Anda di halaman 1dari 9

PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian

2020; Volume 18; No 2.


Website: journals.itspku.ac.id

Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga


Tentang Hipertensi dengan Klasifikasi Hipertensi

Rejo1*, Isnani Nurhayati2


1
Keperawatan, STIKES Mamba‘ul ‗Ulum Surakarta
2
Keperawatan, STIKES Mamba‘ul ‗Ulum Surakarta
*Email : rejopras6@gmail.com
*Email: isna@stikesmus.ac.id

Kata Kunci Abstrak


Pengetahuan, Hipertensi atau tekanan darah tinggi menyebabkan meningkatnya resiko
Klasifikasi, terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa
Hipertensi melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung
dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Kementerian Kesehatan
merilis daftar penyakit tidak menular yang paling banyak di awal tahun 2018
adalah Hipertensi dengan jumlah mencapai 185.857 penderita. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
keluarga tentang Hipertensi dengan klasifikasi Hipertensi. Metode penelitian
yang digunakan adalah diskriptif Analitik, desain penelitian yang digunakan
Cross Sectional. Populasi seluruh keluarga RW II di Desa Cabean Kunthi
Cepogo Kabupaten Boyolali. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive random sampling berdasarkan kriteria keluarga dengan Hipertensi
jumlah sampel 41 keluarga dengan Hipertensi. Pengambilan deata dengan
kuesioner tentang pengetahuan hipertensi, klasifikasi hipertensi menurut JNC-
VII 2003 . Uji hipotesa menggunakan Chi Square. Hasil penelitian, responden
dengan tingkat pendidikan SMP 44%, tingkat pengetahuan keluarga tentang
Hipertensi dengan pengetahuan kuraang 44% dan klasifikasi pre Hipertensi
41%. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai p 0,002 <
0,05 diartikan sebagai terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan keluarga tentang Hipertensi dengan klasifikasi Hipertensi.

The Carrelation of A Family Knowledge Level of Hypertension With Hypertension


Classification

Key Words: Abstract


Knowledge, High blood pressure (hypertension) leads to increased risk of stroke, heart
Classification, failure, heart attack and kidney damage. Regardless of age or gender, everyone
Hypertension. can be exposed to heart disease and usually without any previous symptoms.
The Ministry of Health released a list of the most uncontagious diseases in the
early 2018 was hypertension with a total of 185,857 sufferers. The purpose of
this research is to know the carrelation of family knowledge level about
hypertension and classification of hypertension. The research method used was
the descriptive analytic, the research design was Cross Sectional. The
Population were the whole family of RW II in the village of Cabean Kunthi
Cepogo Boyolali District. The Sampling techniques was using purposive
random sampling based on family criteria with hypertension sample count of
41 families with hypertension. The Data Collection used a questionnaire on the
knowledge of Hypertension, classification of hypertension according to JNC-

72
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

VII 2003. Test hypotheses used Chi Square. The results of the study,
respondents with junior high education level of 44%, the level of family
knowledge on hypertension with the knowledge of poor 44% and pre-
classification of hypertension 41%. Based on the results of the statistical test
Chi Square obtained the value P 0.002 < 0.05 interpreted as there is a
significant relationship between the level of family knowledge about
hypertension and classification of hypertension.

1. PENDAHULUAN Tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan


Kementerian Kesehatan merilis daftar meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal
penyakit tidak menular yang paling banyak di jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
awal tahun 2018 adalah Hipertensi dengan Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua
jumlah mencapai 185.857 penderita. Angka ini orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya
nyaris 4 kali lipat lebih banyak daripada penyakit tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Tekanan
diabetes melitus tipe 2 yang ada di peringkat darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
kedua (Kementrian Kesehatan, 2018). Profil secara alami bayi dan anak-anak secara normal
Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015 prevalensi memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
Hipertensi 17,74%, sedangkan di Boyolali daripada dewasa.
11,82%. Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur
di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang tekanan darah secara teratur. Penderita hipertensi,
ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan apabila tidak ditangani dengan baik, akan mem-
masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu punyai resiko besar untuk meninggal karena
faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap komplikasi kardiovaskular seperti stroke, sera-
kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. ngan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.
Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan untuk
sehingga baru disadari bila telah menyebabkan pencegahan terjadinya penyakit hipertensi.
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain pengukuran dengan selang waktu lima menit
(Kementrian Kesehatan, 2018) dalam keadaan cukup istirahat atau tenang
Usia merupakan salah satu faktor resiko (Kementrian Kesehatan, 2013) .Peningkatan
hipertensi. Lebih banyak dijumpai bahwa tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
penderita penyakit tekanan darah tinggi atau waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada
hipertensi pada usia senja. Tekanan darah adalah ginjal, jantung, dan otak bila tidak dideteksi
menunjukkan keadaan di mana tekanan yang secara dini dan mendapat pengobatan yang
dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri memadai (Kementrian Kesehatan, 2013)
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh Batasan mengenai tekanan darah tersebut
anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya (The Seventh Report of The Joint National
ditunjukkan dengan angka misalnya 120 / 80 Committee on Prevention, Detection, Evaluation
mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada and Treatment of Hight Blood Pressure).
pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Ketetapan ini juga telah disepakati WHO, organi-
Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 sasi hipertensi internasional. maupun organisasi
menunjukkan tekanan ketika jantung sedang hipertensi regional, termasuk yang ada di
berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Indonesia (Sulistiyo and Wulandari, 2011). Dari

73
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

batasan tersebut terlihat bahwa mereka yang c. Klasifikasi Hipertensi :


mempunyai tekanan darah normal yaitu bila
tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80
mmHg. Di atas dari batasan tersebut sudah
termasuk dalam kategori pre-hipertensi dan atau
hipertensi (Sulistiyo and Wulandari, 2011).
Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko
yang tidak dapat diubah atau dikontrol), kebia-
saan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak
jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktivitas Gambar 1. Klasifikasi Hipertensi menurut
fisik, stres, penggunaan estrogen (Kementrian JNC-VII 2003
Kesehatan, 2013) Alat ukur : spigno manometer;
Skala : Ordinal.
Desa Cabean Kunthi, Cepogo Boyolali
dengan jumah penduduk sekitar 4 juta jiwa,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
terbagi menjadi 28 RT dan 3 RW. RT 2 dengan keluarga RW II di Desa Cabean Kunthi Cepogo
Kepala Keluarga 110 orang. Tujuan penelitian ini Kabupaten Boyolali. Teknik pengambilan sampel
adalah untuk mengetahui adakah hubungan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
tingkat pengetahuan keluarga dengan klasifikasi purposive random sampling yaitu pemilihan
Hipertensi. sekelompok subjek berdasarkan kriteria tertentu
yaitu kuluarga di wilayah RW II RT 2 dan 4,
2. METODE PENELITIAN keluarga kooperatif, keluarga dengan Hipertensi.
Setelah dilakukan pemeriksaan terdapat 41 kelu-
Rancangan penelitian yang digunakan ada- arga dengan Hipertensi. Instrumen menggunakan
lah Diskriptif Analitik, desain penelitian yang kuesioner yang telah diukur ke validannya
digunakan Cross Sectional, yaitu menekankan menggunakan Pearson Product Moment. Uji
pada waktu pengukuran atau observasi data instrumen ini dilaksanakan oleh masyarakat yang
variabel dependent dan independent haya satu memiliki karakteristik yang sama dengan respon-
kali dalam satu saat. Penelitian ini variabel den. Hasil uji validitas menggunakan jumlah
independennya yaitu : Pendidikan, Pengetahuan sampel 10 orang dengan karakteristik sama
tentang hipertensi. Variabel dependen adalah : dengan responden penelitian. Dinyatakan valid
klasifikasi hipertensi bila r hitung > r tabel, dimana r tabel (dicari
menggunakan tingkat signifikasi 0,05) dengan uji
Definisi Operasional 2 sisi. Reabilitas menggunakan rumus Alpha
croabch. Penelitian ini bersifat analitik meng-
a. Tingkat pengetahuan gunakan desain cross-sectional study. Pengolahan
Definisi operasional : segala sesuatu yang data dilakukan uji Chi-square untuk mengetahui
diketahui oleh keluarga tentang penyajian hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
makanan bagi lansia. Alat ukur : Kuesioner Hipertensi dan Klasifikasi Hipertensi.
Kategori : Baik skor > 80 %; Cukup 60% – 80 %;
Kurang < 60 %; skala ordinal 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan di Desa Cabean Kunthi,
b. Pendidikan
Definisi : Definisi operasional ; Kegiatan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
fomal yang diikuti oleh seseorang melalui roses Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2018
pembelajaran Alat ukur : Kuesioner; Skala: sampai dengan Februari tahun 2019. Desa
Ordinal Cabean Kunthi, Cepogo Boyolali dengan jumah
penduduk sekitar 4 juta jiwa, terbagi menjadi 28

74
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

RT dan 3 RW. Penelitian dilakukan di RW II Data tingkat pengetahuan responden tentang


tepatnya di RT 2 dan 3 dengan jumlah Kepala Hipertensi yang meliputi Definisi Hipertensi,
Keluarga 110 orang, Setelah dilakukan pemerik- tanda gejala, komplikasi dan cara perawatannya
saan dan ditentukan samplenya berdasarkan dengan kategaori pengetahuan baik 19%, cukup
kriteria inklusi terdapat 41 keluarga dengan 37%,dan kurang 44%. Pengetahuan kurang salah
Hipertensi. Mayoritas warganya terbuka dan satunya dikarenakan tingkat pendidikan dari
bersedia menjadi responden. responden yang mayoritas adalah SMP

Analisa Univariat Jenis kelamin responden


Karakteristik responden
Gambar 3. Jenis kelamin responden
Data Tingkat Pendidikan responden
Gambar 1. Tingkat Pendidikan responden

Sumber : Data primer 2018

Data jenis kelamin laki-laki 58% lebih besar


Sumber : Data Primer 2018 dari perempuan 44% perempuan. Pria cendrung
mengalami tekanan darah yang tinggi dibanding-
Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa jumlah kan dengan wanita. Rasio terjadinya hipertensi
responden sebanyak 41 responden, dengan
antara pria dan wanita sekitar 2,9 untuk kenaikan
kategori tingkat pendidikan SD 32%, SMP
tekanan darah sistolik dan 3,6 untuk kenaikan
dengan prosentase paling banyak 44% , SMA
19% dan Perguruan Tinggi 5%. tekanan darah diastolik. Laki-laki cendrung
memiliki gaya hidup yang dapat meningkatkan
Data Tingkat Pengetahuan tekanan darah dibandingkan wanita. Tekanan
darah pria mulai meningkat ketika usianya berada
Gambar 2. Tingkat Pengetahuan responden pada rentang 35-50 tahun. Kecendrungan seorang
tentang Hipertensi wanita terkena hipertensi terjadi pada saat
menopause karena faktor hormonal.

Sumber : Data primer 2018

75
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

Klasifikasi Hipertensi responden Pembahasan


1. Karakteristik responden dari tingkat pendi-
Gambar 4. Klasifikasi Hipertensi yang dialami
dikan
oleh responden Pendidikan adalah satu sistem evaluasi
untuk tiap-tiap individu untuk meraih penge-
tahuan serta pemahaman yang lebih tinggi
tentang object spesifik serta khusus. Pengetahuan
yang didapat secara resmi itu menyebabkan pada
tiap-tiap individu yakni mempunyai pola fikir,
tingkah laku serta akhlak yang sesuai dengan
pendidikan yang diperolehnya (Kamus besar
bahasa Indonesia, 2018). Semakin tinggi tingkat
pendidikan sesorang maka semakin mudah pula
sesorang tersebut menerima informasi, dan
Sumber : Data primer 2018 akhirnya semakin banyak pula pengetahuan
pengetahuan yang dimilikinya. Dan sebaliknya
Berdasarkan Gambar 4. Klasifikasi Hiper- jika seseorang dengan tingkat pendidikan rendah,
tensi yang dialami oleh responden dengan pre akan menghambat perkembangan sikap sese-
Hipertensi baik : 41 %, Hipertensi tingkat1 : 37% orang terhadap penerimaan informasi dan nilai–
dan hipertensi tingkat2 : 22%. nilai yang baru diperkenalkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seba-
Analisa Bivariat gian besar pendidikan dari responden adalah 44%
SMP. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
Tabel 4.1 Hasil uji Chi Square Hubungan seorang dapat mempengaruhi dalam menentukan
tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan dalam perawatan Hipertensi.
klasifikasi Hipertensi Hasil Riskesdas (Riskesdas, 2018), dalam
hal pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka
Chi-Square Tests semakin besar tingkat pengetahuannya. Upaya
Asymptotic yang dilakukan dengan pendidikan tinggi cen-
Significance derung mencari informasi terkait dengan penyakit
Value df (2-sided) Hipertensi. Diusia lanjut banyak mengeluh
Pearson Chi- 20.437a 4 .000 tentang kesehatannya, karena sudah mengalami
Square penurunan pada sistem semua sistim organ
ditubuhnya.
Likelihood Ratio 25.008 4 .000
Linear-by-Linear 9.257 1 .002 2. Karakteristik responden dari Pengetahuan
Association tentang Hipertensi
N of Valid Cases 41 Pengetahuan responden tentang Hipertensi
a. 5 cells (55.6%) have expected count less than sebagian besar pengetahuannya adalah kurang
5. The minimum expected count is 1.37. yaitu 44%. Kurangnya pengetahuan salah satu
disebabkan kurangnya informasi yang didapat,
Pada bagian Person Chi square terlihat nilai baik dari petugas kesehatan maupun media
Asimpt. Sig sebesar 0,002 diamana p < 0,05, promosi kesehatan terkat dengan Hipertensi.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang
yang artinya terdapat hubungan antara tingkat
terjadi melalui proses sensoris khususnya mata
pengetahuan tentang Hipertensi dengan klasi- dan telinga terhadap obyek tertentu. Seseorang
fikasi Hipertensi yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih
.(Wawan and Dewi, 2010) Keluarga dengan salah
satu anggota keluarganya yang menderita Hiper-
tensi diharapkan rutin untuk mengukur tekanan

76
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

darahnya dan memiliki pengetahuan yang cukup Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada
tentang tindakan apa yang harus dilakukan untuk peningkatan pengetahuan, tetapi juga pada
mencegah supaya tekanan darahnya supaya tidak peningkatan kesadaran dan kepedulian mkeluarga
naik. Pengetahuan juga memberikan pemahaman pada hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi.
pada keluarga khusunya dalam perawatan Untuk mencapai hal tersebut, diadakan sharing
anggota keluarga yang Hipertensi dalam hal terkait permasalahan yang terjadi peningkatan
penyajian makanan yang dianjurkan, yang kesadaran dan kepedulian keluarga pada hal-hal
dihindari maupun yang tidak dianjurkan. Serta yang berkaitan dengan hipertensi.
kebiasaan sehari-hari yang dapat memicu
meningkatnya tekanan darah. Misalnya dalam hal 3. Klasifikasi Hipertensi resonden
mengkonsumsi makan tinggi garam dan lemak Pada pemeriksaan tekanan darah, yang
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilakukan terhadap responden ditemukan paling
peningkatan tekanan darah. banyak 41% adalah Pre Hipertensi, sedangkan
Masyarakat yang mengonsumsi makanan Hipertensi tingkat 1 : 37% dan hipertensi tingkat
tinggi garam dan lemak memiliki risiko pening- 2 : 22%.
katan tekanan darah 7,429 kali lebih besar Salah satu faktor risiko hipertensi adalah
daripada warga yang tidak mengonsumsi makan-
penambahan usia. Pada wanita, tekanan darah
an tinggi garam dan lemak. Hal ini sejalan
tinggi biasanya terjadi pada usia mulai 65 tahun.
dengan hasil penelitian sebelumnya yang menye-
butkan adanya hubungan bermakna antara Sementara, pada pria dimulai pada usia 45 tahun.
makanan tinggi garam dengan peningkatan tekan- Beberapa kondisi penyakit kronis juga dianggap
an darah (Anggara and Prayitno, 2013) sebagai faktor risiko hipertensi, termasuk dia-
Pengetahuan yang dimiliki jaga berpengaruh betes, gangguan tidur dan penyakit ginjal. Kelu-
pada kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dapat arga yang memiliki anggota yang mengalami
meningkatnkan tekan darahnya. Sesuai pendapat hipertensi, maka faktor risiko akan meningkat.
Sulistiyo and Wulandari( 2011) Aktivitas fisik Selain itu faktor resiko yang lain adalah
atau olahraga banyak dihubungkan dengan karena stress, konsumsi garam berlebih, kurang
hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur vitamin D, kurang kalsium, obesitas, kurangnya
dapat menurunkan tahanan perifer yang akan aktivitas fisik (Kementrian Kesehatan, 2017)
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa
dari arteri yang bersifat sistemik alias ber-
apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang
lebih berat karena adanya kondisi tertentu. langsung terus-menerus untuk jangka waktu
Kurangnya aktivitas fisik menaikkan risiko lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan
tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah
untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak tinggi yang tidak terkontrol untuk periode ter-
aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih tentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi
cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2013).
keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan Batasan mengenai tekanan darah tersebut
sering jantung harus memompa semakin besar ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII
pula kekuatan yang mendesak arteri. (The Seventh Report of The Joint National
Kebiasaan merokok dan keadaan sering Committee on Prevention, Detection, Evaluation
terpapar asap rokok terbukti berpengaruh ter- and Treatment of Hight Blood Pressure)
hadap peningkatan tekanan darah. Warga yang
(Reasoning" Prosiding SNATIF. JNC-7, 1997)
merokok memiliki risiko peningkatan te kanan
Ketetapan ini juga telah disepakati WHO, organi-
darah tujuh kali lebih besar daripada warga yang
tidak merokok atau terpapar asap rokok. Hasil ini sasi hipertensi internasional. maupun organisasi
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang hipertensi regional, termasuk yang ada di Indo-
menyebutkan adanya hubungan bermakna antara nesia (Sulistiyo and Wulandari, 2011). Dari
merokok dengan peningkatan tekanan darah batasan tersebut terlihat bahwa mereka yang
(Anggara and Prayitno, 2013). mempunyai tekanan darah normal yaitu bila

77
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80 pengetahuan responden tentang penyakit hiper-
mmHg. Di atas dari batasan tersebut sudah tensi dengan sikap pencegahan komplikasi hiper-
termasuk dalam kategori pre-hipertensi dan atau tensi. Hasil penelitian yang sama dari Prasetiyo
hipertensi. Tri Utomo (2013) Ada hubungan antar tingkat
pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya
4. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga pencegahan kekambuhan hipertensi dengan P =
tentang Hipertensi dengan klasifikasi 0.032.
Hipertensi Hasil penelitian menunjukkan sebagian
Hasil penelitian menggunakakan Chi square besar responden tidak mengetahui berapa tekanan
menunjukkan bahwa Asimpt. Sig sebesar 0,002 darah yang disebut hipertensi, selain itu respon-
diamana p < 0,05, hal ini menujukkan bahwa ada den juga tidak mengetahui penyebab hipertensi,
hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga atau diet yang baik bagi penderita hipertensi
tentang Hipertensi dengan klasifikasi Hipertensi. selain itu banyak responden yang tidak menge-
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tahui komplikasi dari hipertensi. Hal ini disebab-
tentang Hipertensi maka semakin rendah angka kan sebagian besar responden berpengetahuan
kejadian hipertensi, sebaliknya semakin rendah kurang lebih banyak pada responden dengan
tingkat pengetahuan Hipertensi maka semakain pendidikan rendah. Hasil penelitian ini sesuai
meningkat angka kejadian Hipertensi. dengan pendapat Sukijo (2010) pendidikan
Berdasarkan konsep tersebut dapat dijelas- adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
kan bahwa semakin meningkatnya pengetahuan untuk mengembangkan atau meningkatkan
pasien tentang hipertensi akan mendorong sese- kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan
orang untuk berperilaku yang lebih baik dalam itu dapat berdiri sendiri.
mengontrol hipertensi sehingga tekanan darahnya Tingkat pendidikan turut pula menentukan
tetap terkendali. Perilaku yang baik tersebut bisa mudah tidaknya seseorang menyerap dan
diterapkan dengan mengubah gaya hidup seperti memahami pengetahuan yang mereka peroleh,
membatasi makanan yang berlemak, mengurangi pada umumnya semakin tinggi pendidikan sese-
makanan bergaram, tidak merokok, tidak meng- orang makin semakin baik pula pengetahuanya.
konsumsi alkohol, olahraga yang teratur, dan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
menghindari stres. Pengetahuan seseorang tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
mengenai hipertensi juga berpengaruh pada tersebut untuk menerima informasi. Dengan pen-
kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan. didikan tinggi maka seseorang akan cenderung
Orang dengan tingkat pengetahuan yang baik untuk mendapatkan informasi baik dari orang
tentang hipertensi akan patuh terhadap pengo- lain maupun media massa. Semakin banyak
batan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan informasi yang masuk semakin banyak pula
tentang hipertensi, pasien hipertensi dapat mela- pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
kukan penatalaksanaan penyakitnya sehingga Pengetahuan sangat erat hubungannya
pasien menjadi lebih baik. dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
Hipertensi merupakan penyakit kardiovas- dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut
kular kronik yang tidak menunjukkan gejala, semakin luas pengetahuannya. Pengetahuan atau
kondisi ini menyebabkan penderita tidak waspada kognitif merupakan domain yang penting untuk
bahkan tidak menyadari ancaman komplikasi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
hipertensi yang dapat mengakibatkan kematian, adalah faktor intern yang mempengaruhi ter-
oleh sebab itu hipertensi disebut juga sebagai bentuknya perilaku. Perilaku seseorang tersebut
silent killer. akan berdampak pada status kesehatannya
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian (Notoatmojo, 2010). Berdasarkan konsep tersebut
yang dilakukan oleh Murijan, Setiyawan and dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya
Rizqie, (2019) Berdasarkan hasil uji gamma pengetahuan pasien tentang hipertensi akan
didapatkan nilai p = 0,000, Ada hubungan antara

78
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

mendorong seseorang untuk berperilaku yang bila tidak disertai komplikasi atau ada penyakit
lebih baik dalam mengontrol hipertensi sehingga pada organ lain secara bersamaan.
tekanan darahnya tetap terkendali. Berbeda hasilyang dikemukakan oleh rahayu
Pengetahuan pasien mengenai hipertensi (2019) yang menyatakan bahwa tidak ada hubu-
juga berpengaruh pada kepatuhan pasien dalam ngan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian
melakukan pengobatan. Pasien dengan tingkat hipertensi dengan uji statistik Mann Whitney Test
pengetahuan yang baik tentang hipertensi akan ρ = 0,247 > α = 0,05.
patuh terhadap pengobatan. Seiring dengan Hasil sama dengan yang disampaikan oleh
meningkatnya pengetahuan tentang hipertensi, Erika (2017) yeng menyatakan bahwa dengan uji
pasien hipertensi dapat melakukan penata- T berpasangan dengan taraf kepercayaan 95%.
laksanaan penyakitnya sehingga pasien menjadi dengan p-value 0,000 (p < 0,05). Dengan
lebih baik. Pengetahuan yang baik tentang hipertensi kepada
Hal ini seperti hasil penelitian yang anak-anak muda dapat menurunkan angka keja-
disampaikan oleh Maryam, et al (2019) yang dian hipertensi.
menyatakan bahwa ada hubungan pengetahun Kategori pre Hipertensi tidak memerlukan
dengan angka kejadian hipertensi pada lansia panatalaksanaan farmakologi, namun karena
dengan nilai p = 0,002 < α = 0,05. Bagi resiko perkembangan pre Hipertensi menjadi
responden makanan yang terpenting adalah untuk hipertensi cukup tinggi maka dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup responden, terlepas melakukan pemeriksaan tekanan darah secara
apakah sudah memenuhi asupan makanan berkala dan modifikasi gaya hidup. Modifikasi
tersebut baik bagi kesehatan dirinya atau tidak. gaya hidup ini dilakukan juga pada hipertensi
Dengan pengaturan pola makan ditambah dengan tingkat 1 dan 2, untuk yang rentan terhadap
olahraga dan istirahat cukup diharapkan dapat penyakit diabetes dan penyakit ginjal disertai
meningkatkan kualitas hidup penderita termasuk dengan terapi farmakologi (Yusnita, 2011)
dalam upaya pencegahan hipertensi. Sebaliknya,
responden yang mempunyai pengetahuan yang 4. SIMPULAN
baik tentang hipertensi, tentunya mengetahui Berdasarkan hasil penelitian jumlah keluarga
bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit dengan Hipertensi 41 keluarga, dengan tingkat
hipertensi. Oleh karena itu, untuk menghindari pendidikan SMP 44%, tingkat pengetahuan
atau mencegah terjadinya penyakit hipertensi, keluarga tentang Hipertensi dengan pengetahuan
dibutuhkan suatu sikap dan upaya yang baik yaitu kurang 44% dan klasifikasi pre Hipertensi 41%.
mencegah terjadinya kekambuan Hipertensi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square
Hipertensi disebabkan karena adanya faktor didapatkan nilai p 0,002 < 0,05 diartikan sebagai
genetik, selain itu hipertensi dapat disebabkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
karena gaya hidup, obesitas, konsumsi rokok dan pengetahuan keluarga tentang Hipertensi dengan
minum alkohol. Masyarakat sering menganggap klasifikasi Hipertensi.
kalau hipertensi pada kelompok lansia adalah hal
biasa, tidak perlu diobati, karena sudah merupa- 5. REFERENSI
kan hal yang wajar. Asumsi itu tidak benar karena
tekanan darah yang selalu tinggi bisa menyebab- Anggara, F. and Prayitno, A. (2013) ―Faktor-
kan komplikasi seperti serangan jantung atau Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan
stroke. Bahkan, kalau sudah berat dan kronis, Darah di Puskesmas Telaga Murni
penderita hipertensi lansia bisa mengalami penu- Cikarang Barat Tahun 2012.,‖ Jurnal Ilmu
runan kesadaran atau koma yang membuat Kesehatan, 5(1). Available at:
pengobatannya akan makin sulit. Padahal pengo- https://doi.org/10.1002/
batan hipertensi pada lansia akan lebih mudah 9781444324808.ch36.

79
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 18; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

Kamus besar bahasa Indonesia (2018). Jakarta. Upaya Pencegahan Kekambuhan Pada
Lansia Di Desa Blulukan Kecamatan
Kementrian Kesehatan, (2013). Pusat data dan
Colomadu Kabupaten Karanganyar. PhD
informasi. Kemenkes RI.
Proposal, 1. doi: 10.1017/
Kementrian Kesehatan. (2017). Pusat data dan CBO9781107415324.004.
informasi. Kemenkes RI.
Reasoning" Prosiding SNATIF. JNC-7 (1997)
Kementrian Kesehatan. (2018). Pusat data dan National High Blood Pressure Education
informasi. Kemenkes RI. Program. The sixth report of the Joint
Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi tanpa obat. National Committee on Prevention,
Jakarta: Agro Media Pustaka. Detection, Evaluation,and Treatment of
High Blood Pressure.
Maryam, S., Cristina and Dewiyanti. (2019)
Hubungan tingkat pengetahuan dengan Riskesdas. (2018). Hasil riset kesehatan dasar.
kejadian hipertensi pada lansia. Jurnal Sukijo, A. (2010). Ilmu perilaku kesehatan.
fenomena kesehatan. 02(01) : 269–276. Jakarta: Rineka Cipta.
Murijan, Setiyawan and Rizqie, N. S. (2019). Sulistiyo and Wulandari. (2011). Cara jitu
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang mengatasi Hipertensi. Jokjakarta: Andi of
Hipertensi Dengan Sikap Dalam set.
Pencegahan Komplikasi Hipertensi Pada
Wawan, A. and Dewi, M. (2010). Teori dan
Lansia Peserta Prolanis UPT Puskesmas
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Jenawi Karanganyar. Placentum Jurnal
Perilaku. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. 7(2) :
34–41. Yusnit. (2011). Guideline penanganan hioertensi
berdasarkan JNC-7. Artikel Kesehatan.
Prasetiyo Tri Utomo. (2013). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan

80

Anda mungkin juga menyukai