Anda di halaman 1dari 6

PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN

CARA MENGGONTROL HALUSINASI

PADA KELUARGA PASIEN SKIZOFRENIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik : Ns. Diyan Yuli Wijayanti S.Kep.,


M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1A
Handika Kiswantoro 22020119210057
Febri Lestari 22020119210091
Indah Sulistyowati 22020119210043
Lailatuz Zulia 22020119210060
Agustin 22020119210052

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIV


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2020

1. Latar Belakang
Halusinasi merupakan suatu kondisi individu menganggap jumlah serta
pola stimulus yang datang (baik dari dalam maupun dari luar) tidak sesuai
dengan kenyataan, disertai distorsi dan gangguan respons terhadap stimulus
tersebut baik respons yang berlebihan maupun yang kurang memadai
(Townsend, 2010).Halusinasi adalah satu gejala gangguan jiwa pada individu
yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.Pasien
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat & Akemat, 2011)
Dari seluruh klien skizofrenia, 70% diantaranya mengalami halusinasi.
Menurut Direja 2011, 70% halusinasi adalah halusinasi auditorik, 20%
halusinasi visual, 10% halusinasi pengecapan dan penciuman. Halusinasi yang
tidak mendapatkan pengobatan maupun perawatan, lebih lanjut dapat
menyebabkan perubahan perilaku seperti agresi, bunuh diri, menarik diri dari
lingkungan dan dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Damaiyanti dan Iskandar (2012) menyatakan bahwa dampak yang dapat
ditimbulkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah kehilangan kontrol
dirinya. Klien akan mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide),
membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak lingkungan. Selain itu
halusinasi juga akan berimbas pada keluarganya, peningkatan beban keluarga
klien dengan halusinasi tidak dapat bekerja dan bergantung kepada keluarga,
dampak pada psikologis keluarga terutama stress, hilangnya waktu produktif
keluarga klien dapat mengakibatkan keadaan yang sangat membahayakan
seperti berisiko menimbulkan perilaku 3kekerasan dan lainnya. Untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan halusinasi perlu penanganan yang tepat
baik dari pelayanan kesehatan, masyarakat maupun keluarga (Arif, 2015)
.Menurut Keliat dan Akemat (2011) pada proses penanganan halusinasi
ada beberapa hal yang harus diketahui, antara lain membina hubungan saling
percaya dengan pasien, dapat dilakukan dengan cara berkenalan dengan pasien
dan menunjukkan sikap empati kepada pasien. Kemudian dengan mengetahui
jenis halusinasinya, dilihat dari data objektif dan data subjektif yang didapat

2
dari klien halusinasi. Selain dengan mengetahui jenis halusinasinya kita harus
mengetahui waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi
Keluarga merupakan masyarakat terkecil dimana pasien berada.
Perubahan kejiwaan pada pasien dengan halusinasi juga akan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Oleh karena itu keluarga dan klien perlu mengetahui
cara penanganan halusinasi yang dialami oleh klien. Keterlibatan keluarga akan
menentukan keberhasilan perawatan kesehatan jiwa pada pasien
denganhalusinasi (Nadia,2017). . Keluarga membantu klien mengontrol
halusinasi dengan empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan
halusinasi, yaitu : menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang
lain,melakukan aktivitas terjadwal dan minum obat secara teratur. (Nasar,2019)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga klien tentang penanganan dan pengobatan halusinasi
klien Pendidikan Kesehatan (Pendkes). Berdasarkan hal tersebut maka kami
tertarik untuk melaksanakan pendidikan kesehatan mengenai perawatan klien
dengan halusinasi di Poliklinik RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

2. Topik
Cara mengontrol halusinasi

3. Tujuan
a. Umum
Pasien dan keluarga dapat mengetahui informasi tentang cara mengontrol
halusinasi pada akhir penyuluhan.
b. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga dapat:
1) Mengetahui pengertian halusinasi
2) Mengetahui faktor prodisposisi dan presipitasi
3) Mengetahui cara mengontrol halusinasi

4. Kriteria Klien

3
Pasien dan keluarga yang memiliki halusinasi yang sedang memeriksakan diri
di poli jiwa.
5. Struktur Kegiatan
a. Tempat : Poliklinik Jiwa RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
b. Hari/tanggal : Senin, 7 April 2020
c. Waktu : 08.00 – 08.30 WIB
d. Jumlah klien : ± 2 orang
e. Setting tempat : Duduk berhadapan antara penyaji dengan peserta
penyuluhan

Keterangan
= Klien

= Observer

= Leader

= Fasilitator

= Media

4
DAFTAR PUSTAKA

Arif, I. S. (2015). Skizofrenia : Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung:


Refika Aditama.
Damaiyanti, M & Iskansar.(2012). Asuhan keperawatan jiwa. PT Refika
Aditama: Bandung.
Direja, Ade Herman Surya .(2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Nuha Medika. Yogyakarta .
Nadia, Tri Desi. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kekambuhan Klien Halusinasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Prof. Hb Sa’anin Padang Tahun 2012. Padang : Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
Nasar, R. (2019). Pengaruh Penyuluhan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan
Sikap Keluarga Tentang Strategi Pelaksanaan Halusinasi Di Puskesmas
Mangasa. Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 10(1), 31-
36.
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana
Asuhan & Medikasi Psikotropik.Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku
Kedokteran EGC
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana
Asuhan & Medikasi Psikotropik.Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku
Kedokteran EGC

5
6

Anda mungkin juga menyukai