OLEH KELOMPOK 1:
7. Nova Wulandari
Menurut Mirowsky dan Ross (2019) distress diakibatkan oleh dua bentuk utama yaitu depresi
dan kecemasan. Depresi adalah perasaan sedih, kehilangan semangat, kesepian, putus asa, atau
tidak berharga, berharap orang lain mati, kesulitan tidur, menangis, merasa segala sesuatu adalah
sebuah usaha, dan tidak mampu untuk pergi. Kecemasan adalah ketegangan, gelisah, khawatir,
marah, dan takut.
Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam
hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan
serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah
diperbuat (Alimul, 2018).
Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari seseorang yang
menggabungkan aspek psikososial dan biologis seseorang. (Wilkinson, Judith M., 2007: 490).
Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu dalam
menemukan arti kehidupannya.
Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kehidupan,
keyakinan, atau kegamaan dari pasien yang menyebabkan gangguan pada aktivitas spiritual,
yang merubuan akibat dari masalah - masalah fisik atau psikososial yang dialami. (Dochterman,
2004: 120).
ETIOLOGI
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Tujuan tindakan keperawatan gangguan spiritual untuk pasien adalah agar pasien:
2. Tindakan Keperawatan
Inspeksi : Bentuk precodium simetris atau tidak, perubahan bentuk seperti cekung dan
kembung, denyut appeks jantung normal berbentuk tonjolan kecil, denyut nadi ada
dada simetris atau tidak denyut vena pada dada dan punggung normalnya tidak terlihat
Perkusi : Jantung kondisi normal bila luas kanan dan kiri seimbang
Auskultasi : Suara jantung normal bila tidak ada suara bising dan tidak terdengar
melemah
10. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris apa tidak, datar(flat), cekung, atau buncit, umbilicus
Palpasi : Ada nyeri tekan apa tidak, ada pembesaran hepar atau tidak, terdapat apendisitis
atau tidak
Auskultasi : Peristaltic usus, normalnya 5-35x/menit atau tiap 5-15 detik sekali.
Genetalia : Pernah mengalami atau ada kelainan genetalia apa tidak, terpasang kateter
apa tidak
Anus : Pernah mengalami atau ada kelainan pada anus apa tidak
12. Ekstremitas : Kekuatan otot lemah apa tidak, kekuatan ototnya pada skala berap
13. Integument : Turgor kulit baik apa tidak, sianosis apa tidak.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Lab
- Foto Rontgen
- Usg
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Distres spiritual berhubungan dengan gangguan sosio-kultural ditandai dengan merasa menderita atau tidak berdaya, tidak
mampu beribadah, koping tidak efektik.
II. INTERVENSI
No Diagnosis Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Distres spiritual Setelah dilakukannya - Yakinkan bahwa perawat - Klien percaya bahwa perawat
asuhan keperawatan bersedia mendukung selama akan bersedia mendukung selama
masa ketidakberdayaan masa ketidakberdayaan
Klien mampu - Sediakan privasi dan waktu - Klien selalu menjaga privasi
menyatakan mencapai kenyamanan tenang untuk aktivitas spiritual dan selalu ada waktu tenang
dari - Fasilitasi melakukan kegiatan untuk aktivitas spiritual
pelaksanaan praktik spiritual ibadah - Klien mampu melakukan
- Anjurkan metode relaksasi, ibadahnya
sebelumnnya dan merasa kehidupannya mediasi, dan imajinasi - Klien mampu melakukan metode
berarti/bermakna dengan kriteria hasil : terbimbing relaksasi secara terbimbing
SLKI : Status Spiritual - Atur kunjungan dengan - Klien selalu bersedia menemui
1. Verbalisasi makna dan tujuan rohaniawan (mis, ustad, pendeta, rohaniawan
room, biksu) (mis : ustad,
hidup meningkat. pendeta, room, biksu )
2. Perasaan takut menurun
3. Kemampuan beribadah membaik
V. EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat
dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada
penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 2014
dalam Deswani, 2019).
SEKIAN
TERIMA KASIH