BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tantangan besar di Indonesia dan sering ditemukan pada pelayanan kesa- hatan.
di Afrika yaitu 30% untuk kedua jenis kelamin dan prava- lensi terendah yaitu
di wilayah Amerika serikat yaitu sekitar 18% untuk kedua jenis kelamin
merupakan penyakit ketiga Teratas setelah penyakit Batuk dan ISPA dari 10
22.236 (9%) jiwa pada tahun 2015 dan meningkat men- jadi 31.486 (13%) jiwa
Data diatas menunjukkan bahwa masih tingginya kasus hipertensi. Hal ini
hipertensi dapat dilihat dari sikap dan pengetahuan dari klien yang memiliki
gomsumsi makanan yang asing dan siap saji yang memiliki kandungan le- mak
pun semakin baik. Akan tetapi pengetahuan yang baik tidak dis- ertai dengan
dengan tinggi garam, makanan yang berlemak, makanan yang tinggi serat dan
dan 2 orang (4,8%) berpengetahuan baik tentang cara perawa- tan hipertensi dan
sikap positif, dan 17 orang (40,5%) dengan bersikap nega- tive atau kurang
akan menambah jumlah penderita hipertensi Jika tekanan darah selalu tinggi
jantung dan ginjal (Gunawan 2001). Tekanan darah yang tinggi dalam jangka
Indah, 2014).
secara keseluruhan dua bulan terakhir (bulan November dan Desember) yai- tu
sebanyak 285 dan jumlah pasien yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 40
lima penderita yang memiliki riwayat hipertensi, dua dari penderita menyatakan
mmHg dan tahu cara pencegahnnya, sedangkan yang lainnya tidak tahu tentang
akan melakukan penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu dari
B. Rumusan Masalah
tantangan besar di Indonesia dan sering ditemukan pada pelayanan kesa- hatan.
meningkatnya tekanan darah yaitu biasanya 140/90 mmHg dan tahu cara
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
D. Manfaat Penelitian
hipertensi.
2. Peneliti
telah dilakukan sehingga berguna bagi pekerjaan dan orang lain. Selain itu
hipertensi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas
batas normal atau optimal yaitu ≥ 140 mmHg untuk sistolik dan ≥ 90 mmHg
untuk diastolik. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent dis- ease
dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen
2. Etiologi
a. Usia
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan
b. Kelamin
Pada umumnya insiden padan pria lebih tinggi dari pada wanita,
namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai
meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih
tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada
yang berkulit putih, akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit
hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau
lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi
wanita putih.
8
d. Pola Hidup
telah di teliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pen-
pandang sebagai faktor resiko utama. Bila berat badannya turun, tekanan
2000).
Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala. Gejala yang
sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk, atau kepala berat.
Namun, gejala tersebut tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada- tidaknya
koroner, stroke, atau gagal ginjal. Karena itu, mengetahui tekanan darah
Apabila tekanan darah selalu tinggi maka akan menimbulkan kerusakan beberapa
organ tubuh. Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
darah dari jantung ke organ tubuh sehingga aliran darah menjadi tidak
lancar.
ginjal.
5. Pengobatan Hipertensi
Beberapa hal yang menjadi kunci utama dalam mengubah gaya hidup untuk
berarti dalam penurunan tekanan darah tinggi. Penurunan bobot juga dapat
Latihan aerobik secara teratur tiga atau empat kali seminggu dengan lama
kardiovaskuler.
tekanan darah, khusunya pada orang tua, penderita darah tinggi, dan
e. Berhenti merokok
11
adalah salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler. Merokok juga
f. Mengurangi Lemak
(Bangun, 2009).
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
yang disampaikan oleh orang tua, teman, buku dan surat kabar
(Notoadmojo S. , 2003).
penyakit hipertensi, dalam hal ini meliputi pengertian, tanda dan gejala,
a. Melalui orang lain. Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara
langsung maupun melalui media. Dan apa yang diberitahukan itu kita
terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar. Kita dapat memperoleh
yang diperoleh dengan cara ini disebut experiental reality (Sony &
berlaku dilingkungannya.
e. Metode trial and error. Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui
pengalaman langsung.
secara metafisik.
a. Pendidikan
mereka miliki
b. Pekerjaan
langsung
c. Umur
15
fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berfikir
d. Minat
merupa- kan predisposisi tindakan suatu perilaku. Suatu sikap pada individu
belum tentu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Sikap tidak dapat
langsung dilihat, tapi hanya dapat ditafsirkan terlebuh dahulu dari perilaku
orang lain yang dianggap penting, serta institusi atau lembaga pendidikan
1) Pengalaman Pribadi
emosi akan menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama
membekas.
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang kon- formis
cenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan
keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang diang- gap penting
tersebut.
17
3) Pengaruh Kebudayaan
seseorang
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh
dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
minum obat.
c. Tidak menjalankan pola hidup sehat, seperti diet yang tepat, olahraga,
a. Pastikan pola hidup yang dijalani sekrang sudah sesuai dengan an- juran
c. Perlu diingat bahwa obat antihipertensi sebagian besar harus dimi- num
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan pen- jelasan
responden, peneliti meminta izin kepada responden, setelah re- sponden setuju
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
B. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melalui panca indera manusia, yakni panca indera penglihatan, rasa, dan
informasi yang disampaikan oleh orang tua, media massa, teman, buku dan
berbagai media, baik cetak mau- pun elektronik, berbagai informasi dapat
media massa (TV, ra- dio, majalah, pamplet, dan lain-lain) akan
memberikan dorongan untuk lebih mencari informasi yang tepat dalam hal
atau orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat mem- perluas
pengetahuan tidak hanya dilihat dalam pengalaman yang positif saja, tetapi
termasuk dalam kategori cukup baik salah satunya di- pengaruhi oleh faktor
lansia awal. Pada usia ini para lansia masih memiliki proses fikir yang baik,
dan dimungkinkan belum ter- jadi gangguan kognitif. Dengan usia matang
empuan, sedangkan 27,1% pengetahuan tinggi terdapat pada jenis ke- lamin
laki-laki. Dilihat dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa anta- ra jenis
intelegensia. Hal ini sejalan dengan teori No- toatmodjo (2003) bahwa
laki-laki.
23
SD, Penelitian ini juga didapatkan bahwa sebagian be- sar responden
Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Mubarak yang menyatakan
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula penge-
2007).
dengan sikap Baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dwi Hastuti yang berjudul berjudul Gambaran penge- tahuan dan sikap klien
Notoatmodjo (2003) bahwa sikap merupakan reaksi atau rspon yang masih tertutup
Dari hasil penelitian didapat sikap baik pada Responden yang berumur 46-55 tahun
2003) sikap dapat juga disebabkan oleh kepercayaan, ide, konsep ter- hadap suatu
penelitian 47,9% pada umumnya sikap baik ter- dapat pada jenis kelamin
perempuan, sedangkan 16,7% memiliki si- kap baik terdapat pada jenis kelamin
25
bahwa wanita cenderung lebih bebas mencari tahu tentang pencegahan dibanding
laki-laki. Dari hasil penelitian 22,9% pada umumnya sikap baik ter- dapat pada
sikap buruk sebanyak 20,8% , hal ini perlu di tingkatkan agar penderita hipertensi
dapat memiliki sikap yang positif. Tetapi menurut mujani, temuan survey
berbagai infor- masi yang diserapnya dari berbagai sumber, termasuk media massa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap baik terdapat pada pasien yang
BAB IV
Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ten- tang
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
didapatkan hasil tinggi 85% dan rendah 15%. Hal ini terjadi kare- na beberapa
faktor pendukung yaitu dari segi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
baik 65 % dibanding sikap buruk 35%. Hal ini didasari oleh sikap klien dalam
B. Saran
Saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian ini antara
a. Bagi Masyarakat
dalam kate- gori baik. Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
27
didikan kesehatan saja kepada individu atau keluarga yang memiliki ang-
Saran untuk peneliti selanjunya dengan topik yang sama yakni gambaran
DAFTAR PUSTAKA