Menurut Huon Gray (2002:113) penyakit jantung koroner diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
Silent Ischaemia (Asimtotik), Angina Pectoris, dan Infark Miocard Akut (Serangan Jantung).
Berikut adalah penjelasan masing-masing klasifikasi PJK:
a. Silent Ischaemia (Asimtotik)
Banyak dari penderita silent ischaemia yang mengalami PJK tetapi tidak merasakan ada sesuatu
yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit (Iman, 2004:22).
b. Angina Pectoris Angina pectoris
terdiri dari dua tipe, yaitu Angina Pectoris Stabil yang ditandai dengan keluhan nyeri dada yang
khas, yaitu rasa tertekan atau berat di dada yang menjalar ke lengan kiri dan Angina Pectoris tidak
Stabil yaitu serangan rasa sakit dapat timbul, 8 baik pada saat istirahat, waktu tidur, maupun
aktivitas ringan. Lama sakit dada jauh lebih lama dari sakit biasa. Frekuensi serangan juga lebih
sering.
e. Kolesterol
Kolesterol ditranspor dalam darah dalam bentuk lipoprotein, 75% merupakan lipoprotein
densitas rendah (low density lipoprotein/LDL) dan 25% merupakan lipoprotein densitas tinggi (high
density lipoprotein/HDL). Kadar kolesterol LDL yang rendah memiliki peran yang baik pada PJK dan
terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan risiko terjadinya PJK (Gray, 2002:108).
f. Gula Darah
Sewaktu Gula darah sewaktu adalah tingkat glukosa di dalam darah pada waktu itu (saat
pemeriksaan). Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam
tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
g. Trigliserida
Trigliserida merupakan satu macam lemak yang terdapat dalam tubuh, yang di dalam cairan
darah dikemas dalam bentuk partikel lipoprotein ( Iman, 2004: 132)
h. Elektrokardiogram (EKG)
j. Sesak Nafas
Bila jantung tidak dapat memompa sebagaimana mestinya, cairan cenderung dapat
berkumpul di jaringan dan paru, sehingga menyebabkan kesulitan bernafas waktu berbaring.
k. Batuk
Batuk merupakan tindakan refleks naluriah atau mekanisme kerja tubuh untuk mengusir
benda asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan
Penanganan Penyakit Jantung Koroner
Apabila sudah terlanjut terserang penyakit jantung, maka beberapa tindakan medis berikut ini
biasanya akan dilakukan oleh dokter, tergantung dari kondisi pasien, yaitu:
Rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter spesialis jantung pada tahap awal sakitPenanganan
Stent, yakni melalui operasi jika kondisi pembuluh darah jantung tersumbat dan tidak diobati dengan
obat oral pengobatan jangka panjang rutin dan tidak boleh berhenti hingga kondisi jantung membaiko
perasi By Pass Jantung (cangkok jantung) jika kondisi darurat, dimana jantung sudah tidak lagi
berfungsi optimal dan perlu diganti dengan jantung baru yang sehat.
Rokok
Merokok adalah salah satu faktor yang paling berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung
koroner. Perokok diprediksi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner 24% lebih besar
daripada yang tidak merokok. Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam rokok membuat
jantung bekerja lebih berat dari biasanya. Kedua zat tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya
gumpalan darah di arteri. Celakanya, bahan-bahan kimia lain dalam rokok juga bisa merusak lapisan
arteri koroner, sehingga kian memperbesar risiko terkena penyakit jantung koroner.
Kolesterol
Kolesterol yang terlalu banyak mengalir dalam darah dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Jenis kolesterol yang membuat risiko penyakit jantung koroner meningkat adalah low-density
lipoprotein (LDL) yang biasa disebut sebagai kolesterol ‘jahat’. Karena, kolesterol inilah yang
memiliki kecenderungan untuk menempel dan menimbun di arteri koroner.
Diabetes
Penderita diabetes diprediksi memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena penyakit jantung
koroner. Hal ini diduga karena penderita diabetes memiliki lapisan dinding pembuluh darah yang
lebih tebal. Tebalnya dinding arteri koroner bisa mengganggu kelancaran aliran darah ke jantung.
Bahaya penyakit jantung koroner akan memengaruhi kualitas hidup Anda, bahkan dapat
menimbulkan kematian mendadak karena serangan jantung. Karena itu, segera konsultasikan dengan
dokter jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit ini, atau justru sudah mengalami gejala penyakit
jantung koroner, seperti nyeri dada yang muncul saat beraktivitas berat atau stres, sesak napas,
keringat dingin, dan nyeri dada yang menjalar hingga lengan dan leher.