Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PADA KLIEN


DENGAN GANGGUAN SITEM
KARDIOVASKULAR

Disusun Oleh:
Indri Astuti (190101186)
Khatarina Harpeni D. S (190101320)
Lisa May Etika Sari (190101187)
Maorina Purwaningsih (190101188)
Muh Fathoni Rohman (190101189)
Muhammad Faizal Yusuf
(190101190)
Muhtar Hidayat (190101191)
Ngakoid Datul Ngawam(190101192)
Nopitasari (190101193)
Novia Kurniawan (190101194)
 
Latar Belakang

Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler) dan sistem
limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen
ke seluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru
untuk di oksigenasi (Aspiani, 2014).
Infark Miokard Akut (IMA) dikenal juga sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau hanya “koroner”, yang
merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dngan pembentukan area nekrotik lokal didalam
miokardium. Infark Miokard Akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan henti
mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot jantung. Oleh karena otot jantung harus berfungsi terus-
menerus, penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan sesuatu yang fatal (Black &
Hawks, 2014).
Di Amerika Serikat diperkirakan menderita Infark Miokard Akut tiap tahunnya dan 300.000 orang meninggal karena Infark Miokard Akut
sebelum sampai ke rumah sakit. Sedangkan setiap tahunnya terdapat sekitar 525.000 pasien Infark Miokard Akut baru dan 190.000 pasien
Infark Miokard Akut berulang. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi penyakit Infark Miokard Akut tertinggi yaitu
Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Aceh, masing-masing 0,7%.
Berdasarkan data Bappenas 2013 angka harapan hidup pasien Infark Miokard Akut di Indonesia mengalami peningkatan dari 70,1 % /
tahun (2010-2015) menjadi 72,2 % / tahun (2030-2035). Hal ini seirama dengan proyeksi penduduk Indonesia dalam 25 tahun ke depan,
dari 238,5 juta penduduk (2010) menjadi 305,8 juta (2035). Penduduk yang berusia > 65 tahun akan mengalami peningkatan dari 5,0%
menjadi 10,8% pada tahun 2035 (Nunes et al, 2010). Data yang diperoleh dari rekam medik didapatkan bahwa Infark Miokard Akut
merupakan penyakit urutan ke tujuh dari sepuluh penyakit terbanyak di rumah sakit UKI Jakart setelah Diabetes Melitus (86,81%),
Hipertensi (43,52%), TBC (29,31%), gagal ginjal (27,84%), Stroke (16,49%) dan Thypoid (7,88%). Angka kejadian Infark Miokard Akut
sebanyak 190 pasien dengan prevelensi 7,75% (Januari-Desember 2018).
Definisi

Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut


penyakit jantung umumnya mengacu pada Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit
kondisi yang melibatkan penyempitan atau jantung umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan
pemblokiran pembuluh darah yang bisa penyempitan atau pemblokiran pembuluh darah yang bisa
menyebabkan serangan jantung, nyeri dada menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina) atau
stroke. Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot
(angina) atau stroke. Kondisi jantung lainnya jantung, katup atau ritme, juga dianggap bentuk penyakit
yang mempengaruhi otot jantung, katup atau jantung (AHA, 2017).
ritme, jugakardiovaskular
Penyakit dianggap bentuk penyakit
(CVD) jantung.
adalah istilah
bagi serangkaian gangguan yang menyerang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung
jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
sehingga kerja jantung sebagai pemompa darah dan
jantung koroner (CHD), penyakit oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Terganggunya
serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah peredaran oksigen dan darah tersebut dapat disebabkan
tinggi), dan penyakit vaskular perifer (PVD). karena otot jantung yang melemah, adanya celah antara
Definisi CVD juga menyangkut penyakit lain serambi kiri dan serambi kanan yang mengakibatkan
darah bersih dan darah kotor tercampur (Anies, 2017).
seperti rheumatic heart disease (kerusakan
jantung akibat rematik) dan penyakit jantung
kongenital (kerusakan bentuk struktur jantung
Etiologi

Menurut (Aritonang, 2012), faktor- Faktor-faktor yang dapat


faktor yang menimbulkan penyakit dimodifikasi yaitu :
jantung ada dua faktor yaitu faktor
Hipertensi Merokok
resiko yang tidak dapat dimodifikasi
Diabetes Dislipidemi
• Faktor-faktor yang tidak dapat Mellitus a
Kurang
dimodifikasi yaitu :
Riwayat Keluarga Aktivitas
Obesitas Fisik
Umur Konsumsi
Pola Makan Alkohol
Jenis Kelamin
Stress
Jenis-jenis Penyakit Jantung
Menur • Penyakit Jantung Koroner
ut adalah kelainan pada
pembuluh darah yang
WHO menyuplai otot jantung yang
Penyakit Jantung Rematik adalah
(2016) menjadikan jantung tidak
kerusakan pada otot jantung dan katup
dapat memompa darah
dalam dengan baik karena timbunan jantung dari demam rematik, yang
ada plak.
• Penyakit
disebabkan oleh bakteri streptokokus.
Serebrovaskular
bebera (CVD) adalah kelainan pada
pa pembuluh darah yang Penyakit Jantung Bawaan adalah
menyuplai otak yang berupa kelainan struktur jantung yang
jenis penyumbatan, terutama arteri
dialami sejak bayi dilahirkan.
otak.
penyak • Penyakit Arteri Perifer adalah
it sebuah kondisi penyempitan Gagal jantung adalah kondisi saat otot
pembuluh darah arteri yang
jantun menyebabkan aliran darah
jantung menjadi sangat lemah sehingga
tidak bisa memompa cukup darah ke
g tersumbat. Penyempitan ini
seluruh tubuh pada tekanan yang tepat
disebabkan oleh timbunan
antara lemak pada dinding arteri
Manifestasi Klinis Komplikasi
Serangan
jantung
Angina
Penyakit jantung koroner, gejala utamanya adalah nyeri dada, Angina atau nyeri
yang dapat disertai dengan sesak napas, nyeri yang menjalar dada disebabkan Komplikasi ini
ke lengan kiri, atau ke rahang. oleh terjadi bila arteri
menyempitnya tersumbat
Penyakit jantung bawaan, gejalanya dapat berupa sesak dan
arteri, sehingga sepenuhnya,
terlihat membiru saat menangis atau menyusu, bengkak di akibat
sekitar mata dan di tungkai, serta berat badan tidak bertambah jantung tidak
mendapatkan penumpukan
Infeksi jantung (endokarditis), gejalanya berupa demam, cukup darah lemak atau
denyut jantung tidak teratur, sesak napas, bengkak di perut gumpalan darah.
atau tungkai, serta batuk-batuk Serangan jantung Gangguan
Kondisi ini akan irama
Komplikasi jantung
merusak(aritmia)
otot
Gagal jantung, gejalanya berupa sesak napas yang makin berat jantung.
saat beraktivitas, sesak napas yang makin berat saat Ini terjadi bila Kurangnya suplai
berbaring, tungkai bengkak, dan perut membesar arteri tersumbat darah ke jantung atau
sepenuhnya, akibat kerusakan pada
Aritmia, gejala yang dapat timbul berupa jantung berdebar-
debar, rasa tidak nyaman di dada, sesak napas, sensasi penumpukan lemak jantung akan
melayang, bahkan hingga pingsan atau gumpalan memengaruhi impuls
darah. Kondisi ini listrik jantung,
akan merusak otot sehingga
Patofisiologi
Penyakit jantung terutama penyakit jantung
koroner terjadi dimulai dari penyumbatan
Pathway
pembuluh jantung oleh plak pada pembuluh darah.
Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya
disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL
(lowdensity lipoprotein) darah berlebihan dan
menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran
darah terganggu dan juga dapat merusak
pembuluh darah. Penyakit jantung memiliki tanda
dan gejala yang khas diantaranya adalah penderita
sering mengeluh lemah dan kelelahan. Penderita
mengalami nyeri dada dan sesak nafas, dada
Selain tes darah
seperti tertekan bendadan
berat,rontgen dada,panas
bahkan terasa tes
untuk
dan sepertimendiagnosis penyakit
diremas (NADIANTO, 2018) jantung
dapat mencakup, elektrokardiogram
(EKG), pemantauan holter,
ekokardiogram, kateterisasi jantung,
computerized tomography (CT) scan pada
jantung, magnetic resonance imaging
(MRI) pada jantung (Samiadi, 2016).
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan nutrisi / terapi


nutrisi
• ACE inhibitor • Memberikan makanan yang
• Angiotensin II receptor tepat, tanpa memberatkan
blockers kerja jantung.
Penatalak • Antikoagulan Tujuan • Mencegah atau
sanaan • Antiplatelet diet: menghilangkan penimbunan
garam dan air.
Medis/ter • Antagonis kalsium • Menurunkan berat badan
api medis • Penghambat beta bila terlalu gemuk.
• Memberikan makanan yang
• Penurun kolesterol tepat, tanpa memberatkan
• Obat digitalis kerja jantung.
• Nitrat Syarat • Mencegah atau
Diet: menghilangkan penimbunan
garam dan air.
• Menurunkan berat badan
bila terlalu gemuk.
PadaKasus
tanggal 5 juli 2020 pukul 09.10, Pengkajian Idenditas
Ny.x (69 tahun) datang ke IGD
diantar keluarganya dengan keluhan
Identitas pasien :
sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan
merasa kelelahan setelah beraktivitas. Nama : Ny.x
Kurang lebih 1 jam yang lalu pasien Umur : 59 tahun
mendadak sesak napas dan nyeri
Pekerjaan : Buruh
seperti tertekan benda berat pada
dada sebelah kiri dengan skala 7, dan Jenis kelamin : Perempuan
terus menerus selama kurang lebih 60 Pendidikan : SMP
menit. Didapatkan tanda-tanda vital
Agama : Islam
TD 130/70, N: 123, R: 30, S: 36,6.
Terdengar suara ronchi basah basal, No.RM : 09876
pasien tampak pucat, terdengar suara Alamat : Kwalangan RT02, Pandak, Bantul
jantung S1 dan S2. Pasien
Diagnosa medis : Cardiovaskuler
sebelumnya 3 bulan yang lalu pernah
dirawat di rumah sakit dengan Tanggal masuk : 4 Juni 2020
diagnosa yang sama tetapi tidak Tanggal pengkajian : 4 Juni 2020
Pengkajian Primer Pengkajian Sekunder
Airway : tidak terdapat adanya sumbatan (secret ataupun darah),
lidah tidak jatuh ke belakang, pasien kesulitan bernapas, batuk-batuk, Alergi : pasien tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan dan
pasien kesulitan bersuara, terdengar ronchi basah basal. debu, tetapi pasien memiliki alergi terhadap cuaca tepatnya saat
cuaca dingin.

Breathing : terlihat pengembangan dada kanan dan kiri simetris,


pasien kesulitan saat bernapas, RR: 30 x/menit, irama napas tidak Medikasi : pasien biasa membeli dan mengkonsumsi obat nyeri yang
teratur, terdapat cuping hidung, terlihat adanya penggunaan otot bantu dibeli di apotek saat nyeri di dada.
pernapasan (sternokleidomastoid), napas cepat dan pendek.

Cirtidak teratur, terdengar suara jantung S1 dan S2 tunggal reguler,


cappilary refille kembali < 3 detik, tidak terdapat sianosis, dan akral Pastilness : pasien sebelumnya ± 1 bulan yang lalu mengalami sakit
teraba hangat, didapatkan gambaran infark di lead II, III dan AVF pada pada dada, sering kambuh, tidak terlalu parah dan sembuh dengan
pemeriksaan EKGculation : tekanan darah: 130/70 mmHg, N = 110 obat yang di beli dari apotek.
x/menit reguler, nadi teraba.

Lastmeal : pasien makan tadi malam ± 12 jam sebelum dibawa ke


Disability : kesadaran pasien compos mentis dengan GCS (E4, M6 ,V5),
rumah sakit, terakhir pasien mengkonsumsi nasi dengan sayur dan
pasien gelisah, terlihat tidak tenang, dan mengulang kata-kata dan
lauk pauk.
tampak memegangi dada.

Environment : pasien tinggal dengan suami dan kedua anaknya,


pasien tinggal di kota dekat dengan rel kereta api, rumah bersih dan
Exposure : rambut dan kulit kepala tampak bersih tidak lingkungan pasien cukup padat penduduk, keluarga mengatakan
terdapat hematoma, tidak terdapat luka pada tubuh pasien. sirkulasi di rumah cukup baik.
Analisa Data
Data Etiologi Diagnosa

Nyeri Akut b.d iskemia jaringan miokard: Iskemia Jaringan Miokard Nyeri Akut
Data subyektif :
Pasien mengatakan sakit pada dada seperti tertekan benda berat
Pasien mengatakan sakit terus menerus kurang lebih 60 menit.
Pasien mengatakan nyeri skala 7
Data obyektif :
Pasien tampak meringis memegangi dada
Pasien terlihat waspada
TD: 130/70, N:110, R:30, S:36,5

Pola napas tidak efektif b.d keletihan otot pernafasan : Keletihan Otot Pernafasan Pola Napas Tidak Efektif
Data subyektif :
Pasien mengatakan “sesak napas”.
Data obyektif :
Didapatkan hasil tanda-tanda vital RR adalah 30x/menit
Napas pasien pendek dan cepat
Irama napas tidak teratur, napas cuping hidung, tampak adanya
penggunaan otot bantu pernapasan.

Data obyektif : Adanya Sumbatan Di Pembuluh Darah Jantung. Resiko Penurunan Curah Jantung
Didapatkan hasil tanda-tanda vital pasien adalah
TD 130/70 mmHg
N 110 x/menit
RR 36,5 X/menit
S 36,5oC
Terdapat infark pada lead 2,3 dan AVF.
Terdengar suara ronchi basal basah.
Terdapat edema pulmonal
Diagnosa

Nyeri Akut b.d iskemia jaringan


miokard

Pola napas tidak efektif b.d keletihan


otot pernafasan.

Resiko penurunan curah jantung b.d adanya


sumbatan di pembuluh darah jantung
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam di Paint Managemen
iskemia jaringan harapkan nyeri berkurang degan kriteria hasil : 1. Kaji keadaan umum dan tanda-
miokard : 1. Mampu mengontrol nyeri tanda vital pasien.
Data subyektif :
2. Pasien tampak tidak memegangi daerah yang nyeri 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
1. Pasien
mengatakan sakit 3. Skala nyeri menjadi ringan (rentan 1-3) komperehensif.
pada dada seperti 4. Pasien tampak rileks 3. Obsevasi reaksi non verbal dari
tertekan benda 5. Tanda vital dalam rentan normal tidak kenyamanan
berat 4. Control lingkungan yang dapat
2. Pasien mempengaruhi nyeri deperti suhu
mengatakan sakit ruangan, pencahayaan dan
terus menerus kebisingan.
kurang lebih 60 5. Ajarkan tentang teknik non
menit.
3. Pasien fsrmskologis seperti distraksi dan
mengatakan nyeri relaksasi
skala 7 6. Kolaborasi dengan dokter dalam
Data obyektif : pemberian obat obatan sesuai
4. Pasien tampak indikasi co: obat analgesik.
meringis
memegangi dada
Lanjutan…
No Diagnosa Tujuan Intervensi
2 Pola napas tidak efektif b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Monitor frekuensi napas,
keletihan otot pernafasan : selama 1x24 jam diharapkan pasien kedalaman, upaya napas, dan pola
Data subyektif : menunjukan pola nafas efektif dengan napas.
Pasien mengatakan “sesak kriteria hasil : 2. Kaji penggunaan otot bantu
napas”. 1. Menunjukan jalan nafas yang paten pernapasan.
Data obyektif : (irama nafas, frekuensi pernafasan 3. Berikan posisi semifowler
1. Didapatkan hasil tanda- dalam rentan normal, tidak ada suara 4. Anjurkan pasien napas dalam
tanda vital RR adalah nafas tambahan melalui abdomen selama periode
30x/menit 2. Tanda vital dalam rentan normal distress pernapasan.
2. Napas pasien pendek dan 3. Tidak ada otot bantu pernafasan. 5. Monitor tanda vital
cepat 6. Kolaborasi dengan dokter dalam
3. Irama napas tidak teratur, pemberian O2.
napas cuping hidung,
tampak adanya penggunaan
otot bantu pernapasan
Lanjutan…
No Diagnosa Tujuan Intervensi
3 Resiko penurunan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji keadaan umum dan
jantung b.d adanya sumbatan keperawatan selama 3 jam di tanda-tanda vital pasien.
di pembuluh darah jantung : harapkan tidak terjadi penurunan 2. Auskultasi bunyi napas
Data subyektif :- curah jantung degan kriteria hasil : tambahan (gurgling, mengi,
Data obyektif : 1. Tanda vital dalam rentang wheezing, ronkhi kering).
1. Didapatkan hasil tanda- normal 3. Auskultasi bunyi jantung,
tanda vital pasien adalah 2. Dapat mentoleransi aktivitas, catat adanya gallop S3 dan
2. TD 130/70 mmHg tidak kelelahan S4, mur-mur, serta rub.
N 110 x/menit 3. Tidak ada edema paru, perifer 4. Pantau denyut dan ritme
RR 36,5 X/menit dan tidak ada asitas jantung.
S 36,5oC 5. Berikan makanan yang
mudah di cerna
6. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
obatan sesuai indikasi co:
antidisritmia.
Kesimpulan dan Saran

▪ Kesimpulan ▪ Saran
Penyakit jantung atau kardiovaskuler merupakan
suatu keadaan dimana jantung tidak dapat Penyakit jantung atau
melaksanakan fungsinya dengan baik. Dalam
kardiovaskuler banyak sekali jenis jenis kardiovaskuler merupakan suatu
penyakitnya di antaranya akut miocard infak, keadaan dimana jantung tidak
hipertensi dan lain sebagainya. Asuhan
keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, dapat melaksanakan fungsinya
intervensi, implementasi dan evaluasi. Diagnosa dengan baik sehingga bisa
pada asuhan keperawatan pada Tn.x dengan
kardiovaskuler antara lain Nyeri akut, gangguan sangat beresiko menimbulkan
pola nafas tidak efektif, resiko penurunan curah kemanitian, sehingga
jantung. Tujuan umum pada asuhan keperawatan
teersebut adalah pasien mampu mengurangi dan memerlukan pencegahan dan
mengontrol Nyeri, pola nafas menjadi efektif deteksi sedini mungkin pada
dan tidak terjadi penurunan curah jantung
tiap lapisan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai