Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TEKANAN DARAH

ANGGOTA PROLANIS DI PUSKESMAS PARONGPONG

Meike Mercy Coloay1, Imanuel Sri Mei Wulandari2


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia
ari.imanuel@unai.edu

ABSTRAC

Hypertension is a problem arising in every health service in Indonesia, with more than 25% of cases.
Hypertension itself has two risk factors that can be changed and cannot be changed. The increasing age
of hypertension is an irreversible factor, while psychological problems are factors that can be changed.
The method used in this research is quantitative descriptive correlation with cross-sectional approach.
Respondents in this study are all Prolanis members who actively participate in activities at least once a
month, which is 40 respondents. The spearman rho test is used in analyzing the relationship of two
variables. The results obtained from this study are respondents have moderate anxiety levels and systolic
and diastolic blood pressure shows the category of moderate hypertension. Correlation test to get results
there is a significant relationship between anxiety levels with blood pressure with a value of p <0.05. It is
recommended for respondents to pay attention to changes in blood pressure when experiencing changes
in psychological problems, and be able to participate in prolanis activities to get emotional support.

Key Word: anxietas, Blood Pressure, Elderly

PENDAHULUAN perempunyan lebh tinggi dari pada laki-


Hipertensi merupakan kasus laki (KKRI, 2018).
yang sering ditemukan pada pelayanan Hipertensi salah satu pemicu
kesehatan primer hampir di seluruh Penyakit Tidak Menular (PTM) dari
Indonesia. Tekanan darah tinggi Penyakit Jantung, Stroke, Ginjal yang
merupakan suatu keadaan dimana saat ini menjadi penyebab kematian
tekanan darah sistolik lebih dari 140 nomer satu di dunia. Hipertensi sendiri
mmHg dan tekanan darah diastolik sering dijuluki dengan silent Killer
lebih dari 90 mmHg pada dua kali (Kemkes, 2020). Banyak penderita yang
pengukuran dengan selang waktu lima tidak menyadari bahwa dirinya
menit dalam keadaan cukup mempunyai tekanan darah di atas
istirahat/tenang (LKIP, 2018). normal, sehingga pemeriksaan
Prevelensi yang tinggi mencapai kesehatan jarang dilakukan oleh
25,8%, dengan kecenderungan penderita (Kemenkes.RI, 2014).

19
Jawa Barat mempunyai 121.153 usia. (Tirtasari & Kodim, 2019).
kasus pada tahun 2018 (KKRI, 2018). Tingkat kematian lansia yang
Prevalensi hipertensi Provinsi Jawa mengalkami hipertensi 3 kali lebih
Barat pada Tahun 2017 sebesar 33% tinggi apabila dibandingkan dengan
diharapkan target prevalensi hipertensi lansia yang tidak mempunyai riwayat
pada tahun 2018 turun menjadi 29,08%. hipertesni (Laka, Widodo, & Rahayu
Ternyata kasus yang terjadi lebih H., 2018).
meningkat menjadi 34,5%, berdasarkan Perubahan status emosi yang
data ini Hipertensi masih merupakan labil mampu mempengaruhi naiknya
masalah kesehatan yang perlu tekanan darah atau kejadian hipertensi.
mendapatkan pembinaan mulai dari Penelitian (Arifuddin & Nur, 2017),
tingkat paling bawah hingga tingkat menunjukan adanya hubungan yang
Provinsi (LKIP, 2018). signifikan antara perubahan status
Faktor resiko terjadinya emosi terhadap kejadian hipertensi pada
hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu penderita hipertensi. Dengan kata lain
faktor yangtidak dapat dirubah dan yang semakin penderita menunjukan status
dapat dirubah. Faktor yangtidak dapat emosi yang labil, semakin tinggi
dirubah diantaranya adalah: usia, jenis tekanan darahnya.
kelamin, riwayat keluarga dan genetic, Dari hasil studi pendahuluan
sedangkan faktor yang dapat dirubah yang dilakukan pada 5 anggota Prolanis
anatarnya adalah: pola hidup, obesitas, di Wilayah Kerja Puskesmas
masalah psikologis (stres, cemas hingga Parongpong, didapati mempunyai
depresi), penggunaan obat estrogen, riwayat penyakit hipertensi lebih dari 5
aktivitas (Kemenkes.RI, 2014). tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah
Dengan bertambahnya usia, untuk mengetahui gambaran tingkat
resiko mengalami peningkatan tekanan kecemasan, tekanan darah sistolik dan
darah semakin tinggi, prevalensi diastolik pada anggota Prolanis serta
hipertensi pada usia di atas 60 tahun mengetahui hubungan tingkat
juga menunjukan peningkatan yang kecemasan dengan tekanan darah
signifikan. Hal ini diakibatkan karena anggota Prolanis di Puskesmas
terjadinya perubahan struktur dari Parongpong.
pembuluh darah seiring bertambahnya

20
METODE mengetahui gambaran karakteristik
Penelitian ini merupakan responden, gambaran tingkat kecemasan
penelitian kuantitatif dengan metode dan gambaran tekanan darah dari
deskriptif korelasi menggunakan responden. Analisa bivariate dilakukan
pendekatan cross sectional, dengan untuk mengetahui hubungan antara
melakukan pengukuran dua variabel tingkat kecemasan dengan tekanan
secara bersamaan untuk mencari sebuah darah responden dengan menggunakan
hubungan antara variabel yang satu uji korelasi spearman rho dikarenakan
dengan variabel lainya. Responden distribusi data yang tidak normal.
dalam penelitian ini adalah seluruh
angota Prolanis di Puskesmas HASIL PENELITIAN
Parongpong dengan jumlah 40 orang. 1. Gambaran Karateristik
Dengan kriteria inklusi: anggota aktif Responden
Prolanis Puskesmas Parongpong dan Tabel 1. Karakteristik Responden
mengikuti Pertemuan rutin Prolanis Karakteristik Jumlah %
minimal 1 kali sebulan. Jenis Kelamin:
Variabel independen dalam Laki-laki 8 20
penelitian ini adalah tingkat kecemasan Perempuan 32 80
yang diukur dengan menggunakan Usia:
instrumen Depression Anxiety and Lansia Awal 15 37.5
Stress Scale (DASS) yang Lansia Akhir 18 45.0
mengidentifikasikan skala subyektif Manula 7 17.5
depresi, kecemasan dan stres. Variabel Diagnosa
dependen dalam penelitian ini adalah Medis: 31 77.5
Tekanan Darah yaitu tekanan, dengan Hipertensi 7 17.5
melakukan pemeriksaan tekanan darah DM 2 5
setiap responden dengan menggunakan CKD
spigmomanometer digital. Total 40 100
Setelah data dikumpulkan,
dilakukan analisa data dengan Dari tabel 1 kita dapat mengetahui
menggunakan program SPSS versi 22. bahwa anggota Prolanis di Wilayah
Analisa data univariate dilakukan untuk Kerja Puskesmas Parongpong

21
didominasi oleh perempuan yaitu kecemasan responden pada tingkat
sebnayak 80% dan hanaya 20% persen kecemasan sedang.
anggotanya laki-laki. Distribusi usia
anggota prolanis didominasi oleh usia 3. Gambaran Tekanan Darah
lansia akhir yaitu 18 responden (45%), Tekanan darah dari dipisahkan antara
lansia awal sebnayak 15 Responden Systolik dan diastolik.
(37.5%) dan manula sebanyak 7 Tabel. 3. Distribusi Tekanan Darah
responden (17.5%). Dengan diagnose Systolik
medis paling banyak adalah hipertensi Jenis Hipertensi Jumlah %
sebanyak 31 responden (77.5% ), DM Normal Tinggi 5 12.5
sebnayak 7 Responden (17.5%) dan Hipertensi Ringan 17 42.5
CKD sebanyak 2 orang (5%). Hipertensi Sedang 5 12.5
Hipertensi Berat 13 32.5
2. Gambaran Tingkat Kecemasan Total 40 100
Tabel 2. Distribusi Tingkat Kecemasan
Tingkat Jumlah % Tekanan Darah sistolik
Kecemasan responden disajikan pada tabel 2,
Normal 6 15 dimana responden lebih banyak berada
Ringan 6 15 pada tingkatan hipertensi ringan
Sedang 20 50 sebanyak 17 responden (42.5%), di
Parah 6 15 urutan kedua responden cenderung
Sangat 2 5 menunjukan keadaan hipertensi berat
Parah/panik sebanyak 13 responden (32.5%),
Total 40 100 hipertensi sedang dan normal tinggi
mempunyai jumlah yang sama yaitu 5
Gambaran tingkat kecemsan responden (12.5%).
responden paling banyak dengan 20
reponden (50%) adalah cemas sedang Tabel 4. Distribusi Tekanan Darah
dan hanya 2 responden (5%) yang Diastolik
menunjukan cemas sangat parah atau Jenis Hipertensi Jumlah %
panik. Secara rata-rata tingkat Normal Tinggi 6 15
Hipertensi Ringan 16 40
22
Hipertensi Sedang 13 32.5 Systolik 0.041 0.325
Hipertensi Berat 5 12.5 Tingkat
Total 40 100 Cemas

Gambaran tekanan darah diastolik Tabel 6 menunjukan adanya


responden dapat diliahat pada tabel 3. hubungan yang signifikan antara tingkat
Responden yang mempunyai tekanan kecemasan dengan tekanan darah
darah diastolic kategori hipertensi sistolik responden dengan nilai p 0.041
ringan sebanyak 16 responden (40%), < nilai α (0.05) dengan keeratan
hipertensi sedang sebanyak 13 hubungan 0.325 yang mempunyai arti
responden (32.5%), normal tinggi hubungan dua variabel lemah.
sebanyak 6 responden (15%) dna Table 7. Hubungan Tekanan Darah
hipertensi berat sebanyak 5 responden Diastolik Dengan Tingkat Stres
(12.5%). P Value Keeratan
Table 5. Rata-rata Tekanan Darah Hubungan
Tekanan Mean Kategori Systolik 0,004 0,448
Darah Tingkat
Systolik 163.2 Hipertensi cemas
Sedang
Diastolik 99.9 Hipertensi Hubungan antara tingkat
sedang kecemasan dengan tekanan darah
sistolik responden juga menunjukan
Dilihat dari rata-rata tekanan darah adanya hubungan yang signifikan
dari 40 responden, baik sistolik maupun dengan nilai p 0.004 < 0.05, keeratan
diastolik menunjukan ketegori hubungan 0.448 yang dapat diartikan
Hipertensi sedang. kedua variabel mempunyai hubungan
4. Hubungan Tingkat Kecemasan yang sedang.
dengan Tekanan Darah
Tabel 6. Hubungan Tekanan Darah
Systolik Dengan Tingkat Kecemasan PEMBAHASAN
P Value Keeratan PROLANIS merupakan sistem
Hubungan layanan kesehatan yang menggunakan

23
pendekatan proaktif, yang mempunyai darah arteri mengalamai penurunan
tujuan untuk memelihara kesehatan bagi fungsi dan menjadi kurang elastisitas
penderita pwnyakit kronis untuk dan kaku, hal ini dapat menyebabkan
mencapai kualitas hidup yang lebih baik naiknya tekanan darah akibat dari darah
(BPJS, 2014). Puskesmas Parongpong dipompa melalui pembuluh darah darah
membentuk juga wadah Prolanis ini yang mengalami penyempitan dan kaku
yang anggotanya adalah pasien yang (Setyawan, 2017).
rutin berobat di Puskesmas. Anggota Kecemasan merupakan suatu
dari Prolanis mempunyai penyakit keadaan bingung, khawatir akan hal
kronis yang memerlukan pengobatan yang belum terjadi ataupun akan terjadi
secara berkesinambungan, seperti yang menyebabkan seseorang
Hipertensi, DM, dan CKD. Usia dari mempunyai perasaan yang tidak
anggota prolanis mulai dari 45 tahun ke menentu dan merasa tidak berdaya
atas. untuk menghadapinya (Arifuddin &
Tekanan darah pada responden Nur, 2017). Hasil penelitian ini
baik sistolik maupun diastolik menunjukan rata-rata tingkat kecemasan
mengarah pada hipertensi sedang. Hal responden pada tingkat kecemasan
ini menunjukan bahawa anggota sedang. Dari 40 responden 80% adalah
Prolanis di Puskesmas Parongpong perempuan, dimana perempuan sering
mempunyai tingkat tekanan darah yang menunjukan rasa cemas yang lebih
tinggi. Karakteristik usia pada dibandingkan laki-laki. Perempuan
responden tersebar dari lansia awal (45 cenderung lebih mudah menunjukan
– 55 tahun), lansia akhir (56 – 65 tahun) ekspresi sedih, takut, cemas sampai
dan Manula (> 65 tahun). Hal ini sesuai pada kepanikan sesuai dengan apa yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh dirasakanya (Kati, Opod, & Pali, 2018).
(Setyawan, 2017) terhadap 82 Dari analisa data dengan
responden yang mempunyai usia >45 spearman rho dapat diketahui bahwa
tahun, semakin bertambah usia tingkat akecemasan responden
responden semakin tinggi tekanan darah mempunyai hubungan yang signifikan
sistolik dan diastolik. terhadap tekanan darah. Pada tekanan
Peningkatan tekanan darah pada darah sistolik mempunyai nilai p 0,041
lansia dapat terjadi karena pembuluh dimana lebih kecil dari nilai alfa (α).

24
Kecemasan dari responden ini juga 1. Gambaran karakteristik responden
mempunyai hubungan yang bermakna pada penelitian ini dari gender
dengan nilai 0.041 dan keeratan didominasi oleh 80% perempuan,
hubungan kedua variabel lemah. usia kategori lansia akhir sebanyak
Penelitian yang dilakukan oleh Laka, 45% dan mempunyai penyakit kronis
Widodo, dan Rahayu dimana terdapat Hipertensi sebanyak 77.5%.
hubungan yang bermakna antara tingkat 2. Responden mempunyai tingkat
kecemasan pada lansia dengan kejadian kecemasan sedang.
hipertensi. Pada lansia masalah psikis 3. Rata-rata tekanan darah sistolik dan
dan kemampuan fisik mulai mengalami diastolik responden menunjukan
penurunan, diaman hal ini dapat kategori hipertensi sedang.
berpengaruh pada pemenuhan 4. Hasil uji spearman rho menunjukan
kebutuhan secara fisik yang adanya hubungan yang bermakna
mengakibatkan munculnya masalah antara tingkat kecemasan pada
pada beberapa sistem tubuh (Laka et al., responden dengan tekanan darah
2018). baik itu sistolik ataupun diastolik.
Apabila kecemasan yang
dialami oleh anggota Prolanis tidak SARAN
mendapat perhatian yang baik, mampu Setelah mendpaatkan hasil penelitian
menjadi suatu ancaman tersendiri saran yang dapat diberikan pada
terhadap status kesehatan responden responden adalah tetap memperhatian
yang lebih diominasi dengan Lansia. tekanan darah pada setiap ada
Kecemasan sedang ke verat dapat perubahan psikis, mengoptimalkan
menyebabkan peningaktan tekanan kegiatan Prolanis untuk makin
darah, jika sering mengalami gannguan mendukung anggotanya mengatasi
emosi mampu mempengaruhi fungsi masalah fisik dan psikis, serta
jantung dan pembuluh darah (Faisal, megikutsertakan keluarga dalam
Djarwoto, & Murtiningsih, 2012). perawatan lansia yang mengalami
gangguan tekanan darah yang
KESIMPULAN mempunyai rasa cemas.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai beriku:

25
DAFTAR PUSTAKA KKRI. (2018). HASIL UTAMA
Arifuddin, A., & Nur, A. (2017). RISKESDAS 2018.
Pengaruh Efek Psikologis Laka, O. K., Widodo, D., & Rahayu H.,
Terhadap Tekanan Darah Penderita W. (2018). Hubungan Hipertensi
Hipertensi. IEEE International dengan Tingkat Kecemasan pada
Conference on Acoustics, Speech, Lansia di Posyandu Lansia Desa
and Signal Processing (ICASSP) Banjarejo Kecamatan Ngantang
2017, 41(2), 84–93. Malang. Jurnal Ilmiah, 3(1), 22–
BPJS. (2014). Panduan praktis Prolanis 32. Retrieved from
(Program pengelolaan penyakit https://publikasi.unitri.ac.id/index.
kronis). BPJS Kesehatan. php/fikes/article/view/749
Faisal, E., Djarwoto, B., & LKIP. (2018). Pemerintah provinsi
Murtiningsih, B. (2012). Faktor jawa barat dinas kesehatan
Risiko Hipertensi pada Wanita provinsi jawa barat. (25).
Pekerja dengan Peran Ganda Setyawan, A. B. (2017). Hubungan
Kabupaten Bantul Tahun 2011. Antara Tingkat Stres Dan
28(2), 55–62. Kecemasan Dengan Kejadian
Kati, R. K., Opod, H., & Pali, C. Hipertensi Pada Lansia Di Klinik
(2018). Gambaran Emosi dan Islamic Center. Jurnal Ilmu
Tingkat Kecemasan pada Pasien Kesehatan, 5(1), 1–8.
Hipertensi di Puskesmas Bahu. https://doi.org/10.1039/b000000x
Jurnal E-Biomedik, 6(1). Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019).
https://doi.org/10.35790/ebm.6.1.2 Prevalensi dan karakteristik
018.18679 hipertensi pada usia dewasa muda
Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin di Indonesia. Tarumanagara
Hipertensi. Infodatin, (Hipertensi), Medical Journal, 1(2), 395–402.
1–7.
https://doi.org/10.1177/109019817
400200403
Kemkes, P. (2020). HIPERTENSI . THE
SILENT KILLER. 1–8.

26

Anda mungkin juga menyukai