak tahan terhadap kontak yang lama
• Tidak berkonsentrasi dan pikiran mudah
beralih saat bicara
3 Akibat: Risiko mencederai diri DS:
sendiri dan orang lain • Klien mengungkapkan takut
• Klien mengungkapkan apa yang dilihat
dan didengar mengancam dan
membuatnya takut
DO:
• Tampak larut dalam pikiran dan
ingatannya sendiri
• Kurang aktivitas, tidak komunikatif
• Wajah klien tampak tegang merah
• Mata merah dan melotot
• Tangan mengepal
• Mondar mandir

10. Rencana Tindakan Keperawatan


Menurut Sutejo, (2019,pp.19-26) rencana tindakan keperawatan gangguan
sensori persepsi: halusinasi yaitu sebagai berikut:
Diagnosa Perencanaan
Keperawa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
tan (Tuk/Tum) Evaluasi
Gangguan TUM: klien 1. Ekspresi wajah 1.1. bina hubungan Hubungan
perubahan tidak bersahabat saling percaya saling percaya
sensori mencederai menunjukkan dengan merupakan
persepsi: diri sendiri, rasa senang, ada mengemukakan dasar untuk
halusinasi orang lain kontak mata, mau prinsip memperlancar
dengar dan berjabat tangan komunikasi interaksi yang
(auditori) lingkungan mau menyrbutkan terapeutik: selanjutnya
nama, mau a. Sapa klien akan
menjawab salam, dengan ramah baik dilakukan
TUK 1: klien mau duduk verbal maupun
Klien dapat berdampingan nonverbal
membina dengan perawat b. Perkenalkan diri
hubungan mau dengan sopan
saling mengutarakan c. Tanyakan nama
percaya maslah yang lengkap dan nama
dihadapinya panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
f. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
TUK 2: 1. Klien dapat 1.1. Adakan Selain untuk
Klien dapat menyebutkan kontak sering dan membina
mengenali waktu, isi, dan singkat secara hubungan
halusinasiny frekuensi bertahap saling
a timbulnya 1.2. Observasi percaya,
halusinasi tingkah laku klien kontak sering
yang terkait dan singkat
dengan akan memutus
halusinasinya: halusinasi.
bicara dan tertawa
tanpa stimulus dan Mengenal
memandang ke perilaku klien
kiri /kanan/ke pada saat
depan seolah-olah terjadi
ada teman bicara halusinasi
1.3. Bantu klien dapat
mengenal memudahkan
halisinasinya perawat dalam
dengan cara: melakukan
a. Jika intervensi
menemukan klien
sedang Mengenal
berhalusinasi: halusinasi
tanyakan apakah memungkinka
ada suara yang n klien
didengarnya. menghjindari
b. Jika klien faktor
menjawab ada, timbulnya
lanjutkan: apa halusinasi.
yang dikatakan
suara itu. Katakan
bahwa perawat
percaya klien
mendengar suara
itu, namun
perawat sendiri
tidak
mendengarnya
(dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh/
menghakimi)
c. Katakan bahwa Pengetahuan
klien lain juga ada tentang waktu
yang seperti klien isi, dan
d. Katakan bahwa frekuensi
perawat akan munculnya
membantu klien. halusinasi
2.1. Diskusikan dapat
dengan klien mempermuda
: h perawat
a. Situasi yang
menimbulkan atau
tidak
menimbulkan
halusinasi (jika Mengidentifik
sendiri, jengkel, asi pengaruh
atau sedih) halusinasi
b. Waktu dan pada klien
frekuensi
terjadinya
halusinasi
(pagi,siang,sore)
dan malam, terus
menerus sewaktu –
waktu
2.2. Diskusikan
dengan klien
tentang apa yang
dirasakan jika
terjadi halusinasi
(marah,
takut,sedih dan
senang), beri
kesempatan pada
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
TUK 3: 1. Klien dapat 1.1. Bersama Usaha untuk
Klien dapat menyebutkan klien, identifikasi memutus
mengontrol tindakan yang tindakan yang halusinasi,
halusinasiny biasanya dilakukan jika sehingga
a dilakukan untuk terjadi halusinasi halusinasi
mengendalikan (tidur,marah,meny tidak muncul
halusinasinya ibukkan diri,dll) kembali.
2. Klien dapat 1.2. Diskusikan Penguatan
menyebutkan manfaat dan cara (reinforcemen
cara baru yang digunakan t) dapat
mengontrol klien. Jika meningkatkan
halusinasi. bermanfaat beri harga diri
3. Klien dapat oujian kepada klien.
mendemonstrasik klien. Memberikan
an cara alternative
menghardik/men 2.1. Diskusikan pilihan untuk
gusir/tidak dengan klien mengontrol
memedulikan tentang cara baru halusinasi.
halusinasinya. mengontrol
4. Klien dapat halusinasinya: Meningkatkan
mengikuti a. pengetahuan
aktuvitas Menghardik/meng klien dalam
kelompok usir tidak memutus
5. Klien dapat memedulikan halusinasi.
mendemonstrasik halusinasinya
an kepatuhan b. Bercakap-cakap Harga diri
minum obat dengan oran lain klien
untuk mencegah jika halusinasinya meningkat
halusinasi. muncul memberi klien
c. Melakukan kesempatan
kegiatan sehari- untuk
hari mencoba cara
3.1. Beri contoh yang telah
cara menghardik dipilih.
halusinasi: “pergi! Memudahkan
Saya tidak mau klien dalam
mendengar kamu, mengendalika
saya mau mencuci n halusinasi.
piring/bercakap- Stimulasi
cakap dengan persepsi dapat
suster mengurangi
3.2. Beri pujian perubahan
atas keberhasilan interpretasi
klien. realitas akibat
3.3. Minta klien halusinasi.
mengikuti contoh
yang diberikan dan Dengan
minta klien mengetahui
mengulanginya. prinsip
3.4. Sususn jadwal penggunaan
latihan klien dan obat, maka
minta klien untuk kemandirian
mrngisi jadwal klien dalam
kegiatan (self- hal
evalcation) pengobatan
4.1. Anjurkan dapat
klien untuk ditingkatkan
mengikuti terapi Dengan
aktivitas menyebutkan
kelompok, dosis,
orientasi realita, frekuensi,dan
stimulasi persepsi caranya, klien
5.1. Klien dapat melaksanakan
menyebutkan program
jenis,dosis, dan pengobatan.
waktu minum Menilai
obat, serta manfaat kemampuan
obat tersebut klien dalam
(prinsip 5 benar . pengobatanny
benar orang, benar a sendiri.
obat benar dosis, Dengan
benar waktu dan mengetahui
benar cara efek samping,
pemberian). klien akan
5.2. Diskusikan tahu apa yang
dengan klien harus
tentang jenis obat dilakukan
yang diminum ( setelah minum
nama, warna, dan obat.
besarnya): waktu
minum obat (3x:
pukul 07.00, 13.00
dan 19.00)
5.3. Diskusikan
proses minum
obat:
a. Klien meminta
obat kepada
perawat (jika
dirumah sakit),
kepada keluarga
(jika dirumah)
b. Klien
memeriksa obat
sesuai dosisnya
c. Klien meminum
obat pada waktu
yang tepat
5.4. Anjurkan
klien untuk bicara
dengan dokter
mengenai manfaat
dan efek samping
obat yang
disarankan.
TUK 4: 1. Keluarga dapat 1. Diskusikan Untuk
Keluarga menyebutkan dengan keluarga meningkatkan
dapat pengertian, tanda, (pada saat pengetahuan
merawat dan tindakan berkunjung)/ pada seputar
klien untuk saat kunjungan halusinasi dan
dirumah dan mengendalikan rumah): perawatannya
menjadi halusinasi. 2. Gejala pada pihak
sistem 2. Keluarga dapat halusinasi yang keluaraga
pendukung menyebutkan dialami klien
yang fektif jenis, dosis. 3. Cara yang dapat
untuk klien waktu pemberian, dilakukan klien
manfaat, serta dan keluarga untuk
efek samping memutuskan
obat halusinasi
4. Cara merawat
anggota keluarga
dengan gangguann
halusinasi
dirumah: beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
pergian bersama
jika klien sedang
sendiri dirumah,
lakukan kontak
dengan dalam
telepon.
5.Beri informasi
tentang tindak
lanjut (follow up)
atau kapan perlu
mendapatkan
bantuan:
halusinasi tidak
terkontrol dan
risiko mencederai
orang lain Dengan
6. Diskusikan menyebutkan
dengan keluarga dosis,
tentang jenis, frekuensi, dan
dosis, waktu caranya,
pemberian, keluarga
manfaat dan efek melaksanakan
samping obat program
7. Anjurkan pengobatan.
kepada kelurga Dengan
untuk berdiskusi mengetahui
dengan dokter efek samping,
tentang manfaat keluarga akan
dan efek samping tahu apa yang
obat. harus
dilakukan
setelah minum
obat.
Penelitian Terkait

Untuk melakukan pengayaan tinjauan pustaka, peneliti menggunakan kata kunci health Literacy atau Covid-19. kata kunci
tersebut digunakan untuk mencari literatur jurnal di database Scopus, Science Direct, Proquest, Comulative Index To Nursing And
Allied Health Literature (Cinahl Ebsco), Covid-19, jurnal nasion. Dengan kata kunci tersebut didapatkan 11 jurnal yang sesuia
dalam penelitian ini. Jurnal yang sesuai dengan ini penelitian sajikan dalam tabel dibawah ini:

No Judul Artikel ; Metode Hasil Penelitian


Penulis; Tahun

1. Stimulasi magnetik Pencarian sistematis dilakukan pada Studi saat ini menemukan
transkranial berulang database elektronik pubmed, bahwa tidak dapat
dan stimulasi arus menggunakan item pencarian berikut: disimpulkan bahwa rTMS
searah transkranial (skizofrenia) atau gejala psikotik) atau dan tDCS berkhasiat dalam
untuk halusinasi psikosis) atau halusinasi) atau halusinasi mengobati halusinasi
pendengaran pada visual) atau halusinasi pendengaran) atau verbal pendengaran yang
skizofrenia: Tinjauan delusi) dan stimulasi magnetik resistan terhadap obat.
sistematis dan meta- transkranial) atau arus searah transkranial Percobaan tDCS terkontrol
analisis stimulasi) dan hasil pengobatan. studi acak yang lebih besar
dimasukkan dalam tinjauan berdasarkan dengan kualitas yang lebih
kriteria seleksi berikut: 1) Rancangan tinggi harus dilakukan di
Penulis : Liv Liebach
penelitian terkontrol palsu acak, 2) Pasien masa depan untuk
Guttesensebuah,
yang didiagnosis dengan skizofrenia atau membangun bukti
Nikolai Albertsebuah,
gangguan skizoafektif yang didiagnosis substansial tDCS.
Merete
menurut kriteria standar seperti Intervensi tampak aman
Nordentoftsebuah,
Diagnostic and Statistical Manual of dan mungkin memiliki
Carsten HjorthHai:
Mental Disorders (DSM), International efek menguntungkan pada
2022
Klasifikasi Statistik Penyakit dan hasil lainnya
Masalah Kesehatan Terkait

2. 2. Penerapan strategi Metode yang digunakan pada penelitian Hasil menunjukkan klien
pelaksanaan 1 pada ini adalag “study kasus” pada 2 pasien ada penurunan tanda dan
klien skizofornia yang dirawat ri rumah sakit jiwa prof. gejala sebanyak 70%
paranoid dengan Dr.soerojo magelang. masalah teratasi atau
gangguan persepsi sebanyak 7 tanda dan geja
Jumlah pasien 2 orang
sensori halusinasi dan peningkatan
pendengaran kemampuan mengontrol
halusinasi sebanyak 7 dari
Penulis : Tiya Meliana
7 kemampuan atau 100%
Dan Emilia Puspitasari
Sugiyanti Tahun 2019 pada klien 2 ada penurunan
vol.3 no.1 tanda dan geja sebanyak
70% masalah teratasi
Jurnal : manajemen
sebanyak 7 tanda dan geja,
asuhan keperawatan
peningkatan kemampuan
mengontrol halusinasi
sebanyak 7 dari 7
kemampuan atau 100%.

Kesimpulan : strategi
pelaksanaan halusinasi
dapat menurunkan tanda
dan gejala halusinasi.

3. 3. Asuhan keperawatan Karya ilmiah menggunakan rancangan Hasil penelitian


jiwa perubahan persepsi penelitian deskriptif, sedangkan jenis menunjukkan respon yang
sensori : halusinasi penelitian deskriptif yang digunakan berbeda dari kedua pasien.
pendengaran dan latihan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah pada pasien 1 dapa
mengontrol halusinasi studi kasus (case study). mengontrol dan
dengan menghardik mengurangi frekuensi
pada pasien Ny.R dan halusinasi yang
Jumlah pasien : 2 orang
pasien Ny.D diruang dialaminya. sedangkan
larasati RSJID Dr. pada pasien 2 ia dapat
amino gondohutomo mengontrol dan
provinsi jawa tengah mengurangi fekuensi
Penulis : Rif’atul Qonita halusinaso yang
Tahun 2018 jurnal : dialaminya.
Keperawatan poltekes
Kesimpulan beberapa
kemenkes semarang.
factor yang mempengaruhi
sehingga terjadi perbedaan
hasil dalam penelitian yang
diantaranya fase halusinasi
umur dan aspek medis.

4. 4. Studi kasus aktifitas Penelitian ini dilakukan secara Hasil evaluasi klien
menggambar dalam “deskriptif”, selanjutnya dilakukan mengalami penurunan
mengontrol gejala dengan mengumpulkan data terkait setelah dilakukan aktifitas
halusinasi di RSJ dengan gejala halusinasi sebelum menggambar dengan hasil
dilakukan aktifitas menggambar melalui
prof.Dr. soerodjo wawancara. instrument penelitian untuk evaluasi klien Tn.A dengan
magelang mengumpulkan data yaitu menggunakan skor 18.
PSYRT (Psychotic Symptom Rating
Penulis : Novianti
Scale).
Saptriani, Erna Erawati
Dan Angga Sugiarto Jumlah pasien : subjek penelitian klien
Tahun :2020 vo.3 no.1 dengan masalah keperawatan halusinasi
Jurnal :Keperwatan dan yang memenuhi criteria inklusi.
fisioterapi (JKP)

5. 5. Efektiftas terapi music Jenis penelitian Ada pengaruh sebelu, dan


terhadapa penurunan sesudah timdakan terapi
Kuantitatif menggunakan pendekatan
tingkat halusinasi musik terhadap penurunan
Eksperimen Semu (Quasy Experiment).
pendengaran pada tingkat halusinasi
metode penelitisn pendekatan one grup
pasien gangguan jiwa pendengaran pada
pretest-Postest Design. Penelitian yang
dirumah sakit kiwa Prof. penderita gangguan jiwa di
akan di identifikasi adalah eksperimen
DR.M. IIdrem. RSJ Prof M. iidrem
antara variable dependen halusinasi
Provinsi Sumatera Utara
Penulis : Dian Aggri pendengaran. Penelitain ini dilakukan
Yanti, Abdi lestari oleh peneliti selama 7 hari setiap pagi dan
Sitepu, Kuat Sitepu, sore hari dan akhir perlakuanj dilakukan
Pitriani, Wina Novita pada hari ke 7 kemudian halusinasi
Br.Purba Tahun Terbit : pendengaran di observasi kembali.
2020

6. Pengaruh terapi okupasi Jenis penelitian kuantitatif, menggunakan Ada pengaruh terapi
terhadap gejala design eksperimen dengan rancangan okupasi terhadap gejala
halusinasi pendengaran penelitian preksperiment dengan halusinasi pendengaran
pada pasien halusinasi pendekatan One Group Pretest-Postest pada pasien halusinasi
pendengaran rawat inap Design. Populasi penelitian ini adalah pendengaran rawat inap di
di Yayasan Aulia seluruh pasien halusinasi pendengaran di Yayasan Aulia Rahma,
Rahma Kemiling Yayasan Aulia Rahma, Kemiling Bandar Kemiling Bandar
Bandar Lampung. Lampung dengan jumlah 27 pasien Lampung.
halusinasi pendengaran. Sampel yang
Penulis: Niken Yuniar
digunakan 27 pasien dengan halusinasi
Sari, Budi Antoro,
pendengaran dengan menggunakan teknik
Niluh Gede Pita
total sampling.
Setevani Tahun Terbit
2019
6. 7. Pengaruh penerapan Penelitian pra-eksperimenta : one-group Ada pengaruh penerapan
asuhan keperawatan pra-post test design. Populasi semua klien asuhan keperawatan pada
pada klien halusinasi dengan gangguan halusinasi diruangan klien halusinasi terhadap
terhadap kemampuan kenari. Sampel : 14 responden. Teknik kemampuan klien
klien mengontrol pengambilan sampel adalah total mengontrol halusinasi.
halusinasi di RSKD sampling.
provinsi sulawesi
selatan ; Mahmud Hairi
Samal, Abdul kadir
Ahamd, St Saidah.;
2018

8. Upaya peningkatan Studi kasus merupakan studi kasus Hasil penelitian ini
harag diri rendah dengan pendekatan asuhan keperawatan didapatkan bahwa sebelum
dengan terapi aktivitas jiwa pada Tn. Y. metode penelitian dilakukan intervensi skor
kelompok (stimulasi deskriptif dengan studi kasus, sampel HDR pasien 19 meningkat
persepsi) diruangan sub pada penelitian 1 responden. menjadu 24 yang diukur
Akut laki RSKD menggunakan kuisioner
provinsi maluku; Hani
Tuasikal, Moomina Rosenberg self Esteen
Siauta, Selpinna Scale.
Embuai. ; 2019

9. Analisi tanda dan gejala Penelitian ini dilakukan pada 16 Hasil penelitian ini
resiko perilaku responden dengan teknik eccidental menunjukkan bahwa tanda
kekerasan pada pasie sampling. Penelitian ini merupakan dan gejala yang sering
skizofrenia ; Eka penelitian kuantitatif dengan desain muncul pada orang dengan
Malfasari, Rizka penelitian desain deskriptif. resiko perilaku kekerasan
Febtrina, Dini yaitu: mengepalkan
Maulinda, Riska Amimi tangan, bicara kasar, suara
; 2020 tinggi menjerit atau
berteriak.

10. Tingkat pengetahuan Desain yang digunakan deskriptif korelasi Hasil penelitian ada
pasien dalam dengan pendekatan cross sectional. hubungan pengetahuan
melakukan cara Populasi penelitian adalah pasien yang pasien dengan perilaku
mengontrol dengan mengalami gangguan realita atau pasien halusinasi
perilaku pasien halusinasi yang berjumlah 50 orang. pendengaran.
halusinasi pendengaran; Teknik pengambilan sampel total
Marisca Agustina; 2017 sampling yaitu sebanyak 50m responden
11 Penerapan strategi
Stdui kasus ini merupakan studi kasus penurunan tanda gejala
pelaksanaan (SP2) pada
“deskriptif” dimana penuilis sebanyak 53% masalah
klien skizofrenia dengan
membandingkann sebelum dan sesudah teratasi atau sebanyak 8
gangguan persepsi sensori :
dilakukan tindkan asuhan keperawatan tanda gejala.
halusinasi pendengaran.
dengan implementasi strategi pelaksanaan Kesimpulan : strategi
Penulis : Nur Muhammad
2 halusinasi apakah klien skizofernia pelaksanaan 2 pada klien
Abiding Dan Wahyuningsih
dengan masalah keperawatan gangguan skizofrenia dengan gangguan
Tahun : 2020 vol.4 No.2
perspsi sensori halusinasinya pendengan persepsi sensori : halusinasi
jurnal : jurnal manajemen
dapat memngontrol halusinasinya. pendengaan dapat membantu
asuhan keperawatan
mencegah kekambuhan
jurnal : jurnal manajemen
halusinasi sehingga perawat
asuhan keperawatan
perlu melakukan tindakan
tersebut.
BAB III

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


DI UNIT RAWAT 1NAP RUMAH SAKIT JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:

1 IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn.H (L) TgI. Pengk. : 24 mei 2022

Umur : 40 Tahun No. RM : 084922


Alamat : Sukajadi Pendidikan : Sd

Agama : lslam Pekerjaan : buruh

Status : duda

II. ALASAN MASUK

a. Data Pada saat masuk RS

klien dibawa ke rs enaldi bahar karena sering berjalan jalan sendiri sering mendengar bisikan
adalah utusan tuhaan

b. Data pada saat dikaji

Klien Tampak tenang, kooperatif dan tidak tampak tanda klien terlihat berbicara sendiri

Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran,

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pemah mengalami gangguan jiwa di masa ialu?


[]Ya [v] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ]Kurang berhasil [] Tidak Berhasil
3. pelaku/usia korban/usia saksi/usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga

Jelaskan no. 1, 2, 3 : klien tidak pernah menjadi pelaku, korban dan saksi
dari aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, dan
tindakan kriminal

Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah keperawatan


4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

[ ] Ya [✓] Tidak

Hubungan keluarga : tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Gejala : tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala gangguan jiwa

Riwayat pengobatan/perawatan: tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat


pengobatan ataupun perawatan gangguan jiwa.

Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah keperawatan

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?

(perceraian/pemisahanikonflik dsb?)

Klien mengatakan pemah ditinggal istrinya sehingga klien merasa sangat sedih

Masalah keperawatan : kehilangan dan berduka

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital TD: 130/80 mHg N:91 x/menit S:36,5 RR: 18 x/menit

2. Ukur TB: 168 cm BB: 63 [ I Naik [ ] Turun

3. Keluhan fisik : [ ] Ya [ ✓ ] Tidak

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada keluhanfisik

Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah keperawatan


V. Psikososial

1. GENOGRAM (tiga Generasi)

× x

Penjelasan Gambar Genogram : klien mengatakan tinggal bersama anaknya,dan klien mengatakan
bercerai dengan isterinya.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah keperawatan

2. KONSEP DIRI

a. Gambaran diri : klien mengatakan mengenai seluruh tubuhnya


b. Identitas : klien mengatakan ia pernah menikah
c. Peran : klien mengatakan sering membantu pekerjaan rumah
d. Ideal diri : klien mengatakan jika sudah pulang kerumah ingin
Mencari pekerjaan
e. Harga diri : klien mengatakan malu karna sudah ditinggalkan istrinya
klien mau dirawat di rs ernaldi bahar

masalah keperawatan : Harga diri rendah


3. HUBUNGAN SOS1AL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan sangat menyayangi keluarganya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengatakan bahwa sering ikut
kegiatan masjid
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan tidak ada kendala dengan
orang lain
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah keperawatan

4. SPIRITUAL

a. Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan beragama islam

b. Kegiatan ibadah Klien mengatakan sholat magrib aja

Masalah keperawatan : distress spiritual


VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

[] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [] Cara berpakaian

[] tidak sesua [] idak seperti biasa

Jelaskan : saat pengkajian klien berpakaian rapi dan sesuai

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah

2. Pembicaraan

[ ✓] Cepat [✓] Keras [ ] Gagap [ ] inkoheren

[ ]Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu

[] Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan: Klien berbicara dengan cepat menjawab seriap pertanyaan yang


diberikan perawat

Masalah keperawatan : harga diri rendah

3. Aktivitas motorik

[ ✓] Lesu [ ✓] Tegang [ ✓]Gelisah [ ] Agitasi

[ ] Tik [] Grimasen [] Tremor [] Kompulsif

Jelaskan : klien tampak gelisah, tegang dan gelisah

Masalah keperawatan : gangguan resiko kekerasan


4. Alam perasaan

[ ]Sedih [ ✓] Ketakutan [ ]Putus asa

[ ]Khawatir ['] Gembira beriebihan

Jelaskan : klien tampak takut dikarenakan mendengar suara bisikan

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

5. Afek

[ ✓] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak Sesuai

Jelaskan : klien tampak datar dan mengulang pembicaraan yang sudah di sampaikan
perawat

Masalah keperawatan : harga diri rendah

6. interaksi selama wawancara

[ ] bermusuhan [] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung

[] Kontak mata kurang [] Defensif [] Curiga

Jelaskan: klien tampak memiliki kontak mata dan kooperatif dan tidak mudah tersingung

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


7. .Pesepsi Halusinasi

[ ✓]Pendengaran [ ]Penglihatan [ ]Perabaan

[ ] Pengecapan [ ]Penghidup

Jelaskan : Klien mengtakan sering mendengar bisikan yang tidak jelas sehingga
sering membuatnya kesal dan marah saat pasien sendirian.

Masalah keperawatan : GSP : Halusinasi pendengaran dan resiko perilaku

kekerasan

8. Proses pikir

[ ] Sirkumstansial [ ] Tagensial [ ] Kehilangan asosiasi

[ ] Flight for ideas [✓ ] Blocking [ ] Perservasi

Jelaskan : klien saat berinteraksi tiba tiba diam dan lalu kembali menjawab

pertanyaan

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

9. Isi piker

[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hiookondria

[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis

Jelaskan: klien tidak ada fobia dan memiliki depersonalisasi

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan


10. Waham

[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga

[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada masalah kebesaran agama, somatic,

kebesaran, curiga, nihilistic, sisip pikir, siar pikir, dan control pikir

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat kesadaran

[✓ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor

[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org

Jelaskan : klien mengatakan tampak binggung dan kacau karna mendengar

Suara suara

Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran

11. Memori

[ ] Gangguan daya ingat jangka panjang [ ] Gangguan daya ingat jangka


pendek

[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Kanfabulasi

Jelaskan: klien mengatakan ia mengingat masa lalunya dan mengingat saat ini

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


12. Tingkat konsentrasi tidak berhitung

[ ] Mudah beralih [✓ ] Tidak mampu berkonsentrasi

[ ] Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : klien kurang mampu berkonsentrasi berbicara karena sesekali


tampak bicara sendiri

Masalah keperawatan : GSP : Halusinasi Pendengaran

13. Kemampuan penilaian

[ ✓] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna

Jelaskan : klien dapat mengambil keputusan yaitu wudhu dulu baru sholat

Masalah keperawatan : gangguan kemampuan penilaian ringan

14. Daya titik diri

[ ] Mengingkari penyakit yang diderita

[ ] Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : klien mengetahui bahwa ia sedang sakit sehingga harus dirawat di

RS ernaldi bahar

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


VII. KEBUUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan [✓] Bantuan minimal [ ] Bantuan total

Jelaskan : pasien makan 3x sehari secara mandiri

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

2. BAB/BAK [✓] Bantuan minimal [ ] Bantuan total

jelaskan: pasien bak secara mandiri

masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

3. Mandi [✓] Bantuan minimal [ ] Bantuan total

jelaskan: pasien mandi sendiri tidak perlu bantuan

masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

4. Berpakaian [✓] Bantuan minimal [ ] Bantuan total

Jelaskan : Klien mampu melakukan perawatan diri

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Istirahat dan Tidur

Apakah ada gangguan tidur :

[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme

[ ] Terbangung tidur [ ] Gelisah saat tidur

A pakah anda merasa segar saat bangun tidur : iya

Adakah kebiasaan tidur siang : ada


Tidur siang, lama :1 s/d 2 jam

Tidur malam, lama : 21.00 s/d 06.00

Aktivitas sebelum/sesudah tidur : 21.00 s/d 06.00

Jelaskan : tidak ada

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

6. penggunaan obat [✓] bantuan minimal [ ] bantuan total

Jelaskan : pasien minum obat sendiri

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

7. pemeliharaan kesehatan

Jelaskan : Klien memerlukan perawat pendukung dari

keluarganya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

8. Aktivitas diluar rumah

a. Belanja keperluan sehari-hari [ ✓]Ya [ ] Tidak

b. Aktivitas lain diluar rumah [ ✓]Ya [ ] Tidak

Jelaskan : Klien dapat memenuhi kebutuhannya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif maladaptif

[✓] bicara dengan orang lain [ ] minum alkohol

[✓ ] mampu menyelesaikan masalah [ ] reaksi lombok

[✓ ] teknik relaksasi [ ] bekerja berlebihan

[✓] aktivitas konduksif [ ] menghindar

[✓ ] olaraga [ ] mencederai diri

[ ✓] lainnya [ ] lainnya

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

IX MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

[✓] masalah dengan dukungan kelompok spesifik

[] masalah hubungan dengan lingkungan spesifik

[] masalah dengan pendidikan, spesifik

[] masalah dengan perumahan, spesifik

[] masalah ekonomi

[] masalah dengan pelayanan kesehatan , spesifik

[] masalah lainya, spesifik

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan


X PENGETAHUAN KURANG TENTANG

[[✓]] perawat jiwa [] system pendukung

[] factor presipitasi [] penyakit fisik

[] koping [] obat obatan

[] lainnya:

Jelaskan: klien mengatakan ia tidak tahu penyakit jiwa yang dideritanya

Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa Medik : Skizofernia paranoid

Terapi Medik : Depakote ER 1x 500 mg, Trihexipenidil 2x1 mg, Resperidon

2x2 mg
XII. ANALISIS DATA

No Data Masalah Keperawatan


1 DS: Gangguan persepsi sensori:
1. Klien mengatakan sering halusinasi pendengaran
mendengar bisikan yang tidak jelas
2. Klien mengatakan suara bisikan
muncul saat klien sendirian
DO:
1. Klien tampak sesekali berbicara
sendiri
2. Klien tampak gelisah
3. Klien tidak melakukan kontak mata
saat mengobrol
2 DS: Gangguan konsep diri: harga diri
1. Klien mengatakan malu karena rendah
ditinggal istrinya
2. DO:
1. Kontak mata kurang
2. Klien tampak lesu
3. Klien tampak gelisah
3 DS: Resiko perilaku kekerasa
1. Klien mengatakan kesal saat
mendengar suara bisikan yang
tidak jelas sehingga menyebabnya
marah
DO:
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak tegang
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran


2. Harga diri rendah
3. Resiko perilaku kekerasan

XIV. PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengarannya


2. Perilaku kekerasan
3. Harga diri rendah

XV. POHON MASALAH

resiko mencederai diri sendiri

Resiko Perilaku kekerasan

halusinasi

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif


VVI. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnose Tujuan Perencanaan


keperawatan (TUK/TUM) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
gangguan TUM: 1. Ekspresi wajah 1. Bina hubungan 1. Hubungan
persepsi Klien tidak bersahabat, saling percaya saling percaya
sensori : mencederai menunjukkan rasa dengan merupakan
halusinasi diri sendiri, senang, ada kontak mengemukakan dasar untuk
orang lain, mata, mau berjabat prinsip pelancar
dan tangan, mau komunikasi interaksi yang
lingkungan menyebutkan teraupetik akan
Tuk 1 : klien nama, mau 2. Diskusikan dilanjutkan
dapat menjawab salam, dengan klien 2. Pengetahuan
membina klien mau duduk a. Situasi yang tentang
hubungan berdampingan menunjukkan waktu,isi,dan
saling dengan perawat, halusinasi frekuensi
percaya mau mengutarakan b. Waktu munculnya
Tuk 2: klien masalah yang terjadinya halusinasi
dapat dihadapinya halusinasi dapat
mengenal 2. Klien dapat 3. Beri contoh cara mempermudah
halusinasinya menyebutkan menghardik perawat
Tuk 3 : klien waktu, isi, dan “pergi! Saya 3. Meningkatkan
dapat frekuensi tidak mau pengetahuan
menontrol timbulnya mendengar klien dalam
halusinasi halusinasi kamu, saya mau memutus
3. Klien dapat mencuci piring. halusinasi
mengungkapkan 4. Anjurkan klien 4. Stimulus
bagaimana mengikuti terapi persepsi dapat
perasaaannya aktivitas mempengaruhi
terhadap kelompok perubahan
halusinasi inerpretasi
4. Klien dapat 5. Klien dapat realita akibat
mendemontrasikan menyebutkan adanya
cara menghardik prinsip 5 benar : halusinasi
halusinasi benar orang, 5. Dengan
5. Klien dapat obat, dosis, mengetahui
mengikuti waktu dan cara prinsip 5 benar
aktivitas kelompok pemberian minum obat
6. Klien dapat maka dalam
mendemontrasikan hal
kepatuhan minum pengobatan
obat dapat
ditingkatkan
STRATEGI PELAKSAAN I

Nama : Tn. H

Umur : 40 Tahun

Hari/Tanggal : 26 Mei 2022

Pertemuan :1

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data Subjektif :
• Klien mengatakan masih mendengar bisikan yang tidak jelas
Data Objektif :

• Klien tampak tenang


• Klien tampak sesekali berbicara sendiri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan tindakan
• Klien mau melakukan hubungan saling percaya
• Klien mampu mengidentifikasi isi, jenis halusinasi, situasi munculnya
halusinasi
• Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Intervensi keperawatan
• Melakukan BHSP dengan pasien
• Identifikasi halusinasi (jenis, isi halusinasi, dan situasi munculnya
halusinasi
• Ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Halusinasi
B. Strategi pelaksanaan
1. Tahap orientasi

“Selamat sore pak, perkenalkan nama saya Seniati Putri, sering di panggil putri,
nama bapak siapa?

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan saat ini?

“Baiklah, bagaimana kalua kita bercakap-cakap tentang suara bisikan yang selama
ini bapak dengar tapi tidak tampak wujudnya”

“Dimana kita duduk? Bagaimana kalua 30 menit?”

2. Tahap kerja

“Aapakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara
itu?”

“Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan paling sering bapak


mendengar suara tersebut? Berapa kali sehari bapak mendengarnya? Pada saat apa
suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”

“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

“Apa yang bapak dilakukan saat mendengar suara itu? Bagaimana kalua kita belajar
cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama dengan menghardik
suara tersebut. Kedua dengan cara minum obat. Ketiga dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Keempat melakukan kegiatan yang sudah terjadwal”

“Bagaimana kalai kita belajar satu cara yaitu dengan menghardik, caranya seperti
ini, suara-suara itu muncul, bapak langsung bilang “pergi kamu suara palsu, saya
tidak mau mendengar, begitu berulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi,
coba bapak lakukan, nah begitu… Bagus!! Coba lagi ya!! Ya bagus bapak sudah
bisa menghardik “.
3. Tahap terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah latuhan tadi? Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silahkan cob acara tersebut! Bagaimana kalua kita buat jadwal latihannya?
Bagaimana kalua besok nanti kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa? Berapa lama kita
akan berlatih? Baiklah, sampai jumpa nanti ya bak. terimakasih”.
CATATAN PERAWATAN I

Nama Pasien : Tn H No. Rekam Medis :

Tanggal Lahir : Ruangan :Bangau 2

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
26 Mei Gangguan • Membina hubungan saling percaya S:
2022 persepsi dengan pasien • Klien menyebutan
sensori • Menidentifkasi isi, situasi dan namanya
halusinasi frekuensi halusinasinya • Klien mentakan
pendengaran• Mengajarkan klien mengontrol mendengarkan bisikan
halusinasi dengan menghardik yang tidak jelas
halusinasinya • Klien mengatakan
sesekali mendengar
suara bisikan
• Klien mengatakan
bisikan muncul saat
sendirian
• Klien melakukan
control halusinasi
dengan menghardik
O:
• Klien tampak tenang
• Klien tampak sesekali
berbicara sendiri
• Klien dapat melakukan
cara menghardik
halusinasinya
• TD : 108 / 77 mmHg
• P : 20x/ menit
• S : 36,3 °C
• N :81 x / menit
A: Gangguan persepsi
sensori : halusinasi
pendengaran
P : Intervensi
dilanjutkan
• Ajarkan klien untuk
melatih cara
menghardik
• Ajarkan klien untuk
mengontrol halusinasi
dengan cara kedua.
ANALISA PROSES INTERAKSI I

Inisial Pasien : Tn H

Pertemuan Ke : 1

Status Interaksi:Sp 1 halusinasi

Lingkungan : Diruang klien

Deskripsi klien :penampilan rapi, bersih dan bisa di ajak bicara

Tujuan (Klien) : klien dapat mengenal perawat dan mengontrol halusinasi

Nama Mahasiswa : Seniati Putri

Tanggal : 26 Mei 2022

Jam : 13:00

Tempat : Ruang Bangau 2

Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional


Verbal Nonverbal Berfokus Pada Berfokus Pada
Perawat Klien
P P : perawat Perawat Menyebutkan nama diri
Selamat sore mengucapkan memulai dapat meningkatkan
pak, salam dengan percakapan hubungan saling
perkenalkan wajah dengan sikap Klien tampak percaya antara perawat
nama saya tersenyum. terbuka. bersedia dengan klien.
Seniati Putri, berinteraksi Kontak mata dan
sering K : Klien dengan tersenyum merupakan
dipanggil menjawab salam Perawat perawat. sika[-sikap yamg harus
putri, nama perawat dengan merasakan dilakukan dalam
bapak siapa? tersenyum kehadirannya Klien melakukan hubungan
diterima oleh menunjukkan terapeutik.
K : selamat K : klien pasien sikap
sore suster, lansung menerima
saya M. H, berfokus ke kehadiran
senangnya suster dan perawat.
dipanggil H . menghentikan
kegiatan
menontonnya.

P : perawat
melakukan
kontak mata
kepada klien dan
tersenyum.
P : Bagaima P : perawat Perawat Klien Memvalidasi
perasaan berbicara berubahan menjawab merupakan komunikasi
bapak hari ini? dengan tenang untuk pertanyaan yang bertujuan untuk
Apakah bapak dan dengan memotivasi perawat dengan memastikan keadaan
mendengar suara suara yang keadaan pasien tenang. klien.
suara tanpa pelan dan jelas. dengan
ada mengklarifikasi
wujudnya? K : klien tampak respon klien
duduk dengan
santai sambil
menatap dan
mendengarkan
perawat.
K : saya baik K : klien Klien berusaha Sikap empati sangat
suster, sudah berbicara menjelaskan diperlukan dalam
merasa tenang dengan antusias keadaannya. komunikasi perawat-
dan jarang sambal melihat klien agar terbina
mendengarkan kea rah perawat. hubungan saling
bisikan lagi. P : perawat percaya.
menangguk
sambal
membalas
kontak mata.
P: apakah P : dengan sabar Respon dari jawaban
terus-menerus dan sambil yang diutarakan klien
terdengar atau tersenyum. akan memberikan
saat Sambil menyelesaikan
mendengar tersenyum dan masalah.
suara bisikan memandang
sehingga klien.
membuat saya
marah dan
mengamuk.
P : bagaimana P : perawat Perawat Upaya yang telah
kalau kita bercakap memberi dilakukan klien agar
belajar cara- dengan tenang penjelasan klien merasa mantap
cara untuk dan suara yang mengenai cra bahwa apa yang telah
mencegah pelan dan jelas untuk dilakukan benar.
suara-suara itu serta berusaha menghilangkan
muncul. agar tidak suara bisikan
Untuk caranya seperti
itu ada 4 cara, menggurui Usaha yang
tapi klien. dilakukan klien
bagaimana sebagian telah
kalau kita K : klien diam tepat.
belajar satu sambil
cara dulu, memandang ke
yaitu dengan arah perawat
cara
menghardik,
seperti ini,
saat suara itu
muncul bapak
lansung bilang
“pergi-pergi
kamu suara
palsu, saya
tidak mau Jawaban klien sesuai
mendengar” dengan yang
diulang diharapkan dari yang di
sampai Klien berusaha sampaikan oleh perawat
suaranya tidak K : klien mengikuti apa
terdengar lagi. mencontohkan yang di
K : oh begitu dengan instruksikan
ya suster, saya semangat dan perawat.
coba ya suster! mampu Perawat merasa
melakukannya tenang karena
Dengan benar. jawaban klien
P : perawat sesuai dengan
mendengarkan yang diharapkan
klien yang
sedang
mempraktikkan
cara menghardik
P : bagaimana P: dengan sabar Perawat ingin Usahakan perawat
perasaan dan sambil mengetahui untuk
bapak setelah tersenyum perasaan klien mengevaluasi/masalah
latihan fisik terhadap respon setelah Klien klien terkait dengan
tadi? Kalau klien mengungkapkan menunjukkan halusinasinya
suara-suara itu selanjutnya. mengenai suara perilaku yang
muncul lagi,, K : klien bisikan memberi kesan
silahkan cob a mengangguk memahami dan
cara tersebut. dan tersenyum menerima apa
yang telah di
anjurkan
K : senang K : klien Perawat yakin Klien Evaluasi terhadap
karena bisa mengungkapkan atas apa yang di menunjukkan jalannya terapi yang
cerita sama dengan antusias ungkapkan secara verbal telah diberikan pada
suster, baik dan penuh rasa klien. bahwa ia klien
suster nanti suka. mampu
akan saya mempraktikkan
praktikkan. P : tersenyum cara
mengontrol
halusinasi.
P : nah, P : perawat Klien menrima Pemberian tugas untuk
sekarang kita berbicara tugas yang memberi kesempatan
buat jadwal dengan tenang diberikan oleh pada klien untuk
latihannya dan suara pelan perawat. berlatih cara
yaa, nanti serta jelas. menghardik.
jangan lupa
latihan sendiri, K : klien
mau berapa tersenyum dan
kali menganggul
latihannya? terlihat senang.
K : yaa, baik K : klien Perawat yakin Klien
suster ternyum sambil klien akan mengungkpkan
mengangguk. mengikuti dengan
P : tersenyum instruksi antusias dan
perawat penuh rasa suka
P : bagaimana P : Terminasi Klien Memberikan salam di
kalau Perawatbertanya merupakan menerima tahap terminasi dapat
besokkita dengan tenang tahap akhir dari terminasi dan meningkatkan
bertemu lagi dan jelas sambil sesi tiap terapi. pertemuan hubungan saling
untuk belajar tersenyum. terapi. percaya dan
dan latihan menunjukkan kesan
mengontrol K : tersenyum perawat membantu
suara dengan dan penuh rasa klien kapan saja klien
cara kedua? suka senang. butuh.
Jam berapa
pak? baiklah,
sampai jumpa
ya pak.
K: baik suster, K : klien tampak Perawat Klien mampu Kesan bahwa perawat
setelah makan senang dengan meninggalkan melakukan serius memperhatikan
siang ya pertemuan klien dengan terapi yang masalah klien
suster. Terima terapi. perasaan lega diberikan.
kasih suster. dan bangga Menganai
P : tersenyum bahwa terapi suara bisikan
lancer dan yang
efektif. didengarnya.
STRATEGI PELAKSAAN II

Nama : Tn. D

Umur : 40 Tahun

Hari/Tanggal : 27 Mei 2022

Pertemuan :2

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Data Subjektif :

• Klien mengatakan masih muncul bisikan sesekali

• Klien mengatakan terkadan mendengar bisikan yang tidak jelas

Data Objektif :

• Klien tampak tenang dan kooperatif

• Klien tampak sesekali berbicara sendiri

2. Diagnosa keperawatan

Gangguan Persepsi Sensoru : Halusinasi Pendengaran

3. Tujuan tindakan

• Klien mampu menjelaskan SP I (menghardik Halusinasi)

• Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara 6 benar

Minum obat

4. Intervensi keperawatan

• Evaluasi jadwal kegiatan yang sudah diberikan


• Jelaskan pentingnya mium obat
• Jelaskan akibat putus obat
• Jelaskan prinsip 6 benar minum obat (benar obat, benar nama pasien, benar waktu, benar cara, benar
dosis, dan
benar dokumentasi)
B. Strategi pelaksanaan

1. Tahap Orientasi
"selamat sore pak, bagaimana perasaannya sekarang?"

"apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita Iatih
sebelumnya?"

sesuai janji kita, hari ini kta akan belajar cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan
prinsip 6 benar minum obat beserta fungsi dan akibatnya jika tidak minum obat, bagaimana?

Apa bapak bersedia?"

2. Tahap Kerja
"bapak sudah dapat obat dari ibu perawat? bapak sangat perlu meminum obat ini secara teratur
agar pikiran menjadi tenang dan tidur menjadi nyenyak. Obatnya ada 3 macam, yang warnanya
putih jecil namanya dorilex minum 1 kali sehari gunanya supaya tenang dan berkurang rasa
marah dan mondar mandirnya, yang warnanya putih namanya THP minum 2 kali sehari
supaya rileks dan tidak kaku, yang warnanya biru muda namanya Resperidone gunanya untuk
menghilangkan suara-suara yang bapak dengar. Semua obat ini harus diminum jam 7 pagi , jam
1 siang dan jam 7 malam. Bila nanti mulai bapak terasa kering, suster anjurkan untuk

banyak-banyak minum air ya pak."

"kalau suara-suara sudah hilang, obatnya tidak boleh diberhentikan nanti konsultasikan
dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan
kekeadaan sem
60 "kalau obatnya habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi, artinya bapak
harus memastikan bahwa itu oabt yang benarbenar Punya bapak, jangan keliru dengan obat milik
orang Iain. Baca nama pada kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktuna dengan cara yang
benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnnya dan juga harus perhatikan berap jumlah
obat sekali minum dan harus cukup minum 10 gelas perhari"

"sekarang kita memasukkan waktu meminum obat ke dalam jadwal ya."

3. Tahap Terminasi

"bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tentang obat?"

Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara coba sebutkan?"

"mari kita masukkan jadwal minum obatnnya pada jadwal kegiatan bapak. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya pak. "baiklah pak, bagaimana kalau besok kita bertemu
lagi untuk melihat

manfaat minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain. Apakah bapak bersedia?"

“bapak maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 14.30 WIB?"

"bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau

disini saja? Baiklah pak besok saya akan kesini jam 14.30 WIB " "sampai jumpa besok ya... saya
permisi, selamat sore"
CATATAN KEPERAWATAN II

Nama Pasien : Tn H No. Rekam Medis :

Tanggal Lahir : Ruangan : Bangau 2

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
27 Mei Gangguan • Mengevaluasi jadwal S :
2022 persepsi kegiatan yang sudah• Klien mengatakan sudah mengontrol
sensori diberikan sebelumnya halusinasi dengan menghardik
Halusinasi • Menjelaskan pentingnya• Klien mengatakan sudah mengerti
Pendengaran minum obat pada pasien pentingnya minum obat dan akibat jika
• Menjelaskan akibat putus obat
putus obat • Klien mengatakan mengerti mengenal
• Menjelaskan prinsip 6 prinsip minum obat.
benar minum obat O:
• TD : 121/68 mmHg
• P : 20x /menit
• S : 36,2 C
• N : 72x / menit
• Klien dapat menjelaskan prinsip 6 benar
minum obat
A : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendegaran.
P : intervensi dilanjutkan :
• Memasukkan ke jadwal kegiatan harian dan
latih mengontrol halusinasi yang
• sudah di ajarkan sebelumnya.
ANALISA PROSES INTERAKSI II

Inisial Pasien :Tn. H

Pertemuan ke : Ke 2

Status Interaksi : Fase Kerja

Lingkungan Kerja : Saat itu klien selesai sholat, dan berbicara dengan teman- temannya

Deskripsi Klien : Ekspresi klien tampak tenang, kooperatif

Tujuan (klien) : mengevaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,


mengontrol halusinasi dengan cara 6 benar minum obat.

Nama :Seniati putri

Tanggal : 28 Mei

Jam : 14.30 WIB

Tempat : Ruang Bangau 2

Komunikasi Komunikasi Analisis Analisis Rasional


Verbal Non-Verbal Berfokus Pada Berfokus Pada
Perawat Klien
P : Selamat sore P: perawat Perawat Klien Memvalidasi
pak , Bagaimana berbicara dengan berusaha untuk menjawab merupakan
perasaannya tenang dan memvalidasi pertanyaan komunikasi
sekarang? dengan suara keadaan pasien perawat dengan yang bertujuan
Apakah suara yang jelas dan dengan tenang. untuk
bisikan masih pelan. mengklarifikasi memastikan
muncul respon klien.
K: klien tampak keadaan
duduk dengan kliean.
santai sambil
menatap dan
mendengarkan
perawat.
K : masih suster, K : klien Perawat Klien berusaha Sikap empati
munculnya saat tersenyum menujukan menjelaskan diperlukan
saya sedang P: perawat sikap empati keadaannya. saat
sendirian suster. mengangguk komunikasi
sambil sehingga
tersenyum. proses
komunikasi
akan lebih
lancar.
P : apakah sudah P: perawat Perawat Klien Pertanyaan ini
dipakai cara yang berbicara dengan menanyakan menunjukkan di ajukan
sudah kita latih tenang dan ketersediaan sikap perawat untuk
tadi? Bagaimana dengan suara klien untuk keterbukannya mengetahui
kalau kita belajar yang paham dan berlatih cara terhadap ketersediaan
cara mengontrol jelas. mengontrol perawat. klien dalam
halusinasi yang yang kedua. terapi yang
kedua yaitu K: klien dijelaskan.
prinsip 6 benar mengangguk
minum obat serta sambil
fungsi dan memandang
akibatnya jika perawat.
telah minum
obat?
K : sudah berapa K : klien Perawat Klien Jawaban klien
kali suster, baik berbicara dengan menerima menjelaskan sesuai dengan
suster! antusias sambil pernyataan klien mengenai yang
dengan sikap usaha yang
melihat ke arah terbuka dan dilakukan diharapkan
perawat. tulus. untuk perawat.
mengontrol
P : perawat halusinasi.
mengangguk
sambil
tersenyum.
P : apakah bapak P: perawat Perawat Klien berusaha
sudah dapat obat menjelaskan berusaha memahami
siang tadi? dengan sabar dan mendukung apa yang dijelaskan
Berapa banyak berharap respon yang di utarakan perawat.
obat yang bapak klien oleh klien.
minum? bapak selanjutnya.
sangat perlu
meminum obat
ini secara teratur
agar pikiran
menjadi tenang
dan tidurnya pun
menjadi nyenyak.
Obat yang warna
putih kecil nama
obatnya dorilex
gunanya supaya
tenang dan
berkurang rasa
ingin marahnya,
yang warna putih
namanya THP
supaya rileks dan
tidak kaku. Obat
yang warna biru
muda namanya
Resperidonr
gunanya untuk
mehilangkan
suara –suara yang
bapak dengar.
Semua obat ini
harus diminum
jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7
malam, bila nanti
mulut bapak
terasa kering,
suster anjurkan
untuk banyak
minum air ya pak.
K : Sudah suster K : klien Perilaku diam Klien berusaha Jawaban klien
ada 3 obatnya, iya mengungkapkan menyimak dsn menjawab atas sesuai dengan
suster, bapak dengan semangat memberi atas apa yang yang
sudah banyak dan sambil kesempatan menjadi diharapkan
minum. tersenyum pada klien untuk pertanyaan dari
perawat. berfikir perawat dengan pertanyaan
diam sejenak. untuk
P : perawat memberi
mengangguk tanggapan
sambil klien terhadap
tersenyum minum obat.
P : kalau suara – P : perawat Perawat Upaya yang
suara sudah berbicara dengan memberi telah
hilang, obatnya tenaga dan suara penjelasan dilakukan oleh
tidak boleh yang pealn dan mengenai 6 klien agar
diberhentikan, jelas serta tidak benar minum Usaha yang klien merasa
nanti berusaha untuk obat. dilakukan klien mantap bahwa
kkonsultasikan menggurui apa yang telah
lagi dengan K : klien diam sebagian sudah disampaikan
dokter, sebab menggangguk tepat. benar.
kalau putus obat d sambil
akan kambuh dan memandang kea
sulit untuk rah perawat
mengembalikan
seperti keadaan
semula kalau
obatnya habis
bisa bapak minta
obatnya ke dokter
tetapi bapak
harus
memastikan
bahwa obat itu
benar obatnya
pak, itu bias
dibaca
diketerangannya.
Pastikan obat
yang diminum
tepat waktu yang
benar yaitu
sesudah makan.\
dan dengan
jumlah yang
benar sekarang
kita masukkan
waktu meminum
obat ke dalam
jadwal yaa.
K : iya suster, K : klien Perawat yakin Klien Pemberian
bapak juga sering mengungkapkan klien sudah memahami tugas untuk
minum obatnya, dengan tenaga memahami dengan memberi
baik suster sambil maksud dari memberikan kesempatan
tersenyum tanggapan tanggapan pada klien
P : Tersenyum positifnya. positifnya. untuk berlatih
P : Bagaimana P : dengan sabar Perawat ingin Klien Ungkapan
perasaan bapak dan sambil mengetahui menunjukkan perasaan untuk
setelah kita tersenyum perasaan klien perilaku yang mengevaluasi
berbincang- berharap respon setelah memberi kesan keadaan klien
bincang tentang klien berbincang memahami dan mengenai
obat? Sudah selanjutnya. mengenai obat. menerima apa minum obat.
berapa cara yang K : klien yang sudah
kita latih untuk tersenyum dan dikerjakan
mengontrol mengganguk.
halusinasi?
K : senang bias K : klien Perawat yakin Klien Evaluasi
berbincang mengungkapkan atas yang di menunjukkan pemeriksaan
mengenai obat dengan antusias ungkapkan secara verbal terhasap
dan akibat jika dan penuh rasa klien. bahwa ia jalannya terapi
berhenti suka. memahami yang telah
meminum obat, P : perawat mengenai diberikan
untuk caranya tersenyum. akibar dan cara kepada klien
ada 2 yang minum obat
pertama menutup yang benar.
telinga (
menghardik) dan
minum obat.
P : Nah, sekarang P : operawat Perawat Klien Pemberian
kita buat jadwal bertanya dengan memberi tugas menerima tugas tugas untuk
latihan minum tenang dan jelas pada klien untuk yang diberikan memeberikan
obatnya, jangan sambil berlatih dan oleh perawat. kesempatan
lupa dilaksanakan tersenyum. akan dievaluasi pada klien
semua dengan K : klien pada pertemuan untik berlatih
teratur yaa. tersennyum dan berikutnya. cara
Bagaimana kalau mengangguk mengontrol
besok kita serta terlihat halusinasi
bertemu lagi senang. yang telah di
untuk melihat ajarkan
manfaat minum sebelumnya
obat dan berlatih
cara mengontrol
halusinasi yang
ke 3? Apa bapak
mau?
K : mau suster, K : klien Perawat yakin Klien Jawaban klien
pagi yaa suster mengangguk dan klien akan ungkapkan sesuai dengan
…!!! tersenyum mengikuti dengan antusias yang
senang. instruksi yang dan penuh rasa diharapkan
P : tersenyum dierikan oleh suka oleh perawat
perawat.
P : baiklah bapak P : perawat Terminasi Klien Memberi
besok suster akan mengkonfirmasi merupakan menerimas salam ditahap
kesini jam 09.00 waktu dengan tahap akhir dari terminasi dari terminasi
WIB sampai jelas sesi terapi pertemuan dapat
jumpa besok yaa, K : tersenyum terapi. memberikan
selamat sore dan mengangguk kesempatan
dengan rasa suka siap
senang membantu
klien.
STRATEGI PELAKSANAAN III

Nama : Tn.h

UMUR : 40 Tahun

Hari/Tanggal : 29 Mei 2022

Pertemuan : III

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

• Klien mengatakan suara bisikan muncul saat klien sendirian


• Klien mengatakan suara bisikan sudah jarang muncul karena klien selalu bersama
pasien lainnya diruangan.
Data Objektif :
• Klien kooperatif dan tenang
• Kontak mata kurang
• Sesekali klien tamoak bicara sendiri

2. Diagnosa Keperwatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.

3. Tujuan Tindakan

• Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan cara orang
lain.
4. Intervensi keperawatan

• Evaluasi kegiatan jadwal yang sudah diberikan


• Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

B. Strategi pelaksanaan

1. Tahap Orientasi

“selamat pagi pak.. apa kabar hari ini?”

“bapak masih ingat tidak dengan suster? Benar sekali”

“bapak masih mendengar suara-suara bisikan tidak?masih ya?”

Bagaimana kalau kita latihan mengendalikan halusinasi dengan cara ketiga?”

“ bagaimana pak masih ingat apa yang kita pelajari kemarin?”

“apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah telah dicoba cara yang suster ajarkan
kemarin?”

“obatnya sudah dimimum secara teratur dan benar?’

“sesuai janji kita kemarin, suster akan latih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita sudah latihan selama 15 menit. Tempatnya disini
bagaimana? Apa bapak sudah siap?”

2. Tahap kerja

“cara ketiga adalah untuk mengontrol haluinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan orang
lain, jadi kalau bapak mendengar suara-suara langsung saja cari teman untuk di ajak ngobrol.
Mintak teman untuk mengobrol dengan bapak. contohnya begini.. “ tolong saya mulai dengar
suara-suara, ayo ngobrol dengan saya”! begitu ya pak. Coba bapak lakukan seperti yang sudah
suster lakukan tadi ya.. begitu ya pak, bagus sekali1! Kalau suster tidak ada, pak bias ya
melakukannya sendiri?’

“jadi, cara ketiga untuk mengobrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan oramg
lain ya pak”

3. Tahap Terminasi

“bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini?’

“coba bapak ulangi lagi apa yang sudah suster ajarkan tadi, jadi ada berapa cara untuk
mengontrol halusinasi?”

“bagaimana kalau kita melakukan kedalam jadwal kegiatan haria bapak?”

“besok saya akan kemari lagi ya, bagaimana kalau kita latih cara yang keempat yaitu
melakukan aktivitas terjadwal? Bagaimana kalau tempatnya disini?”

“baiklah terima kasih pak, permisi ya pak”


CATATAN PERAWATAN III

Nama Pasien :Tn H No. Rekam Medis :

Tanggal Lahir : Ruangan :bangau 2

Tanggal Diagnosa Impementasi Evaluasi


Keperawatan
Gangguan • Mengevaluasi S :
persepssi sensori jadwal • Klien dapat mengontrol
halusinasi kegiatan yang halusinasi dengn
pendengaran sudah menghardik dan minum
dilakukan obat dengan benar.
• Mengajarkan • Klien mengatakan sudah
klien cara mengerti cara mengontrol
mengontrol halusinasi dengan
halusinasi bercakap-cakap dengan
dengan cara orang lain.
bercakap- O:
cakap dengan • Klien bias dan mampu
orang lain melakukan SP yang
diajarkan dengan benar.
• Klien mampu mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan
orang lain.
• TD :126/ mmHg
• N : 92 x/ mnt
• S : 36, 6 c
• RR :21 x / mnt
A : gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
P : intervensi dilanjutkan :
• Latih cara mengontrol
sebelumnya dan jadwal
kegiatan yang disebut.
ANALISA PROSES INTERAKSI III

Inisial Pasien :Tn. H

Pertemuan ke : Ke 3

Status Interaksi : Fase Kerja

Lingkungan : Saat itu klien sedang duduk santai menonton TV sambil makan snack
dan mengobrol dengan teman lainnya.

Deskripsi klien : Klien tampak tenang dan kooperatif dan beropakaian dengan rapi dan
sesuai

Tujuan (klien) : mengevaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara yang


telah diajarkan kemarin, mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

Nama mahasiswa : Seniati Putri

Tanggal : 29 Mei 2022

Jam : 09.30 WIB

Tempat : Ruang Bangau 2

Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional


Verbal Non-Verbal Berfokus pada Berfokus Pada
perawat Klien
P : selamat pagi P : perawat Perawat Klien menjawab Memvalidasi
pak apa berbicara berusaha untk pertanyaan merupakan
kabarnya hari dengan tenang memvalidasi perawat dengan komuikasi yang
ini? Masih ingat dan jelas. keadaan klien tenang. bertujuan untuk
tidak dengan K : klien tampak dan memastikan
suster? Apakah duduk santai memvalidasi keadaan klien.
bapak masih mengenai
mendengar
suara-suara ingatan tentang
bisikan? perawat
K : baik suster, K : klien Klien Sikap condong
masih.. dengan menghentikan menunjukkan dan tersenyum
suster putri kan. kegiatan dan sikap menerima merupakan
Masih suster langsung kehadiran sikap-sikap
kadang-kadang berfokus pada perawat. yang harus
saja suster. perawat. dilakukan dalam
P : perawat melakukan
sedikit hubungan
mencondong terapeutik agar
kan kedepan dan klien dapat
tersenyum. berespon positif
selama
interaksi.
P : bagaimana P : perawat Perawat Klien sudah Mengevaluasi
kalau kita berbicara mengevaluasi menunjukkan dan validasi
latihan dengan dengan tenang tentang apa sikap terbuka mengenai upaya
cara ketiga? dan dengn suara yang sudah pada perawat. yang telah
Tapi yang jelas dan dipelajari dilatih
sebelumnya pelan serta sebelumnya. sebelumnya
apakah bapak perawat agar merasa
masih ingat memberi mantap bahwa
dengan apa yang pertanyaan apa yang telah
kita pelajari dengan tidak dilakukan benar.
kemarin? mendekte.
Apakah telah K : klien
dicoba cara mengungkapkan
yang suster dengan sambil
ajarkan mengingat.
kemarin?
K : ya suster K : klien Perawat Klien berusaha Sikap empati
boleh, ada 2 cara berbicara menunjukkan menjelaskan sangat
yaitu dengan antusias sikap empati kegiatan yang diperlukan
menghardik dan sambil melihat terkait kegiatan telah dalam
minum obat perawat. yang dilakukan dilakukannya . komunikasi
teratur, bapak P : perawat oleh klien. perawat klien
bias mengangguk agar terbina
melakukannya sambil lebih dalam rasa
suster dan sudah membalas saling percaya,
minum obat kontak mata dan sehingga proses
tersenyum. komunikasi
akan lebih
lancar.
P : sesuai janji P: dengan sabar Perawat ingin Klien berusaha Pertanyaan ini
kita kemarin, sambil membantu klien mengingat-ingat digunakan
suster akan latih tersenyum dalam keinginan apa yang perawat untuk
cara ketiga berharap respon untuk dikerjakannya mengevaluasi
untuk klien menyelesaikan saat ia dalam keinginan klien
mengontrol selanjutnya. masalah. dalam
halusinasi K : klien diam menyelesaikan
dengan memandang masalah.
becakap-cakap perawat lalu
dengaan orang memandang ke
lain. Kita akan sekelilingnya.
latihan selama
15 menit,
tempatnya disini
yaa, apakah
bapak sudah
siap?
K : siap suater.. ! K : klien Perawat Klien berupaya Respon klien
mengungkapkan berasumsi ingin menunjukkan ia
dengan antusias bahwa klien mengetahui cara membutuhkan
dan penuh memang lain untuk bantuan dari
harap. perawat
P: perawat membutuhkan mrngontrol
mengangguk bantuan halusinasinya.
sambil
tersenyum
memandang
klien.
P : baiklah cara P: perawat Perawat Usaha yang Upaya yang
ketiga untuk bercakap memberi dilakukan klien telah dilakukan
mengontrol dengan tenang penjelasan sebagian telah klien agar
halusinasi yang dan suara yang mengenai cara tepat merasa mantap
lain adalah pelan dan jelas untuk bahwa apa yamg
dengan serta berusaha menghilangkan telah dilakukan
bercakap-cakap agar tidak suara bisikan tersebut benar
dengan orang menggurui
lain, jadi kalua klien.
mendengar K : klien diam
suara-suara sambil
langsung saja memandang kea
cari teman untuk rah perawat
diajak
mengobrol.
mintak teman
untuk
mengobrol
dengan bapak
contohnya
begini : tolong
saya mulai
dengar suara-
suara, ayo
ngobrol dengan
saya” coba
bapak lakukan
seperti yang
suster lakukan
tadi …
K : oh begitu ya K : klien Perawat merasa Klien berusaha Jawaban klien
suster, saya mencontohkan tenang karena mengikuti apa sesuai dengan
coba ya suster dengan jawaban klien yang yang diharapkan
semangat dan sesuai dengan diinstruksikan dari apa yang
mampu yang diharapkan perawat disampaikan
melakukannya oleh perawat
dengan benar
P: perawat
mendengarkan
klien yang
sedang
mempraktikkan
mengenai cara
bercakap-cakap
Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional
Verbal Non-Verbal Berfokus pada berfokus pada
perawat klien
P : Bagaimana P : dengan sabar Perawat inhin Klien Ungkapan
perasaan bapak dan sambal mengetahui menunjukkan perasaan untuk
setelah latihan tersenyum perasaan klien perilaku yang mengevaluasi
ini ? coba berharap respon setelah memberi kesan klien dalam
bapak ulangi klien selanjutnya mengungkapkan memagami dan mengontrol
lagi apa yang K : klien mengenai cara menerima apa halusinasinya.
sudah suster mengangguk dan mengontrol yang telah di
ajarkan tadi, tersenyum halusinasi ajarkan.
jadi ada
beberapa cara
untuk
mengontrol
halusinasi?
K : senang bisa K: klien Perawat yakin Klien Evaluasi
ngobrol sama mengungkapkan atas apa yang di menunjukkan perasaan
suster, jadi dengan antusias ungkapkan klien secara verbal terhadap
caranya ada 3, dan penuh rasa bahwa ia mampu jalannya terapi
pertama suka mempraktikkan yang telah
menghardik P : tersenyum cara mengontrol diberikan pada
kedua minum halusinasi klien
obat teratur dan
ketiga
bercakap-
cakap dengan
teman
P : Nah, P : perawat Perawat Klien menerima Pemberian
bagaimana berbicara dengan memberikan tugas yang tugas untuk
kalau sekarang tenang dan suara tugas pada klien diberikan oleh memberi
kita masukkan yang pelan jelas untuk berlatih perawat kesempatan
kedalam akan dievaluasi pada klien
jadwal K : klien pada pertemuan untuk berlatih
kegiatan harian tersenyum dan berikutnya cara bercakap –
bapak. Nanti, mengangguk dan cakap
ketika suara – terlihat senang
suara muncul
lakukan yang
suster ajarkan
secara teratur
ya pak
K : iya,. baik K : klien Perawat yakin Klien Klien bersedia
suster tersenyum klien akan mengungkapkan melakukan
sambal mengikuti dengan antusia tugas yang
mengangguk instruksi perawat dan penuh rasa diberikan
P : tersenyum suka perawat
P : besok P : perawat Terminasi Klien menerima Memberikan
setelah makan bertanya dengan merupakan tahap terminasi dari salam di tahap
siang saya akan tenang dan jelas akhir dari sesi pertemuan terapi terminasi dapat
kemari lagi. sambal tiap terapi meningkatkan
bagaiman tersenyum hubungan
kalua kita latih K : tersenyum saling percaya
cara yang penuh rasa suka dan
keempat yaitu menunjukkan
melakukan kesan perawat
aktivitas membantu klien
terjadwal dan kapan saja klien
tempatnya butuhkan
disini baiklah
terimakasih
pak, suster
permisi ya pak
K : baik suster, K : klien tampak Perawat Klien mampu Pertemuan
setelah makan senang dengan meninggalkan melakukan terapi berjalan
siang ya suster, pertemuan terapi klien dengan dengan lancar
terima kasih P : tersenyum perasaan lega terapi yang
suster dan bangga diberikan
bahwa terapi
lancer dan
efektif
STRATEGI PELAKSANAAN IV

Nama : Tn.H

Umur : 40 Tahun

Hari/Tanggal : Senin,30 Mei 2022

Pertemuan : IV

A. proses keperawatan
1. kondisi klien

Data Subjektif :

• klien mengatakan suara bisikan jarsng muncul


• klien mengatankan suara bisikan berkurang karena sudah bisa mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain
Data Objektif
• klien tampak tenang dan kooperatif
• klien tampak sesekali bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan

gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

3. tujuan tindakan
• klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari atau kebutuhan sehari-harinya
(makan, minum, sholat, mandi, merapikan, tempat tidur)
• klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas terjadwal
4. intervensi keperawatan
• evaluasi jadwal kegiatan harian
• latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang mampu
dilakukan klien
• ajarkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan hariannya
B. Strategi Pelaksanaan
1. Tahap Orientasi
“selamat siang pak, bagaimana perasannya siang ini ? apakah sudah makan siangnya?”
“apakah suara-suaranya masih muncul? Bagaimana kalai kutaa latihan mengontrol
halusinasi dengan cara yang ke empat?”
g“bagaimana pak masih ingat 3 cara yang telah kita pelajari sebelumnya. apakah ke 3
cara tersebut telah dipraktikan?”
“sesuai janji kita tadi, kitaakan belajar cara yang ke 4 yaitu masukkan kegiatan
terjadwal, jadi kita akan belajar cara merapikan tempat tidur ya, bagaimana? apakah
baik sudah siap?”
2. tahap kerja
“baiklah, mari kita rapikan tempat tidur. tujuanna agar dapat mengalihkan suara
didengar. Nah, sekarang kita akan merapikantempat tidur, kita pindahkan dulu bantal,
guling dan selimutnya. bagus sekali sekarang kita pasang spreinya mulai dari arah
atasnya, ya sekarang kita pasang bagian kaki, Tarik dan masukkan lalu bagian pinggir
dimasukkan, sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas kepala selanjutnya kita
lipat dan rapikan selimutnya dan letakkan dibawah kaki, bagus sekali pak !! d dapat
melakukannya dengan baik dan rapih”
“jadi cara ke 4 untuk mengalihkan halusinasi yaitu dengan cara melakukan kegiatan
sehari-hari salah satunya merapikan tempat tidur”
3. tahap terminasi
“bagaimana perasaan bapak setelah kita membereskan tempat tidur?”
“apakah selama melakukan kegiatan suara-suara itu muncul?”
“tidak ya? bagus !!! jika, suara-suaraitu muncul kembali silahkan bapak untuk
mengontrol halusinasi bapak dengan 4 cara yang telah suster ajarkan.. apakah bapak
masih ingat semua ?”ya, Bagus bapak.”
“bagaimana kalua kita masukkan kegiatan kedalama jadwal kegiatan bapak sehari-
hari?”
“jadi, besok ketika ketemu suster lagi terus suster tanya harus bisa ya? ke 4 cara yang
sudah suster ajarkan harus diterapkan ya pak…. agar bapak cepat sembuh dan tidak
terganggu oleh suara-suara yang bapak dengar lagi ya ….”
“bagaimana kalua besok suster cek kebersihan dirinya?”
“besok suster datang keruangan ya boleh? Nanti suster jelasin pentingnya merawat diri
bapak..”
“besok suster cek pagi ya sekita jam 8/9 yaa… bagaimana?”
“kalua begitu suster pamit ya … sampai ketemu besok, sampai jumpa..selamat pagi ”
CATATAN PERAWATAN IV

Nama Pasien : Tn.DH No.Rekam Medis :


Tanggal Lahir : Ruangan : Bangau 2
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
30 Mei 2022 Gangguan • mengevaluasi S:
Persepsi sensori jadwal kegiatan • klien
halusinasi harian mengatakan
pendengaran • melatih pasien masih
mengontrol mengingat
halusinasi SP yang
dengan cara pernah
melakukan diajarkan
kegiatan yang yaitu
mampu menghardik,
dilakukan klien minum obat
• mengajarkan dengan benar
klien dan
memasukkan bercakap-
kegiatan ke cakap
jadwal kegiatan dengan orang
harian lain
• klien
mengatakan
kegiatan
yang dapat
dilakukannya
yaitu makan,
tidur,sholat,
mandi,
merapikan
tempat tidur,
O:
• klien
kooperatif,
tenang
• klien dapat
menyebutkan
cara
mengontrol
halusinasi
yang pernah
diajarkan
• klien
memasukkan
kegiatan
yang bisa
dilakukannya
ke jadwal
kegiatan
harian
• TD : 126/74
mmHg.
• N : 81 x/mnt
• P : 21 x/mnt
• S : 36,2 C
A : Gangguan
persepsi sensori :
Halusinasi
P : Intervensi
dilanjutkan
• Evalusi
kegiatan
harian, latih
SP yang
sudah
diajarkan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar uatama dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengindentifikasi status kesehatan klien (Muhith, 2015, p. 4). Data yang
dikumpulkan pada saat melakukan pengkajian proses keperawatan jiwa meliputi aspek
identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik, psikososial, lingkungan, pengetahuan,
sosial, spiritual dan aspek medik. dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode
wawancara dengan Tn. H. Selain itu keluarga juga berperan sebagai sumber data yang
mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn.H yang dating menjenguk
seingga, penulis tidak memperoleh informasi dari pihak keluarga.
Menurut Yusuf, Fitryasari and Nihayati, (2015, pp. 122-123) faktor predisposisi pada
klien dengan gangguan halusinasi dapat muncul dari berbagai faktor seperti faktor
perkembangan yang menganggu hubungan interpersonal, faktor sosial budaya yang membuat
seseorang merasa disingkirkan, psikologis seperti adanya adanya hubungan interpersonal yang
tidak harmonis, faktor biologis seperti adanya kelainan struktur otak yang abnormal, dan faktor
genetik. Hal ini sesuai dengan yang dialami oleh Tn. H dikarenakan keluarganya tidak
mendukungnya. Kondisi tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuningsih (2015, p.7) bahwa sebagian besar (54,2%) responden yang mengalami
gangguan jiwa gangguan jiwa memiliki riwayat keturunan gangguan jiwa. Namua Tn. H tidak
memiliki masalah dengan lingkungan sekitar ia tinggal.
Tanda dan gejala halusinasi ialah mudah tersinggung, aptis atau menarik diri, tampak
gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi yang kadang berhenti bicara seolah-olah
mendengar sesuatu, menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara, tertawa tidak sesuai,
gerakan mata yang cepat, kadang tampak ketakutan, respon-respon yang tidak sesuai,
mengeluh cemas dan khawatir, mengungkapkan adanya halusinasi, Gejala-gejala tersebut
beberapa juga dialami oleh Tn.H seperti tampak gelisah, pola komunikasi Tn.H yang terkadang
berhenti seolah-olah mendengar sesuatu, terkadang Tn.H tampak ketakutan, Tn.H mengeluh
cemas dan khawatir, serta Tn.H mengeluh mendengar suara bisikan yang tidak jelas, Dari
pengkajian pada Tn.H didapatkan data mengenai jenis dan isi halusinasi, waktu, frekuensi dan
situasi yang menyebabkan halusinasi, serta respon klien terhadap haluinasinya. Dalam
pengkajian pola fungsional difokuskan pada pola prsepsi pada Tn.H didapatkan data bahwa
Tn.H mengalami halusinasi pendengaran.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana investasi keperawatan


dalam rangka mencapai peningkatan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan
(Muhith,2015,p,8). Proses diagnose terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi masalah
klien, dan perumusan diagnose keperawatan. Komponen diagnose keperawatan terdiri dari
masalah (problem), penyebab (etiologi), gejala (symptom), atau terdiri dari masalah dengan
penyebab(Muhith,2015.p.8). Menurut Fitria (2012) p.58 ada pohon masalah dijelaskan bahwa
harga diri rendah merupakan penyebab dari terjadinya persepsi sensori : halusinasi yang mana
akan berakibat pada kejadian resiko perilaku kekerasan. Sesuai dengan kasus Tn.H pada analisa
data penulis lebih memprioritaskan diagnose keperawatan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran.

Menurut PPNI (2016) pada gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran


meniliki tanda dan gejala : mendengar suara bisikan atau melihat bayangan, merasakan sesuatu
melalui indra perabaan, penciuman, perabaan, atau pengecapan, distori sensori, respon tidak
sesuai bersikap seolah melihat, mendengar,mengecap, meraba atau mencium sesuatu,
menyatakan kesal, menyendiri, melamun, konsentrasi buruk, disoriestasi waktu, tempat, orang
atau situasi, curiga , melihat ke satu arah, mondar –mandir, dan bicara sendiri. Sesuai dengan
data yang memperkuat penulis mengangkat diagnose gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran yaitu data subjektif yang diperoleh dari hasil wawancara Tn. H yaitu Tn.H
mengatakan bahwa ia sering mendengar bisikan mengenai titisan tuhan. ketika dia sendirian,
klien mengatakan bahwa juga ia merasa kesal dan marah saat bisikan tersebut muncu
sedangkan data pada objektif ditemukan, klien tampak sesekali berbicara sendiri, klien tampak
gelisah, dan kadang klien tidak melakukan kontak mata ketika diajak mengobrol.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Menurut PPNI,2009 dalam muhith, (2015,p.12) rencana tindakan keperawatan cara


untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan lain. Menurut Stuart, GW
dan Sundeen,S,J,2006 dalam Muhith (2015, p. 13) rencana tindakan keperawatan membagikan
karakteristik tindakan yaitu konseling psikoterapeutik, pendidikan kesehatan, perawatan
mandiri dan ADL, terapi modalitas, perawatan berkelanjutan, kolaborasi terapi somatic dan
psikofarmaka.

Tujuan umum gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran yaitu klien dapat
mengontrol halusinasi yang di alamianya. terdapat lima tujuan khusu gangguan persepsi
sensori halusinasi antara lain, klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
rasional dan tindakan yang dilakukan yaitu hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi
terapeutik perawat dengan klien. tujuan khusu yang kedua klien dapat mengenai halusinasi
yang dialaminya, Rasionalnya klien menyebutkan isi, frekuensi, waktu, respond an situasi dari
halusinasi yang di alaminya. Tujuan Khusus yang ketiga klien dapat mengontrol halusinasinya
dengan cara menghardik halusinasi, minum obat teratur, bercakap-cakap dengan orang lain,
dan mengalihkan halusinasinya dan berktivitas secara terjadwal. rasionalnya tindakan yang
dilakukan klien merupakan upaya untuk mengatasi halusinasinya. tujuan khusus keempat klien
mendapatkan dukungan keluarga dalam mengatasi halusinasinya. rasionalnya keluarga mampu
merawat klien dengan halusinasi saat berada dirumah. tujuan kelima klien dapat memanfaatkan
obat dengan baik. rasionalnya dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi klien untuk
minum obat secara teratur (Wijayaningsih, 2015). Hal tersebut juga penulis rencanakan pada
klien dengan tujuan umum untuk mengontrol halusinasinya dan lima tujuan khusus halusinasi
nya yang telah di uraikan di atas.

setiap akhir tindakan strategi pelaksanaan dapat diberikan reinforcement positif yang
rasionalnya dapat memberikan penghargaan atas keberhasilan Tn.H reinforcement positif
merupakan pemberian penguatan yang menyenangkan setelah tingkah laku yang diinginkan
dapat ditampilkan agar timgkah laku yang diinginkan cenderung akan di ulang, meningkat dan
menetep dimasa yang akan datang (Mulawarman et. al., 2019, p, 125) reinforcement
mempunyai kemampuan untuk menginginkan tindakan yang diberikan reinforcement positif
akan dilakukan secara berulang oleh pelaku tindakan adanya paksaan yaitu dengan adanyan
kemauan pealaku tindakan itu itu sendiri (Mulawarman, et ,al .,2019). hal ini sesuai dengan
intervensi yang dilakukan penulis yitu dengan memberikan reinforcement positif kepada Tn.
H ketika Tn. H melakukan setia strategi pelaksanaan dengan baik.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Menurut PPNI, 2009 dalam Muhith, (2015, p. 14) perawat mengimplementasikan


tindakan dalam rencana keperawatan. implementasi keperawatan merupakan pengelolaan atau
perwujudan dari rencana keperewatannyang telah disusun pada tahapan perencanaan sesuai
dengan rencana tindakan keperawatan dan jenis tindakan implementasi terdiri dari tindakan
mandiiri ( independent) saling ketergantungan atau kolanorasi (interdepemdent) dan tindakan
rujukan atau ketergantungan (independent) (Muhith, 2015a). Penulis dalam melakukan
implementasi menggunakan jenis tindakan mandiri dan saling bergantungan.

pada 26 Mei 2022 penulis melakukan strategi pelaksanaan 1 yaitu membina hubungan
saling percaya, mengindentifikasi isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon klien saat halusinasi
muncul, menjelaskan dan mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik menutup telinga dan bilanh “pergi-pergi kamu suara palsu, saya tidak mau
mendengar “. Tn. H dilatih untuk mengikuti cara mengontrol halusinasi dengan cara dengan
menghardik. kemudian menberikan reinforcement positif apabila Tn. H mampu atau berhasil
memperagakan cara menghardik halusinasi yang di ajarkan.

Pada 28 Mei 2022 penulis mengevaluasi jadwal kegiatan harian, menjelaskan


pentingnya minum obat secara teratur, menjelaskan akibat putus obat dan menjelaskan prinsip
6 benar minum obat menjelaskan prinsip 6 benar minum obat dan menjelaskan kembali
pentingnya minum obat dan akibat jika putus obat.

Pada 29 Mei 2022 penulis mengevaluasi jadwal kegiatan yang sudah dilakukan dan
mengajarka klien cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Tn. H dapa mengontrol halusinasinya dengan menghardik dan minum obat teratur dengan
benar, klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain.
Pada 30 Mei 2022 penulis mengevaluasi jadwal kegiata harin, melatih pasien
mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang mampu dilakukann klien
danmmengajarkan klien memasukkan kegiatan terjadwal ke jadwal kegiatan harian . Tn H
mampu menyebutkan dan melakukan cara mengontrol halusinasi yang pernah diajarka. klien
mampu melakukan cara mengontrol halusinasi dengan baik sehingga diberikan reinforcement
positif berupa alat mandi (sabun, sampo, sikat gigi, dan pasta gigi) serta memberika respon
perilku seperti senyun pin, pujian mengaggukan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada 26 Mei 2022 penulis melakukan strategi
pelaksanaan 1 yang diman hasil evaluasi klien kini terlihat dari hasil pengkajian klien tampak
sesekali berbicara sendiri serta klien sudah dapat melakukan cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik menutup telinga dan bilang”pergi-pergi kamu suara palsu, saya tidak mau
mendengar “. Tn. H dilatih untuk mengikuti cara mengontrol halusinasi dengan cara dengan
menghardik. kemudian menberikan reinforcement positif apabila Tn. H mampu atau berhasil
memperagakan cara menghardik halusinasi yang di ajarkan. rencana tidak lanjut untuk klien
yaitu mengajarkan kembali kepada klien untuk melatih kembali cara menghardik yang telah
diajarkan selanjutnya mengajarkan klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara kedua.
Menurut penelitian (Zelika&Dermawan 2015) bahwa bina hubingan saling percaya untuk
menenentukan keberhasilan recana selanjutnya. membantu pasien mengenali halusinasi ( isi,
waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadinya halusinasi) dan
menjelaskan cara-cara mengontrol haluasinasi yang bertujuan umenetukan tinddakan yang
tepat atas halusinasinya.

Pada 28 Mei 2022 penulis mengevaluasi jadwal kegiatan harian, menjelaskan


pentingnya minum obat secara teratur, menjelaskan akibat putus obat dan menjelaskan prinsip
6 benar minum obat menjelaskan prinsip 6 benar minum obat dan menjelaskan kembali
pentingnya minum obat dan akibat jika putus obat. untuk rencana tidak lanjut mengajarkan
pasien untuk memasukkan ke jadwal kegiatan harian dan latih mengontol halusinasi yang
sudah di ajarkan sebelumnya. serta mengajarkan pasien untuk mengingat kembali yang telah
di ajarkan. Menurut penelitian (Fitriana, 2019) mengemukakakn bahwa klien mampu minum
obat secara teratu efektif dilakukan dalam mengontrol halusinasi.
Pada 29 Mei 2022 penulis mengevaluasi jadwal kegiatan yang sudah dilakukan dan
mengajarka klien cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Tn. H dapa mengontrol halusinasinya dengan menghardik dan minum obat teratur dengan
benar, klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain.
perencanaan tindakan melanjutkan intevensi dengan melakukan latihan cara mengontrol
halusinasi dengan cara minum obat dan cara bercakap-cakap dengan orang lain kemudian
memasukannya kedalam jadwal kegiatan klien Penelitian (Fresa et al., 2015) mengemukakan
bahwa pasien yang setelah dilakukan terapi bercakap-cakap mulai mampu mengontrol
halusinasinya.

Pada 30 Mei 2022 bahwa didapatkan klien mengatakan masih mengingat SP yang
pernah di ajarkan penulis yaitu menghardik, minum obat dengan benar dan bercakap-cakap
dengan orang lain. klien mengatakan kegiatan yang dapat dilakukannya yaitu makan, tidur,
sholat, mandi, olahraga, merapikan tempat tidur. klien dapat menyebutkan cara mengontrol
halusinasi yang pernah diajarkan. klien memasukkan kegiatan yang bisa dilakukannya ke
jadwal kegiatan harian. perencanaan tindakan keperawatan adalan mengevaluasi kembali
kegiatan yang telah diajarkan dan melatih SP yang telah di ajarkan yaitu menghardik, minum
obat dengan benar, bercakap-cakap dengan orang lain dan mencatat kegiatan terjadwal.
Menurut penelitian (Zelika & Dermawan, 2015) bahwa melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara ketiga yaitu melaksanakan aktivitas terjadwal. tujuaannya adalah partisipasi pasien
dalam kegiatan membantu pasien berktivitas agar halusinasinya tidak dapat muncul.
DAFTAR PUSTAKA

Amimi, Riska,2020. Analisi tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan pada pasien
skizofrenia.

Agustina M, 2017. Tingkat pengetahuan pasien dalam melakukan cara mengontrol dengan
perilaku pasien halusinasi pendengaran.

Candra, I. W., Harini, I. G. A., & Sumirta, I.N. (2017), Psikologi Landasan Keilmuan Praktik
Keperawatan Jiwa, Andi.

Infrayani, Y. A., & Wahyudi, T. (2019) . Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI.

Keliat, B. A (2012) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN). Jakarta: EGC.

Muhith, A. (2015b). pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi, Andi.

Mulawarman, Nugraheni, E P., Putri, A.,& Febrianti, T. (2019). Psikologi Konseling,


Prenadamedia.

Nihayati, Yusuf, Rizky Fitryasari, H.E (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Sale
mba Medika

Samal, M Hairi.2018 Pengaruh Penerapan asuhan Keperawatan pada klien halusinasi terhadap
kemampuan klien mengontrol halusinasi di RSKD provinsi Sulawesi selatan. Diakses 11
januari2021;21.10 WIB

Sari, N, Y. et al (2019) ‘Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap Gejala Halusinasi Pendengaran


Pada Paseien Halusinasi Pendengaran Rawat Inap di Yayasan Aulia Rahma kemiling bandar
Lampung’, Jurnal Kesehatan, VII(1), pp. 33-40. Available at:
http;//ejournal.pancabhakti.ac.id/index.php/jkpbl/article/view/58/50.

Sutejo. (2019). Keperawatan Jiwa. Pustaka Baru Press.

Wahyuningsih, S. (2015). Hubungan Faktor Keturunan Dengan Kejadian Gangguan Jiwa Di


Desa Banaran Galur Kulor Progo Yogyakarta.
Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktik Kilinik Keperawatan jiwa. Trans Info
Medika.

Wuryaningsih, E.W., Windarwati, H.D., Dewi,E.I., Deviantony, F., & Hadi, E. (2018).
Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. UPT Percetakan dan Penerbitan.

Yanti, D.A. (2020)’ Efektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Gangguan jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. DR.M. lldrem’, Jurnal
Keperawatan dan Fisiotrapi,3(1).

Yhudantara, D. S., & istiqomah, R (2018). Sinopsis Skizofenia Untuk Mahasiswa Kedokteran
. UB Press.

Yusuf, A. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:Salemba Medika.

Tuasikal,Haikal.2019. Upaya Peningkatan Harga Diri rendah dengan terapi aktivitas


kelompok (stimulasi persepsi) di ruangan sub Akut laki RSKD provinsi Maluku. Diakses
11januari2021;20,45WIB.

Anda mungkin juga menyukai