Analisa Indikator Kesehatan Politik dan Pemerintahan
Kategori Data Ringkasan Perbandingan Kesimpulan
Politik dan Data responden Prevalensi hipertensi Kurang
Pemerintahan sebanyak 67 di Indonesia yang patuhnya KK didapat melalui penderita HT di Hasil survey desa ini pengukuran pada didapatkan kemungkinan umur ≥18 tahun juga sebanyak 22 sebesar 25,8% diakibatkan responden (Riskesdas, 2013) oleh menyatakan rendahnya Untuk pemahan pengetahuan responden masyarakat dalam kebijakan mengenai HT puskesmas sebanyak 51% menjawab tidak ada, sebanyak 33% masyarakat paham bahwa ada kebijakan dari puskesmas dan sebanyak 16 % menjawab kurang paham
Sebanyak 31% Karena aliran darah Mayoritas
responden lebih banyak masyarakat menyatakan dibutuhkan selama sering bahwa terdapat berolahraga, tubuh melakukan kebijakan dari akan secara otomatis senam sehat desa untuk menurunkan tingkat dan jalan seha mengurangi ketahanan terhadap Bersama juga angka HT aliran darah didalam menjdai pilihan sebesar 31% pembuluh darah terbanyak mengatakan selama melakukan kedua. ada kegiatan olahraga untuk senam, memenuhi kebutuhan sebanyak 24% ini. demikian tekanan mengatakan diastolik akan turun ada jalan sehat, dengan melakukan sebanyak 14 % olahraga (Divine, kurang paham 2009) adanya kegiatan. Sebanyak 66% Berdasarkan Prevalensi HT responden penelitian Puspita di desa dengan (2016) penderita HT tersebut lebih hipertensi sedikit dari dengan tingkat didalam indikator. kampanye pengetahuan rendah Namun politik tidak 72,9% tidak patuh dengan melibatkan dalam menjalani tingginya apapun, Namun pengobatannya. prevalensi sebanyak 34% tersebut maka responden masalah HT dengan perlu segera hipertensi di ditangani. dalam kampanye politik dijadikan sarana penyampaian Kesehatan. Kemudian Sebanyak 64% responden mengatakan bahwa tidak ada organisasi masyarakat yang ikut ter;ibat dalam rangkaian kesahatan. Namun ormas yang dominan bergerak di setiap daerah yang paling berperan adalah PKK sebesar 78 %