Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny FT DENGAN

MASALAH PSIKOSOSIAL BERDUKA


STASE KEPERAWATAN JIWA

NENENG TRI AFRIANI,S.Kep


20014104028
BAB I MASALAH UTAMA KEPERAWATAN
Perasaan kehilangan dan berduka dapat terjadi
dalam situasi apapun yang menyebabkan seseorang
mengalami perubahan atau reduksi pada sesuatu
yang berarti baik objek, situasi, atau kemampuan
yang biasanya berkaitan erat dengan kematian dari
orang terdekat. Kehilangan adalah suatu perubahan
atau kehilangan yang tidak dinginkan baik berupa
suatu objek, individu, atau situasi yang dapat
berupa kehilangan aktual seperti kematian
pasangan atau amputasi.
BAB II PROSES TERJADINYA MASALAH
• Definisi
• Suatu gangguan yang terjadi setelah kematian orang terdekat,
pengalaman distress yang menyertai kehilangan gagal
memenuhi harapan normatif dan bermanifestasi gangguan
fungsional (Nanda-I, 2018-2020).

• Berduka disfungsional adalah suatu proses berduka yang


memanjang dan melibatkan peningkatan intensitas emosional
atau respon maladaptif seperti depresi berat atau perilaku yang
menyebakan terjadinya kecanduan (Nugent & Vitale, 2017).
• Psikodinamika dan Dampak
• Menurut Yusuf, Fitryasari, dan Nihayati (2015), membagi kehilangan
menajadi fase akut/jangka pendek dan jangka panjang.
• Fase akut/jangka pendek
• Berlangsung selama 4 sampai 8 minggu setelah kematian, yang terdiri
atas tiga proses, yaitu syok dan tidak percaya, perkembangan
kesadaran, serta restitusi. 1) Syok dan tidak percaya, merupakan
respons awal berupa penyangkalan, secara emosional tidak dapat
menerima pedihnya kehilangan. Akan tetapi, proses ini sesungguhnya
memang dibutuhkan untuk menoleransi ketidakmampuan menghadapi
kepedihan dan secara perlahan untuk menerima kenyataan kematian. 2)
Perkembangan kesadaran, gejala yang muncul adalah kemarahan
dengan menyalahkan orang lain, perasaan bersalah dengan
menyalahkan diri sendiri melalui berbagai cara, dan menangis untuk
menurunkan tekanan dalam perasaan yang dalam. 3) Restitusi,
merupakan proses yang formal dan ritual bersama teman dan keluarga
membantu menurunkan sisa perasaan tidak menerima kenyataan
kehilangan.
Fase jangka panjang
Berlangsung selama satu sampai dua tahun
atau lebih lama. Reaksi berduka yang tidak
terselesaikan akan menjadi penyakit yang
tersembunyi dan termanifestasi dalam
berbagai gejala fisik. Pada beberapa
individu berkembang menjadi keinginan
bunuh diri, sedangkan yang lainnya
mengabaikan diri dengan menolak makan
dan menggunakan alkohol.
Tanda dan gejala

• Kehilangan
• Menurut Prabowo (2014 : 117) tanda dan gejala kehilangan
diantaranya:
• Perasaan sedih, menangis
• Perasaan putus asa, kesepian
• Mengingkari kehilangan
• Kesulitan mengekspresikan perasaan
• Konsentrasi menurun
• Kemarahan yang berlebihan
• Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
• Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
• Reaksi emosional yang lambat
Rentang respon

• Adaptif
• • Menangis, menjerit, menyangkal, menyalahkan diri sendiri,
menawar, bertanya-tanya.
• • Membuat rencana untuk yang akan datang.
• • Berani terbuka tentang kehilangan

• Maladaptif
• • Diam/tidak menangis
• • Menyalahkan diri berkepanjangan.
• • Rendah diri.
• • Mengasingkan diri.
• • Tak berminat hidup.
Akibat

• Inti dari kemampuan seseorang agar dapat bertahan terhadap


kehilangan adalah pemberian makna (personal meaning) yang
baik terhadap kehilangan (Husnudzon) dan kompensasi yang
positif (konstruktur). Apa bila kondisi tersebut tidak tercapai,
maka akan berdampak pada terjadinya depresi. Pada saat
individu depresi sering menunjukkan sikap menarik diri,
kadang sebagai pasien sangat penurut, tidak mau bicara,
menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga, ada
keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik yang ditunjukkan antara
lain : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
manurun( Prabowo, 2014 : 117).
BAB.3 ASUHAN KEPERAWATAN
• Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
• Faktor Presdiposisi :
• Faktor genetik: individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga
yang mempunyai riwayat depresi
• Kesehatan jasmani
• Kesehtan mental
• Pengalaman kehilangan di masa lalu
• Struktur keepribadian
• Faktor presipitasi:
• Kehilangan kesehatan
• Kehilangan fungsi seksualitas
• Kehlangan peran dalam keluarga
• Kehilangan posisi dalam masyarakat
• Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
• Kehilangan kewarganegaraan
• Mekanisme koping
• Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon
antara lain : Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi,
Disosiasi, Supresi dan proyeksi yang digunakan untuk
menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat
menyakitkan. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada
pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan patologis
mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan
dan tidak tepat (Prabowo, 2014 : 117 – 118).
• Respon klien terhadap kehilangan, diantaranya :
• Respon spiritual
• Kecewa dan marah terhadap Tuhan
• Penderitaan karena ditinggalkan
• Tidak memiliki harapan, kehilangan makna
• Respon fisiologis
• Sakit kepala, insomnia
• Gangguan nafsu makan
• Berat badan turun
• Tidak bertenaga
• Gangguan pencernaan
• Perubahan sistem imun dan endokrin
• Respon emosional
• Merasa sedih dan cemas
• Kebencian
• Merasa bersalah
• Perasaan mati rasa
• Emosi yang berubah
• Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda yang hilang
• Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi
• Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
• Respon kognitif
• Gangguan asumsi dan keyakinan
• Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
• Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
• Analisa data
• a.) Data subjektif
• Merasa putus asa dan kesepian
• Kesulitan mengekspresikan perasaan
• Konsentrasi menurun
• b.) Data objektif
• Menangis
• Mengingkari kehilangan
• Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
• Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
• Adanya perubahan dala kebiasaan makan, pola tidur dan
tingkat aktivitas
• Diagnose keperawatan yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan kehilangan dan berduka adalah : NANDA 2018-
2020
• Duka Cita
• Duka Cita Terganggu
• Risiko Duka Cita Terganggu
Rencana tindakan keperwatan
• Membina hubungan saling percaya dengan pasien.
• Berdiskusi mengenai kondisi pasien saat ini (kondisi pikiran, perasaan,
fisik, sosial, dan spiritual sebelum/sesudah mengalami peristiwa
kehilangan serta hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa
kehilangan yang terjadi).
• Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami. Cara verbal
(mengungkapkan perasaan). Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas
fisik). Cara sosial (sharing melalui self help group). Cara spiritual
(berdoa, berserah diri). Memberi informasi tentang sumber-sumber
komunitas yang tersedia untuk saling memberikan pengalaman dengan
saksama. Membantu pasien memasukkan kegiatan dalam jadwal
harian.
• Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di puskesmas.
Evaluasi
• Pasien mampu mengenali peristiwa kehilangan yang dialami.
• Memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan
keadaan dirinya.
• Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya.
• Memanfaatkan faktor pendukung.
• Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka.
• Keluarga memahami cara merawat pasien berduka
berkepanjangan.
• Keluarga mempraktikkan cara merawat pasien berduka
disfungsional.
• Keluarga memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.
Kesimpulan
• Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat
disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan
gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orang-orang yang
menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan
semula(keadaan yang sebelumnya ada menjadi tidak ada).
Kehilangan bisa meliputi kehilangan objek eksternal,
lingkungan yang dikenal, orang terdejat, aspek diri, dn
kehilangan hidup
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
• Identitas Klien
• Inisial : Ny FT (P)Tanggal Pengkajian : 17/11/2020
• Umur : 27 tahun Informan: Ny FT
• Keadaan Klien
• Klien mengatakan bersedih atas meninggalnya nenek klien,
klien mengatakan masih terus merindukan neneknya dan tidak
menerima bahwa nenek klien telah meninggal dunia. klien
mengatakan sangat dekat dengan neneknya sampai pada saat 2
bulan yang lalu neneknya meninggal dunia akibat penyakit
yang diderita.klien sangat bersedih atas meninggalnya sang
nenek dna masih tidak menerima kepergian neneknya
dikarenakan Ny FT menyesal tidak berada di samping neneknya
pada saat meninggal dunia.
Fisik
Tanda vital:
TD:120/80mmHgN:98x/menit
S:36,5°C P: 20x/menit
Ukur: TB: 168 BB: 50
Keluhan fisik: ☐ Ya  Tidak
• Konsep Diri
• Gambaran diri : Klien mengatakan merasa puas dengan keadaan tubuhnya, klien
menyukai warna kulit dan bentuk tubuh yang dimiliki.
• Identitas : Klien mengatakan mengetahui tentang identitas pribadinya, klien
mengatakan bahwa klien memiliki identitas yang berbeda dengan orang lain. Klien
dapat menyebutkan identitas dirinya dengan benar seperti jenis kelamin dan nama.
• Peran : Klien mengatakan perannya di rumah sebagai anak dan perannya di
tempat kerja adalah sebagai karyawan. Ketika berada di rumah klien seringkali
hanya berada di kamar dan tidur untuk menghindari pikiran-pikiran yang dapat
mengingatkan dirinya mengenai neneknya.
• Ideal diri :klien berharap klien akan baik-baik saja setelah kepergian neneknya.
tapi klien mengatakan bahwa klien masih belum percaya neneknya sudah tiada.
Klien merasa sedih dan menangis ketika mengingat neneknya, klien hanya
memandangi foto neneknya, klien mengatakan klien merasa cemas akan kehidupan
nanti di masa depan.
• Harga diri : klien mengatakan klien berhubungan baik dengan orang lain dan
keluarga lainnya selalu memberikan dukangan kepada klien.
•  
• Masalah Keperawatan: ansietas
• Hubungan Sosial
• Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti
baginya adalah kedua orangtua, kakak, dan nenek klien yang
telah meninggal dunia.
• Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarkat: Klien
mengatakan tidak dapat menjalankan perannya di tempat kerja
dengan baik karena selalu mengingat kenangan bersama
dengan neneknya, klien juga jarang dalam bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar dan lebih suka berada di rumahnya.
• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien
mengatakan kurang mampu dalam menjalin hubungan dengan
orang lain
• Masalah Keperawatan: Hambatan Interaksi Sosial
•Status mental
• Pembicaraan:Saat diwawancarai klien berbicara lambat dan terdengar pelan
• Masalah Kepeawatan: Hambatan Komunikasi Verbal
• Aktivitas motorik: Klien tampak lesu dan tidak bersemangat ketika akan
diwawancarai
• Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal
• Alam perasaan
• Jelaskan:klien tampak sedih
• Afek
• Jelaskan: Saat diwawancarai klien hanya berkata-kata tanpa adanya ekspresi
wajah yang timbul
• Interaksi selama wawancara:Saat melakukan wawancara klien jarang dan
hanya sesekali saja melakukan kontak mata.
• Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal

•  
Mekanisme Koping
• Sepeninggal neneknya, klien juga mengatakan sering menghindar
untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang sering klien lakukan
seperti memasakmerapihkan rumah atau berjalan-jalan , dan
sebagainya. Klien lebih suka di dalam kamar dan menyendiri .
• Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping
• Masalah Psikososial dan Lingkungan
• : Klien mengatakan jarang melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitar dan lebih suka menghindar dan berada di kamarnya
• Masalah Keperawatan: Hambatan Interaksi Sosial
• Pengathuan Kurang Tentang
• Klien mengatakan tidak mengetahui cara-cara yang baik untuk
menyelesaikan kesedihan yang dialaminya dan tidak mengetahui
dukungan yang tersedia baik dari teman-teman maupun keluarga.
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping
ANALISA DATA
DATA MASALAH
POHON MASALAH
Data Subjektif : Perubahan aktivitas (efek)
Dukacita
-Klien mengatakan bersedih atas meninggalnya
nenek klien, klien mengatakan masih terus  
merindukan neneknya dan tidak menerima
bahwa nenek klien telah meninggal dunia. klien
mengatakan sangat dekat dengan neneknya Dukacita (core problem)
sampai pada saat 2 bulan yang lalu neneknya  
meninggal dunia akibat penyakit yang
diderita.klien sangat bersedih atas
Kehilangan
meninggalnya sang nenek dan masih tidak
menerima kepergian neneknya dikarenakan Ny
Orang yang (problem)
FT menyesal tidak berada di samping neneknya dicintai
pada saat meninggal dunia.
 
-klien mengatakan bahwa klien masih belum
percaya neneknya sudah tiada. Klien merasa
sedih dan menangis ketika mengingat neneknya,
klien hanya memandangi foto neneknya
 
Data Objektif :
- Klien tampak sedih dan menangis
- Klien tampak menundukkan wajah
 
• INTERVENSI
Data Diagnosa NOC NIC Rasional
Data Subjektif : Dukacita Setelah dilakukan - ucapkan salam terapeutik - membina hubungan saling
-Klien mengatakan bersedih atas tindakan keperawatan - identifikasi kehilangan percaya dan dapat
meninggalnya nenek klien, klien selama 1x6 jam - dukung klien untuk meningkatkan penghormatan
mengekspresikan perasaan terhadap diri
mengatakan masih terus diharapkan klien dapat
merindukan neneknya dan tidak - membina Intervensi
mengenai kehilangan - untuk mengetahu jenis
- dukung klien untuk kehilangan apa yang dialami
menerima bahwa nenek klien hubungan saling mengungkapkan perasaan klien
percaya kepada orang lain - membantu meringankan beban
telah meninggal dunia. klien
- berbagi perasaan - dukung klien untuk melibatkan dan meluapkan emosi yang
mengatakan sangat dekat dengan dengan orang lain
neneknya sampai pada saat 2 diri dalam kegiatan kelompok sedang dialami
- mengekspresikan - buat pernyataan mendukung - agar klien tidak merasa
bulan yang lalu neneknya perasaan nyama dan empaty sendirian
meninggal dunia akibat penyakit dengan lingkungan - rangkul atau sentuh klien - pernyataan mendukung dan
yang diderita.klien sangat - mengungkapkan dengan penuh dukungan empaty akan membuat
bersedih atas meninggalnya sang kecemasan - jelaskan pada keluarga untuk seseorang merasa diperhatikan
terkontrol memberikan perhatian lebih dan dapat mengurangi
nenek dan masih tidak menerima
kepergian neneknya dikarenakan pada klien kecemasan
Ny FT menyesal tidak berada di - ajarkan teknik relaksasi untuk - merangkul dengan dukungan
klien dapat mengurangi stress dan
samping neneknya pada saat
kesedihan
meninggal dunia. - dukungan keluarga dapat
-klien mengatakan bahwa klien membantu proses pemuliha
masih belum percaya neneknya pada orang yang mengalami
sudah tiada. Klien merasa sedih dukacita
dan menangis ketika mengingat - teknik relaksasi nafas dalam
neneknya, klien hanya dapat mengurangi stress baik
stress fisik maupun emosional
memandangi foto neneknya
Data Objektif :
- Klien tampak sedih dan
menangis
- Klien tampak
menundukkan wajah
 
Implementasi
Hari/Tgl Waktu Implementasi Evaluasi
Kamis 19-11- 14.00 - memberikan salam terapeutik S:
2020 - identifikasi kehilangan - klien mengatakan klien merasa
- dukung klien untuk sedih kehilangan ibunya, klien
mengekspresikan perasaan merasa belum percaya ibunya
mengenai kehilangan telah meninggal
- buat pernyataan mendukung dan - klien mengatakan merasa cemas
empaty akan hidupnya tanpa ibunya
   
O:
- klien tampak menceritakan
perasaan yang dia alami saat ini
- klien tampak sedih dan menangis
- klien tampak menundukkan
kepala
- klien tampak mendengar motivasi
yang perawat katakan
- klien tampak mulai tenang tetapi
klien masih menunjukan wajah
cemas
 
A : masalah belum teratasi
 
P : Lanjutkan Intervensi teknik
relaksasi

Anda mungkin juga menyukai