Anda di halaman 1dari 23

* Askep klien dengan distres

spiritual
*Pengertian
*Spiritualitas
adalah suatu aktivitas individu untuk
mencari arti dan tujuan hidup yang berhubungan
dengan kegiatan spiritual atau kegiatan
keagamaan.
*Distersspiritual merupakan suatu respons akibat
suatu kejadian yang traumatis baik fisik maupun
emosional yang tidak sesuai dengan keyakinan
atau kepercayaan klien dalam menerima
kenyataan yang terjadi.
Pengertian

Distres Spiritual adalah suatu gangguan yang


berhubungan dengan prinsip kehidupan, keyakinan,
kepercayaan, atau keagaman pasien yang menyebabkan
gangguan pada aktivitas spiritual akibat masalah-
masalah fisik atau psikologis yang dialami.”
*Tujuan pencapaian

Manajemen
Askep
Karakteristik

Penyebab

Definisi

Distres Spiritual
Penyebab distres spiritual meliputi:

*Faktor fisik; Kecacatan akibat kecelakaan atau


bencana alam atau buatan manusia.
*Faktor psikologis; Kehilangan orang yang
berarti/harta benda akibat bencana.
*Faktor lingkungan; Gangguan akibat kerusakan
/hilangnya potensi atau situasi lingkuangan yang
selama ini akrab dengan klien.
*Karakteristik distres spiritual
Karakteristik Distres Spritual meliputi 4 hubungan dasar yaitu (Nanda, 2005) :
Hub. dgn diri Ungkapan kekurangan, Marah, Kesalahan, dan
Koping yang buruk

Hub.dgn orang lain Menolak berhubungan dengan tokoh agama; Menolak interaksi dengan tujuan dan
keluarga; Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung; dan Mengungkapkan
pengasingan diri

Hub. dgn seni, Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan


musik, literatur, & musik, menulis); Tidak tertarik dengan alam; Tidak tertarik dengan bacaan
alam keagamaan

Hub. dgn kekuatan


Ketidakmampuan untuk berdo’a; Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
yg lebih besar dr
dirinya kegiatan keagamaan; Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan;
Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama; Tiba-tiba berubah praktik agama;
Ketidakmampuan untuk introspeksi.
*Patofisiologi
*Patofisiologi distres spiritual tidak bisa dilepaskan
dari stres dan struktur serta fungsi otak. Ketika
kita mengalami stres, otak kita akan berespon.
*Kegagalan otak untuk melakukan fungsi
kompensasi terhadap stresor akan menyebabkan
seseorang mengalami perilaku maladaptif dan
sering dihubungkan dengan munculnya gangguan
jiwa.
Tanda dan gejala Tanda dan gejala
*Selalu menyanyakan kebenaran *Menyatakan perasaan tidak ingin
keyakinan yang dianutnya. hidup.
*Merasa tidak nyaman terhadap *Merasa kekosongan jiwa yang berkaitan
keyakinan atau nilai yang dianutnya. dengan keyakinan atau agamanya.
*Ketidakmampuaan melakukan *Mengatakan putus hubungan dengan
kegiatan keagamaan yang biasa orang lain atau Tuhan.
dilakukannya secara rutin. *Mengekspresikan perasan, marah,
takut, cemas terhadap arti hidup ini,
*Perasaan ragu terhadap nilai atau
keyakinan yang dimilikinya. penderitaan, atau kematian.

*Manifestasi klinis
* Konsep manajemen
askep
distres spiritual
*Pengkajian Keperawatan
(apa keyakinan saudara?) Apakah saudara memikirkan diri saudara
Faith/ menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan
keyakinan
tentang keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?

(apakah hal ini penting dalam kehidupan saudara). Apa pengaruhnya


Impotance terhadap bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri sendiri?
& influence
Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi perilaku selama sakit?

(Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau religius?) Apakah
Community komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah ada seseorang
didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara cintai atua begini
penting bagi saudara?

Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang


perawat, untuk membantu dalam asuhan keperawatan saudara?
* Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang
mengkarakteristikan distres spiritual
*Perasaan ketika seseorang gagal
*Perasaan tidak stabil
*Perasaan ketidakmmapuan mengontrol diri
*Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam
kehidupan
*Perasaan hampa
Faktor fredisposisi:
*Usia
*Gender
*Pendidikan
*posisi sosial
*latar belakang budaya
*keyakinan
*politik,
*pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
Faktor Presipitasi Faktor Presipitasi
Karena perbedaan tujuan  Karena ketegangan
hidup dalam menjalankan ritual
 kehilanganhubungan dengan keagamaan
orang yang terdekat karena
kematian  perbedaan keyakinan dan
ketidakmampuan
kegagalan dalam menjalin
hubungan baik dengan diri menjalankan peran
sendiri, orang lain, spiritual baik dalam
lingkungan dan zat yang maha keluarga, kelompok
tinggi maupun komunitas.
*Penilaian Terhadap Stressor
*Respon Kognitif (pemikiran)
*Respon Afektif (kesesuaian ekspresi)
*Respon Fisiologis (Kejiwaan)
*Respon Sosial (Interaksi)
*Respon Perilaku ( Tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari)
*Sumber Koping
* Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan
sosial bagi distres spiritual :
* Dukungan emosi, yang terdiri atas rasa empati, caring,
memfokuskan pada kepentingan orang lain.
* Dukungan esteem, yang terdiri atas ekspresi positif
thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang
lain.
Sumber Koping
*Dukungan instrumental, yaitu menyediakan pelayanan langsung yang
berkaitan dengan dimensi spiritual.
*Dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan umpan balik
bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan keyakinan
spiritualnya.
*Dukungan network, menyediakan dukungan kelompok untuk berbagai
tentang aktifitas spiritual.
*Diagnosa keperawatan
Distres Spiritual
Intervensi keperawatan

Tujuan pada Klien:


 Mampu membina hubungan saling percaya dengan
perawat
 Mampu mengungkapkan penyebab distres spiritual
 Mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang
keyakinannya
 Mampu mengembangkan kemampuan mengatasi masalah
dan perubahan keyakinannya
SP-1 (Pada Klien)
*Bina hubungan saling percaya dengan klien
*kaji faktor penyebab distres spiritual pada klien
*bantu klien mengungkapkan perasaan dan pikiran
terhadap agama yang diyakininya
*bantu klien mengembangkan kemampuan mengatasi
perubahan spiritual dalam kehidupan.
SP-2 (Pada Klien)
*Fasilitasi klien dengan alat-alat ibadah sesuai
keyakinannya, fasilitasi klien untuk
menjalankan ibadah sendiri atau dengan
orang lain, bantu klien untuk ikut serta
dalam kegiatan keagamaan.
Tujuan pd Keluarga
*Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
merawat klien dengan masalah spiritual.
*Mengetahui proses terjadinya masalah spiritual
yang dihadapi oleh klien
*Mengetahui cara merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah spritual
*Melakukan rujukan pada tokoh agama apabila
diperlukan.
Tindakan Keperawatan/ SP pada Keluarga
* diskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat klien
* Jelaskan proses terjadinya masalah spiritual yang dihadapi
klien
*Jelaskanpada keluarga cara merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah spiritual
*Bantu keluarga untuk membantu klien melaksanakan kegiatan
spiritual
*Beri pujian bila keluarga mampu melakukan kegiatan positif
*Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai