72
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
VII 2003. Test hypotheses used Chi Square. The results of the study,
respondents with junior high education level of 44%, the level of family
knowledge on hypertension with the knowledge of poor 44% and pre-
classification of hypertension 41%. Based on the results of the statistical test
Chi Square obtained the value P 0.002 < 0.05 interpreted as there is a
significant relationship between the level of family knowledge about
hypertension and classification of hypertension.
73
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
74
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
75
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
76
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
darahnya dan memiliki pengetahuan yang cukup Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada
tentang tindakan apa yang harus dilakukan untuk peningkatan pengetahuan, tetapi juga pada
mencegah supaya tekanan darahnya supaya tidak peningkatan kesadaran dan kepedulian mkeluarga
naik. Pengetahuan juga memberikan pemahaman pada hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi.
pada keluarga khusunya dalam perawatan Untuk mencapai hal tersebut, diadakan sharing
anggota keluarga yang Hipertensi dalam hal terkait permasalahan yang terjadi peningkatan
penyajian makanan yang dianjurkan, yang kesadaran dan kepedulian keluarga pada hal-hal
dihindari maupun yang tidak dianjurkan. Serta yang berkaitan dengan hipertensi.
kebiasaan sehari-hari yang dapat memicu
meningkatnya tekanan darah. Misalnya dalam hal 3. Klasifikasi Hipertensi resonden
mengkonsumsi makan tinggi garam dan lemak Pada pemeriksaan tekanan darah, yang
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilakukan terhadap responden ditemukan paling
peningkatan tekanan darah. banyak 41% adalah Pre Hipertensi, sedangkan
Masyarakat yang mengonsumsi makanan Hipertensi tingkat 1 : 37% dan hipertensi tingkat
tinggi garam dan lemak memiliki risiko pening- 2 : 22%.
katan tekanan darah 7,429 kali lebih besar Salah satu faktor risiko hipertensi adalah
daripada warga yang tidak mengonsumsi makan-
penambahan usia. Pada wanita, tekanan darah
an tinggi garam dan lemak. Hal ini sejalan
tinggi biasanya terjadi pada usia mulai 65 tahun.
dengan hasil penelitian sebelumnya yang menye-
butkan adanya hubungan bermakna antara Sementara, pada pria dimulai pada usia 45 tahun.
makanan tinggi garam dengan peningkatan tekan- Beberapa kondisi penyakit kronis juga dianggap
an darah (Anggara and Prayitno, 2013) sebagai faktor risiko hipertensi, termasuk dia-
Pengetahuan yang dimiliki jaga berpengaruh betes, gangguan tidur dan penyakit ginjal. Kelu-
pada kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dapat arga yang memiliki anggota yang mengalami
meningkatnkan tekan darahnya. Sesuai pendapat hipertensi, maka faktor risiko akan meningkat.
Sulistiyo and Wulandari( 2011) Aktivitas fisik Selain itu faktor resiko yang lain adalah
atau olahraga banyak dihubungkan dengan karena stress, konsumsi garam berlebih, kurang
hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur vitamin D, kurang kalsium, obesitas, kurangnya
dapat menurunkan tahanan perifer yang akan aktivitas fisik (Kementrian Kesehatan, 2017)
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa
dari arteri yang bersifat sistemik alias ber-
apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang
lebih berat karena adanya kondisi tertentu. langsung terus-menerus untuk jangka waktu
Kurangnya aktivitas fisik menaikkan risiko lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan
tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah
untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak tinggi yang tidak terkontrol untuk periode ter-
aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih tentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi
cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2013).
keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan Batasan mengenai tekanan darah tersebut
sering jantung harus memompa semakin besar ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII
pula kekuatan yang mendesak arteri. (The Seventh Report of The Joint National
Kebiasaan merokok dan keadaan sering Committee on Prevention, Detection, Evaluation
terpapar asap rokok terbukti berpengaruh ter- and Treatment of Hight Blood Pressure)
hadap peningkatan tekanan darah. Warga yang
(Reasoning" Prosiding SNATIF. JNC-7, 1997)
merokok memiliki risiko peningkatan te kanan
Ketetapan ini juga telah disepakati WHO, organi-
darah tujuh kali lebih besar daripada warga yang
tidak merokok atau terpapar asap rokok. Hasil ini sasi hipertensi internasional. maupun organisasi
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang hipertensi regional, termasuk yang ada di Indo-
menyebutkan adanya hubungan bermakna antara nesia (Sulistiyo and Wulandari, 2011). Dari
merokok dengan peningkatan tekanan darah batasan tersebut terlihat bahwa mereka yang
(Anggara and Prayitno, 2013). mempunyai tekanan darah normal yaitu bila
77
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80 pengetahuan responden tentang penyakit hiper-
mmHg. Di atas dari batasan tersebut sudah tensi dengan sikap pencegahan komplikasi hiper-
termasuk dalam kategori pre-hipertensi dan atau tensi. Hasil penelitian yang sama dari Prasetiyo
hipertensi. Tri Utomo (2013) Ada hubungan antar tingkat
pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya
4. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga pencegahan kekambuhan hipertensi dengan P =
tentang Hipertensi dengan klasifikasi 0.032.
Hipertensi Hasil penelitian menunjukkan sebagian
Hasil penelitian menggunakakan Chi square besar responden tidak mengetahui berapa tekanan
menunjukkan bahwa Asimpt. Sig sebesar 0,002 darah yang disebut hipertensi, selain itu respon-
diamana p < 0,05, hal ini menujukkan bahwa ada den juga tidak mengetahui penyebab hipertensi,
hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga atau diet yang baik bagi penderita hipertensi
tentang Hipertensi dengan klasifikasi Hipertensi. selain itu banyak responden yang tidak menge-
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tahui komplikasi dari hipertensi. Hal ini disebab-
tentang Hipertensi maka semakin rendah angka kan sebagian besar responden berpengetahuan
kejadian hipertensi, sebaliknya semakin rendah kurang lebih banyak pada responden dengan
tingkat pengetahuan Hipertensi maka semakain pendidikan rendah. Hasil penelitian ini sesuai
meningkat angka kejadian Hipertensi. dengan pendapat Sukijo (2010) pendidikan
Berdasarkan konsep tersebut dapat dijelas- adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
kan bahwa semakin meningkatnya pengetahuan untuk mengembangkan atau meningkatkan
pasien tentang hipertensi akan mendorong sese- kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan
orang untuk berperilaku yang lebih baik dalam itu dapat berdiri sendiri.
mengontrol hipertensi sehingga tekanan darahnya Tingkat pendidikan turut pula menentukan
tetap terkendali. Perilaku yang baik tersebut bisa mudah tidaknya seseorang menyerap dan
diterapkan dengan mengubah gaya hidup seperti memahami pengetahuan yang mereka peroleh,
membatasi makanan yang berlemak, mengurangi pada umumnya semakin tinggi pendidikan sese-
makanan bergaram, tidak merokok, tidak meng- orang makin semakin baik pula pengetahuanya.
konsumsi alkohol, olahraga yang teratur, dan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
menghindari stres. Pengetahuan seseorang tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
mengenai hipertensi juga berpengaruh pada tersebut untuk menerima informasi. Dengan pen-
kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan. didikan tinggi maka seseorang akan cenderung
Orang dengan tingkat pengetahuan yang baik untuk mendapatkan informasi baik dari orang
tentang hipertensi akan patuh terhadap pengo- lain maupun media massa. Semakin banyak
batan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan informasi yang masuk semakin banyak pula
tentang hipertensi, pasien hipertensi dapat mela- pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
kukan penatalaksanaan penyakitnya sehingga Pengetahuan sangat erat hubungannya
pasien menjadi lebih baik. dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
Hipertensi merupakan penyakit kardiovas- dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut
kular kronik yang tidak menunjukkan gejala, semakin luas pengetahuannya. Pengetahuan atau
kondisi ini menyebabkan penderita tidak waspada kognitif merupakan domain yang penting untuk
bahkan tidak menyadari ancaman komplikasi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
hipertensi yang dapat mengakibatkan kematian, adalah faktor intern yang mempengaruhi ter-
oleh sebab itu hipertensi disebut juga sebagai bentuknya perilaku. Perilaku seseorang tersebut
silent killer. akan berdampak pada status kesehatannya
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian (Notoatmojo, 2010). Berdasarkan konsep tersebut
yang dilakukan oleh Murijan, Setiyawan and dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya
Rizqie, (2019) Berdasarkan hasil uji gamma pengetahuan pasien tentang hipertensi akan
didapatkan nilai p = 0,000, Ada hubungan antara
78
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
mendorong seseorang untuk berperilaku yang bila tidak disertai komplikasi atau ada penyakit
lebih baik dalam mengontrol hipertensi sehingga pada organ lain secara bersamaan.
tekanan darahnya tetap terkendali. Berbeda hasilyang dikemukakan oleh rahayu
Pengetahuan pasien mengenai hipertensi (2019) yang menyatakan bahwa tidak ada hubu-
juga berpengaruh pada kepatuhan pasien dalam ngan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian
melakukan pengobatan. Pasien dengan tingkat hipertensi dengan uji statistik Mann Whitney Test
pengetahuan yang baik tentang hipertensi akan ρ = 0,247 > α = 0,05.
patuh terhadap pengobatan. Seiring dengan Hasil sama dengan yang disampaikan oleh
meningkatnya pengetahuan tentang hipertensi, Erika (2017) yeng menyatakan bahwa dengan uji
pasien hipertensi dapat melakukan penata- T berpasangan dengan taraf kepercayaan 95%.
laksanaan penyakitnya sehingga pasien menjadi dengan p-value 0,000 (p < 0,05). Dengan
lebih baik. Pengetahuan yang baik tentang hipertensi kepada
Hal ini seperti hasil penelitian yang anak-anak muda dapat menurunkan angka keja-
disampaikan oleh Maryam, et al (2019) yang dian hipertensi.
menyatakan bahwa ada hubungan pengetahun Kategori pre Hipertensi tidak memerlukan
dengan angka kejadian hipertensi pada lansia panatalaksanaan farmakologi, namun karena
dengan nilai p = 0,002 < α = 0,05. Bagi resiko perkembangan pre Hipertensi menjadi
responden makanan yang terpenting adalah untuk hipertensi cukup tinggi maka dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup responden, terlepas melakukan pemeriksaan tekanan darah secara
apakah sudah memenuhi asupan makanan berkala dan modifikasi gaya hidup. Modifikasi
tersebut baik bagi kesehatan dirinya atau tidak. gaya hidup ini dilakukan juga pada hipertensi
Dengan pengaturan pola makan ditambah dengan tingkat 1 dan 2, untuk yang rentan terhadap
olahraga dan istirahat cukup diharapkan dapat penyakit diabetes dan penyakit ginjal disertai
meningkatkan kualitas hidup penderita termasuk dengan terapi farmakologi (Yusnita, 2011)
dalam upaya pencegahan hipertensi. Sebaliknya,
responden yang mempunyai pengetahuan yang 4. SIMPULAN
baik tentang hipertensi, tentunya mengetahui Berdasarkan hasil penelitian jumlah keluarga
bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit dengan Hipertensi 41 keluarga, dengan tingkat
hipertensi. Oleh karena itu, untuk menghindari pendidikan SMP 44%, tingkat pengetahuan
atau mencegah terjadinya penyakit hipertensi, keluarga tentang Hipertensi dengan pengetahuan
dibutuhkan suatu sikap dan upaya yang baik yaitu kurang 44% dan klasifikasi pre Hipertensi 41%.
mencegah terjadinya kekambuan Hipertensi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square
Hipertensi disebabkan karena adanya faktor didapatkan nilai p 0,002 < 0,05 diartikan sebagai
genetik, selain itu hipertensi dapat disebabkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
karena gaya hidup, obesitas, konsumsi rokok dan pengetahuan keluarga tentang Hipertensi dengan
minum alkohol. Masyarakat sering menganggap klasifikasi Hipertensi.
kalau hipertensi pada kelompok lansia adalah hal
biasa, tidak perlu diobati, karena sudah merupa- 5. REFERENSI
kan hal yang wajar. Asumsi itu tidak benar karena
tekanan darah yang selalu tinggi bisa menyebab- Anggara, F. and Prayitno, A. (2013) ―Faktor-
kan komplikasi seperti serangan jantung atau Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan
stroke. Bahkan, kalau sudah berat dan kronis, Darah di Puskesmas Telaga Murni
penderita hipertensi lansia bisa mengalami penu- Cikarang Barat Tahun 2012.,‖ Jurnal Ilmu
runan kesadaran atau koma yang membuat Kesehatan, 5(1). Available at:
pengobatannya akan makin sulit. Padahal pengo- https://doi.org/10.1002/
batan hipertensi pada lansia akan lebih mudah 9781444324808.ch36.
79
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id
Kamus besar bahasa Indonesia (2018). Jakarta. Upaya Pencegahan Kekambuhan Pada
Lansia Di Desa Blulukan Kecamatan
Kementrian Kesehatan, (2013). Pusat data dan
Colomadu Kabupaten Karanganyar. PhD
informasi. Kemenkes RI.
Proposal, 1. doi: 10.1017/
Kementrian Kesehatan. (2017). Pusat data dan CBO9781107415324.004.
informasi. Kemenkes RI.
Reasoning" Prosiding SNATIF. JNC-7 (1997)
Kementrian Kesehatan. (2018). Pusat data dan National High Blood Pressure Education
informasi. Kemenkes RI. Program. The sixth report of the Joint
Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi tanpa obat. National Committee on Prevention,
Jakarta: Agro Media Pustaka. Detection, Evaluation,and Treatment of
High Blood Pressure.
Maryam, S., Cristina and Dewiyanti. (2019)
Hubungan tingkat pengetahuan dengan Riskesdas. (2018). Hasil riset kesehatan dasar.
kejadian hipertensi pada lansia. Jurnal Sukijo, A. (2010). Ilmu perilaku kesehatan.
fenomena kesehatan. 02(01) : 269–276. Jakarta: Rineka Cipta.
Murijan, Setiyawan and Rizqie, N. S. (2019). Sulistiyo and Wulandari. (2011). Cara jitu
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang mengatasi Hipertensi. Jokjakarta: Andi of
Hipertensi Dengan Sikap Dalam set.
Pencegahan Komplikasi Hipertensi Pada
Wawan, A. and Dewi, M. (2010). Teori dan
Lansia Peserta Prolanis UPT Puskesmas
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Jenawi Karanganyar. Placentum Jurnal
Perilaku. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. 7(2) :
34–41. Yusnit. (2011). Guideline penanganan hioertensi
berdasarkan JNC-7. Artikel Kesehatan.
Prasetiyo Tri Utomo. (2013). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan
80