Disusun Oleh :
Fitra Almukarrami
P07120118009
Assalamualaikum wr.wb
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya. Salawat dan salam tak lupa
pula kita sanjung sajikan kepada nabi besar kita Muhammad saw. Pada
kesempatan ini saya mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Tn. N dengan Halusinasi di Desa Surin Kecamatan Meuraxa
Kota Banda Aceh”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktek lapangan
keperawatan jiwa kritis.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen yang telah membimbing dan mengajari saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Baik dalam teknis penulisan maupun
materi. Untuk itu kritik dan saran dari pihak pembaca sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat dengan sebaiknya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan. Khususnya bagi saya sendiri sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Latar Belakang
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Tn. N dengan di Desa Surin
Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh ?
C. Tujuan Peneitian
1. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Pada Tn. N dengan di
Desa Surin Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada klien
dengan halusinasi di Desa Surin Kecamatan Meuraxa Kota Banda
Aceh.
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada klien
dengan halusinasi di Desa Surin kecamatan Meuraxa Kota Banda
Aceh
c. Mampu mendeskripsikan rumusan intervensi keperawatan pada klien
dengan halusinasi di Desa Surin kecamatan Meuraxa Kota Banda
Aceh
d. Mampu mendeskripsikan rumusan implementasi keperawatan pada
klien dengan halusinasi di Desa Surin kecamatan Meuraxa Kota
Banda Aceh
e. Mampu mendeskripsikan rumusan evaluasi keperawatan pada klien
dengan halusinasi di Desa Surin kecamatan Meuraxa Kota Banda
Aceh
D. Tujuan Peneitian
1. Bagi Penulis
Laporan kasus ini dapat menggambarkan dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis, disamping itu dapat
memberikan pengalaman dalam asuhan keperawatan jiwa pada klien
dengan halusinasi.
2. Bagi Puskesmas Meuraxa
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan gambaran, wawasan
serta informasi bagi perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan halusinasi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
wawasan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam asuhan
keperawatan pada klien dengan halusinasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu (Prabowo,
2014). Halusinasi adalah kesalahan sensori persepsi yang menyerang pancaindera,
hal umum yang terjadi yaitu halusinasi pendengaran dan pengelihatan walaupun
halusinasi pencium, peraba, dan pengecap dapat terjadi (Townsend, 2010).
Halusinasi hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi
atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata
(Kusumawati, 2012).
2. Etiologi
Menurut Yosep (2014) terdapat dua factor penyebab halusinasi, yaitu:
a. Faktor presdisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan
terhadap stress.
2) Faktor Perkembangan
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga
lingkungannya
3) Faktor Biokimia
4) Faktor Psikologis
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
b. Faktor presdisposisi
seorang individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur bio-psiko-
1) Dimensi Fisik
2) Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi. Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan menakutkan.
ketakutan tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami penurunan fungsi ego.
4) Dimensi Sosial
5) Dimensi Spiritual
halusinasi dalam setiap bangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan
hidupnya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat
menetapkan masalah halusinasi, antara lain:
a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat ditengah tengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
5. Fase Halusinasi
Menurut stuart dan laraia dalam Prabowo, 2014 menunjukan tahapan
terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase mempunyai
karakteristik yang berbeda yaitu:
c. Fase I
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, dan
takut serta mencoba untuk berfokus pada pkiran yang menyenangkan
untuk meredakan ansietas disini pasien tersenyum atau tertawa yang
tidak sesuai, gerakan mata cepat,dan asyik sendiri.
d. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas
kendali dan mencoba jaga jarak dengan sumber yang dipersepsikan
sehingga timbul peningkatan tanda-tanda vital.
e. Fase III
Pasien menghentikan perlawanan halusinasi dan menyerah pada
halusinasi. Disini pasien sukar berhubungan dengan orang lain, tidak
mampu mematuhi perintah dari orang lain, dan kondisi sangat
menegangkan terutama berhubungan dengan orang lain.
f. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti
perintah halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi,
menarik diri dan tidak mampu berespon terhadap perintah yang
kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.
6. Penatalaksanaan
2) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Penerapan Strategi Pelaksanaan
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :
1) Melatih klien mengontrol halusinasi :
a) Strategi Pelaksanaan 1 : menghardik halusinasi
b) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
c) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang
lain
d) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang
terjadwal
2) Menurut Pusdiklatnakes (2012) tindakan keperawatan
tidak hanya ditujukan untuk klien tetapi juga diberikan
kepada keluarga , sehingga keluarga mampu mengarahkan
klien dalam mengontrol halusinasi.
a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah
dalam merawat klien halusinasi dan melatih
mengontrol halusinasi klien dengan menghardik
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga
merawat klien halusinasi dengan enam benar minum
obat
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga
merawat klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarag
memnafaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up
klien halusinasi