Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGANDERAJATHIPERTENSI PADA LANSIA

(Studidi Dusun Pajaran Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)

Yusuf Eka Dana** Hariyono ** Ucik Indrawati ***

ABSTRAK

Pendahuluan : Masalah hipertensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Fakta yang
ada menunjukan hipertensi lebih banyak menyerang pada usia dewasa, muda dan awal paruh baya.
Perbandingan hipertensi lebih banyak menyerang perempuan dari pada laki – laki Penelitian ini
Tujuan : Bertujuan untuk Menganalisis hubungan aktifitas fisik dengan derajat hipertensi pada
lansia di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Metode
Penelitian : Desain penelitian adalah penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasinya semua warga umur >50di Dusun Pajaran, Desa Peterongan Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang sejumlah50 Lansia. Tehnik sampling menggunakan metode
Probability Sampling dengan sampel sebagian dari populasi sejumlah 44 responden. Variabel
independen akvifitas fisik dan variabel dependennya derajat hipertensi. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner dengan pengolahan data editing, coding, entry data dan tabulating dan
analisa data menggunakan uji rank spearman. Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa sebagian besar respondenaktivitasfisiksedangsejumlah 35 orang(79,5%), dan derajat
hipertensi menunjukan bahwasebagian besar memiliki derajat hipertensi Stage II sejumlah 23
orang(52,3%), serta hasil uji rank spearman diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas
(0,001) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau(ρ<α), maka data H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan derajat hipertensi pada Lansia di
Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Kesimpulan :
Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara Aktivitas fisik dengan derajat hipertensi
padalansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang dan
saran bidan di desa diharapkan dapat melakukan program olahraga senam lansia di setiap dusun –
dusun peterongan secara rutin, yang dilakukan 1 minggu 1 kali.

Kata Kunci: Hipertensi,Aktivitas Fisik, Lansia

THE CORRELATION OF PHYSICAL ACTIVITY WITH THE DEGREE OF


HYPERTENSION IN ELDERLY
(Study in Pajaran, Peterongan Village, Peterongan District, Jombang Regency)

ABSTRACT

Introduction : The problem of hypertension tends to increase with age. Existing from facts
indicate hypertension is more common in adults, young and early middle-aged. Comparison of
hypertension affects more women than men. Purpose: This study aims to analyze the correlation
of physical activity with the degree of hypertension in the elderly in the Pajaran, Peterongan
Village, Peterongan District, Jombang Regency. Research Method : The research design was an
analytical correlation study with a cross sectional approach. The population is all citizens aged>
50 in Pajaran, Peterongan Village, Peterongan District, Jombang Regency, in the amount of 50
elderly. The sampling technique uses the Probability Sampling method with a sample of 44
respondents. The Independent variables of physical activity and The dependent variable of degree
of hypertension. The research instrument used a questionnaire with data processing editing,
coding, data entry and tabulating and analyzing data using Spearman rank test. The results of this
study indicate that the majority of respondentswere moderate physical activity of 35 people
(79.5%), and the degree of hypertension showed that most had Stage II hypertension levels of 23
people (52.3%),and the results of the Spearman rank test obtained significantor probability value
(0.001) is muchlower than the significant standard of 0.05 or (ρ <α), then the H0 data is rejected
and H1 isaccepted which means that there is acorrelation between physical activity and the
degree of hypertension in the Elderly in Pajaran, Peterongan Village, District Peterongan
Regency of Jombang .Conclusion: The conclusion of this study is that there is acorrelation
between physical activity with the degree of hypertension in the elderly in Pajaran, Peterongan
Village, Peterongan Subdistrict, Jombang Regency and the advice to midwivesin the villageis
expected to be able to carry out an elderly gymnastics exercise program every peterongan village
regularly, which is done 1 week 1 time.

Keywords: Hypertension, Physical Activity, Elderly

PENDAHULUAN untuk umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74


tahun dan 63,8% umur>75 tahun. Prevalensi
Lansia merupakan usia yang berisko tinggi hipertensi di Indonesia berdasarkan
terhadap penyakit – penyakit degeratif pengukuran tekanan darah pada umur ≥18
seperti penyakit Jantung Koroner (PJK), tahun adalah sebesar 25,8%. Angka
hipertensi, diabetes militus, rematik, dan kejadian hipertensi di Jawa timur pada tahun
kanker. Salah satu penyakit yang sering 2013 sebesar 26,2% (Riset Kesehatan Dasar
dialami oleh lansia adalah hipertensi. pada tahun 2013). Dinas Kesehatan Kota
Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh Surabaya pada tahun 2014 mencatat
terselubung. Hipertensi tidak memberikan hipertensi sebanyak 19,56 %. Jumlah
gejala kepada penderita. Namun bukan penderita hipertensi pada lansia mulai bulan
beratihal ini tidak berbahaya. Pada Oktober –Desember tahun 2016 sebanyak
umumnya semua gangguan medis yang 382 orang. Pada tahun 2016 angka kejadian
timbul biasanya diikuti dengan tanda dan hipertensi di Kab. Jombang sebanyak
gejalanya. Namun hal ini tidak berlaku pada 30.130 penduduk,(Dinas Kesehatan Kab.
hipertensi cenderung meningkat dengan Jombang 2016-2017).
bertambahnya usia. Fakta yang ada
menunjukkan hipertensi lebih banyak Lansia cenderung mengalami masalah
menyerang pada usia dewasa, muda dan kesehatan yang disebabkan oleh penurunan
awal paruh baya. Perbandingan hipertensi fungsi tubuh akibat proses penuaan. Proses
lebih banyak menyerang perempuan dari penuaan merupakan proses yang
pada laki – laki (Santosa, 2010) mengakibatkan perubahan-perubahan
meliputi perubahan fisik yang berdampak
World Health Organization (WHO) tahun pada penurunan aktifitas fisik, psikologis,
2008 mencata sekitar 972 juta orang atau sosial dan spiritual. Pada perubahan
26,4% penduduk di seluruh dunia menderita fisiologis terjadi penurunan sistem
hipertensi. Angka ini kemungkinan akan kekebalan tubuh dalam menghadapi
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, gangguan dari dalam maupun luar tubuh.
dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta Salah satugangguan kesehatan yang paling
berada di negara maju dan639 jutasisanya banyak dialami olehlansia adalah pada
berada dinegara sedangberkembang, sistem kardiovaskuler (Teguh, 2013).
termasuk Indonesia. Berdasarkan prevalensi Secara alamiah lansia akan mengalami
hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9%
penurunan fungsi organ dan mengalami Pajaran, Desa Peterongan, Kecamatan
labilitas tekanan darah (Mubarak, 2014). Peterongan Kabupaten Jombang
Frekuensi Persentase
No. Usia
Derajat kesehatan dan kebugaran individu (f) (%)
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, 50 – 59
genetik, aktivitas fisik, dan status gizi. 1. 32 72,7
Tahun
Aktivitas fisik yang baik dan rutin akan 60 – 79
melatih otot jantung dan tahanan perifer 2. 12 27,3
Tahhun
yang dapat mencegah peningkatan tekanan Jumlah 44 100,0
darah. Aktivitas fisik tidak membutuhkan Sumber : Data primer 2018
banyak biaya, kitacukup melakukan
aktivitas fisik yang rutin secara teratur Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa
minimal 30 menit perhari. Hal ini bisa sebagian besar responden yang berusia50 -
mengurangi resiko meningkatnya tekanan 59 Tahunsejumlah 32 orang (72,7%).
darah dikarenakan aktivitas akan
melebarkan diameter pembuluh darah Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
(vasodilatasi) dan membakar lemak dalam Berdasarkan Pendidikan pada Lansia di
pembuluh darah jantung, sehingga Dusun Pajaran, Desa Peterongan,
melancarkan aliran darah. Jenis aktifitas Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang
fisik yang dapat dilakukan misalnya Frekuensi Persentase
berjalan kaki, senam, dan berkebun No. Pendidikan
(f) (%)
(Sarifah, 2014). Pendidikan
1. 30
Dasar 68,2
Pendidikan
BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2 Menengah 9 20,5
Pertama
Desain penelitian adalah penelitian analitik Pendidikan
korelasi dengan pendekatan cross sectional. 3 4 9,1
Menengah Atas
Populasinya semua warga umur >50 di Perguruan
Dusun Pajaran, Desa Peterongan 4 1 2,3
Tinggi
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang
Jumlah 44 100
sejumlah 50 Lansia. Tehnik sampling
Sumber : Data primer 2018
menggunakan metodeProbability Sampling
dengan sampel sebagian dari populasi
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa
sejumlah 44 responden. Variabel sebagaian besar responden berpendidikan
independen akvifitas fisik dan variabel
Dasar sejumlah 30 orang (68,2%).
dependennya derajat hipertensi. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dengan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
pengolahan data editing, coding, entry data
Berdasarkan Jenis Kelamin pada Lansia di
dan tabulating dan analisa data Dusun Pajaran, Desa Peterongan,
menggunakan uji rank spearman.
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

HASIL PENELITIAN
Jenis Frekuensi Persentase
No.
Kelamin (f) (%)
Data Umum
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden 1. Perempuan 30 62,2
Berdasarkan Usia pada Lansia di Dusun Laki –
2. 14 31,8
Laki
Jumlah 44 100,0 di DusunPajaran, Desa Peterongan,
Sumber : Data primer 2018 Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang
Frekuensi Persentase
No. DerajatHipertensi
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa (f) (%)
sebagian besar responden jenis kelamin 1. Stage I 16 36,4
perempuan sejumlah 30 orang (62,2%). 2. Stage II 23 52,3
3 Stage III 5 11,4
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan informasi tentang hipertensi Jumlah 44 100,0
Sumber : Data primer 2018
pada Lansia di Dusun Pajaran, Desa
Peterongan, Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa
sebagian besar (52,3%) memiliki Derajat
Frekuensi Persentasen
No. Informasi Hipertensi Stage II sejumlah23 orang.
(f) (%)
1. Pernah 14 Tabel 7 Tabulasi silang hubungan Aktfitas
31,8
fisik dengan Derajat Hipertensi pada Lansia
2. Tidak 30 68,2
di Dusun Pajaran, Desa Peterongan,
pernah
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang
Jumlah 44 100,0
Sumber : Data primer 2018 Derajat Hipertensi
Aktiv
itas StageI Stage II Stage total
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa Fisik II
sebagian besar responden yangmendpat f % f % f %
informasi tentang hipertensi sejumlah 30 Ringa 0 0 0 0 4 9, 4 9,1
orang (68,2%). n 1
Seda 1 29, 2 50 00 3 79,
Data Khusus ng 3 5 2 5 5
Berat 3 6,8 1 2,3 1 2,3 5 11,
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden 4
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia di 1 36, 2 50, 5 11, 4 10
Dusun Pajaran, Desa Peterongan, 6 4 3 3 4 4 0
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang P = 0,000 α = 0,0,5
Gaya Frekuens Persentas Sumber : Data primer 2018
No.
Hidup i (f) e (%)
1. Ringan 4 9,1 Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa dari
44 responden Hubungan Aktivitas Fisik
2. Sedang 35 79,5 lansia sedang, mengalamiHipertensi stage II
3 Berat 5 11,4 sejumlah22 responden (50%). Dari hasil Uji
Jumlah 44 100,0 statistik rank spearman diperoleh angka
Sumber : Data primer 2018 signifikan atau nilai probabilitas (0,001)
jauh lebih rendah standart signifikan dari
Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa 0,05 atau (ρ < α), maka data H0 ditolak dan
sebagian besar responden aktivitas fisik H1 diterima yang berarti ada hubungan
sedang sejumlah 35 orang (79,5%). antara Aktivitas fisik dengan Derajat
hipertensi pada Lansia di Dusun Pajaran,
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan
Berdasarkan DerajatHipertensi pada Lansia Kabupaten Jombang.
bersepeda santai, responden juga
PEMBAHASAN mengetahui bahwa dengan aktifitas fisik
yang cukup maka bisa mengeluarkan toksin
Aktvitas Fisik Lansia atau kotoran dalam tubuh melalui keringat
sehingga bisa memperlancar peredaran
Dari data yang di dapathasil penelitian darah.
menunjukan bahwa sebagian besar
responden mengalamiAktivitas Fisik sedang Bertambahnya umur seseorang akan terjadi
sejumlah 35 orang (52,3%). perubahan dan pada aspek fisik dan
psikologi (mental). Ini terjadi akibat
Peneliti berpendapat bahwaseseorang pematangan fungsi organ. Pada aspek
dengan aktivitas fisik yang belebih,dapat psikologiataumental taraf berpikir semakin
mempengaruhi seseorangmengalami matang dan dewasa (Mubarok, 2010). Usia
kenaikan tekanan darah, karna pada orang adalah umum individu yang terhitung mulai
yang melakukan aktivitas fisik berlebih saat dilahirkan sampai berulang tahun. Dari
cenderung mengalami kenaikan kerja segi kepercayaanmsyarakatyang belum
jantung yang mengakibatkan seseorang tinggi dewasa dipercaya dari orang yang
mengalami kenaikan tekanan darah. belum tinggikedewasaan. Hal ini akan
sebagai dari pengalaman dan kematangan
Arjatmo dan Hendra (2012) aktivitas fisik jiwa (Wawan, 2010).
atau disebut juga aktivitas eksternal adalah
kegiatan yang menggunakan tenaga atau Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sebagian
energi untuk melakukan berbagai kegiatan besar responden berpendidikandasar
fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga, sejumlah 30 orang (68,2%).
dan lain-lain. Olahraga lebih banyak
dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi Berdasarkan data yang didapat
karena olahraga isotonik dan teratur dapat bahwasannya pasien yang mengalami
menurunkan tekanan darah. Kurangnya hipertensi itu terjadi pada lansia yang
melakukan olahraga akan meningkatkan berpendidikan tidak tamat sekolah dasar
kemungkinan timbulnya obesitas dan jika (SD), semakin rendahnya tingkat
asupan garam juga bertambah akan pendidikan seseorang dalam memperoleh
memudahkan timbulnya hipertensi. informasi, maka akan mempengaruhi daya
Berdasarkan tabel 1 menunjukakn bahwa serap seseorang terhadap informasi yang
sebagian besar responden berusia 50 - 59 diterima. Karenasemakin rendah pendidikan
Tahun sejumlah 32 orang (72,7%). seseorang maka tingkatwawasan seseorang
juga kurang.
Peneliti berpendapat responden yang
berusia 50 – 59tahun mampu berfikir Wawan (2010) pendidikan berarti
tentang manfaat adanyaaktivitasfisik dalam bimbingan yang diberikan seseorang
kehidupansehari – hari. Responden yang terhadap perkembangan orang lain menuju
berusia dewasa lebih bisa memahami bahwa kearah cita-cita tertentu yang menentukan
denganmangatur aktivitas seperti manusia untuk berbuat dan mengisi
berolahraga secara rutindi pagi hari, kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
bersepeda,jalan kaki atau jogging bisa kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi. Salain itu mendapat informasi misalnya hal – hal yang
pada usia tersebut termasuk katagori usia menunjang kesehatan sehingga
dewasa lanjut mempunyai banyak dapatmeningkatan kualitas hidup.
pengalaman terutama tentang pentingnya Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
aktifitas fisik seperti olahraga teratur, akan pola hidup terutama dalam
memotivasu untuk sikap berperan serta Berdasarkan data yang didapat bahwasanya
dalam pembangunan. Pada umumnya makin pasien yang mengalami hipertensi itu terjadi
tinggi pendidikan seseorang makin mudah pada lansia berumur 50 - 59 tahun, dimana
menerima informasi. pada usia tersebut, usia yang sudah sangat
rentan mengalami hipertensi, disamping
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa sudah faktor usia yang menyebabkan
sebagian besar responden jenis kelamin penurunan fungsi organ tubuh dan organ
perempuan sejumlah 30 orang (62,2%). tubuh yang mengalami vasokontriksi atau
pengecilan. Hal ini sangat berkaitan dengan
proses terjadinya penaikan tekanan darah
Derajat Hipertensi terhadap seseorang terutama pada usia
lanjut.
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa
sebagian besar responden Peneliti berpendapat bahwa faktor usia
mengalamihipertensi sejumlah 23 orang sangat berpengaruh dalam proses kenaikan
(52,3%). tekanan darah, pada usia lanjut sangat
sensitif terhadap segala sesuatu, misal pola
Dari hasil data yangdikaji, telah didapat makan yang tidak baik dan sehat, kurang
bahwa sebagian besar reponden mengalami olah raga yang teratur, kecemasan yang
hipertensi Stage II, dimana pasien yang tinggi atau stress dapat membuat seseorang
mengalami hipertensi Stage II juga mengalami kenaikan tekanan darah,
mengalami aktivitas fisik yang sedang. disamping itu pada usia lanjut usia sudah
sangat rentan terhadap segala hal.
Peneliti berpendapat bahwa responden yang
mengalamihipertensi yang sedang tersebut Kumar, 2005 mengatakan bertambahnya
itudisebabkan oleh karena faktoraktifitas usia, maka tekanan darah juga akan
fisik yang sedang, dimana seseorang yang meningkat yang disebabkan beberapa
melakukan aktifitas fisik yang sedang perubahan fisiologis. Setelah usia 45 tahun
tersebut sangat berpengaruh dalam kenaikan terjadi peningkatan resistensi perifer dan
tekanan darah, semakin seseorang aktifitas simpatik. Hal ini sesuai dengan
melakukan aktifitas fisik yang berlebih penelitian sebelumnya (Syukraini, 2009)
semakin pula seseorang rentan mengalami yang menyebutkan bahwa setelah usia 45
kenakikantekanan darah, dantidak jauh pula tahun terjadi perubahan degenerative. Maka
seseorang tersebut juga mengalami dari itu peneliti mengambil batas faktor
kenaikan dalam hal emosional. resiko usia adalah yang memiliki usia ≥45
tahun.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan persisten pada Pathogenesis hipertensi esensial dapat
pembuluh darah arteri, dimana tekanan dipicu oleh beberapa faktor diantaranya
darah sistolik sama dengan atau di atas 140 aktivitas fisik, genetik dan faktor usia dll.
mmHg dan tekanan diastolik sama dengan Tingkat aktivitas fisikdapat berinteraksi
atau di atas 90 mmHg (LeMone, Burke, & untuk memunculkan gejala hipertensi.
Bauldoff, 2013; World Health Organization Perjalanan penyakit hipertensi esensial
[WHO], 2013). berkembang dari hipertensi yang kadang-
kadang muncul menjadi hipertensi yang
Berdasarkan tabel 1 menunjukakn bahwa persisten. Setelah periode asimtomatik yang
sebagian besar responden berusia 50 - 59 lama, hipertensi persisten berkembang
Tahun sejumlah 32 orang (72,7%). menjadi hipertensi dengan komplikasi,
dimana kerusakan organ target di aorta dan
arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan berhubungan dengan kecemasan dengan
susunan saraf pusat. Progresifitas hipertensi kejadian hipertensi (Rahayu, 2013)
dimulai dari pree hipertensi pada pasien
umur 10-30 tahun(dengan meningkatnya Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa
curah jantung) kemudian menjai hipertensi sebagian besar responden jenis kelamin
didni pada pasien umur 20-40 tahun (dimana perempuan sejumlah 30 orang (62,2%).
tahanan perifer meningkat) kemudian
menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun Berdasarkanpenelitian sebelumnya yang
dan akhirnya menjadi hipertensi dengan dilakukan olehlelydkk.,(2012) bahwa jenis
komplikasi pada usia 40-60 tahun(Sharma, kelamin perempuan (52,1%) lebih banyak
2008). menderita hipertensi dibandingkan laki –
laki (47,9%). Wanita masa pramenoupouse
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sebagian mulai kehilangan sedikit demi sedikit
besar responden berpendidikan dasar hormone esterogen yang selama
sejumlah 30 orang (68,2%). mwlindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
Berdasarkan data yang didapat hormone esterogen tersebut beubah
bahwasannya pasien yang mengalami kuantitasnya sesuai dengan umur wanita
hipertensi itu terjadi pada lansia yang secara alami, yang umumnya mulai terjadi
berpendidikan tidak tamat sekolah dasar pada wanita umur 45-55 tahun (Dian dkk.,
(SD), semakin rendahnya tingkat 2009) sehingga menoupause erat kaitanya
pendidikan seseorang dalam memperoleh dengan kejadian hipertensi pada jenis
informasi, maka akan mempengaruhi daya kelamin perempuan.
serap seseorang terhadap informasi yang
diterima. Karena semakin rendah Berdasarkan tabel 3 diperoleh pasien jenis
pendidikan seseorang maka tingkat kelamin perempuan yang menderita
wawasan seseorang juga kurang. hipertensi sebanyak 30 orang (62,2%) dan
pasien dengan jenis laki – laki menderita
Peneliti berpendapat bahwa responden yang hipertensi sebanyak 14 orang (31,8%). Pada
mengalami peningkatan tekanan darah penelitian sebelumnya oleh sigarlaki (2006)
tersebut juga dipengaruhi faktor pendidikan memperoleh data bahwa distribusi penderita
yang sangat rendah, dimana pendidikan hipertensi lebih didominasi perempuan
yang sangat rendah dapat memperlambat (55,88%) dibandingkan laki – laki
daya serap seseorang dalam memahami cara (44,12%). Kuswardhani (2006) menemukan
hidup yang sehat itu seperti apa, untuk kejadian hipertensi lebih tinggi pada
mencegah terjadinya kenaikan tekanan perempuan (39%) dibandingkan pada laki –
darah. laki (31%).

Konsep dasar pendidikan adalah suatu Dari hasil studi beberapa pustaka, hal
proses belajar yang berarti didalam tersebut disebabkan oleh adanya menopause
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, yang dialami pada semua perempuan.
perkembangan atau perubahan kearah yang Perempuan yang belum mengalami
lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang menopause dilindungi oleh hormon hormon
pada diri individu, keompok dan masyarakat ekstrogen yang berperan dalam
(Kodriyati, 2014). Dalam hal ini meningkatkan kadar hight Density
kemampuan kognitif yang membentuk lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL
berfikir seseorang termasuk kemampuan yang tinggi merupakan faktor pelindung
untuk memahami faktor-faktor yang dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis (Dian dkk, 2015).
Simpulan
Hubungan aktivitas fisik denganDerajat
hipertensipada lansia 1. Aktivitasfisik pada lansiadi Dusun
Pajaran, Desa Peterongan,
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa KecamaatanPeterongan Kabupaten
dari 44 responden kecemasan adalah Jombang sebagian besar adalah sedang.
setengah dari responden mengalami 2. Derajat hipertensi pada lansia di Dusun
hipertensi stage II atau sedang sejumlah 22 Pajaran, Desa Peterongan, Kecamatan
orang (50% ). Peterongan Kabupaten Jombang
sebagian besar adalah terjadi Derajat
Dari hasil Uji statistik rank speamen Hipertensi Stage II.
diperoleh angka signifikan atau nilai 3. Ada Hubungan antaraAktivitas fisik
probabilitas (0,001) jauh lebih rendah dengan derajat hipertensi pada lansia di
standart signifikan dari 0,05 atau (ρ < α), Dusun Pajaran, Desa Peterongan,
maka data H0 ditolak dan H1 diterima yang Kecamatan Peterongan Kabupaten
berarti ada hubungan antara Aktivitas fisik Jombang.
dengan Derajat hipertensi pada Lansia di
Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Saran
Kecamatan Peterongan Kabupaten
Jombang. 1. Bagi bidan desa
Bidan di desa diharapkan dapat
Peneliti berpendapat bahwa responden yang melakukan program olahraga senam
mengalami hipertensitersebut dipengaruhi lansia disetiap dusun – dusun peterongan
olehaktivitas fisik yang sedang, secara rutin, yang dilakukan 1 minggu 1
sebagaimana seseorang yang melakukan kali.
aktivitas fisik yang sedang maka akan 2. Bagi dosen
mudah pula seseorang tersebut mengalami Bagi dosen STIKES Icme Jombang
kenaikan tekanan darah, karna dipengaruhi diharapkan dapat melakukan pengabdian
oleh factor . masyarakat dengan mengembangkan
program aktivitas olahraga, terlebih
Dengan melakukan aktivitas fisik, dapat utama program senam lansia di
meningkatkan harapan hidup yang lebih masyarakat.
panjang. Selain itu,dapat menurunkan 3. Bagi peneliti selanjutnya
tekanan darah pada lansiadan menurunkan Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
risiko stroke. Senyawa beta-endorfin akan dapat mengembangkan penelitian
di keluarkan oleh seseorang yang tentang gaya hidup lansia lebih
melakukan aktivitas fisik sehingga dapat ditekankan pada aktivitas fisik dan
mendatangkan rasa senang dan olahraga.
menghilangkan stress. Dari beberapa
manfaat yang dihasilkan oleh aktivitas fisik,
dapat meningkatkan kualitas hidup lansia KEPUSTAKAAN
termasuk lansia penderita hipertensi (Mass
et al., 2011; Susilowati & Istianah, 2012; Dinas Kesehatan Jombang. 2014. Profil
Vainionpaa et al., 2007; Kowalski, 2010; Dinas Kesehatan Kabupaten
Leavit, 2008). Jombang (SPM Bidang
Kesehatan)Tahun 2013.

SIMPULAN DAN SARAN


Dinkes Jatim. 2013. Profil Kesehatan.
http//www. Dinkes jatim Go.id.
akses 3 Maret 2015.

Mubarak, dkk. 2006. Keperawatan


Komunitas II. Jakarta: Rineka
Cipta.

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin


(2007).Buku ajar kebutuhan
dasarmanusia: teori dan aplikasi
dalam praktik. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2008).Konsep dan Penerapan


Metodologi
PenelitianIlmKeperawatan,
Pedoman Skripsi, Tesis, dan
Instrument Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2013).Metodologi Penelitian
Ilmu KeperawatanEdisi 3. Jakarta :
Salemba Medika

WHO.Hypertension Report. WHO


Technical Report
Series.Geneva.2008..

Anda mungkin juga menyukai