PEMBAHASAN
1
2. Sesak napas
Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh dapat mengalami sesak napas
atau kelelahan ekstrem tanpa tenaga.
3. Serangan jantung
Gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan yang
menyesakkan dada dan sakit pada bahu atau lengan, kadang-
kadang dengan sesak napas dan berkeringat.Wanita mungkin
kurang mengalami tanda-tanda khas serangan jantung
dibanding laki-laki, termasuk mual dan sakit punggung atau
rahang.Kadang-kadang serangan jantung terjadi tanpa ada
tanda-tanda atau gejala yang jelas.
C. KLASIFIKASI
Terdapat 3 klasifikasi penyakit jantung coroner (Juwono,2005)
1. Asimtomatik (Silent Mycrocardial Ischemia)
Penderita Silent Mycrocardial Ischemia tidak pernah mengeluh
adanya nyeri dada (Angina) baik saat istirahat maupun beraktifitas.
Ketika menjalani EKG akan menunjukkan depresi segmen ST,
pemeriksaan fisik dan vital sign dalam batas normal.
2. Angina pectoris
a. Angina Pectoris Stabil (STEMI)
Terdapat nyeri dada saat melakukan aktifitas
berlangsung 1-5 menit dan hilang saat istirahat. Nyeri dada
bersifat kronik (>2Bulan). Nyeri terutama didaerah
retrosternal, terasa seperti tertekan benda berat atau terasa
panas dan menjalar ke lengan kiri , leher, aksila,
dagu,punggung,dan jarang menjalar pada lengan kanan.
Pemeriksaan EKG biasanya didapatkan depresi segmen ST
(Idrus,2007)
b. Angina Pectoris Tidak Stabil (NSTEMI)
Secara keseluruhan sama dengan penderita angina
stabil. Tapi nyeri lebih bersifat progresif dengan frekuensi yang
meningkat dan sering terjadi saat istirahat. Pada pemeriksaan
EKG biasanya diterdapatkan deviasi segmen ST
(Harus,Idrus,2007)
3. Infak Miokard Akut (IMA)
Sering didahului dada terasa tidak enak(Chest Discomfort).
Nyeri dada seperti tertekan ,teremas, tercekik, berat,tajam dan terasa
2
panas, berlangsung >30 menit bahkan sampai berjam-jam .
pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak ketakutan , gelisah ,
tegang , nadi sering menurun dan elektrokardiografi menurun elevasi
segmen ST.
3
LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh.HDL
berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati
untuk diolah dan dibuang keluar.LDL yang berlebihan dapat
menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri
sehingga disebut “kolesterol jahat”.Kadar LDL yang optimal adalah
100- 129 mg/dL.Kelebihan LDL menyebabkan HDL bekerja keras
untuk membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang
dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dL (border line
= 240).
c. Trombosis.
d. Kegemukan.
e. Diabetes mellitus.
4
f. Penuaan.
g. Keturunan.
Risiko lebih tinggi bila orang tua kita juga terkena penyakit
jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari
60 tahun.
Faktor Lainnya
a. Umur
Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan
kematian akibat PJK.Sebagian besar kasus kematian terjadi pada
laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya
umur.Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai
meningkat umur 20 tahun.Pada laki-laki kolesterol meningkat
sampai umur 50 tahun. Pada perempuan sebelum menopause (
45-0 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur yang
sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan meningkat
menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki.
b. Jenis kelamin.
Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun
didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini
berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 X lebih besar
dari perempuan.
c. Geografis.
Resiko PJK pada orang Jepang masih tetap merupakan salah
satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi ternyata resiko PJK
yang meningkat padta orang jepang yang melakukan imigrasi ke
Hawai dan Califfornia .Hal ini menunjukkan faktor lingkungan
lebih besar pengaruhnya dari pada genetik.
d. Ras
Perbedaan resiko PJK antara ras didapatkan sangat
menyolok, walaupun bercampur baur dengan faktor geografis,
5
sosial dan ekonomi .Di Amerika serikat perbedaan ras perbedaan
antara ras caucasia dengan non caucasia ( tidak termasuk Negro)
didapatkan resiko PJK pada non caucasia kira-kira separuhnya.
e. Diet.
Didapatkan hubungan antara kolesterol darah dengan
jumlah lemak di dalam susunan makanan sehari-hari ( diet ).
Makanan orang Amerika rata-rata mengandung lemak dan
kolesterol yang tinggi sehingga kadar kolesterol cendrung tinggi.
Sedangkan orang Jepang umumnya berupa nasi dan sayur-sayuran
dan ikan sehingga orang jepang rata-rata kadar kolesterol rendah
dan didapatkan resiko PJK yang lebih rendah dari pada Amerika.
6
F. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
2. Aspirin
3. Beta bloker
4. Nitrogliserin
7
G. Diet penyakit jantung koroner
Berikut ini beberapa hal harus diperhatikan dalam perawatan diet
penderita jantung koroner :
8
dan peninjauan yang tepat sesuai dengan pedoman nasional dan
protokol local.
9
Kecemasan merupakan respon individu terhadap keadaan yang tidak
menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari (Harsepuny, 2012).
10
kecemasan dibandingkan dengan terapi musik lainnya. Peneliti
memilih RSUD dr. Soedarso Pontianak dikarenakan terdapat kasus
yang sesuai dengan kriteria penelitian. Pada penelitian ini dilakukan
pengkajian berupa gejala-gejala fisiologis maupun psikologis yang
termasuk dalam kriteria kecemasan.
11
Berdasarkan hasil penelitian jurnal “PENGARUH TERAPI
MUROTTAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSUD DR.
SOEDARSO PONTIANAK”( Yanti, Erlamsyah, & Zikra, 2013). Setelah
dilakukan terapi murottal didapatkan sebanyak 13 orang pasien
(81,3%) memiliki tingkat kecemasan ringan setelah diberikan terapi
murottal dan terdapat sebanyak 3 orang pasien (18.8%) memiliki
tingkat kecemasan yang sedang setelah diberikan terapi murottal.
2. Intervensi
12
preload 1) tekanan darah (misalnya, obat
(penurunan distol (5) antiaritmia,
pulmonary arteri 2) tekanan darah kardioversi atau
pressure sistol (5) defibrilasi)
(PAWP) 3) tekanan nadi sebagaimana
(5) mestinya
4) PaO2 (tekanan 3) Monitor stsus
paersial pernafasan terkait
oksigen dalam dengan adanya
darah arteri) gejala gagal
(5) jantung
5) PaCO2 4) Berikan dukungan
(tekanan teknik yang efektif
parsial untuk mengurangi
karbondioksid stress
a dalam darah 5) Tawarkan
arteri) (5) dukungan
spiritual kepada
Keterangan: pasien dan
1) Deviasi berat keluarga
dari kisaran (misalnya,
normal (1) menghubungi
2) Deviasi yang anggota
cukup berat kependetaan)
dari kisaran sebagaimana
normal (2) mestinya
3) Deviasi sedang
dari kisaran
normal (3)
4) Deviasi ringan
dari kisaran
normal (4)
5) Tidak ada
deviasi dari
kisaran normal
(5)
2. Nyeri akut Setelah melakukan 1) Ajarkan
berhubungan tindakan keperawatan penggunaan
dengan agens selama 3x24 jam di teknik non
cedera biologis dapat kriteria hasil farmakologi
(iskemia) sebagai berikut: (seperti,
1) Menegnali biofeedback,TENS,
kapan nyeri hypnosis,
13
terjadi (5) relaksasi,
2) Menggunakan bimbingan
tindakan antisipasif, terapi
pengurangan music, terapi
(Nyeri) tanpa bermain, terapi
analgesic (5) aktifitas,
3) Melaporkan akupreassur,
perubahan aplikasi
terhadap gejala panas/dingin dan
nyeri pada pijatan,
professional sebelum,sesudah
kesehatan (5) dan jika
4) Mengenali apa memungkinkan.
yang terkait Ketika melakukan
dengan gejala aktifitas yang
nyeri (5) menimbulkan
nyeri , sebelum
Keterangan nyeri terjadi atau
1) Tidak pernah meningkat dan
menunjukkan bersamaan dengan
(1) tindakan
2) Jarang penurunan rasa
menunjukkan nyeri lainnya
(2) 2) Kolaborasi dengan
3) Kadang- pasien, orang
kadang terdekat dan tim
menunjukkan kesehatan lainnya
(3) untuk memilih dan
4) Sering mengimplementas
menunjukkan ikan tindakan
(4) penurunan nyeri
5) Secara nonfarmakologi,
konsisten sesuai kebutuhan
menunjukkan 3) Implementasikan
(5) penggunaan
pasien –terkontrol
analgesic (PCA)
jika sesuai
4) Monitor kepuasan
pasien terhadap
manajemen nyeri
dalam interval
yang spesifik
14
3. Intoleran Setelah melakukan 1) Berkolaborasi
aktivitas tindakan keperawatan dengan (ahli)
berhubungan selama 3x24 jam di terapi fisik,
dengan dapat kriteria hasil okupasi dan
ketidakseimbang sebagai berikut: terapis
an antara suplai 1) Saturasi rekreasional
dan kebutuhan oksigen ketika dalam
oksigen beraktifitas (5) perencanaan dan
2) Frekuensi nadi pemantauan
ketika program aktifitas
beraktifitas jika memang
3) Frekuensi (5) diperlukan
pernapasan 2) Fasilitasi aktifitas
ketika pengganti pada
beraktifitas (5) saat klien
4) Kemudahan memiliki
bernapas keterbatasan
ketika waktu, energi
beraktifitas (5) maupun
5) Tekanan darah pergerakan
sistolik ketika dengan cara
beraktifitas (5) berkonsultasi
pada terapis
Keterangan terapi fisik,
1) Sangat terganggu okuppasi dan
(1) terapis rekreasi
2) Banyak 3) Sarankan metode-
terganggu (2) metode untuk
3) Cukup terganggu meningkatkan
(3) aktifitas fisik yang
4) Sedikit tepat
terganggu (4) 4) Monitor repon
5) Tidak terganggu emosi, fisik, social
(5) dan spiritual
terhadap aktifitas
15
2) Distress (5) perawatan dan
3) Wajah tegang prognosis
(5) 3) Berikan aktifitas
4) Mengeluarkan pengganti yang
rasa marah bertujuan untuk
secara mengurangi
berlebihan (5) tekanan
5) Kesulitan 4) Atur penggunaan
berkonsentrasi obat-obatan untuk
(5) mengurangi
kecemasan secara
Keterangan tepat
1) Berat (1) 5) Kaji untuk tanda
2) Cukup berat verbal dan non
(2) verbal kecemasan
3) Sedang (3)
4) Ringan (4)
5) Tidak ada (5)
5. Resiko Setelah melakukan 1) Prioritaskan hal-
penurunan tindakan keperawatan hal yang
perfusi jaringan selama 3x24 jam di mengaruhi risiko
jantung terkait dapat kriteria hasil (Jantung) dengan
dengan spasme sebagai berikut: kolaborasi
arteri coroner 1) Denyut jantung bersama pasien
apical dan keluarga
2) Denyut nadi 2) Berikan dukungan
radikal (untuk
3) Tekanan darah melakukan)
sistolik olahraga rutin
4) Tekanan darah harian selama 30
diastolik menit,
sebagaimana
Keterangan : mestinya
1) Deviasi berat 3) Sediakan
dari kisaran informasi verbal
normal (1) dan tertulis
2) Deviasi yang kepada pasien,
cukup berat keluarga, pemberi
dari kisaran layanan , untuk
normal (2) semua yang
3) Deviasi sedang bersangkutan
dari kisaran dengan perawatan
normal (3) sesuai indikasi
16
4) Deviasi ringan 4) Lakukan terapi
dari kisaran relaksasi, jika
normal (4) tepat
5) Tidak ada 5) Monitor kemajuan
deviasi dari pasien dengan
kisaran normal interval yang
(5) teratur
17
bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, memberi
penyuluhan kepada pasien dan keluarga dalam mencegah perburukan
dan membantu pasien untuk dapat kembali beraktivitas fisik seperti
sebelum mengalami gangguan jantung (Arovah, 2010).
18
terapi anti remodeling, terbukti dengan penurunan LVESV 14 mL/m2
dan peningkatan EF sebanyak 6% (Amin, 2015).
d. diberikan
f. tidak ada kebutuhan inotropik i.v. dan tidak ada tanda retensi cairan
berat).
a. Asma
19
e. minggu. Jangan naikan dosis jika terjadi perburukan gagal jantung,
hipotensi simtomatik atau bradikardi (nadi < 50 x/menit)
a. Hipotensi simtomatik
c. Bradikardia
20
misalnya gerakantangan, kaki, leher, dan jari-jari. Sistem saraf otonom
berfungsi mengendalikan gerakan yang otomatis misalnya fungsi
digestif dan kardiovaskuler.
2. Faktor utama yang dapat memengaruhi dalam kualitas hidup pada pasien
PJK meliputi?
A. Gaya hidup
B. Ketakutan
C. Gangguan spiritual
D. Revaskularisasi , cemas , dan depresi
E. Pola nutrisi terganggu
21
4. Obat ini dapat memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan
darah yang juga bisa menurunkan permintaan oksigen jantung ?
A. Obat modifikasi kolestrol
B. Ventolin
C. Aspirin
D. Beta bloker
E. Salbutamol
22
9. Salah satu klasifikasi dari penyakit jantung coroner yaitu?
A. Infark miokard akut
B. Hipertensi
C. Obesitas
D. Cardiomegaly
E. Arteri coronaria
23
BAB III
PENUTUP
24
Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung
antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak
jenuh berubah menjadi kolesterol.
Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan
fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda
merokok dan makan berlebihan.
Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4
kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan
menjaga kesimbangan HDL dan LDL.
5. Pengobatan farmakologi penyakit jantung coroner:
Obat medifikasi kolestrol
Aspirin
Beta bloker
Nitrogliserin
Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE)
Calsium cannel blocker
25
Jenis kelamin
Geografis
Ras
Diet
10. Terapi murottal bekerja pada otak, dimana ketika didorong dengan
rangsangan dari luar (terapi Al-Quran) maka otak memproduksi zat
kimia yang disebut neuropeptide. Molekul-molekul ini mengangkut
reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh sehingga tubuh
memberi umpan balik berupa rasa nyaman.
Bacaan Al-Qur’an secara murottal mempunyai efek relaksasi dan
dapat menurunkan kecemasan apabila didengarkan dalam tempo
murottal berada antara 60-70 menit secara konstan, tidak ada
perubahan irama yang mendadak, dan dalam nada yang lembut
(Widayarti, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Faradisi (2012) terapi murottal terbukti lebih efektif menurunkan
kecemasan dibandingkan dengan terapi musik lainnya.
C. kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan yaitu:
26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.smallcrab.com/jantung/461-perawatan-dietetik-bagi penderita
penyakit-jantung-koroner.
http://medicastore.com/penyakit/11/Penyakit_Jantung_Koroner.html.library.
usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri10.pdf
Soeharto, Iman. (2008). Peyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
Lestari Dian, Adriana, Fauzan Suhaimi, (2015) Pengaruh Terapi Murottal Terhadap
Tingkat Kecemasan Pasien Dengan Penyakit Jantung Koroner di Ruang ICCU RSUD
DR. Soedarso Pontianak. Jurnal.untan.ac.id diperoleh tanggal 30 Maret 2019
27