INTISARI
Latar belakang: Tekanan darah kita secara alami cenderung meningkat seiring
bertambahnya usia. Pada populasi usia lanjut, penyandang hipertensi lebih banyak
dialami oleh lebih dari separuh populasi orang berusia diatas 60 tahun.
Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan
kejadian hipertensi pada usia lanjut di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
Pundong Bantul.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2009 dengan menggunakan
metode survey dengan pendekatan waktu cross sectional. Tehnik pengambilan
sampel pada penelitian ini mempergunakan random sampling. Uji statistik yang
digunakan adalah Spearman Rank.
Hasil: Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan nilai p < 0,05, yaitu 0,009.
Besarnya koefisiensi korelasi 0,402 terletak antara 0,400-0,599 termasuk kategori
sedang.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kejadian
hipertensi pada usia lanjut di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Pundong
Bantul.
Saran: Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan mencegah
peningkatan tekanan darah .
ABSTRACT
Background: Our blood pressure naturally tend to increase following age. In elderly
people population, most hypertensive client was suspected to above-60 year men.
Objective: To know relationship between Anxiety and Incidence of Hypertension in
Elderly People at Integrated Service Center for Elderly of Working Region Public
Health Center Pundong Bantul.
Method: The research was held on June 2009 using survey method with cross-
sectional approach. Technique of gathering sample used random sampling. Statistic
test used was Spearman Rank.
Result: Based on result of hypothesis test, it was found that p-value was above 0.05,
namely 0.009. Correlation coefficient was 0.402 located between 0.400 and 0.599. It
included intermediary category.
Suggestion: it should check blood pressure routinely and prevent increase of blood
pressure .
1
Title of thesis
2
Student, Ners Education Program, Health Science College “Aisyiyah” of Yogyakarta
3
Lecturer, Ners Education Program, Health Science College “Aisyiyah” of Yogyakarta
v
PENDAHULUAN
Tekanan darah kita secara alami berbagai organ sasaran, seperti
cenderung meningkat seiring jantung, pembuluh darah otak,
bertambahnya usia. Di Inggris, pembuluh darah perifer, ginjal, dan
prevalensi tekanan darah tinggi pada retina. Pada organ otak, hipertensi
usia pertengahan adalah sekitar 20% dapat mengakibatkan pecahnya atau
dan meningkat lebih dari 50% pada menyempitnya pembuluh darah otak.
usia diatas 60 tahun. Tekanan darah Apabila pembuluh darah pecah maka
tinggi juga dapat terjadi pada usia terjadilah perdarahan otak dan apabila
muda, namun prevalensinya rendah pembuluh otak menyempit maka
(kurang dari 20%). aliran darah ke otak akan terganggu
Prevalensi hipertensi di dan sel-sel otak akan mengalami
Indonesia bervariasi, pada umumnya kematian (Soeparman & Sarwono,
dalam masyarakat Indonesia berkisar 2001).
antara 8,6% sampai 10%. Prevalensi Dalam upaya mengatasi
ini salah satunya di desa Kalirejo, hipertensi, WHO telah membuat
Jawa Tengah insiden penyakit pedoman (1978) yang kemudian
hipertensi adalah 1,8% dan angka direvisi pleb US Joint National
prevalensi tertinggi di Ungaran, Commitee (1984) . Dalam pedoman
Semarang dengan 19,4% (Soeparman tersebut disebutkan bahwa HCT atau
& Sarwono, 2001). beta-blocker merupakan upaya tahap
Gangguan kesehatan yang awal mengatasi hipertensi. Untuk
sering dijumpai ini termasuk masalah mencegah penderita datang berobat
kesehatan masyarakat yang perlu untuk pertama kalinya datang
segera ditanggulangi sebelum timbul terlambat maka perlu ditingkatkan
komplikasi dan akibat-akibat yang upaya penyuluhan agar dari case-
lain. Tanpa penanggulangan yang finding maupun pendidikan kesehatan
baik, penyakit ini dapat mengganggu dan penatalaksanaan pengobatannya
kehidupan penderita sehari-hari dan yang belum terjangkau masih sangat
penyakit hipertensi menimbulkan terbatas dimana sebagian besar
komplikasi atau kerusakan pada penderita hipertensi tidak mempunyai
1
2
keluhan agar sedini mungkin diberi pasangan atau keluarga yang sedang
pengobatan (Karnadi, 2007). sakit. Lansia tersebut tidak
Berdasarkan studi pendahuluan mempunyai riwayat merokok, minum
yang dilakukan di Posyandu Lansia alkohol, mempunyai pola makan yang
Wilayah Kerja Puskesmas Pundong bagus, dan tidak obesitas. Dengan
Bantul pada tanggal 17 November adanya hipertensi tersebut mereka
2008 terdapat 172 lansia yang mengeluh pusing, tidak bisa tidur, dan
menderita hipertensi dari umur 60 – 95 takut untuk melakuan aktivitas sehari-
tahun dengan hasil pengukuran 140/80 sehari. Berarti secara tidak langsung
– 230/130 mmHg. penyakit tersebut telah mengganggu
Setelah dilakukan wawancara aktivitas mereka.
lebih lanjut yaitu pada 10 responden Berdasarkan uraian di atas,
di Desa Seyegan, 8 diantaranya peneliti tertarik untuk melakukan
mengemukakan bahwa tekanan darah penelitian tentang ”Hubungan antara
menjadi naik (hipertensi) karena Kecemasan dengan Kejadian
cemas memikirkan berbagai hal, Hipertensi pada Lansia di Posyandu
diantaranya masalah dengan anak, Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
masalah ekonomi, dan masalah Pundong Bantul ”.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan Kecemasan merupakan
adalah jenis penelitian survey dengan pengalaman emosi, fisiologis, dan
pendekatan waktu cross sectional. kognitif yang tidak menyenangkan
Desain penelitian ini adalah korelasi yang datang dari dalam, bersifat
untuk menemukan ada tidaknya meningkat, menggelisahkan, dan
hubungan antara kecemasan dengan menakutkan yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada lansia di ancaman berbahaya yang tidak
Posyandu Lansia Wilayah Kerja diketahui individu. Kecemasan dalam
Puskesmas Pundong Bantul. Dengan penelitian ini diklasifikasikan sesuai
menggunakan dua variabel yaitu dengan pengukuran tingkat kecemasan
Variabel Bebas (kecemasan) dan Hamilton Rating Scale for Anxiety
variabel Terikat (kejadian hipertensi). (HRS-A), yang disusun dalam suatu
3
Karakteristik Responden
Karakteristik responden akan Berdasarkan grafik pie di atas,
menunjukkan gambaran responden dapat diketahui bahwa sebagian besar
penelitian yang dikelompokkan responden penelitian mempunyai jenis
berdasarkan jenis kelamin dan umur kelamin perempuan yaitu sebanyak
80 th ke atas
dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi
9,8%
responden berdasarkan kelompok umur
yaitu responden pada kelompok umur 60
60 - 69 th – 69 tahun sebesar 58,5%, kemudian
58,5%
responden pada kelompok umur 70 – 79
tahun sebesar 31,7% dan sisanya
Sumber : Data70Primer,
- 79 th 2009 responden pada kelompok umur 80 tahun
31,7%
dan lansia yang mengalami kejadian kan angka koefisien korelasi sebesar
hipertensi berat sebanyak 19,5% (8 0,402 dan probabilitas sebesar 0,009.
orang). Dengan demikian disim- Pengujian dengan membandingkan
pulkan bahwa lansia di Posyandu nilai probabilitas dengan tingkat
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas signifikansi penelitian (0,05) menun-
Pundong sebagian besar mengalami jukkan bahwa probabilitas < 0,05
hipertensi ringan. (0,009 < 0,050). Nilai koefisien kore-
lasi Spearman Rank menunjukkan
3. Berdasarkan hasil pengujian hipo-
angka sebesar 0,402; dapat disimpul-
tesis diketahui bahwa ada hubungan
kan bahwa derajat hubungan antara
kecemasan dengan kejadian hiper-
kecemasan dan tingkat kejadian
tensi pada lanjut usia di Posyandu
hipertensi di Posyandu Lansia
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah Kerja Puskesmas Pundong
Pundong. Hasil pengujian menunjuk-
adalah sedang.
SARAN
Saran yang diberikan berdasar- menghadapi persoalan dan dapat
kan hasil penelitian ini adalah: menekan perasaan cemasnya.
1. Bagi Responden 3. Bagi Peneliti selanjutnya
Hendaknya memperhatikan kondisi Bagi peneliti yang ingin menin-
kesehatan terutama kecemasan daklanjuti penelitian ini sebaiknya
sehingga dapat mencegah terjadi- instrumen penelitian ditambah
nya hipertensi. dengan pedoman wawancara
2. Bagi Kepala Puskesmas Pundong
sehingga dapat diketahui faktor-
Bantul
faktor yang dapat menimbulkan
Sebaiknya disusun program untuk
kecemasan pada lansia. Selain itu
mengatasi kecemasan kepada
jumlah sampel sebaiknya ditambah
lansia, sehingga lansia dapat
jumlahnya, agar diperoleh hasil
berpikir lebih optimis dalam
yang lebih maksimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Karnadi, J. 2007. Hipertensi dan Faktor
Penelitian Suatu Pendekatan Resikonya dalam Kajian Epidemiologi
Praktek, Rineka Cipta: Jakarta. dalam
http;//www.CerminDuniaKedokteran.c
Carpenito, J. L. 2000. Diagnosa om, diperoleh tanggal 8 April 2009.
Keperawatan, Aplikasi pada
Praktek Klinik. EGC: Jakarta. Maryam, R. S dkk. 2008. Mengenal
Usia Lanjut dan Perawatannya.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Salemba Medika: Jakarta.
Multivariate Dengan Program
SPSS. Badan Penerbit Pramudita, A. 2007. Hipertensi dalam
Universitas Diponegoro: http://yankesga.com, diperoleh
Semarang. tanggal 8 April 2009.