Anda di halaman 1dari 44

TINJAUAN AGAMA DAN SPIRITUAL

TENTANG PALIATIF
JANE BIRINGAN
DEFINISI

• Perawatan paliatif : pendekatan yang bertujuan meningkatkan


kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan
rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna,
dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik,
psikologis, sosial atau spiritual.
• Spiritualitas adalah kebutuhan dasar manusia yang berhubungan
dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan untuk
menemukan arti kehidupan dan tujuan hidup agar mendapatkan
kekuatan, kedamaian, dan rasa optimis dalam menjalankan
kehidupan.
TINJAUAN AGAMA DALAM PERAWATAN PALIATIF

• AGAMA : sistem yang mengatur tata keimanan


(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
Definisi Spiritual Care

• Spiritual care adalah praktek dan prosedur keperawatan yang


dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien
berdasarkan nilai-nilai keperawatan spiritual yang berfokus
pada menghormati pasien, interaksi yang ramah dan simpatik,
mendengar dengan penuh perhatian, memberi kesempatan pada
pasien untuk mengekspresikan kebutuhan pasien, memberikan
kekuatan pada pasien dan memberdayakan mereka terkait
dengan penyakitnya, dan tidak mempromosikan agama atau
praktek untuk meyakinkan pasien tentang agamanya.
Karakteristik Spiritual

1. Hubungan dengan diri sendiri


2. Hubungan dengan orang lain
3. Hubungan dengan alam
4. Hubungan dengan sang pencipta
Peran Spiritual Dalam Palliative Care

• Sbg pencegahan penyakit


• Sbg mekanisme koping
• Sbgi kekuatan dan dukungan
• Sbg hiburan dalam ketekunan beragama
• Meningkatkan perasaan optimis dan kesan positif
• Meningkatkan imunitas shg mempercepat
penyembuhan (healing)
Faktor Yang Mempengaruhi Spiritualitas

• Tahap perkembangan
• Keluarga
• Budaya
• Agama
• Pengalaman hidup
• Krisis dan perubahan
• Terpisah dari ikatan spiritual
• Isu moral terkait dengan terapi
• Askep yg tidak sesuai
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawat
Dalam Pemberian Kebutuhan Spiritual

• Ketidakmampuan perawat untuk berkomunikasi


• Ambigu
• Kurangnya pengetahuan tentang spiritual care
• Hal yang bersifat pribadi
• Takut melakukan kesalahan
• Organisasi dan manajemen
• Hambatan ekonomi
• Gender
• Pengalaman kerja
Peran Perawat Dalam Spiritual Care

Sama hal nya dengan diagnose keperawatan yg lain, perawat


berperan dalam proses keperawatan dalam spiritual
• Pengkajian
• Diagnosa Keperawatan
• Intervensi
• Implementasi
• Evaluasi
• Dossey, Keegan, dan Guzzetta (2005)
Perawat sebagai care provider harus mengintegrasikan konsep
dari teknologi body, mind and spirit kedalam praktek
Keperawatan.
Caranya :
1. Melalui penelitian
2. Melalui pengkajian spiritualitas pasien dan nyeri spiritual yang
dialami pasien
3. Melalui intervensi terapeutik
(Anandarajah dan Hight, 2001).
Masalah spiritual
(distress spiritual)

• Distres spiritual merupakan suatu keadaan yang terjadi


karena adanya diagnosa penyakit kronis, nyeri, gejala fisik,
isolasi dalam menjalani pengobatan serta ketidakmampuan
pasien dalam melakukan ritual keagamaan yang mana
biasanya dapat dilakukan secara mandiri.
• Etiologi dari masalah Distress Spiritual diantaranya
spiritual pain, pengasingan diri (spiritual alienation),
kecemasan (spiritual anxiety), rasa bersalah (spiritual
guilt), marah (spiritual anger), kehilangan (spiritual loss)
dan putus asa (spiritual despair).
Asuhan Keperawatan
Distress Spiritual

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Mengkaji adanya indikasi ketaatan pasien dalam beragama
Menggunakan pendekatan yang menenangkan pasien
Mendengarkan kehidupan spiritual pasien
Menjelaskan pentingnya hubungan dengan tuhan
Menganjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi

4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
Perspektif masing-masing agama mengenai ajal dan musibah

1. Islam
3 manfaat musibah (sakit) ; sbg penghapus dosa, sbg ujian kesabaran, tangga
untuk mencapai derajat yg lebih tinggi di sisi Allah SWT.
2. Kristen
Makna penderitaan : sbg karunia, mrp bagian dari org Kristen, suatu yg bahagia,
memiliki maksud tujuan tertentu, bersifat sementara & diakhiri dg berkat.
3. Budha
Makna kematian utk menyadarkan setiap manusia akan akhir kehidupannya,
bahwa betapa tinggi pun tempatnya, apapun bantuan teknologi atau ilmu
kedokteran yang dimilikinya, pada akhirnya tetap harus mengalami hal yang sama
yaitu di dalam kubur atau menjadi segenggam debu.
4. Hindu
Kematian adl hal yg sangat penting yg menentukan arti kehidupan seseorang, jadi
harus selalu mengingat Tuhan menjelang ajal shg mampu menghantarkan ke
tempat yg indah dlm spiritual.
I WANNA HOLD
YOUR HAND

ASPEK PSIKOSOSIOSPIRITUAL
PERAWATAN PALIATIF
Masalah Psikososial
50%: Pasien

30%: Pasangannya

20%: Keluarga lainnya


MASALAH SOSIAL
Kehilangan pekerjaan
Kebutuhan finansial 
Kehilangan kesempatan
mengadakan relationship
Kondisi penyakit yang buruk akan memicu rasa
terkucilkan

 Pengucilan dapat terjadi melalui 2 cara:


1. Keluhan-keluhan, kesulitan pengobatan dan
kehilangan energi penderita menarik diri dari
kontak sosial
2. Dihindari atau bahkan ditinggal oleh teman dan
keluarga
Koneksi Sosial Dan Kekuatan
Mental Pasien Menjadi Kunci
Penyembuhan
-Professor Matthew During-

 "Interaksi sosial dengan


lingkungan nyatanya
mampu menghambat
pertumbuhan sel
kanker”
Disability
MASALAH PSIKOLOGIS
 Denial
 Marah
 Gangguan Cemas
 Gangguan Depresi
 Gangguan kognitif
 Masalah seksual
 Masalah relationship dengan keluarga
 Dukacita / Berkabung
Tahapan reaksi psikologis
saat mengetahui diagnosis
(E. Kubler-Ross)

 Denial/Penyangkalan
 Marah
 Menawar Penyesuaian
 Depresi
 Menerima
Tahap shock & penyangkalan
Kenapa ?

• tidak semua penderita siap mati ( ± 70 %


ketakutan)
• breaking bad news tidak tepat
• memang masih dalam taraf produktif

Usaha jiwa agar tidak menyakitkan


Bahaya! Makan waktu dan jauh dari fakta
Tahap marah

 Kenapa marah ?
 kecewa proses kehidupan tidak berjalan
sesuai dengan keinginannya .
 Bahaya !!
 proyeksi emosinya ke orang lain/dokter
 proyeksi ke diri sendiri (self-destructive)
Tahap tawar menawar

 Kenapa tawar menawar ?


* ada konflik diri : sadar vs mimpi
* Sebetulnya mulai melihat realita yang ada

 Bahaya !!
* pada kepribadian kurang matang dan kurang
beriman memakan waktu lama
* dimentahkan dengan “false hope”
Tahap depresi
Kenapa ?
* lost of love object  sadar kondisinya
* antisipasi hal hal negatif
* metastase keotak ?
 Hati hati !! Bila fisik lemah, diam, apatis
 kematian tidak lama lagi
depresi
SIG E CAPS
SLEEP
INTEREST
GUILTY
EMOTION
CONSENTRATION
APPETITE
PSYCHOMOTOR
SUICIDE
Tahap pasrah
 Pasrah bukan berarti putus asa
 menerima kenyataan & memanfaatkan
sisa hidup
 Banyak yang bisa dilakukan
 menyelesaikan tugas & tanggung jawab
(pesan & wasiat)
 meningkatkan kwalitas beribadah
 Hati-hati dengan kondisi fisik “ membaik”
Penderita penyakit kronis harus belajar untuk
hidup bersama dengan penyakitnya yang tidak
dapat disembuhkan

Tidak mudah

bukan karena terlalu banyak aspek medis


penyakitnya, tetapi karena masalah sosial
dan psikologis yang disebabkan terus
menerus mengalami sakit
Ledakan Emosi
Burn Out

 Karena kelelahan,
perasan tidak ada
harapan
 Hubungan interpersonal
terganggu
 Kualitas perawatan 
Pencegahan:
Edukasi dan training yang adekuat
Luangkan waktu untuk merefleksikan arti
pekerjaan anda
Istirahat
Curhat
Indikator spiritual need
 Rasa putus asa, tidak berarti
 Rasa menderita yang sangat kuat
 Menjauh dari Tuhan
 Marah Kepada Tuhan
 Rasa bersalah  hukuman
TUJUAN PENDAMPINGAN SPIRITUAL :

 PENDERITA MENINGGAL DALAM IMAN

 KELUARGA MENEGUHKAN PROSES KEIMANAN

 MEMBANTU MENYELESAIKAN TUGAS DUNIAWI

 KELUARGA TETAP DALAM IMAN DAN TAQWA


SEPENINGGALNYA
Spiritual Intervention
Spiritual ? Values & religiosity

Hope
Reality

Life value : Meaningful Life


Religiosity : Improve
Persiapan
keluarga/caregivers
 Sangat penting!!!
 Bagi penderita
 meninggal dalam iman
membantu menyelesaikan tugas duniawi
 Bagi keluarga
 mengatasi stres dan tetap sejahtera
sepeninggal penderita
Komunikasi dengan pasien kanker perlu
memperhatikan :

 Kondisi psikologis px
 Konsentrasi, daya ingat dan kesadaran px.
Akibat gangguan pada otak.
 Kondisi fisik, rasa nyeri yang hebat.
KOMUNIKASI TERHADAP PASIEN

EFEKTIF TIDAK TEPAT

KO NDISI MENTAL PASIEN STABIL G ANGG UAN PSIKOLO G IS

KW ALITAS HIDUP LEBIH BAIK KW ALITAS HIDUP SEM AKIN BURUK


Komunikasi non verbal
 Komunikasi verbal tidak dapat dipisahkan dari nonverbal
 Kira –kira 35% komunikasi bisa dimengerti lewat kata-kata,
sisanya lewat bahasa tubuh.
 Kata-kata tidak selalu dapat menggambarkan perasaan
seseorang.
 Ekspresi wajah adalah bagian utama yg perlu dinilai dalam
komunikasi.
Komunikasi non verbal juga
menggambarkan bagaimana
seseorang mengcoping perasaannya.

Relation ship juga dapat dilihat dari


komunikasi non verbal , mis : posisi
menjaga jarak, menghindari tatapan
muka dan kontak mata  relation ship
kurang baik
Komunikasi dengan caregiver
 Pahami kondisi psikologisnya
 Bantu sediakan log-book yang memuat catatan tentang
perawatan dan pengobatan
 Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat
 Informasi tentang cara-cara menghubungi dokter
 Waspadai terjadinya “Burn Out”
“Kelangsungan hidup pasien bisa
menjadi lebih singkat bukan hanya
akibat dari penyakitnya, tetapi juga
bisa akibat dari kata-kata dan sikap
KITA”

The American Medical Association’s First Code of medical Ethics


•TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai