Anda di halaman 1dari 26

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Kerangka Teoritis

1. Olahraga

a. Definisi

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana,

terstruktur, dan berkesinambungan yang melibatkan gerakan

tubuh berulang-ulang dengan aturan-aturan tertentu yang

ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi

(Depkes RI, 2015).

Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat

meningkatkan kebugaran jasmani. Dalam olahraga tidak hanya

melibatkan sistem muskuloskeletal semata, namun juga

mengikutsertakan sistem lain seperti sistem kardiovaskular,

system respirasi, sistem ekskresi, sistem saraf dan masih

banyak lagi. Olahraga mempunyai arti penting dalam

memelihara kesehatan dan menyembuhan tubuh yang tidak

sehat (Mutohir & Maksum, 2007).

Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan

dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat

otot - otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat

dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan

atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi

(Ramadhani, 2008).

6
7

b. Fungsi Olahraga

Fungsi khusus dari kebugaran jasmani terbagi menjadi tiga

golongan sebagai berikut : (Agus, 2004)

1) Golongan pertama yang berdasarkan pekerjaan. Misalnya,

kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan

prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk

meningkatkan produktivitas kerja, dan kebugaran jasmani

bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan belajar.

2) Golongan kedua berdasarkan keadaan. Misalnya,

kebugaran jasmani bagi orang-orang cacat untuk

rehabilitasi, dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk

mempersiapkan diri menghadapi kelahiran.

3) Golongan ketiga berdasarkan umur. Bagi anak - anak untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan

kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya

tahan tubuh.

c. Klasifikasi Olahraga

Olahraga sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok.

Pertama adalah olahraga aerobik, yaitu olahraga yang

menggunakan energi yang berasal dari pembakaran oksigen,

dan membutuhkan oksigen. Contoh olahraga aerobik misalnya

basket, treadmill, bersepeda, renang. Olahraga anaerobik

adalah olahraga yang menggunakan energi dari pembakaran

tanpa oksigen, dalam hal ini aktivitas yang terjadi menimbulkan


8

hutang oksigen. Contoh dari olahraga anaerobik adalah lari

sprin jarak pendek, angkat beban, dan bersepeda cepat

(Hermina, dkk., 2004).

1) Olahraga Aerobik

Latihan aerobik adalah latihan yang memerlukan

oksigen untuk pembentukan energinya yang dilakukan

secara terus menerus, ritmis, dengan melibatkan kelompok

otot - otot besar terutama otot tungkai pada intensitas latihan

60 - 90% dari Maximal Heart Rate (MHR) dan 50 – 85 % dari

penggunaan maksimal oksigen selama 20 - 50 menit dengan

frekuensi latihan tiga kali perminggu (Kusmaningtyas, 2011).

Ada dua ciri dari latihan aerobik yaitu olahraga

tersebut cukup memberikan banyak gerakan tubuh yang

mengakibatkan tubuh anda berfungsi untuk jangka waktu

sedikitnya 20 sampai 30 menit setiap kali berolahraga,

olahraga tersebut akan memberikan kegiatan yang cukup

menarik hingga ingin mengulanginya kembali terus menerus

untuk yang akan datang (Garrison, 2007).

Aktivitas olahraga aerobik merupakan jenis olahraga

yang dapat meningkatkan kesehatan jantung dan paru.

Aktivitas olahraga aerobik dapat memberikan hasil yang

maksimal jika dilakukan secara rutin dan efektif sehingga

mencapai tujuan tidak menimbulkan cedera (Purba, 2006).

Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara


9

terus menerus dimana kebutuhan oksigen, masih dapat

dipenuhi oleh tubuh. Olahraga aerobik dibagi dalam 3 tipe :

a) Tipe 1 :

Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi yang relatif

stabil . Contoh : jalan, bersepeda, dan treadmill.

b) Tipe 2 :

Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara

bertahap . Contoh : senam, dansa, dan renang.

c) Tipe 3 :

Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara

mendadak, umumnya dalam bentuk permainan. Contoh :

sepak bola, basket, voli, tenis lapangan, dan tenis meja.

2) Olahraga Anaerobik

Latihan fisik anaerobik adalah beban latihan fisik yang

berdasarkan pada respon dosis latihan yang dicerminkan

pada kontraksi otot yang dilihat melalui peningkatan

metabolisme penyediaan energi (ATP) yang tidak

memerlukan oksigen. Pada dasarnya energi yang digunakan

dalam olahraga berasal dari ATP-PC (Adenosin Tri

phosphate – Phosphocreatine), sistem asam laktat dan

sistem aerobik. Pada olahraga yang sangat berat dengan

waktu yang pendek, seperti sprint sistem energi yang dipakai

adalah ATP-PC dan asam laktat. (Adnyana, 2011).


10

Latihan anaerobik menyebabkan proses anaerobik

dalam tubuh dan ini akan menjelaskan mengapa latihan

jenis ini hanya dilakukan untuk jangka waktu yang singkat.

Latihan anaerobik sangat intensif dan berat, sangat

menguras stamina, mempercepat proses metabolisme, dan

ini akan berlangsung terus bahkan setelah kita berhenti

latihan. Manfaat utama dari latihan anaerobik adalah

kemampuannya untuk membangun otot yang lebih kuat dan

ketika melakukan latihan anaerobik, energi yang tersimpan

dalam otot akan digunakan sebagai sumber energi.

Diharapkan dengan kuatnya otot dapat membantu

terlaksananya latihan aerobik.

Glikolisis anaerobik pada manusia dapat terjadi dalam

waktu yang pendek pada aktivitas otot yang ekstrim

misalnya lari cepat. Pada saat oksigen tidak dapat dibawa ke

otot dengan cukup untuk mengoksidasi piruvat dalam

membentuk ATP selama latihan berat, akan terjadi

penumpukan asam laktat. Asam laktat menumpuk dan

berdisfusi kedalam cairan dan jaringan darah. Keberadaan

asam laktat didalam darah merupakan penyebab kelelahan

otot. Pemilihan bahan bakar selama olahraga berat

menggambarkan banyak segi penting mengenai

pembentukan energi dan integrasi metabolisme. Miosin

secara langsung memperoleh energi dari ATP, tetapi jumlah


11

ATP di otot relatif sedikit dan hanya bertahan selama kurang

lebih 2 detik. Produk akhir dari peristiwa anaerob adalah

asam laktat, penumpukan asam laktat ini secara perlahan -

lahan akan diubah kembali menjadi glukosa oleh hati (Purba,

2006).

2. Senam Aerobik

a. Definisi

Menurut Lyne Brick yang dikutip oleh Fajar Sriwahyuniati

(2009) tentang senam aerobik menyatakan bahwa: Senam

Aerobik adalah suatu bentuk latihan yang terdiri dari latihan

aerobik berirama dengan pelatihan kekuatan dan peregangan

yang rutin dalam rangka meningkatkan semua unsur-unsur

kebugaran (fleksibilitas, kekuatan otot, dan kebugaran

kardiovaskular). Senam aerobik ini merupakan suatu bentuk

proses kegiatan fisik yang ritmis dilakukan secara terus

menerus dengan memadukan beberapa gerakan yang

bertujuan untuk menguatkan jantung, peredaran darah, otot dan

membakar lemak sehingga tubuh memerlukan oksigen yang

lebih banyak dan denyut nadi meningkat.

meningkatkan semua unsur-unsur kebugaran

(fleksibilitas, kekuatan otot, dan kebugaran kardiovaskular).

Senam aerobik ini merupakan suatu bentuk proses kegiatan

fisik yang ritmis dilakukan secara terus menerus dengan

memadukan beberapa gerakan yang bertujuan untuk


12

menguatkan jantung, peredaran darah, otot dan membakar

lemak sehingga tubuh memerlukan oksigen yang lebih banyak

dan denyut nadi meningkat.

Menurut Brian J. Sharkey (2003) dalam pelaksanaan

senam aerobik harus berpedoman kepada dosis latihan yang

disesuaikan dengan tujuan latihan. Dosis latihan selalu terkait

dengan intensitas, repetisi, frekuensi, dan durasi latihan.

Intensitas latihan diartikan sebagai besarnya beban yang harus

dilakukan selama latihan dengan indikator peningkatan denyut

jantung tiap menitnya atau disebut heart rate latihan. Untuk

meningkatkan daya tahan aerobik cukup melakukan latihan

selama 30-60 menit secara kontinyu. Pendapat lain mengatakan

bahwa latihan aerobik yang dilakukan selama 8-12 minggu

secara terus menerus telah memberi efek yang cukup berarti

bagi perubahan faal tubuh. Senam aerobik sebagai salah satu

bentuk senam yang kompleks, gerakan yang dilakukan

memerlukan koordinasi yang cukup dari bagian-bagian tubuh,

baik dari kepala sampai kaki. Senam aerobik mudah dilakukan,

dapat diikuti oleh siapa saja, remaja, dewasa, yang tua baik laki-

laki maupun perempuan. Menurut Fajar Sriwahyuniati (2009)

senam aerobik dilakukan dengan beberapa gerakan yang harus

diperhatikan, yaitu gerakan dasar (basic step) yang terdiri dari:

1) Gerakan kaki: gerakan kaki merupakan gerakan dasar yang

penting dan harus diperhatikan, sebelum dilanjutkan dengan


13

gerakan tangan. Contoh gerakan dasar kaki: marching in

place, step, lunges, V-step, knee up dll.

2) Gerakan lengan: merupakan rangkaian gerakan koordinasi

dengan kaki, dengan tujuan agar seluruh komponen tubuh

dapat bergerak dengan aktif secara maksimal, contoh

gerakan: chest press, overhead, biceps curl, triceps, butter fly

dll.

Keberhasilan sebuah program latihan sangat ditentukan

oleh kualitas latihan yang salah satunya adalah takaran latihan

yang menurut Djoko Pekik (2000) dijabarkan pada konsep FITT

(Frequency, Intensity,Time and Type):

1) Frekuensi. Banyaknya unit latihan persatuan waktu, untuk

mencapai capaian kebugaran berupa komposisi tubuh ideal

dalam latihan memerlukan latihan 3-5 kali per minggu dimana

sebaiknya latihan dilakukan berselang karena hari yang lain

dipergunakan untuk pemulihan.

2) Intensitas. Besarnya intensitas bergantung pada jenis dan

tujuan latihan, latihan aerobik menggunakan patokan

kenaikan detak jantung (Training Heart Rate = THR). Untuk

tujuan pembakaran lemak 65 %-75 % detak jantung

maksimal dengan penghitungan Detak Jantung Maksimal

yaitu: DJM = 220-Umur.

3) Waktu (time). Waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali

berlatih untuk meningkatkan kebugaran dan penurunan berat


14

badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit dalam satu sesi

latihan.

4) Tipe, atau jenis latihan. Jenis latihan senam aerobik perlu

memperhatikan dasar gerak latihan kebugaran.

Metode latihan aerobik atau komposisi tubuh menurut

Djoko Pekik (2000: 56) adalah perbandingan berat badan yang

terdiri atas lemak dengan berat badan tanpa lemak. Memiliki ciri-

ciri latihan dengan kontinyu, gerak yang dinamis, melibatkan

otot-otot besar dan penurunan berat badan yang aman 0,5-1,0

kg/minggu sedangkan jumlah kalori yang dibakar setiap kali

latihan kurang lebih 500-1000 kalori.Menurut Suharjana (2013)

ditinjau dari berat ringannya latihan senam aerobik terdiri atas

gerakan low impact dan high impact:

1) Low Impact

Latihan low impact adalah latihan yang dilakukan

dengan iringan musik dengan irama sedang dengan

rangkaian gerakan tanpa menggunakan lompatan-lompatan.

Latihan ini cocok untuk pemula dan semua usia.

2) High Impact

High impact adalah latihan yang dilakukan dengan

intensitas yang tinggi diiringi oleh musik yang berirama cepat.

Latihan ini cocok bagi peserta yang telah memiliki kualitas

dan teknik senam aerobik yang baik. Latihan high impact

diikuti dengan lompatanlompatan, dengan tujuan


15

meningkatkan power dan meningkatkan cardiovascular bagi

pelakunya. Latihan ini cocok bagi peserta dengan usia 30

tahun atau dibawahnya.

Perpaduan antara low impact dan high impact juga dapat

digunakan dalam usaha peningkatan daya tahan aerobik.

Senam aerobik jenis ini sering disebut Mix Impact. Biasanya

dilakukan secara ritmis dimulai dari low impact kemudian

diteruskan dengan high impact. Latihan ini selain untuk

meningkatkan daya tahan aerobik, juga dapat meningkatkan

power bagi pelakunya. Latihan ini sangat cocok bagi pemula

dan yang sudah terlatih.

b. Manfaat Senam Aerobik

Senam aerobik mempunyai banyak manfaat bagi

kebugaran tubuh. Berikut ini merupakan manfaat melakukan

senam aerobik:

1) Meningkatkan Daya Tahan Jantung dan Paru-Paru

Selama bergerak, otot membutuhkan asupan

oksigen untuk bekerja. Ketika beban kerja meningkat, tubuh

menanggapinya dengan meningkatkan jumlah oksigen yang

dikirim ke seluruh otot dan jantung. Akibatnya, detak

jantung dan frekuensi pernapasan meningkat sampai

memenuhi kebutuhannya. Oksigen diubah menjadi

karbondioksida, yang kemudian diembuskan. Selain itu,

tubuh akan berkeringat membakar kalori dan lemak.


16

2) Meningkatkan Kekuatan Otot

Otot-otot harus dilatih melebihi beban normal. Hal ini

disebut prinsip beban lebih (overload system). Untuk

meningkatkan kekuatan otot, harus dilatih pada intensitas

yang tinggi dalam waktu singkat, mempergunakan tenaga

yang maksimal dan dilakukan secara diulang-ulang. Selain

itu, berikan beban yang bervariasi supaya lebih, karena

intensitas latihan beragam, dari latihan berintensitas tinggi

sampai dengan intensitas yang sangat rendah, sebagai

contoh aktivitas bersepeda.  

3) Meningkatkan Kelentukan

Kelentukan adalah gerakan yang berada di sekeliling

sendi. Setelah menyelesaikan latihan aerobik, melakukan

peregangan akan membantu meningkatkan kelentukan dan

juga membantu sirkulasi darah ke jantung. Otot sifatnya

seperti pita karet. Semakin kuat mengangkatnya, semakin

elastis karet itu. Jika secara rutin meregangkan badan

selesai latihan, akan membuat otot persendian akan

berkembang.

4) Komposisi Tubuh

Latihan aerobik yang tepat akan membantu

mengubah komposisi tubuh, menghindari tubuh menjadi


17

gemuk dan membentuk otot-otot. Hal terpenting yang harus

diingat adalah  bahwa aerobik tidak dapat mengurangi berat

badan hanya pada satu bagian tubuh saja.

5) Meningkatkan koordinasi tubuh Anda, khususnya yang

sudah memasuki usia renta.

6) Meningkatkan kekebalan tubuh.

7) Mencegah Anda dari berbagai penyakit, termasuk diabetes,

kolesterol, tekanan darah dan lainnya.  

8) Melawan depresi, karena olahraga mampu meningkatkan

mood seseorang.

c. Sistematika Senam Aerobik

1) Pemanasan Dilakukan kurang lebih selama 15 menit, pada

sesi ini mencakup latihan-latihan:

a) Isolation, pada tahap latihan ini biasanya posisi kita tidak

berpindah kemana-mana. Gerakan yang dilakukan hanya

terbatas pada persendian dan otot lokal saja. Latihan

pada tahap ini tentunya dilakukan dengan menggunakan

intensitas yang rendah, pada sesi ini latihan bertujuan

untuk menaikkan suhu, dengan menyiapkan otot-otot

lokal dan persendian untuk mampu melakukan latihan

berikutnya.

b) Full body movement, menggerakkan keseluruhan bagian

otot tubuh gerakan  bounching menekuk dan meluruskan

tungkai dengan kombinasi gerakan yang  bertujuan untuk


18

melatih semua otot dan persendian. Gerakan-gerakan

memindahkan titik berat badan atau berpindah tempat

juga bisa dilakukan seperti tap side, easy walk, marching

forward atau marching backward, melakukan gerakan

single atau double step tentunya dengan kombinasi

gerakan tangan yang relatif mudah.

c) Stretching, pada tahap ini peregangan yang dilakukan

adalah peregangan dinamis (dynamic stretch). Lakukan

peregangan dengan teknik yang betul dan lakukan

peregangan dengan menggunakan daerah gerak yang

betul dan yang lebih penting adalah untuk tetap menjaga

intensitas latihan tetap terjaga. Dalam fase ini, pemilihan

gerakan harus dilakukan dan dilaksanakan secara runtut

dan tetap. Misalnya, apabila gerakan tersebut dimulai

dari kepala, maka urutannya adalah kepala, lengan,

dada, pinggang dan kaki. Begitu pula sebaliknya. Secara

umum ada beberapa bagian tubuh yang harus

diregangkan, yaitu paha depan,  paha belakang, betis,

pantat, dan punggung.

2) Latihan Inti I (cardiorespiratory) latihan ini ditujukan untuk

membakar lemak, melatih pernafasan serta daya tahan otot

tubuh, dilakukan + selama 20 menit, terdiri dari latihan-

latihan:
19

a) Pre aerobik (low impact) latihan untuk mengantarkan kita

ke dalam tujuan kelas senam aerobik yang kita targetkan.

Kalau pada tahap full body movement kita telah membuat

blok gerakan, maka kita dapat menggunakan blok

gerakan tersebut pada sesi  pre aerobik, tetapi jangan

lupa untuk menaikkan intensitas, untuk target denyut nadi

naikkan intensitas latihan perlahan-lahan, selalu ingat

untuk tidak membuat rasa capek yang mendadak, berilah

porsi yang seimbang untuk kerja otot dan persendian

sehingga kelas akan tetap berjalan dengan keceriaan

tanpa merasa tersiksa dengan rasa lelah  juga dengan

penggunaan gerakan atau blok gerakan yang bisa diikuti

oleh peserta.

b) Peak aerobik, pada sesi inilah target yang kita capai

harus dipertahankan untuk  beberapa saat, misalnya

tujuan yang hendak dicapai adalah latihan untuk melatih

sistem peredaran darah dan pernafasan lewat kelas mix

impact maka yang harus menjadi bahan pertimbangan

adalah penggunaan waktu dan pemilihan gerakan.

c) Post aerobik (low impact), pemilihan gerakan yang paling

tidak menguras konsentrasi adalah kalau kita

menggunakan gerakan-gerakan yang ada pada sesi pre

aerobic, yang  perlu dingat bagaimana kita mengatur

intensitas, menurunkan intensitas secara  perlahan


20

adalah bagian harus kita lakukan agar pada sesi

selanjutnya kita lebih siap untuk melakukan latihan

kekuatan atau latihan peregangan.

3) Latihan Inti II (challestenic) dilakukan + 15 menit, terdiri dari

latihan-latihan:

a) Pengencangan

b) Penguatan (strenght)

c) Kelentukan (flexibility)

4) Pendinginan (cooling down) dilakukan + selama 10 menit,

terdiri dari latihan-latihan:

a) Dynamic stretching

b) Static stretching Pada fase ini hendaknya melakukan dan

memilih gerakan -gerakan yang mampu menurunkan

frekuensi denyut nadi untuk mendekati denyut nadi yang

normal, setidaknya mendekati awal dari latihan.

Pemilihan gerakan pendinginan ini harus merupakan

gerakan penurunan dari tingkatan tinggi ke gerakan

tingkatan rendah.

3. Keton Urin

a. Definisi

Keton merupakan produk sampingan dari metabolisme

lemak. Ketika tubuh tidak memiliki cukup glukosa, hati

mengubah lemak menjadi aseton, yang digunakan sebagai

bahan bakar oloh otot, sedangkan urin atau air kencing adalah
21

cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi

urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis

cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter

menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui

uretra (King 1973; Ganong 2001).

Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam

asetoasetat, dan asam β-hidroksibutirat, yang merupakan

produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan.

Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat

digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh :

1) Gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes mellitus

yang tidak terkontrol)

2) Kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak

seimbang: tinggi lemak – rendah karbohidrat)

3) Gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal)

4) Gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil

simpanan asam lemak untuk dibakar

5) Pengaruh obat : asam askorbat, senyawa levodopa, insulin,

isopropil alkohol, paraldehida, piridium, zat warna yang

digunakan untuk berbagai uji (bromsulfoftalein dan

fenosulfonftalein).
22

Peningkatn kadar keton dalam darah akan menimbulkan

ketosis sehingga dapat menghabiskan cadangan basa (misal

bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis.

Pada ketoasidosis diabetik keton serum meningkat hingga

mencapai  lebih dari 50 mg/dL. Keton memiliki struktur kecil dan

dapat diekskresikan kedalam urin. Namun kenaikan kadarnya

pertama kali tampak pada plasma atau serum, kemudian baru

urin. Ketonuria terjadi akibat ketosis. Benda keton yang dijumpai

di urin terutama adalah aseton dan asam aseto asetat.

b. Proses Ketogenesis.

Proses ketogenesis merupakan proses pembentukan

badan-badan keton di mana proses ini terjadi akibat pemecahan

lemak dan karbohidrat tidak seimbang. Proses ketogenesis

sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM yang tak

terkontrol.

Asetil- KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak

akan memasuki daur asam sitrat hanya jika pemecahan lemak

dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya

asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung pada

tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi

konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak

tersedia atau penggunaannya tidak sebagaimana mestinya.

Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari piruvat.


23

Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk

membentuk glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian

tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil- KoA. Pada

keadaan ini asetil- KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat

dan D-3hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan

Aseton disebut dengan zat keton.

Asetoasetat dibentuk dari asetil- KoA dalam tiga tahap.

Dua molekul asetil Ko- A berkondensasi membentuk

asetoasetil- KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini

merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam

lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA

dan air untuk menghasilkan 3 - hidroksi- 3 – metilglutaril- KoA

( HMG – Ko- A ) dan KoA. Kondensasi ini mirip dengan

kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase. Keseimbangan

yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil- KoA

diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya

menguntungkan karena hidrolisis ikatan tioester. 3 - Hidroksi - 3

– metilglutaril- KoA kemudian terpecah menjadi asetil- KoA dan

asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah:

2Asetil- KoA + H20 Asetoasetat + 2KoA H +

3–Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di

matriks mitokondria.

Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung

pada rasio NADH / NAD+ di dalam mitokondria . Karena


24

merupakan asam keto - β, asetasetat secara lambat mengalami

dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton dapat

dideteksi dalam udara pernafasan seseorang yang kadar

asetoasetat dalam darahnya tinggi.

Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar

yang utama dalam jaringan. Situs utama produksi asetasetat

dan 3 - hidroksibutirat adalah hati. Senyawa-seyawa ini berdifusi

dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan

perifer. Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan

bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif

penting sebagai sumber energi .

Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan

asetoasetat sebagai sumber energi dibanding glukosa. glukosa

merupakan bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah

pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang.

Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat

dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan

berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak

didapat dari asetoasetat.

Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA

dari suksinil KoA dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu

KoA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil- KoA dipecah

oleh tiolase menjadi dua molekul asetil- KoA, yang selanjutnya

memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ


25

lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA

transferase spesifik ini.

Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan

diubah menjadi unit- unit astil oleh hati, yang kemudian

mengeluarkannya sebagai asetoasetat. Kadar asetoasetat yang

tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang

menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa.

Asetoasetat atau keton bodies yang diproduksi secara

terus menerus akan di-dekarboksilasi sehingga terbentuk

aseton dan b -hidroksibutirat. Kedua senyawaan inilah yang

dikenal sebagai keton bodies. Produksi yang meningkat dari

asetoasetat atau keton bodies dalam darah menyebabkan

penyakit ketonemia, sedangkan proses pembentukan keton

(ketogenesis) yang cepat sehingga jumlahnya berlebihan akan

dibuang bersama urin. Kadar senyawa keton yang tinggi dalam

urin dikenal sebagai ketonuria, sedangkan penderitanya dikenal

mengalami gejala ketosis. Gejala ketosis sering disertai dengan

gejala asidosis, karena bersama oksibutirat juga terbentuk H +

yang menyebabkan pH darah sangat asam.

Karena tubuh kekurangan glukosa maka asam lemak

akan digunakan secara besar-besaran sehingga produksi

aseton tinggi terjadilah Ketosis tersebut. Oleh karenanya diet

pada penderita Diabetes Melitus (DM) harus dikendalikan ketat.


26

Ciri ketosis adalah bau mulut seperti aseton, terutama penderita

DM tipe II (berat).

c. Metabolisme Energi Pada Saat Puasa


Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 2 jam

setelah makan sahur karena proses glikolisis, empat jam

setelah itu, kadar kembali ke rantang puasa (antara 80-100

mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa

menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan.

Penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin.

Hati berespon terhadap hal ini dengan memulai degradasi

simpanan oksigen dan melepaskan glukosa dalam darah. Pada

awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok glukosa

ke dalam darah (glikogenolysis), tetapi simpanan ini terbatas.

Walaupun kadar glikogen hati dapat meningkat sampai 200-300

g setelah makan, hanya sekitar 80 g yang masih tersisia setelah

puasa 1 malam. Hati memiliki mekanisme lain untuk

menghasilkan glukosa darah. Proses ini yang dikenal sebagai

glukoneogenesis yang menggunakan sumber-sumber karbon

berupa laktat (glikolisis di dalam sle darah merah), gliserol

(lipolisis triasilgliserol adiposa), dan asam amino (pemecahan

protein otot). Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon

untuk glukoneogenesis. Dari simpanan energi makanan

triasilgliserol jaringan adiposa yang berjumlah besar, hanya

sebagian kecil terutama gugus gliserol yang dapat digunakan

untuk menghasilkan glukosa dalam darah. Setelah beberapa


27

jam puasa glukoneogenesis mulai menambah glukosa yang

dihasilkan glikogenolisis di hati. Bila puasa berlanjut,

glukoneogenesis menjadi lebih penting sebagai sumber glukosa

darah. Setelah sekitar 30 jam berpuasa, simpanan glikogen hati

habis dan glukoneogenesis menjadi satu-satunya sumber

glukosa darah. Pasokan minimal glukosa mungkin diperlukan

dalam jaringan ekstra hepatik untuk mempertahankan

konsentrasi oksaloasetat dan bentukan siklus asam sitrat.

Disamping itu, glukosa merupakan sumber utama gliserol 3

fosfat dalam jaringan yang tidak mempunyai energi gliserol

kinase seperti jaringan adiposa (Geta: 2012).

d. Ketosis pada keadaan lapar atau masa puasa

Jika seseorang dalam keadaan puasa, ketersediaan

karbohidrat sangat rendah sehingga produksi insulin juga

sedikit. Karena rendahnya kadar insulin akan menyebabkan

asam lemak banyak terdapat di dalam darah dan akhirnya

membentuk ketone bodies. Jantung, otot, dan bagian tertentu

dari buah pinggang menggunakan ketone bodies sebagai bahan

bakar. Sesudah beberapa hari dalam keadaan ketosis, otak

juga mulai memetaboliser ketone bodies untuk energi. Ini

adalah suatu respon penyesuaian (adaptive response) yang

penting terhadap puasa. Karena semakin banyak sel-sel tubuh

mulai menggunakan ketone bodies untuk sumber energi,

kebutuhan akan glukosa sebagai sumber energi makin


28

berkurang. Hal ini kemudian mengurangi kebutuhan bagi buah

pinggang dan hati untuk menghasilkan glukosa dari asam

amino, akan menghemat protein yang dimanfaatkan sebagai

sumber energi.

Penghematan jumlah protein dengan cara seperti ini

merupakan kunci utama kemampuan utntuk melewati masa

puasa atau keadaan lapar. Kematian dapat terjadi bila kira-kira

separoh dari protein tubuh berkurang, biasanya sesudah kira-

kira 50-70 hari puasa total.

e. Faktor Yang Mempengaruhi

Benda keton yang berada di dalam urine dan darah

memiliki persentase yang berbeda pada masing-masing produk

dan sesuai tingkat keparahan kondisi, antara lain sebanyak

78% beta hidroksibutrat, 20% asetoasetat dan 2 % aseton

(Riswanto, Moh Rizki, 2015).

Setiap kondisi yang menyebabkan peningkatan

metabolisme lemak dapat menyebabkan ketonemia dan

ketonuri. Kondisi ini dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu

ketidakmampuan untuk menggunakan karbohidrat, asupan

karbohidrat yang tidak memadai, atau kehilangan karbohidrat

Kondisi yang dapat menyebabkan pembentukan keton yang

berakibat ketonemia dan ketonuria adalah (Brunzel 2013) :


29

1) Ketidakmampuan untuk menggunakan karbohidrat yang

tersedia, misalnya pada diabetes mellitus yang tidak

terkontol

2) Kosumsi karbohidrat yang tidak memadai, misalnya

karena kelaparan , pengaturan diet, alkoholisme,

olahraga berat, paparan dingin, dan penyakit demam

akut pada anak-anak.

3) Kehilangann karbohidrat karena sering muntah

(kehamilann, sakit), gangguan reabsorbsi ginjal (sindrom

Fanconi), dam gangguan pencernaan.

4. Pengaruh Keton Urin Dengan Kegiatan Olahraga

Pada latihan fisik dengan intensitas tinggi otot berkontraksi

dalam keadaan anaerobik, sehingga penyediaan ATP terjadi

melalui proses glikolisis anaerobik. Hal ini mengakibatkan

meningkatnya kadar laktat dalam darah maupun otot. Tetapi otot

yang terlatih tetap dapat berkontraksi dengan baik pada

konsentrasi asam laktat yang cukup tinggi. Segera setelah

mendapat oksigen, asam laktat diubah kembali menjadi asam

piruvat dan selanjutnya diubah menjadi energi, karbondioksida dan

air. Jadi, asam laktat merupakan sumber energi yang dapat

digunakan sebagai piruvai, piruvat masuk ke dalam Siklus Kreb's

dan Sistem Transport Elektron sehingga menghasilkan energi, H 2O,

dan CO2 (Soekarman, 1987).


30

Asam laktat yang tinggi dapat timbul sebagai akibat beban

kerja yang berat, hal ini karena ketidakmampuan sitem pemasukan

energi aerobik, sehingga suplai energi dari sumber anaerobik

mendominasi (janssen. 1989). Namun demikian dalam keadaan

istirahat laktat tetap terbentuk, hal ini karena adanya reaksi reduksi

asam piruvat oleh NADH dengan pertolongan laktat

dehydrogenase (LDH) yang tetap berlangsung waiaupun dalam

jumlah yang sedikit. (Mattner, 1988). Reaksi ini terjadi karena

adanya sebagian sel-sel tubuh yang tidak megandung mitokondria,

misalnya: eritrosit dan bagian tubuh yang hanya mengandung

sedikit mitokondria, misalnya: sel otot fast twitch.


31

B. Kerangka Konsep
Faktor Yang Mempengaruhi :
- Tubuh tidak mampu menggunakan karbohidrat
- Konsumsi karbohidrat tidak memadai
- Hilangnya karbohidrat karena sering muntah

NILAI POSITIVITAS BENDA


KETON DALAM URIN

FISIK NON FISIK

SEBELUM SESUDAH PUASA


SENAM SENAM
AEROBIK AEROBIK

NILAI POSITIVITAS
BENDA KETON
DALAM URIN

Keterangan :

C. : Yang di teliti

: Yang tidak di teliti

: Mempengaruhi

: Hubungan

Anda mungkin juga menyukai