Dosen Pembimbing:
Ns Bintari Ratih Kusumaningrum S.Kep M.Kep
KELOMPOK 3A
1
Definisi
Sepsis
Cedera di kepala atau dada, misalnya akibat benturan atau
kecelakaan
Pneumonia (infeksi paru-paru) yang berat
Luka bakar
Menghirup zat berbahaya, seperti asap pekat atau uap kimia
Tersedak atau kondisi nyaris tenggelam
Menerima transfusi darah dengan volume darah yang banyak
Pankreatitis
Epidemiologi
2
Epidemiologi ARDS di Indonesia sebesar 10,4% dari total pasien ICU. Di
Indonesia, data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mendapatkan 101
pasien ARDS dalam 10 bulan.
Global
Data epidemiologi Sindrom Distres Pernapasan Akut/Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS) pada tahun 2016 dari 50 negara menunjukkan bahwa
prevalensi ARDS sebesar 10,4% dari total pasien rawat di unit perawatan intensif
(intensive care unit/ICU).[2] ARDS dapat terjadi pada seluruh usia, tetapi lebih
sering terjadi pada pasien dewasa dan wanita. Di Amerika Serikat, insidensi
ARDS pada pasien pediatrik tercatat sebanyak 9.5 kasus per 100,000 populasi per
tahun, 16 kasus per 100.000 populasi per tahun pada usia 15-19 tahun dan 306
kasus per 100.000 populasi per tahun pada usia 75-84 tahun. [5,11] Kasus ARDS
juga semakin meningkat, di Taiwan, terdapat kenaikan kasus ARDS sebanyak
50% dari tahun 1997 hingga 2011. [10]
Patofisiologi
3
3. Fibrotik [3,7-9]
4
Gejala ARDS dapat berbeda-beda pada setiap penderitanya, tergantung
penyebab, tingkat keparahan, dan apakah ada penyakit lain yang diderita,
seperti penyakit jantung atau penyakit paru-paru.
Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada penderita ARDS
adalah:
5
Pengobatan Acute Respiratory Distress Syndrome
Pengobatan ARDS bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam
darah agar organ tubuh pasien berfungsi normal dan terhindar dari gagal
organ. Tujuan lain dari pengobatan ARDS adalah untuk meredakan gejala
dan mencegah komplikasi.
Beberapa metode untuk mengatasi ARDS adalah:
6
Lemah dan atrofi otot akibat terlalu lama tidak digunakan untuk
bergerak (pada pasien yang harus berbaring lama)
Depresi
2) Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Peningkatan frekuensi nafas.
c) Nafas dangkal dan cepat
d) Kelemahan otot pernapasan
e) Reflek batuk ada atau tidak
f) Penggunaan otot Bantu pernapasan
g) Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
h) Irama pernapasan : teratur atau tidak
i) Bunyi napas Normal atau tidak
3) Circulation
7
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran
4) Disability
a) Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
b) Adanya trauma atau tidak pada thoraks
5) Exposure
a) Enviromental control
b) Buka baju penderita tetapi cegah terjadinya hipotermia
b. Pengkajian Sekunder
1) Identitas Pasien
Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.
4) Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara
tambahan seperti krekel, ronchi, wheezing.
b) B2 (Blood)
8
Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia).
c) B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan,
nyeri kepala (penyebabnya karena adanya trauma), mata
berkunang-kunang, berkeringat banyak.
d) B4 (Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal).
e) B5 (Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan
status nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan seperti cairan
yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat
edema paru.
f) B6 (Bone)
Kelemahan otot, mudah lelah
9
10
3.3 Intervensi Keperawatan
11
041522 Suara nafas tambahan 2 5
041531 Batuk 3 5
Keterangan :
1 : Deviasi Berat dari Kisaran Normal
2 : Deviasi yang Cukup Berat dari Kisaran Normal
3 : Deviasi Sedang dari Kisaran Normal
4 : Deviasi Ringan dari Kisaran Normal
5 : Tidak Ada Deviasi dari Kisaran Normal
12
3.4 Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Ketidakefektifan pola nafas 1. Memposisikan pasien S : Klien mengatakan sesaknya berkurang
berhubungan dengan sindrom Untukmemaksimalkan ventilasi. O : TTV dalam batas normal, sesak
hipoventilasi (00032) 2. Menginstruksikan bagaimana agar bisa berkurang
melakukan batuk efektif. A : Masalah teratasi
3. Melakukan fisioterapi dada sebagaimana Status Pernapasan ( 0415 )
mestinya. Kode Indikator SA ST
4. Membuang secret dengan memotivasi 04150 Frekuensi 2 5
pasien untukmelakukan batuk atau 1 pernapasan
menyedot lender. 04150 Irama pernapasan 2 5
5. Mengauskultasi suara nafas, catat area yang 2
ventilasinya menurun atau tidak ada dan 04150 Suara auskultasi 3 5
adanya suara tambahan. 4 nafas
6. Memberikan nebulizer. 04151 Sianosis 2 5
3
04151 Dyspnue dengan 2 5
5 aktivitas ringan
04151 Gangguan 3 5
13
9 kesadaran
04152 Akumulasi sputum 2 5
0
04152 Suara nafas 2 5
2 tambahan
04153 Batuk 3 5
1
14
Daftar Pustaka
Rahman, S., & Bahar, T. (2020). COVID-19: The New Threat. International
Journal of Infection, 7(1), pp. 1-6.
Wu, et al. (2020). Risk Factors Associated with Acute
Respiratory Distress Syndrome and Death in Patients with
Coronavirus Disease 2019 Pneumonia in Wuhan, China. JAMA
Internal Medicine, doi:10.1001/jamainternmed.2020.0994.
National Insitute of Health (2019). National Heart, Lung and
Blood Institute. Acute Respiratory Distress Syndrome.
Cleveland Clinic (2020). Health Essentials. Here’s the Damage
Coronavirus (COVID-19) Can Do to Your Lungs.
World Health Organization (2020). Clinical management of
severe acute respiratoty infection (SARI) when COVID-19
disease is suspected.
Center Disease Control and Prevention (2020). Coronavirus
Disease 19 (COVID-19)
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. ARDS
Groth, L. Health (2020). ARDS is a Common Cause of Death in
Critically Ill Coronavirus Patients – Here’s Why.
Allen, S., & Boskey, E. Healthline (2018). Acute Respiratory
Distress Syndrome.
Hecht, M. Healthline (2018). The Alveoli in Your Lungs.
WebMD (2020). Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
15
pathogenesis of acute respiratory distress syndrome. Respiration.
2015;89:420–34.
Siegel M, Parsons P, Geraldine F. Acute respiratory distress
syndrome: Epidemiology, pathophysiology, pathology, and etiology in
adults. UpToDate. 2018. Diakses dari:
https://www.uptodate.com/contents/acute-respiratory-distress-
syndrome-epidemiology-pathophysiology-pathology-and-etiology-in-
adults
16