Abstract
Background: Hypertension is a condition of an increase in blood pressure from the normal range of
120/80 mmHg. If there is no action is taken to reduce blood pressure, it can lead to serious
complications. Jacobson’s progressive muscle relaxation can be used as an action in reducing high blood
pressure. Aims of this study is to analize effect of Jacobson’s progressive muscle relaxation to decrease
blood pressure. Methods: This research used a quasi-experimental method and a sample of 16
respondents. JPMR Therapy is carried out for three weeks with three times each week. The action is
carried out for 30 minutes. Blood pressure measured by spyghnomanometer before and after
intervention. Results: the result of this intervention showed a P-Value is 0,0001, which means blood
pressure decreases after intervention. Conclusion: This intervention is proven to be a complementary
therapy for hypertension suffers. For this intervention to have the maximum results for blood pressure
reduction, patients must routinely intervene every day along with the ingestion of the drug. The need for
more research is how long normal blood pressure persists with JPMR.
149
150 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 9, No 2, November 2020, hlm 117-268
Pertemuan 9 16
Pre – Test 136,87 150 – 120 8,75
Post – Test 128,12 140 – 120
Tabel 2 menjelaskan mengenai darah sistolik berangsur – angsur
perbedaan tekanan darah sistolik sebelum menurun. Penurunan sistolik cenderung
dan sesudah tindakan. Perbedaan sering terjadi pada responden. Setiap
penurunan tekanan darah yang memiliki pertemuan responden selalu mengalami
nilai signifikan berada pada pertemuan ke penurunan sistolik. Hal ini terjadi karena
1 dan ke 3. Semakin sering pertemuan, responden yang merupakan kategori usia
maka penurunan sistolik semakin antara 40 hingga 55 tahun sedang
berkurang. Data pada Tabel 14 mengalami fase peningkatan sistolik
menjelaskan bahwa ketika pertemuan (Nikhra, 2017)..
sudah mencapai kesembilan maka tekanan
Pertemuan 4 16
Pre – Test 89,375 80 – 100 9,375
Post – Test 80 70 – 90
Pertemuan 5 16
Minggu
Pre – Test 88,125 80 – 100 6,25
2
Post – Test 81,875 70 – 90
Pertemuan 6 16
Pre – Test 89,375 80 – 100 7,5
Post – Test 81,875 70 – 90
Pertemuan 7 16
Pre – Test 87,5 80 – 90 7,5
Minggu Post – Test 80 70 – 90
3 Pertemuan 8 16
Pre – Test 86,25 80 – 90 6,25
Post – Test 80 70 – 90
Pertemuan 9 16
154 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 9, No 2, November 2020, hlm 117-268
Tabel 4. Analisis Pengaruh Relaksasi Otot Progressif Jacobson terhadap Tekanan Darah
Sistolik
Std.
Variabel N Mean Std. Eror P Value
Deviasi
Tekanan Darah Sistolik 16 146,88 14,477 3,619
Sebelum Intervensi mmHg
0,0000
Tekanan Darah Sistolik 16 128,77 9,574 2,394
Sesudah Intervensi mmHg
Tabel 4 menunjukan analisa (Kesoema, dkk. 2016). Hasil dari
pengaruh dari terapi relaksasi otot pengaruh berdasarkan Pvalue adalah
progresif Jacobson terhadap perubahan <0,001 yang berarti bahwa relaksasi otot
tekanan darah. Tekanan darah yang progresif Jacobson berpengaruh terhadap
dihitung adalah tekanan darah sistolik. penurunan tekanan darah sistolik.
Tabel menunjukan rata – rata tekanan Relaksasi ini dianggap berpengaruh
darah sistolik dari sebelum tindakan karena hasil dari Pvalue<0,05 atau
adalah 146,88 mmHg. Rata – rata tekanan 0,001<0,05. Hasil ini sejalan dengan
darah sistolik setelah dilakukan terapi penelitian sebelumnya. Penelitian yang
adalah 128,77 mmHg. Standar deviasi dari dilakukan oleh Khandaree pada tahun
masing – masing tekanan darah sistolik 2017 menunjukan bahwa dengan
sebelum dan sesudah intervensi adalah melakukan relaksasi otot progressif
14,477 dan 9,574. Jacobson dapat menurunkan tekanan
Peningkatan sistolik ini merupakan darah sistolik. Penelitian tersebut
kondisi patofisiologis yang dapat menunjukan Pvalue sebesar <0,001.
menimbulkan masalah kardiovaskuler Diartikan bahwa dengan melakukan
(Nikhra, 2017). Maka dari itu, JPMR relaksasi otot progresif Jacobson maka
dapat membantu dalam pengurangan penderita hipertensi dapat menurunkan
tekanan darah sistolik bagi penderita tekanan darah sistoliknya.
hipertensi dan usia dewasa pada umumnya
Rosiana , Terapi Komplementer Relaksasi Otot Progresif Jacobson 155
Tabel 5. Analisis Pengaruh Relaksasi Otot Progressif Jacobson terhadap Tekanan Darah
Diastolik
Variabel N Mean Std. Deviasi P Value
Tekanan Darah Diastolik 16 90 mmHg 6,325
Sebelum Intervensi
0,001
Tekanan Darah Diastolik 16 81,25 mmHg 3,416
Sesudah Intervensi
Tabel 5 menunjukan analisa tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
pengaruh dari terapi relaksasi otot tekanan darah yang tinggi terjadi karena
progresif Jacobson terhadap perubahan adanya peningkatan curah dari jantung
tekanan darah. Tekanan darah yang serta terdapat tahanan pada pembuluh
dihitung adalah tekanan darah diastolik. darah perifer. Peningkatan curah jantung
Tabel menunjukan rata – rata tekanan terjadi diakibatkan karena adanya
darah diastolik dari sebelum tindakan penumpukan cairan atau disebut preload
adalah 90 mmHg. Rata – rata tekanan (Pikir dkk., 2015).
darah diastolik setelah dilakukan terapi Curah jantung meningkat juga dapat
adalah 81,25 mmHg. Standar deviasi dari terjadi karena adanya peningkatan
masing – masing tekanan darah sistolik kontraktilitas jantung akibat dari
sebelum dan sesudah intervensi adalah perubahan sistem saraf pada jantung.
6,325 dan 3,416. Hasil dari pengaruh Telah banyak studi menunjukan bahwa
berdasarkan Pvalue dengan menggunakan peningkatan curah jantung yang bersifat
perhitungan Wilcoxon di SPSS adalah kronik pada awalnya memang
0,001 yang berarti bahwa relaksasi otot meningkatkan tekanan darah sebagai
progresif Jacobson berpengaruh terhadap bentuk kompenasasi, namun setelah
penurunan tekanan darah diastolic. beberapa hari resistensi perifer akan
meningkat dan curah jantung akan
PEMBAHASAN menurun kembali ke nilai basal awal
Penelitian ini dilakukan kepada 16 (Pikir dkk., 2015). Apabila tidak adanya
responden dengan masalah kesehatan tindakan dalam penurunan tekanan darah,
berupa adanya peningkatan dari tekanan maka dapat menyebabkan permasalahan
darah. Intervensi yang diberikan sesuai serius bagi tubuh.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Beberapa komplikasi yang dapat
Khandare, dkk (2017). Penelitian ini muncul akibat adanya peningkatan
menyatakan bahwa dengan melakukan tekanan darah. Komplikasi tersebut
relaksasi otot progresif Jacobson, maka diantaranya adalah nyeri dada, stroke,
tekanan darah akan menurun pada serangan jantung, hingga gagal ginjal
penderita hipertensi (Khandare dkk., (WHO, 2019). Komplikasi ini dapat
2017). berpengaruh terhadap kualitas hidup
Hipertensi terjadi karena adanya penderita. Penatalaksanaan perlu
curah jantung dikali dengan resistensi dilakukan untuk mengurangi kejadian
perifer atau bisa disebut sebagai tekanan komplikasi. Penatalaksanaan yang dapat
dari arteri perifer. Berdasarkan uraian dilakukan penderita hipertensi adalah
156 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 9, No 2, November 2020, hlm 117-268
JPMR maka penurunan tekanan darah hasil evaluasi yang telah dilakukan pada
baik sistolik dan diastolikk dapat terjadi 16 klien resume serta kelolaan telah
pada penderita hipertensi (Shinde dkk., ditemukan efektifitas dari intervensi
2013). Penelitian ini juga sejalan dengan JPMR. Evaluasi tersebut mendapatkan
oleh Khandare bersama tim pada tahun Pvalue <0,001 pada penurunan tekanan
2017. Hasil dari intervensi penelitian sistolik dan diastolik. Hasil Pvalue < 0,05,
tersebut menunjukan Pvalue sebesar maka dapat disimpulkan bahwa terapi
<0,001 (Khandare, dkk, 2017). JPMR berefektif terhadap penurunan
Pemberian tindakan JPMR pada tekanan darah pada pra hipertensi serta
keluarga memiliki beberapa faktor hipertensi tingkat 1. Terapi ini memang
pendukung keberhasilan intervensi. Faktor terbukti dapat menjadi terapi
pendukung ini berdasarkan hasil komplementer hipertensi. perlu
pemantauan selama intervensi oleh diperhatikan bahwa pemakaian obat
perawat kepada responden. Kepatuhan antihipertensi tetap harus dilakukan. Obat
serta keinginan untuk mengurangi tekanan antihipertensi merupakan terapi
darah menjadi kemudahan bagi perawat farmakologi yang harus diberikan dan
untuk menyampaikan informasi terapi rutin diminum oleh penderita hipertensi
(Shinde, dkk, 2013). Jangan memaksakan (Pikir dkk., 2015). Terapi ini hanya
responden yang tidak mampu serta mau sebagaI terapi pendamping.
melakukan intervensi, karena intervensi Keluarga yang memiliki anggota
tidak akan berefektif (Shinde, dkk, 2013). dengan permasalahan hipertensi dapat
Komunikasi yang baik perlu melakukan terapi JPMR. Motivasi terus
diterapkan kepada keseluruhan responden. keluarga yang mengalami hipertensi untuk
Penjelasan mengenai terapi yang melakukan terapi dibarengi dengan obat.
diberikan harus sederhana, mudah Jangan paksakan diri apabila sedang tidak
dimengerti, dan menimbulkan keinginan mampu melaksanakan terapi.
untuk melakukan tindakan. Kesadaran Perawat perlu membangun Bina
responden mengenai penyakit yang hubungan saling percaya yang harus
dialami serta pencegahan komplikasi dilakukan setiap pertemuan untuk
dapat mempermudah perawat untuk mencegah tindakan ketidakooperatif dari
memberikan informasi terapi ini. Gerakan responden. Perawat harus memberikan
yang sistematis membantu perawat untuk penjelasan mengenai terapi secara
mengingatkan kepada responden urutan sederhana, mudah dimengerti, dan
dari tindakan. menimbulkan keinginan untuk melakukan
tindakan.
KESIMPULAN DAN SARAN Peneliti selanjutnya dapat
Efektifitas dari terapi JPMR bukan mengembangkan terapi JPMR yang lebih
hanya dirasa oleh keluarga kelolaan, ringkas namun efektif. Peneliti
namun terapi ini juga berefektif bagi selanjutnya juga dapat mengembangkan
keluarga resume lainnya. Keluarga SOP agar tindakan mudah dilakukan oleh
kolalaan utama serta hampir seluruh semua orang.
keluarga resume merupakan penderita
hipertensi dalam kategori pra hipertensi DAFTAR RUJUKAN
serta hipertensi tingkat I. Berdasarkan American Heart Association. (2016).
158 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 9, No 2, November 2020, hlm 117-268
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data pada Pikir, B. S., Aminuddin, M., Subagjo, A.,
Bidang Kesehatan. Jakarta: Dharmadjati, B. B., Suryawan, I. G.
Rajawali Pers. R., & P, J. N. E. (Eds.). (2015).
Hipertensi Manajemen
Hernilawati. (2013). Pengantar Ilmu Komprehensif (Vol. 1). Surabaya:
Keperawatan Komunitas. University Press: Airlangga.
(Amirullah, Ed.) (Edisi Pertama).
Penulis dan Penerbit Pustaka As - Shinde, N., Shinde, K., Khatri, S., &
Salam:Takalar. Hande, D. (2013). Immediate Effect
of Jacobson’s Progressive Muscular
Kementerian Kesehatan Republik Relaxation in Hypertension.
Indonesia. (2018). Hasil Utama Scholars Journal of Applied Medical
RISKESDAS 2018. Sciences, 1(2), 80–85.