Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN DISKUSI REFLEKSI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT


HIPERTENSI

POGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi

disuatu wilayah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi

penyakit tidak menular seperti hipertensi dengan mengadakan Pos Binaan Terpadu

Penyakit Tidak Menular (POSBINDU), pengangkatan kader kesehatan, serta program

pemerintah yang lain untuk memenuhi 12 indikator keluarga sehat. Menurut data WHO

(2013) orang dengan hipertensi mengalami peningkatan dari 600 juta menjadi 1 milyar

pada 2008. Orang dewasa dengan hipertensi diperkirakan akan terus meningkat sekitar

1,56 miliar pada 2020. Sedangkan menurut Jaszcz (2016) hipertensi termasuk penyakit

umum, dewasa mempunyai prevalensi 26% pada tahun 2000 dan diperkirakan akan

bertambah menjadi 29,2% pada tahun 2025 diseluruh dunia. Jawa Tengah merupakan

propinsi dengan tingkat hipertensi pada kehamilan nomor satu di Indonesia (Kemenkes,

2019). Hipertensi merupakan peringkat dua pada 10 penyakit terbanyak di Kabupaten

Magelang (BPS Kabupaten Magelang, 2017). Hal yang perlu diperhatikan pada kasus

hipertensi adalah penyakit hipertensi dapat memunculkan sejumlah komplikasi seperti

stroke. Hal ini dapat meningkatkan masalah psikologis pasien karena penyakit kronis

berikatan dengan masalah psikologis (Widakdo & Besral, 2013).

Beberapa penelitian telah dilakukan guna mengobati hipertensi baik itu dengan

terapi farmakologis maupun komplementer. Penggunaan terapi komplementer telah

tertera pada Undang-Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang Praktik

Keperawatan pasal 30 ayat (2) huruf m yang berbunyi “dalam menjalankan tugas sebagai

pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang

melakukan penatalaksanaan keperawatan kompelementer dan alternatif”. Salah satu

terapi yang dinilai efektif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
adalah teknik terapi autogenik. Seperti yang telah diteliti oleh Simandalahi, et al., (2019)

pada 16 responden yang dibagi menjadi dua yaitu kelompok intervensi dan kelompok

kontrol dengan hasil pretest sistolik 162.13 dan diastolik 112.88, sedangkan posttest

sistolik 140.50 dan diastolik 87.00. Kelompok intervensi: pre test sistolik 163.50 dan

diastolik 113.50, sedangkan post test sistolik 131.50 dan diastolik 78.63. Terdapat

pengaruh terapi autogenik terhadap tekanan darah penderita Hipertensi dengan p value

kelompok kontrol 0.026 dan kelompok intervensi 0.023. Disimpulkan terdapat perbedaan

tekan darah baik sebelum dan sesudah pemberian terapi, sehingga dapat dilanjutkan

secara mandiri oleh penderita Hipertensi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Sukarmin dan Himawan (2015) yang meneliti 15

pasien kelompok kontrol dan 15 pasien kelompok intervensi dengan hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terapi autogenik terhadap tekanan darah

sistolik dan diastolik pada kelompok intervensi (p: 0,027) untuk sistolik dan 0,041 untuk

diastolik). Sedangakan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan signifikan

tekanan darah sistolik dan diastolik (p: 0,69 untuk sistolik dan p:0126 untuk diastolik).

Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik dan

diastolik yang tidak signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p:

0,511 untuk tekanan sistolik dan p: 0,426 untuk diastolik). Hal ini menunjukkan bahwa

terapi autogenik terbukti efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi.
Analisa Data dan Identifikasi Masalah hipertensi di
masyarakat
Faktor prediposisi: usia, jenis kelamain, merokok,
stress, genetic, obesitas, konsentrasi garam, kurang
aktivitas fisik, lingkingan, dan gaya hidup.

1. Analisis korelatif, hubungan antara tingkat pengetahuan dan


Perubahan Informasi sikap penderita hipertensi dengan status kesehatan fisik: sistem
Hipertensi atau yang biasa disebut
Hipertensi situasi yang minim kardiovaskular.
tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di 2. Analisis masalah, insiden penyakit terbanyak khususnya
atas batas normal yaitu lebih dari 140 hipertensi, keluhan yang paling banyak dirasakan, pola/perilaku
mmHg dan tekanan darah diastolik Tidak tersediannya program promosi kesehatan yang tidak sehat, lingkungan yang tidak sehat, pemanfaatan
lebih dari 90 mmHg. (WHO, 2013) untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi layanan kesehatan yang kurang efektif, peran serta masyarakat
yang kurang mendukung, target/cakupan program kesehatan
yang kurang mencapai.
Prevalensi penderita 3. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah, faktor
Penderita hipertensi
hipertensi meningkat budaya masyarakat, pengetahuan yang kurang, sikap masyarakat
tidak ikut serta dalam
PENGKAJIAN: penerapan program yang kurang mendukung, dukungan yang kurang dari pemimpin
formal atau informal, kurangnya kader kesehatan di masyarakat,
kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat, koordinsi dengan
sumber pelayanan kesehatan kurang efektif.
a. Historis dari komunitas, dikaji sejarah Diagnosa / Masalah Keperawatan:
perkembangan komunitas, karakter Defisit Kesehatan Komunitas
masyarakat yang menunjang (SDKI.D.0110) Intervensi / rencana tindakan pada masyarakat (komunitas)
hipertensi.
b. Demografi yang meliputi, karakteristik Pengembangan Kesehatan Masyarakat : (SIKI.I.14548)
umur dan jenis kelamin, usia, dan Kriteria hasil yang diharapkan : 1. Identifikasi masalah kesehatan dan prioritasnya
distribusinya pada risk maupun aktual, Status Kesehatan Komunitas
distribusi ras/etnis, budaya yang ada
2. Mengidentifikasi tokoh masyarakat
(SLKI.L12109) 3. Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah
di masyarakat karena faktor ras, pola 1. Ketersedian program promosi
konsumsi garam, makanan berlemak, kesehatan
kesehatan meningkat 4. Libatkan masyarakat untuk mengambil proses perencanaan dan implementasi
type keluarga, mempengaruhi 2. Angka morbiditas menurun
keputusan yang diambil keluarga, Intervensi lain :
3. Prevalensi hipertensi menurun 1. Positif defiance, melibatkan secara aktif terhadap penderita hipertensi yang mengalami
status perkawinan. 4. Keikutsertaan dan penerapan
c. Vital statistic yang meliputi, angka perubahan positif dari perubahan yang terjadi karena masukkan pendidikan kesehatan,
program oleh penderita support system yang diberikan, sehingga menjadi agent perubahan yang posistif.
kelahiran, morbiditas, mortabilitas.
d. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan 2. Pembentukan Posbindu/kelompok peduli
3. Rekrutmen dan pelatihan kader posbindu atau peduli hipertensi
agama, perspektif masyarakat terhadap
B. 4. Surveilans hipertensi, mengumpulkan data tentang prevalensi hipertensi di masyarakat.
hipertensi.
5. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
e. mengkaji fisik pada individu.
6. Pelaksanaan senam jantung sehat dan senam lansia secara rutin
f. Pelayanan kesehatan dan social di 7. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan & penatalaksanaan hipertensi
masyarakat yang berpengaruh 8. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan keluarga penderita
terhadap kejadian hipertensi. hipertensi
9. Pengumpulan dana sosial tanggap hipertensi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. S DENGAN
HIPERTENSI DI DESA KARANGWUNI KRAMAT UTARA RT 004 / RW
007 KECAMATAN MAGELANG UTARA KOTA MAGELANG

1. PENGKAJIAN KELUARGA
Hari/Tanggal : Senin, 26 Oktober 2020
A. Identitas Keluarga
Inisial Kepala Keluarga : Tn. S
Umur : 58 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Karangwuni Kramat Utara, RT 004/ RW 007,
Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang
Sumber Informasi :Pasien dan keluarga
B. Data Umum
Ke
Status Imunisasi ada
an
Jenis Hub kel. Pendi
Nama Umur Ca
Kelamin KK dikan Hepatiti
Polio DPT mp Ket.
BCG s
ak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Tn. S Laki- KK 58 th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Sak
laki kap it
Ny. W Peremp Istri 47 th SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Seh
uan kap at
Tn. T Laki- Anak 34 th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Seh
laki kap at
1. Genogram

Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Menikah
: Tinggal dalam satu rumah
: Pasien

: Keluarga yang menderita penyakit sama


: Menikah

: Anak

2. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S merupakan Keluarga yang termasuk tipe keluarga inti yang
terdiri dari ayah, ibu, anak.
3. Suku bangsa
Keluarga Tn. S merupakan keluarga suku Jawa. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Tidak ada kebisaaan
keluarga yang dipengaruhi suku yang berpengaruh pada kesehatan
keluarga.
4. Agama
Keluarga Tn.S beragama Islam, tidak ada perbedaan antar anggota
keluarga dalam keyakinan dan praktiknya, keluarga aktif menjalankan
ibadah, agama dijalankan berdasarkan keyakinan atau nilai keluarga. Tn.S
meyakini kalau ada anggota keluarga yang sakit semua itu adalah cobaan
dari Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan.
5. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. S mengatakan penghasilan perbulannya ± Rp 6.000.000,-
jika digabungkan dengan penghasilan anaknya. Keluarga merasa
penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari (hanya
terbatas dalam ruang lingkup kebutuhan makan sehari – hari, tidak
termasuk dalam pemenuhan kebutuhan lain yang tidak terduga). Keluarga
mengatakan mengikuti tabungan dan arisan di RT nya.
6. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan tidak terbiasa melakukan rekreasi karena
kurangnya waku dan biaya yang dianggap lebih baik disimpan untuk
kebutuhan yang mendesak. Keluarga biasanya hanya istirahat dan
menonton TV dirumah, dan sekedar bercengkrama dengan tetangga di
lingkungan sekitarnya.

C. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.S adalah keluarga dengan anak dewasa.
Dimana dalam keluarga mempunyai 1 orang anak yaitu anak pertama
berumur 34 tahun yang belum menikah. Tugas perkembangan keluarga
Tn.S yaitu sebagai berikut.
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Pada keluarga Tn.S berada pada tahap perkembangan keluarga dewasa
dengan tugas keluarga yang belum terpenuhi yaitu tugas dalam merawat
keluarga yang sakit.
3. Riwayat Keluarga Inti
Tn. S dan Ny. W sudah menikah selama 27 tahun dan tinggal bersama. Tn.
S tidak memiliki keluhan dan riwayat penyakit keturunan. Saat ini Ny. W
dalam keadaan sehat. Sedangkan Tn. S sedang menderita Hipertensi yang
baru diketahuinya sejak satu tahun yang lalu, ia sudah berobat ke
puskesmas namun belum sepenuhnya menerima diagnosis kondisinya saat
ini. Anak Tn. S dan Ny. W yaitu Tn. T tidak ada keluhan dan sedang
dalam keadaan sehat. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki gangguan
mental.
D. Pola Kesehatan Keluarga
1. Keadaan Kesehatan Keluarga
Tn. S, Tn.T, Ny.W tidak ada keluhan dan sedang dalam kondisi sehat.
Seluruh anggota keluarga Tn. S sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki gangguan mental.
2. Kebersihan Perorangan
Keluarga Tn. S selalu mengutamakan kebersihan. Setiap anggota keluarha
memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari
setelah makan dan sebelum tidur, mencuci rambut 1-2 hari sekali, kuku
tangan dalam keadaan bersih. Semua anggota keluarga Tn. S selalu
mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan serta
setelah dari kamar mandi.
3. Penyakit yang Diderita
Ny. W tidak memiliki keluhan dan riwayat penyakit keturunan. Saat ini
Ny. W dalam keadaan sehat. Sedangkan Tn. S sedang menderita
Hipertensi yang baru diketahuinya sejak satu tahun yang lalu, ia sudah
berobat ke puskesmas namun belum sepenuhnya menerima diagnosis
kondisinya saat ini. Anak Tn. S dan Ny. W yaitu Tn. T tidak ada keluhan
dan sedang dalam keadaan sehat. Tidak ada anggota keluarga yang
memiliki gangguan mental.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga Ny. W mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
yang spesifik. Penyakit yang pernah di derita yaitu batuk dan flu biasa.
Tidak ada anggota keluarga yang miliki riwayat dirawat di rumah sakit.
Tn. S memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan
riwayat penyakit keluarga yaitu hipertensi dari kedua orang tuanya.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. T, Ny. W, tidak memiliki keluhan dan sedang dalam kondisi sehat. Tn.
S memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan tidak
tahu cara mengatasinya selain obat dan menghindari makanan penyebab
hipertensi.
6. Penyakit Keturunan
Ny. W, tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Sedangkan Tn. S
memiliki riwayat penyakit hipertensi dari kedua orang tuanya.
7. Penyakit Kronis dan Menular
Keluarga Ny. W tidak memiliki penyakit kronis dan menular. Tn. S
memiliki penyakit kronis yaitu hipetensi.
8. Kecacatan Anggota Keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan tidak ada kecacatan dalam anggota
keluarganya dan tidak ada anggota keluarga yang meninggal karena
penyakit.
E. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Denah Rumah
Perumahan

teras U
R.Tamu Kmr.

Kmr. R. Keluarga

Kmr.
Dapur

Kmr.
Mandi
Keterangan :
: Pintu
: Jendela/ventilasi
: PDAM

Keluarga Tn. S tinggal di desa karangwuni kramat utara RT 004/RW


007 Kecamatan magelang utara, kota magelang. jenisnya bangunan
rumah Tn. S yaitu permanen dengan luas rumah 100 m2 luas
pakarangan   2x9 m2 , status kepemilikan adalah milik sendiri, tidak
terdapat pekarangan pada rumah Tn. S hanya terdapat teras kecil untuk
menaruh sepatu dan motor, lantai terbuat dari semen, terdapat ventilasi
di setiap ruangan pada rumah Tn. S, atap rumah dari genteng, ventilasi
rumah pada bagian depan dan belakang  yaitu pintu dan jendela. Sistem
penerangan listrik, pada siang hari cahaya dapat masuk tetapi hanya
sampai ruang keluarga  saja. Komposisi rumah terdiri dari ruang tamu,
3 kamar tidur, ruang keluarga, dapur, kamar mandi.
Keluarga Tn. S mengunakan fasilitas sosial seperti lapangan atau pos
kambling, serta dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Keluarga Tn.
S mengikuti perkumpulan sosial dimasyarakat ini seperti
pertemuan/perkumpulan bapak-bapak dawis kantil dan PKK dawis
kantil. Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat adalah
posyandu dan puskesmas. Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
dengan baik. Fasilitas kesehatan  yang tersedia dapat dijangkau
keluarga dengan menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor.
b. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah di rumah Tn. S diletakkan di dapur dan tertutup.
Cara pembuangan sampah yaitu diangkut oleh petugas setiap harinya.
c. Pembuangan Air Kotor
Pembuangan/ limbah air kotor pada keluarga Tn. S yaitu dibuangn
melalui saluran got. Kondisi limbah keluarga tidak ada yang tersumbat.
d. Sanitasi
Keluarga Tn. S menggunakan sumber air PDAM untuk minum, mandi,
dan mencuci. Tidak ada masalah (tidak berbau ataupun berasa) pada
sumber air PDAM di keluarga Tn. S. Tempat penampungan air
menggunakan ember dan bak mandi dalam kondisi terbuka namun
dikuras setiap minggu. Kebersihan rumah cukup bersih dan rapi.
e. Sumber Pencemaran
Keluarga Tn. S mengatakan tidak ada sumber pencemaran di
lingkungan rumahnya.
f. Sumber Air Minum
Keluarga Tn. S menggunakan sumber air PDAM untuk minum.
Pengolahan air untuk minum dengan cara dimasak.
g. Jamban
Kebiasaan keluarga buang air besar di WC. Keluarga Tn. S
menggunakan jenis WC leher angsa. Jarak PDAM dengan septic tank
yaitu >10 meter.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.S berada di lingkungan RT 004 yang jumlah penduduknya
paling padat di antara RW 007. Mayoritas penduduk bekerja sebagai
karyawan swasta. Hubungan antar tetangga sangat baik, rumah bervariasi
dengan status ekonomi menengah kebawah. Tn.S dan anak pertamanya
mengikuti kegiatan perkumpulan bapak-bapak dawis kantil di lingkungan
tempat tinggalnya, istrinya, mengikuti perkumpulan ibu-ibu PKK untuk
melakukan arisan dan menabung rutin seminggu sekali dan di laksanakan
secara bergantian.
Fasilitas yang ada dimasyarakat yaitu masjid, pasar, sekolah dan
puskesmas. Transportasi yang ada dimasyarakat yaitu angkutan umum dan
ojek.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.S tinggal menempati rumah warisan orang tuanya dari
pertama menikah sampai dengan sekarang. Sebelumnya rumah tersebut
ditempati oleh Tn. S dan adiknya, namun adik Tn. S sudah pindah rumah
sehingga Tn. S memperluas rumahnya hingga seperti saat ini. Keluarga
Tn.S tidak pernah berpindah-pindah rumah.Tn.S bekerja sebagai buruh di
bangunan di sekitar rumahnya. Ia berangkat ke tempat kerja menggunakan
sepeda motor. Ny. W merupakan ibu rumah tangga, dan melakukan
aktivitas seperti ke pasar menggunakan sepeda motor. Anak Tn.S sudah
bekerja dan menggunakan sepeda motor untuk berangkat bekerja.
4. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan seluruh anggota keluarga memiliki jaminan
kesehatan. Tn. S dan Ny. W memiliki jaminan kesehatan KIS dari
pemerintah sedangkan anaknya, memiliki jaminan kesehatan dari BPJS
ketenagakerjaan yang diperoleh dari kantornya bekerja. Saat ini, hanya Tn.
S yang dalam kondisi sakit yaitu hipertensi sedangkan seluruh anggota
keluarga lainnya dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan. Jarak rumah
dengan layanan fasilitas kesehatan Puskesmas sekitar 20 km.
F. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.S menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-
hari. Hubungan Tn.S dengan anggota keluarganya berjalan harmonis, pola
komunikasi yang digunakan keluarga Tn.S adalah komunikasi terbuka.
Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan bersama.
2. Struktur dan kekuatan keluarga
Keluarga Tn. S terdiri dari 1 KK. Secara struktural anggota keluarga yang
paling aktif berperan yaitu Tn. S selaku kepala keluarga yang paling tua.
Dalam pengambilan keputusan, Tn. S selalu memusyawarahkannya
bersama istri, dan anaknya yaitu Tn. T
3. Struktur peran (Formal dan Informal)
Tn. S berperan sebagai seorang suami dari Ny. W yang bertugas untuk
mencari nafkah, seorang ayah bagi anaknya. Sedangkan Ny.W berperan
sebagai istri dari Tn.S sekaligus sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
rumah.

G. Nilai dan norma keluarga


1. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif dalam keluarga Tn. S dilihat dari kepedulian antar
anggota keluarga. Sedangkan Ny.W selalu memperhatikan kebutuhan
suami, anaknya.Setiap anggota keluarga merasa saling melengkapi.
Tidak terdapat konflik dalam keluarga yang berhubungan dengan peran
dan harga diri. Anggota keluarga saling menghormat, menyayangi,
melindungi dan saling menjaga satu sama lain.
b. Fungsi Sosial
Keluarga Tn. S ikut andil dalam setiap kegiatan RT, seperti gotong
royong dan PKK. keluarga memperhatikan norma dan etika dalam
berperilaku, baik dalam lingkungan keluarga maupun di masyarakat.
Tn. S dan Ny. W membesarkan anak-anaknya secara bersama-sama
begitu pula dengan kehidupan rumah tangga anak-anaknya. Interaksi
antar anggota keluarga terjalin baik.
2. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga Tn. Kdan Ny. S mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui
penyakit yang di derita Tn. S yaitu Hipertensi. Tn. S dan keluarga juga
sudah mengetahui pengertian penyakit Hipertensi tetapi kurang
pahammengenai tanda dan gejala, serta faktor penyebab hipertensinya
tidak kunjung sembuh walaupun telah mengonsumsi obat.Keluarga
mengatakan tidak mengetahui cara pengobatan Hipertensi yang dialami
oleh Tn.S selain minum obat.
b. Mengambil Keputusan Tentang Tindakan yang Tepat
Keluarga Ny. W sudah mampu untuk mengambil keputusan terhadap
anggota keluarga yang sakit (Tn. S) sehingga langsung dibawa ke
Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Keluarga Tn.S belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
terbukti dengan Tn. S belum menerapkan pola hidup sehat seperti
mengurangi makanan yang asin dan olahraga untuk mengontrol tekanan
darahnya. Tn. S hanya mengonsumsi obat penurun tensi untuk
mengontrol tekanan darahnya.
d. Memelihara lingkungan rumah yang Sehat
Keluarga Tn.S mengatakan bahwa mereka tahu untuk menjaga
kebersihan lingkungan untuk menjaga kesehatan. Kondisi rumah
keluarga Tn.S cukup bersih dan rapi, tidak terdapat barang atau sampah
yang berserakan. Keluarga Tn.K membuang limbah ke got dan sampah
yang tertutup rapi dan diangkut petugas.
e. MemanfaatkanFasilitas Pelayanan Kesehatan
Tn.S mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga mempunyai jaminan
kesehatan dan apabila ada anggota keluarga yang sakit akan langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.S mengatakan memiliki seorang anak yaitu laki-laki. Saat ini
anaknya belum menikah. Sebelumnya Ny.W pernah menggunakan pil KB
± 10 tahun dan saat ini sudah berhenti karena siklus menstruasinya tidak
lancar.
4. Fungsi ekonomi
Dalam upaya pemenuhan sandang pangan, Tn. S bekerja sebagai buruh
dan dibantu oleh anak laki-laki. Keluarga Tn.S mengatakan dalam
menyediakan makanan sehari 3x1 dengan menu makanan sederhana (nasi,
lauk dan sayur). Keluarga Tn. S mengatakan penghasilannya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
H. Stress dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stress jangka pendek keluarga saat ini adalah kesehatan Tn.S, sedangkan
stress jangka panjangnya adalah komplikasi yang mungkin terjadi akibat
hipertensi Tn.S.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Jika ada masalah dalam keluarga Tn.S selalu membicarakan dengan istri
dan anak-anaknya sebagai kepala keluarga. Biasanya masalah dapat
diselesaikan.
3. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. S mengatakan untuk menangani masalahnya saat ini, biasanya Tn. S
dianjurkan untuk beristirahat dan tidak banyak pikiran.
I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Ny. W Tn.S Tn. T
Fisik
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis
Tekanan Darah 100/70 mmHg 180/90 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 80 x/menit 88 x /menit 74 x/menit
RR 24 x/menit 21 x/menit 21 x/menit
Suhu 36,6 0C 36,8 0C 36,0 0C
Kepala kulit kepala dan kulit kepala bersih, Rambut berwarna
rambut menipis rambut berwarna hitam bersih, kulit
berwarna hitam hitam bersih, tak kepala bersih, tak
sedikit beruban, ada lesi. ada lesi.
bersih, tak ada
lesi.
Mulut Tidak ada Tidak ada Tidak ada
stomatitis, indra stomatitis, indra stomatitis, indra
pengecap baik pengecap baik pengecap baik
Mata Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva tidak conjungtiva tidak conjungtiva tidak
anemis, sclera anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak
tidak ikterik, ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan
penglihatan sedikit menurun baik
menurun
Hidung Bersih, tidak ada Bersih, Tidak ada Bersih, tidak ada
polip polip. polip.
Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen, serumen, serumen,
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran thiroid. pembesaran thyroid
thyroid
Dada dinding dada dinding dada Dada simetris
simetris simetris
Punggung Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
Jantung  Inspeksi: Ictus  Inspeksi: Ictus  Inspeksi: Ictus
cordis tampak cordis tampak cordis tampak
jelas jelas jelas
 palpasi : Ictus  palpasi : Ictus  palpasi : Ictus
cordis teraba di cordis teraba di cordis teraba di
IC V sinistra. IC V sinistra. IC V sinistra.
 perkusi : bunyi  perkusi : bunyi  perkusi : bunyi
tidak pekak, tidak pekak, tidak tidak pekak, tidak
tidak ada ada akumulasi ada akumulasi
akumulasi cairan. cairan.
cairan.  auskultasi :  auskultasi :
 auskultasi : reguler (S1>S2) reguler (S1>S2)
reguler (S1>S2)
Paru Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris
palpasi : tidak palpasi : tidak palpasi : tidak
terdapat terdapat terdapat
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
vokal vremitus vokal vremitus vokal vremitus
sama keras sama keras sama keras
perkusi : suara perkusi : suara paru perkusi : suara paru
paru kiri dan kiri dan kanan sama kiri dan kanan sama
kanan sama auskultasi : bunyi auskultasi : bunyi
auskultasi : bunyi paru vesikuler, tak paru vesikuler, tak
paru vesikuler, ada suara tambahan. ada suara tambahan.
tak ada suara
tambahan.
Abdomen inspeksi : bentuk inspeksi : bentuk inspeksi : bentuk
supel supel supel
palpasi : tidak palpasi : tidak palpasi : tidak
terdapat massa, terdapat massa, terdapat massa,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
perkusi : bunyi perkusi : bunyi perkusi : bunyi
timpani timpani timpani
auskultasi : bising auskultasi : bising auskultasi : bising
usus 12 x/menit usus 12 x/menit usus 12 x/menit
Kulit keriput, kering Sedikit keriput, dan Turgor kulit baik.
dan kurang kering
elastis, terdapat
bintik-bintik
hitam.
Ekstremitas Fungsi Fungsi pergerakan Fungsi pergerakan
pergerakan baik, tidak terdapat baik, tidak terdapat
terbatas edema edema

Eliminasi BAB lancar, frekuensi BAB 2 BAB lancar, 1 x


1xsehari, BAK 5- hari sekali dengan sehari, BAK 5-6 x
6x/hari konsistensi lembek sehari
berwarna coklat,
BAK 5-6/hari
Keluhan Tidak ada keluhan Hipertensi Tidak ada keluhan

J. Harapan keluarga
Ny. W mengatakan berharap untuk diberikan penanganan yang tepat sehingga
Tn.S dapat sembuh dan mengontrol tekanan darahnya.
ANALISA DATA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tanggal Data Fokus Masalah


Keperawatan
1 Senin, Data Subyektif : Ketidakefektifan
26 - Tn. S dan keluarga mengatahui tentang manajemen
Oktober hipertensi tetapi kurang paham mengenai tanda kesehatan keluarga
2020 dan gejala, serta faktor penyebab hipertensinya
tidak kunjung sembuh walaupun telah
mengonsumsi obat.
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara
pengobatan Hipertensi yang dialami oleh Tn.S
selain minum obat.
Data Obyektif :
- Keluarga tampak bertanya-tanya tentang
penyakit dan cara penanganan penyakit
Hipertensi yang dialami oleh Tn. S.

SKORING/ PRIORITAS

18
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan :

Defisit Pengetahuan pada keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah kesehatan (Hipertensi)

Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran

Sifat masalah:

 Aktual 3 1 3/3 X 1 Sifat masalah aktual karena keluarga


 Resiko Tn. S mengatakan mengatahui
2 =1
 Potensial tentang hipertensi tetapi kurang
1 paham mengenai tanda dan gejala,
serta faktor penyebab hipertensinya
tidak kunjung sembuh walaupun
telah mengonsumsi obat.
Kemungkinan masalah
untuk diubah :

 Mudah
2 2 ½X2 Keluarga Tn. S mengatakan mau
 Sebagian
untuk belajar dan menerima
 Tidak dapat 1 =1
informasi tentang hipertensi
0 (pengertian, tanda gejala, penyebab,
komplikasi, pencegahan dan diet)
untuk penderita hipertensi

Potensial masalah
untuk dicegah

 Tinggi
3 1 2/3 X 1 Tn. S mengatakan mengatahui
 Cukup
19
 Rendah 2 = 2/3 tentang hipertensi tetapi kurang
paham mengenai tanda dan gejala,
1
serta faktor penyebab hipertensinya
tidak kunjung sembuh walaupun
telah mengonsumsi obat, sehingga
dengan adanya pemberian informasi
kemungkinan masalah untuk dicegah
semakin baik

Menonjolnya masalah

 Segera diatasi 2 1 2/2 X 1 Keluarga mengatakan hipertensi yang


 Tidak segera diialami oleh Tn. S perlu segera
1 =1
diatasi ditangani agar tidak mengakibatkan
 Tidak dirasakan hal buruk di kemudian hari.
adanya masalah
0

3 2/3
TOTAL

No Diagnosis Kep. Tujuan dan kriteria Rencana Intervensi


Keluarga hasil

1. Ketidakefektifan TUM : 1.   Berikan pengetahuan keluarga


manajemen tentang karakteristik
20
kesehatan keluarga Setelah dilakukan penyakit  hiprtensi dan perawatannya.
kunjungan 2-3 hari
selama 30 menit 2.   Diskusikan bersama tentang
keluarga dapat karakteristik penyakit hipertensi dan
mengenal karakteristik perawatannya.
penyakit (hipertensi) 3.   Berikan bimbingan dengan ilustrasi
dengan kriteria menggunakan brosur dan sebagainya.
evaluasi :
4.   Dengarkan dengan seksama
TUK 1 : sanggahan yang diajukan keluarga.
- klien dapat 5.   Tanggapi  pertanyaan dengan sabar.
menyebutkan dengan
jelas dan benar 6.   Bimbing keluarga untuk mengulangi
mengenai pengertian penjelasan yang sudah diberikan.
hipertensi, penyebab
7.  Berikan pujian bila keluarga mampu
serta tanda dan gejala.
menjawab dengan baik dan benar.
TUK 2 :
8. Berikan dorongan kepada keluarga
- klien dapat menjawab dan Ny.W untuk membuat keputusan
pertanyaan dengan baik
9. Ajarkan teknik autogenik untuk
dan benar
menurunkan hipertensi sebagai terapi
TUK 3 : komplementer

- klien memperhatikan
dengan baik keputusan
yang dibuat
keluarganya sendiri

TUK 4 :

- klien melaksanakan
apa yang sudah
diajarkan dengan baik
yaitu terapi autogenik
untuk menurunkan
hipertensi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Waktu Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi Paraf


Keluarga

1. 26/10/20 Ketidakefektifan - Mengucapkan salam S:


manajemen -  Memvalidasi
 Keluarga
kesehatan keluarga keadaan keluarga
21
- Mengingatkan menjawab salam
kontrak  Ny. W mengatakan
- Menjelaskan tujuan Tn.S masih sedikit
pusing sepertinya
1.  memberikan tensinya tinggi
pengetahuan keluarga  Keluarga
tentang karakteristik menyetujui
penyakit  hipertensi dan pertemuan saat ini
perawatannya. selama 30 menit
tentang pentingnya
2.   mendiskusikan
aktifitas sehari-
bersama tentang
hari.
karakteristik
  Keluarga dan
penyakit hipertensi dan
pasien mengatakan
perawatannya.
setelah diberi
3.   memberikan penjelasan
bimbingan dengan mengenai
ilustrasi menggunakan hipertensi sekarang
brosur dan sebagainya. sudah memahami
tentang hipertensi
4.   membimbing  Keluarga dan
keluarga untuk pasien mengatakan
mengulangi penjelasan pengertian, tanda
yang sudah diberikan. dan gejala, serta
penyebab dan cara
5.  memberikan pujian
mengatasi
bila keluarga mampu
hipertensi
menjawab dengan baik
dan benar.   Keluarga sudah
membawa Tn.S ke
6. mengajarkan teknik puskesmas.
autogenik untuk  Tn S. Mengatakan
menurunkan hipertensi sudah mengerti
sebagai terapi mengenai terapi
komplementer autogenik setelah
diajarkan.

                                  
O:

 Keluarga
kooperatif dan
aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang

22
diberikan.
 Keluarga dan
pasien bisa
menjawab
pertanyaan yang
diberikan
 Tn.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi
sudah agak lebih
baik.
 TD: 130/80mmHg

A:

Masalah teratasi
sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

 Berikan
pengetahuan
keluarga
 Diskusikan tentang
karakteristik
hipertensi
 berikan bimbingan
dengan ilustrasi
menggunakan
brosur dan
sebagainya.
 Ingatkan kembali
teknik autogenik
untuk menurunkan
hipertensi sebagai
terapi
komplementer

1. 27/10/20 Ketidakefektifan - Mengucapkan salam S:


manajemen -  Memvalidasi
 Keluarga
kesehatan keluarga keadaan keluarga
menjawab salam
- Mengingatkan
 Ny. W mengatakan
kontrak
Tn.S masih sedikit
- Menjelaskan tujuan
pusing sepertinya
1.  memberikan
tensinya tinggi
pengetahuan
 Keluarga
keluarga tentang
menyetujui
23
karakteristik pertemuan saat ini
penyakit  hipertensi  selama 30 menit
dan perawatannya. tentang pentingnya
2.   mendiskusikan aktifitas sehari-
bersama tentang hari.
karakteristik   Keluarga dan
penyakit hipertensi d pasien mengatakan
an perawatannya. setelah diberi
3.   memberikan penjelasan
bimbingan dengan mengenai
ilustrasi hipertensi sekarang
menggunakan brosur sudah memahami
dan sebagainya. tentang hipertensi
4.   membimbing  Keluarga dan
keluarga untuk pasien mengatakan
mengulangi pengertian, tanda
penjelasan yang dan gejala, serta
sudah diberikan. penyebab dan cara
5.  memberikan pujian mengatasi
bila keluarga mampu hipertensi
menjawab dengan   Keluarga sudah
baik dan benar. membawa Tn.S ke
6. mengajarkan teknik puskesmas.
autogenik untuk  Tn S. Mengatakan
menurunkan sudah mengerti
hipertensi sebagai mengenai terapi
terapi komplementer autogenik setelah
diajarkan.
                                  
O:

 Keluarga
kooperatif dan
aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan.
 Keluarga dan
pasien bisa
menjawab
pertanyaan yang
diberikan
 Tn.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi
sudah agak lebih

24
baik.
 TD: 130/90mmHg

A:

Masalah teratasi
sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

 Berikan
pengetahuan
keluarga
 Diskusikan tentang
karakteristik
hipertensi
 berikan bimbingan
dengan ilustrasi
menggunakan
brosur dan
sebagainya.
 Ingatkan kembali
teknik autogenik
untuk menurunkan
hipertensi sebagai
terapi

1. 28/10/20 Ketidakefektifan - Mengucapkan salam S:


manajemen -  Memvalidasi
 Keluarga
kesehatan keluarga keadaan keluarga
menjawab salam
- Mengingatkan
 Ny. W mengatakan
kontrak
Tn.S masih sedikit
- Menjelaskan tujuan
pusing sepertinya
1.  memberikan
tensinya tinggi
pengetahuan
 Keluarga
keluarga tentang
menyetujui
karakteristik
pertemuan saat ini
penyakit  hipertensi 
selama 30 menit
dan perawatannya.
tentang pentingnya
2.   mendiskusikan
aktifitas sehari-
bersama tentang
hari.
karakteristik
  Keluarga dan
penyakit hipertensi d
pasien mengatakan
an perawatannya.
setelah diberi
3.   memberikan
penjelasan
bimbingan dengan
mengenai
ilustrasi
25
menggunakan brosur hipertensi sekarang
dan sebagainya. sudah memahami
4.   membimbing tentang hipertensi
keluarga untuk  Keluarga dan
mengulangi pasien mengatakan
penjelasan yang pengertian, tanda
sudah diberikan. dan gejala, serta
5.  memberikan pujian penyebab dan cara
bila keluarga mampu mengatasi
menjawab dengan hipertensi
baik dan benar.   Keluarga sudah
6. mengajarkan teknik membawa Tn.S ke
autogenik untuk puskesmas.
menurunkan  Tn S. Mengatakan
hipertensi sebagai sudah mengerti
terapi komplementer mengenai terapi
autogenik setelah
                                   diajarkan.

O:

 Keluarga
kooperatif dan
aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan.
 Keluarga dan
pasien bisa
menjawab
pertanyaan yang
diberikan
 Tn.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi
sudah agak lebih
baik.
 TD: 130/90mmHg

A:

Masalah teratasi
sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

26
 Berikan
pengetahuan
keluarga
 Diskusikan tentang
karakteristik
hipertensi
 berikan bimbingan
dengan ilustrasi
menggunakan
brosur dan
sebagainya.
 Ingatkan kembali
teknik autogenik
untuk menurunkan
hipertensi sebagai
terapi

27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Pada kasus ini, dapat di diagnosis sebagai penyakit hipertensi. Diagnosis tersebut
didapatkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Klien sering mengeluh pusing,
pegal di daerah tengkuk dan susah tidur. Klien tidak mempunyai riwayat penyakit
DM, namun klien memiliki gaya hidup yang kurang baik seperti merokok dan suka
makan makanan mengandung garam berlebih. Berdasarkan pengkajian tanda-tanda vital
didapatkan TD : 180/90 mmHg, Suhu : 36,8o C, Nadi : 88 x/menit, RR : 21 x/menit,
Keadaran Umum : baik, Kesadaran composmentis, GCS : E 4 V5 M6.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengumpulan data
yang akurat dan secara sistematis dalam membantu dan menentukan status kesehatan
klien serta merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan hal tersebut, penulis
melakukan pengkajian pada Tn.S dengan hipertensi yang ada di Desa Karangwuni
Kramat Utara Rt 004 / Rw 007 Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang pada
tanggal 26 Oktober 2020. Adapun pengkajian yang difokuskan pada kasus hipertensi
ialah Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga. Adapun keluhan utama Tn. S
pada saat dikaji adalah mengeluh pusing, pegal di daerah tengkuk dan susah tidur.
2. Diagnosis
Secara teori konsep keperawatan pada kasus hipertensi dan jantung coroner maka
diagnosa keperawatan yang lazim muncul menurut Riasmini, et all., (2017), yaitu
sebagai berikut :
a. Nyeri akut
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
c. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien Tn. S dengan hipertensi
yaitu : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Langkah selanjutnya adalah perencanaan dimana perawat akan menyusun rencana
yang akan dilakukan pada klien. Intervensi keperawatan yang dilakukan kepada Tn.S

28
berfokus kepada tindakan terapi autogenik untuk menurunkan tekanan darah, rencana
tindakan yang dilakukan yaitu:
1. Observasi tanda-tanda vital
Monitor tanda-tanda vital, diharapkan dapat mengetahui keadaan umum pasien
secara rinci sehingga bisa mengobservasi proses perkembangan penyakit dan tingkat
keberhasilan perawatan.
2. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Makan buah dan sayur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, antara
lain meningkatkan imunitas, memperlancar peredaran darah, mengurangi obesitas dan
meingkatkan asupan gizi.
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
Melakukan olehraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh antara lain
mengendalikan tekanan darah, mencegah obesitas dan meningkatkan sistem imun.
4. Ajarkan klien dan keluarga melakukan terapi autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang bersumber dari diri sendiri berupa
kata-kata atau kalimat pendek ataupun pikiran yang bisa membuat pikiran tentram.
Tujuan dari relaksasi autogenik ini adalah memberikan perasaan nyaman, mengurangi
stres khususnya stres ringan, memberikan ketenangan, mengurangi ketegangan.
Maryam (2010:82). Autogenik adalah pengaturan diri atau pembentukan diri sendiri.
Istilah autogenic secara spesifik menyiratkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk
mengendalikan beragam fungsi tubuh, seperti frekuensi jantung, aliran darah dan
tekanan darah. (Luthe, 2000:151 dalam Dewi, 2016:29). Sedangkan Menurut (Davis,
1995:83) Latihan otogenik adalah program sistematis yang akan melatih tubuh dan
jiwa anda berespon dengan cepat dan efektif terhadap perintah verbal untuk rileks dan
kembali pada keadaan seimbang dan normal. Cara ini merupakan salah satu cara yang
paling efektif dan komprehensif untuk menurunkan stress kronis. Jadi dari beberapa
pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari relaksasi autogenik
adalah relaksasi yang bersumber dari dalam diri pribadi, yang berupa katakata yang
sifatnya membuat tentram dan mengurangi ketegangan.

29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang dipaparkan tentang diagnosis ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga, perlakuan intervensi dengan memberikan teknik
autogenik yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah. Teknik terapi autogenik
dilakukan dengan melatih tubuh dan jiwa anda berespon dengan cepat dan efektif
terhadap perintah verbal untuk rileks dan kembali pada keadaan seimbang dan normal.
B. Saran
Diharapkan pasien dan keluarga dapat melakukan terapi autogenik untuk
menurunkan tekanan darah.

DAFTAR PUSTAKA
30
Atmojo, J. T., Putra, M. M., Astriani, N. M. D. Y., Dewi, P. I. S., & Bintoro, T. (2017).
Efektifitas Terapi Autogenik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. 51–
60.

Juwariyah, S. S. (2018). Effectiveness of Autogenic Relaxation on Reduction of Blood.


Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 10, 1–6.

Ni Made R & Henni P. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu Keluarga Kelompok
dan Komunitas dengan Modifikasi Nanda ICNP NOC dan NIC di Puskesmas dan
Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia

Simandalahi, T., Sartiwi, W., & Novita Angriani L.Toruan, E. (2019). Pengaruh Teknik
Terapi Autogenik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Endurance, 4(3), 641. https://doi.org/10.22216/jen.v4i3.4471

Sukarmin, & Rizka, H. (2015). Terapi Autogenik Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi di Rumah Sakit Daerah Kudus. Sukarmi, Rizka Himawan, 6(3), 86–93.

Sutanti, T., Jaenudin, & H.Sodikin. (2017). Pengaruh Teknik Terapi Autogenik
Terhadappenurunan Tekanan Darah Pada Penderita hipertensi di Posbindu Penyakit
tidak Menulardesa Linggajati kabupaten Kuningan. 0, 1–6.

31

Anda mungkin juga menyukai