NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
21 Juli 2021
Pembimbing
ABSTRACTT
Hipertensi ialah salah satu penyakit mematikan di dunia dan saat ini terdaftar sebagai penyakit
pembunuh nomor tiga setelah jantung dan kanker tahun 2018, faktor risiko terjadinya hipertensi terkait dengan
pola hidup salah satunya yaitu aktifitas fisik, kurangnya aktivitas fisik atau kebiasaan berolahraga menyebabkan
tekanan darah meningkat. Tujuan: penelitian untuk Menganalisis hubungan aktifitas fisik dengan tingkat tekanan
darah MAP (Mean Arterial Pressure) pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan variabel independen adalah aktifitas fisik sedangkan variabel dependen
tekanan darah MAP (Mean Arteriale Pressure). Jumlah populasi sebanyak 66 pasien hipertensi pada 1 bulan
terakhir di wilayah kerja Puskesmas Senenan Bangkalan dengan jumlah sampel 56 pasien hipertensi
menggunakan teknik simple random sampling. Didapatkan pasien hipertensi pada 1 bulan terakhir mengalami
aktifitas fisik berat dengan tekanan darah MAP normal sebanyak 17 (30,9%). Berdasarkan uji statistik spearmen
rank correlation didapatkan hasil P Value: 0,000 < α: 0,05 dengan nilai korelasi sebesar 0,628 sehingga H0
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan aktifitas fisik dengan tingkat tekanan darah MAP (Mean
Arteriale Pressure) pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Senenan Bangkalan. Diharapkan bagi
peneliti selanjutnya agar dapat mengembangan metode penelitian dan variabel intervensi, bagi masyarakat agar
melakukan aktifitas fisik yang teratur dan terprogram, serta bagi institusi dan petugas kesehatan dapat memberikan
informasi tentang pentingnya melakukan aktifitas fisik.
Kata Kunci : Aktifitas fisik, Tingkat Tekanan Darah MAP (Mean Arterial Pressure)
1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa S1 Keperawatan Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKes Ngudia Husada Madura
PENDAHULUAN yang hendak mencuat baik kilat ataupun
mulai bergeser jadi penyakit tidak meluas. Bagi informasi World Health
Penyakit tidak meluas yang utama antara Organization 2015 menampilkan dekat 1,
lain hipertensi. Hipertensi ialah salah satu 13 miliyar orang di dunia menyandang
3 sehabis jantung serta kanker ( Handayani, yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia
2019). Penyakit ini terpaut dengan pola mencapai 34,1%. Dinkes Jatim, 2016
hidup salah satunya ialah kegiatan raga, presentasenya mencapai 13,37% atau
arteri rata- rata sepanjang satu siklus sebanyak 117 Pasien dan Desember 66
denyutan jantung yang didapatkan dari Pasien dengan jumlah keseluruhan 229
pengukuran tekanan darah sistolik serta pasien hipertensi. Berdasakan hasil studi
diastolik( Hidayat, 2013 dalam Rini, 2020). bahwa masih tingginya tekana darah MAP
Tekanan darah MAP pada penderita (Mean Arterial Pressure) dari 10 responden
hipertensi haruslah lekas diturunkan sebab 3 dari 10 (30 %) dalam kategori tekanan
dan 4 dari 10 (40 %) responden pada jantung koroner, serta pecahnya pembuluh
tekanan darah MAP didapatkan stadium 1. darah otak yang hendak menimbulkan
kegiatan raga(aktifitas fisik) merokok, non farmakologi seperti aktifitas fisik atau
alkoholisme, serta pola makan( Asikin darah MAP (Maen Arterial Pressure) yang
kehancuran organ meliputi otak, sebab alasanpeniliti melaksanakan riset ini untuk
hipertensi yang tidak terkendali bisa mengenali hubungann aktifitas fisik dengan
tingkatkan resiko stroke, setelah itu tingkat tekanan darah pada penderita
jantung, serta kandas ginjal, bagi( sehat dan masyarakat kurang beraktifitas
56-65
bahwa hampir setengahnya responden
66-74
berusia 46 – 55 tahun yaitu sejumlah 20
(Sumber : Data
responden primer
dengan penelitian Juni
presenntase (352021) Berdasarkan gambar menunjukkan
Stadium 2
pasien hipertensi di wilayah kerja aktifitas fisik dengan tingkat tekanan darah
aktifitas fisik berat dengan tingkat tekanan penderita hipertensi di wilayah kerja
berada dikategori normal yaitu sebanyak 17 Berdasarkan tabel interprestasi hasil nilai r
PEMBAHASAN
responden melakukan aktifitas fisik berat. dalam pekerjaan utamanya adalah hanya
Aktifitas fisik yang dilakukan pada bekerja mengajar, dan perkantoran yang
responden di wilayah kerja Puskesmas hanya kerja di depan elektronik atau laptop
Senenan Bangkalan adalah aktifitas fisik yang bekerja santai, kegiatan duduk-duduk
berat responden pada pekerjaan utamanya atau tidak bekerja, berolahraga hanya
adalah ada yang bekerja sebagai supir, berjalan kaki yang kurang dari 1 jam
penjaga toko, nelayan, dan mandor, sering bahkan tidak berolahraga, dan mengsisi
mengangkat benda berat ditempat kerjanya, waktu senggang hanya menonton televisi.
lebih 15-30 menit, olahraga yang dilakukan mempengaruhi aktifitas fisik responden di
setiap minggu berolahraga, dan untuk diantaranya: usia dan jenis kelamin, hampir
mengisi waktu luang responden jarang setengahnya usia dan jenis kelamin
menonton televisi tetapi berjalan-jalan di responden adalah berusia 46-55 tahun dan
55
kemampuan, kesadaran sebab terus menjadi kegiatan raga yang terstruktur bisa
bertambahnya umur seorang hingga terus merendahkan penyakit jantung koroner, serta
menjadi banyak transisi yang hendak membetulkan tekanan darah. Kegiatan raga
dialami, sehingga berakibat pada dengan keseriusan ringan, lagi ataupun berat
penyusutan fungsional anggota badan, yang yang terprogram serta tertib, bisa
Pendapat ini diperkuat oleh teori Huzaipah, dalam waktu hingga 22 jam setelah latihan.
karena beberapa faktor yang pada dalam waktu hingga 22 jam setelah
mempengaruhi tekanan darah MAP (Mean latihan( Ahmad, 2019). Selain dari faktor
Arteriale Prsessure) di wilayah kerja aktifitas fisik, Usia menjadi salah satu
usia 46-55 tahun dan aktifitas fisik sedang. darah MAP (Mean Arterial Pressure)
darah MAP (Mean Arteriale Prsessure). Perihal ini sejalan dengan komentar
Aktifitas fisik yang kurang akan yang dikemukan oleh teori Mutaqqin(
meningkatkan tekanan darah arteri rata-rata 2014), Tekanan darah ditimbulkan dari
dan sebaliknya, aktifitas fisik dengan kenaikan curah jantung yang bisa terjalin
intensitas ringan, sedang atau berat yang sebab terdapatnya kenaikan denyut jantung,
penyakit jantung koroner, dan dapat peregangan serat- serat otot jantung.
Responden dalam riset ini memiliki tekanan 5.3 Hubungan Aktifitas Fisik dengan
Tingkat Tekanan Darah MAP (Mean
darah yang lumayan besar yang diakibatkan Arteriale Pressure) pada pasien
hipertensi
oleh sebagian aspek pemicu semacam
Hasil uji statistik diperoleh nilai P Value
umur, tipe kelamin, minimnya kegiatan
(0,000) dengan tingkat kemaknaan α (0,05),
raga, tekanan pikiran, mengkonsumsi
berarti nilai P Value < α Dengan demikian
garam yang kelewatan, dsb. Awal tekanan
dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝑎 diterima yang
ini wajib lumayan besar buat menjamin
berarti ada hubungan antifitas fisik dengan
tekanan pendorong yang maksimal, tanpa
tingkat tekanan darah MAP (Mean
tekanan ini, otak serta jaringan yang lain
Arteriale Pressure) pada penderita
tidak hendak menerima aliran yang
hipertensi di daerah kerja Puskesmas
mencukupi. Kedua, tekanan wajib tidak
Senenan Bangkalan. Bersumber pada tabel
sangat besar sebab bisa menimbulkan
interprestasi hasil nilai r menampilkan
kehancuran pembuluh darah dan mungkin
kalau besar nilai r( 0, 628), sehingga
pecahnya pembuluh darah halus. Oleh
korelasi diantara kedua variabel bisa
sebab itu, kenaikan ataupun penyusutan
dikatakan inerprestasi kuat (Sugiyono,
tekanan ini hendak mempengaruhi pada
2015).
Mekanisme kompensasi ini hendak
Berdasarkan hasil tabulasi silang di atasi
membagikan reaksi kepada homeostatis
sebagian besar melakukan aktifitas sedang
tubuh buat mengembalikan tekanan darah
dengan hampir setengahnya tekanan darah
dalam kondisi wajar serta kebalikannya.
MAP (Mean Arteriale Pressure) normal.
Perihal ini pula cocok riset tadinya kalau
Pada penelitian menunjukkan hubungan
kian meningkatnya umur hingga kian
positif antara aktifitas fisik dengan tekanan
bertambah pula resiko terbentuknya
darah MAP (Mean Arteriale Pressure) di
hipertensi
wilayah kerja Puskesmas Senenan
semakin normal pula tingkat tekanan darah serta terprogram. Mereka yang secara raga
MAP (Mean Arteriale Pressure) di wilayah aktif cenderung buat memiliki guna otot
kerja Puskesmas Senenan Bangkalan. serta sendi yang lebih baik, sebab organ-
Menurut peneliti tingkat tekanan darah organ, kegiatan raga yang berbentuk
MAP (Mean Arteriale Pressure) dalam gerakan ataupun latihan aerobik berguna
dan juga memancing. Pada waktu luang membuat otot- otot badan bekerja. Kegiatan
menyempatkan diri untuk berolahraga raga yang kurang hendak tingkatkan resiko
terdapatnya kegiatan raga yang teratur kegiatan raga yang terstruktur bisa
menyusut. Seorang yang berkegiatan raga Walaupun tekanan darah bertambah secara
hingga kotoran ataupun keringat dapat tajam kala lagi olahraga, tetapi bila
keluar serta perihal ini hendak olahraga secara tertib hendak lebih sehat.
memudahkan peredaran darah dalam badan Berolahraga yang tertib dalam jumlah lagi
mudah, dapat meningkatkan efisiensi lebih baik dari pada berolahraga berat
jantung secara keseluruhan. Pendapat ini namun cuma sekali( Ahmad, 2019).
pada pasien hipertensi di wilayah kerja aktifitas fisik serta pentingnya olahraga
Puskesmas Senanan Bangkalan adalah terhadap tingkat tekanan darah MAP (Mean
tingkat tekanan darah MAP (Mean aktifitas fisik yang teratur dan terprogram
tekanan darah MAP (Mean Arteriale sebagai tambahan pengatahuan pada saat