Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Keperawatan


Jiwa

Disusun oleh:
SAMUEL BAYU SANTOSO HARI SUSILO
165070200111010

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
CITRA TUBUH

A. DEFINISI
Menurut Honigman dan Castle (2007), citra tubuh adalah gambaran
mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana
seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang
dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas
penilaian orang lain terhadap.
Hal yang serupa dikemukakan oleh Schilder yang mendefinisikan citra
tubuh sebagai gambaran tentang tubuh individu yang terbentuk dalam
pikirannya, atau gambaran tubuh individu menurut dirinya sendiri (Frith &
Glesson, 2006).
B. JENIS/ MACAM
1. Citra tubuh yang negative
Merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu,
perasan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya.
Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk
tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan
pribadi. Individu merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan
badannya. Individu merasakan canggung dan gelisah terhadap
badannya (Dewi, 2009).
2. Citra Tubuh yang positif
Merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu,
individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu
memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil
dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu
merasakan bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan
tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan,
dan kalori. Individu merasakan yakin dan nyaman dengan kondisi
badannya (Dewi, 2009).
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh, (Harnawatiaj, 2008) yaitu:
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi.
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh.
4. Persepsi negatif pada tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan.
D. FASE
1. Syok Psikologis
Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak
perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok
psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang
terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien
menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak
dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan ,
tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara
emosional. Klien menjadi pasif, tergantung, tidak ada motivasi dan
keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau
berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi
dengan gambaran diri yang baru.
E. PSIKOPATOLOGI

Isolasi sosial: menarik diri dari lingkungan

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Menolak keadaan yang terjadi Dapat memahami dan


menghargai
(marah, malu, takut,putus asa keadaan tubuhnya
persepsi negative terus-terusan)

Koping tdk berhasil Mekanisme koping berhasil

Rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian, pengingkaran,


kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan)

Gangguan Citra Tubuh

Perubahan bentuk, ukuran, fungsi, keterbatasan tubuh

Faktor Predisposisi dan Presipitasi

F. PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN


1. PEMERIKSAAN
Pengukuran menggunakan Multidimensional Body Self Relation
Questionnaire-Appearance Scale(MBSRQ-AS). Citra tubuh dalam
MBSRQAS dibagi menjadi lima dimensi, yaitu:
a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan) Dimensi yang diukur
berhubungan dengan evaluasi penampilan dan keseluruhan tubuh,
apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan atau tidak
memuaskan.
b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan) Dimensi yang
diukur adalah tingkat perhatian individu terhadap penampilan dirinya
dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
penampilan dirinya.
c. Body Area Satisfaction (Kepuasan Terhadap Bagian Tubuh)
Mengukur tingkat kepuasan terhadap bagian tubuh secara spesifik
seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, pinggul, kaki),
tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada,
bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan.
d. Overweight Preoccupation (Kecemasan Menjadi Gemuk) Mengukur
kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan individu terhadap
berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan
berat badan dan membatasi pola makan.
e. Self-Classified Weight (Pengkategorian Ukuran Tubuh) Mengukur
bagaimana individu mempersepsikan dan menilai berat badannya,
dari sangat kurus sampai sangat gemuk.
2. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Inisial : ______________________ Tanggal Pengkajian :
Umur : ___________________ RM No. :
Alamat :___________________________
Pekerjaan :______
Informan :_________________
2. Alasan Masuk
1) Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2) Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi.
3) Menolak penjelasan perubahan tubuh.
4) Preakupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
5) Persepsi negatif terhadap tubuh.
6) Mengungkapkan keputusan.
7) Mengungkapkan ketakutan.
3. Faktor Presipitasi/ Riwayat Penyakit Sekarang
a. Faktor predisposisi
Adanya riwayat :
 Biologis
Penyakit genetik dalam keluarga, pertumbuhan dan
perkembangan masa bayi,anak dan remaja.
 Psikologis
Gangguan kemampuan verbal, kognitif dengan nilai masyarakat,
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak
realitis.
 Sosial budaya
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya
bertentangan dengan nilai indvidu, pengalaman sosial yang tidak
menyenangkan, kegagalan peran sosial.
b. Faktor presipitasi
 Trauma
 Penyakit kelainan hormonal
 Operasi atau pembedahan
 Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan : malnutrisi
 Perubahan psiologis tubuh
 Prosedur medis dan keperawatan : efek pengobatan,radioterapi
dan kemoterapi

4. Pengkajian Psikososial (Sebelum Dan Sesudah Sakit Konsep Diri


a. Citra tubuh : Sebelum sakit klien cukup bahagia dengan apa yang
ada pada dirinya. Setelah sakit klien merasa malu
karena cacat pada tubuhnya.

b. Identitas : Setelah sakit klien berubah menjadi pendiam, tidak


seperti dirinya yang dulu.

c. Peran : Setelah sakit klien meninggalkan perannya.

d. Harga diri : Setelah sakit klien mengalami penurunan harga diri


sehingga ia merasa malu untuk berinteraksi dengan
orang lain

Masalah keperawatan : Gangguan citra tubuh


DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Objektif
 Hilangnya bagian tubuh perubahan anggota tubuh baik bentuk
maupun fungsi.
 Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
 Menolak melihat bagian tubuh.
 Menolak menyentuh bagian tubuh.
 Aktifitas sosial menurun
2. Subjektif
 Menolak perubahan anggota tubuh saat ini
 Mengatakan hal yang negative tentang anggota tubuhnya yang tidak
berfungsi
 Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputus
asaan
 Menolak berinteraksi dengan orang lain
 Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh
yang terganggu
 Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi
 Merasa asing terhadap tubuh yang hilang

ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. DS: Gangguan citra tubuh b.d (cedera,


perseptual, psikososial, pembedahan,
trauma, terapi penyakit) d.d
DO: mengungkapkan perasaan yang
mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu (misal,
penampilan, struktur, dan fungsi).

Risiko harga diri endah situsional b.d


gangguan citra tubuh, perubahan peran
sosial, kehilangan, gangguan fungsi.

G. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan citra tubuh b.d (cedera,


perseptual, psikososial, pembedahan, trauma, terapi penyakit) d.d
mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu (misal, penampilan, struktur, dan fungsi).
2. Risiko harga diri endah situsional b.d
gangguan citra tubuh, perubahan peran sosial, kehilangan, gangguan
fungsi.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik.M. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktek Klinik. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Doenges. M. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri, Edisi


3. Jakarta: EGC.

Hawan. D. 2004. Manajemen Stress, cemas dan depresi. Jakarta : Gaya


Baru.

Keliat,.B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :


EGC.

Anda mungkin juga menyukai