Anda di halaman 1dari 26

BAB III

PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada
pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang
melindungi rongga-rongga jantung (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan,
penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan
oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau
penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai
dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada
pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang
melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang terletak rongga
dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri stemum (Elizabeth J.Corwin,
2009, 441).

B.     Etiologi Penyakit Jantung Koroner


Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makan makanan berlemak
tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan di serap
tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti,
1999).
Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh endapan
lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke
tunika media (Elizabeth J. Corwin, 2009, 477).

Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :


a.  Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan terhadap
akan memungkinkan berkembangnya koleteral yang cukup sebagai pengganti.
b.      Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK
c.   Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis yang
mengenai arteri coronaria, dll.
Salah satu penyakit jantung akibat insufiensi aliran darah koroner yaitu, Angina pectoris dan
infark  miokardium.
1.      Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon,
terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat
menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Elizabeth
J .corwin, 2009, 492).
a.       Ateriosklirosis
b.      Spasmearterikoroner
c.       Anemia berat
d.      Artritis
e.       Aorta insufisiensa

Adapun jenis-jenis angina :


a.         Angina stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.
Peningkatan jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik tangga.
b.       Angina prinzmental
Terjadi tampa peningkatan jelas beban kerja jantung pada kenyataannya sering timbul pada
waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmental terjadi spasme arteri koroner yang
menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan
dengan arterosklerosis.
c.        Angina tak stabil
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmental ; dijumpai pada individu dengan
perburukan penyakit arteri koroer. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandi oleh trombus
yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.

2.    Infark miokardium
Terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut di
bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang di perdarahi oleh
pembuluh tersebut. Infark miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di
arteri menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang
jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi.
(Elizabet J. Corwin, 2009).
C.    Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh nadi koroner ini
disebut penyakit jantung koroner. Penyempitan dan penyumbatan ini dapat menghentikan
aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.
Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung memompanya darah dapat hilang. Hal
ini akan merusak system golongan irama jantung dan berakibat dengan kematian (Krisatuti
dan Yenrina, 1999).
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makanmakanan berlemak tinggi
terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan diserap tubuh
maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan
disimpan di hati dan metabolisme menjadi kolesterol pembentuk asam empedu yang
berfungsi sebagai pencerna lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam
darah. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan (artherosklerosis) atau penebalan pada
pembuluh nadi koroner (arteri koronoria).
Kondisi ini menyebabkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang, serangan
jantung koroner akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi mengalami penyumbatan
ketika itu pula darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti
(Sulistiani, W, 2005).
Penyakit  jantung  coroner (PJK)  ternyata  bukan ditimbulkan oleh  satu penyebab saja.
Hasil  penyelidikan medis  mengungkapkan  bahwa  ada  serangkaian  keadaan  yang
memungkinkan  Anda terkena  PJK,  dan inilah  yang dinamakan factor  risiko.

Faktor  risiko
Sebagaimana  orang  berbadan tinggi  lebih  mudah  terantuk ambang  pintu  daripada 
orang pendek,  begitupun orang  dengan satu  atau lebih  faktor  risiko  lebih  mudah terkena 
serangan jantung ,  meski kemungkinannya  lebih  besar.
Faktor  risiko   untuk  penyakit  jantung   dapat  dibagi dalam dua  bagian, yang kami
sebut  “dapat  diubah”  dan “yang tak  dapat  diubah”  (lihat  tabel  hlm.29). Kemungkinan  
terkena PJK  akan  semakin  besar  jika  faktor  risikonya  lebih banyak.
Tidak  semua  faktor  risiko  sama  beratnya. Beberapa   faktor,  seperti merokok,  bisa 
memiliki  efek  yang  lebih  besar   untuk  menimbulkan  PJK. Jadi,  misalnya,  seorang 
perokok   dengan  tingkat  kolesterol  tinggi dan  tekanan  darah  tinggi  mempunyai   risiko 
lebih  tinggi  daripada  orang  yang  tidak  mempunyai   faktor – faktor  tersebut.
Jadi ,  tingkat  kolestrol  yang tinggi   pada  seseorang  tanpa   faktor   risiko  lain 
berarti  bahwa  risiko itu akan   meningkat  hanya  sedikit  di  atas  rata-rata. Hal  ini 
mungkin  tak  perlu  terlalu  dikhawatirkan,  dokter  Anda  bisa  memberi  nasehat  yang 
diperlukan.
1.      Usia  dan Gender
 Penyakit   jantung,  sebagaimana penyakit  lain,  semakin  meningkat  seiring 
pertambahan  usia. Di  Inggris,  misalnya, separuh  dari  jumlah  serangan  jantung  terjadi 
pada  mereka   yang  berusia  di atas  65  tahun,  dan  jumlahnya  bertambah  sesuai  rata –
rata  pertambahan usia.
Hal  yang  mencolok  pada  PJK   adalah  dibawah usia  55 tahun, jumlah  pria  yang
terkena  PJK  lebih  banyak  daripada  wanita. Penyebabnya,  sebelum  menopause  (berhenti 
haid pada wanita),  sangat  jarang  wanita  yang  terkena  serangan  jantung.  Setelah 
menopause,  jumlah  wanita  yang terkena  PJK meningkat, dan diatas  75 tahun , jumlah 
wanita  dan pria  yang  terkena  penyakit  ini kira – kira  sebanding.
Penyebab  yang  tepat   wanita  jarang  terkena  PJK  sebelum  menopause  belum
diketahui  secara  pasti,  namun  tampaknya  berhubungan   dengan  hormon  yang  tidak 
produksi  lagi  setelah  haid  berhenti.  Terapi  pengganti  hormon  (TPH) yang banyak 
dilakukan   kaum  wanita  ternyata  dapat  mencegah  terjadinya   serangan jantung. Karena 
itu,  beberapa  dokter   merekomendasikan  TPH  ini.

Faktor – Faktor  yang menambah risiko terkena PJK


Dapat  Diubah Tidak  Dapat Diubah
a.       Merokok a.       Faktor  genetika,  misalnya
b.      Kolesterol tinggi tingkat  kolesterol tinggi karena 
c.       Tekanan darah tinggi keturunan.
d.      Diabetes b.      Masalah  gender: lebih banyak 
e.       Kegemukan pria  terkena PJK daripada wanita
f.       Stress c.       Usia
g.      Kurang  berolahraga

Riwayat  Keluarga
 Dokter   biasanya   akan  menanyakan   tentang  riwayat   keluarga   Anda  jika ada
anggota  keluarga  dekat(orang tua, kakak, adik, atau anak)  terkena PJK.  Jika  ayah  Anda 
kena  serangan jantung  sebelum usia 60 tahun  atau  ibu  terkena  sebelum  65 tahun,  Anda 
berisiko  tinggi  terkena  PJK. Namun,  jika  orang  tua Anda  hidup  sampai   usia  ketika  
serangan  jantung  biasanya  terjadi, hal  ini tidak  mengkhawtirkan. Hal  sama  juga berlaku  
untuk  kakak dan adik. Walaupun  dalam  suatu  keluarga  besar, ternyata   ada salah  
seorang  terkena  serangan  jantung, mungkin  hanya  suatu  kebetulan saja.
Bagaimana  PJk  bisa  menurun  dalam keluarga ?  Sebagian  jawabnya  bergantung 
pada  gen  yang  diwarisi  dari  orang tua  yang  membuat  kita  mudah  terkena  kolestrol 
tinggi,  tekanan  darah tinggi  atau  diabetes. Selain  itu  kesamaan  gaya  hidup  keluarga 
juga  menentukan,  misalnya  makan  makanan yang sama  dank  jika  orang tua  merokok, 
anak  biasanya  juga  merokok.
Jika  keluarga  Anda  cenderung  terkena  penyakit   jantung,  sebaiknya  lakukan 
pemeriksaan  ke dokter  untuk  memastikan   bahwa  Anda   tidak  mengidap   kolestrol 
tinggi,  tekanan  darah tinggi, atau  gangguan kesehatan   lain  yang  harus  segera diobati 
untuk  menghindari  risiko  tinggi.

3.      Makanan  dan  Kolesterol


Seperti   dikatakan  sebelumnya, atheroma  adalah  penyebab utama  penyakit   jantung 
koroner.  Timbunan  lemak,   khususnya  akibat  kolesterol  yang disebut  plak, terbentuk 
pada  dinding  pembuluh  nadi. Inilah  yang  membuatnya  makin  sempit   sehingga 
menghambat  aliran darah. Jika  plak itu  pecah , terbentuklah  gumpalan darah   pada daerah  
yang terkena  dan menghambat  darah  ke bagian otot  jantung. Inilah   yang  menyebabkan 
serangan   jantung. Proses  ini umumnya  terjadi  (dan  menimbulkan  kerusakan  lebih 
parah)  pada seseorang  dengan  tingkat  kolesterol  tinggi  dalam darahnya.
Faktor  genetik  juga  berpengaruh  pada  tingkat  kolesterol  Anda. Beberapa  
keluarga  mempunyai   gen  dengan  tingkat  lemak  tinggi dalam  darah. Keadaan   ini 
disebut  hyperlipidemia keluarga,  atau  disingkat  HK. Namun,  makanan juga  berperan 
besar   dalam  menentukan tingkat   kolesterol. Semakin   banyak  lemak  terutama   lemak 
hewan   dan hasil susu  yang  anda makan, semakin  tinggi kolesterol Anda, dan semakin 
tinggi pula  risiko terkena  PJK (lihat  diagram  dihalman  sebelah ). Karena   itu,  kurangilah 
konsumsi  lemak  hewan  dalam makanan  Anda  (lebih  jauh , lht hlm. 84-86).
Studi  Framingham
Salah  satu  riset  yang mengaitkan  tingginya  kolesterol dengan  PJK dilakukan 
setelah  Perang  Dunia  II di Framingham, sebuah  kota  kecil  dekat  Boston,  AS. Semua  
penduduk  diperiksa  setiap  tahun  sekali  untuk  melihat  apakah  mereka  terkena  PJK.
Ternyata  ada  kaitan  yang  erat  dengan  kolesterol   tinggi:  semakin  tinggi  kolesterol
darah,  semakin  tinggi  risiko terkena  serangan jantung. Studi   Framingham  ini  juga 
memperlihatkan  kepentingan  faktor-faktor  risiko  lain,  seperti  merokok,  tekanan  darah 
tinggi , dan  diabetes. Berbagai  faktor   risiko  itu  telah  dapat  dipastikan  setelah  
pengamatan  selama  hampir  40 tahun, sejak  studi  itu dimulai.  Hingga  kini  studi   itu 
masih berlangsung.

4.      Merokok
Merokok  sigaret  berkaitan  erat  dengan  risiko PJK.  Zat-zat  kimia  dalam  asap 
sigaret  terserap  ke dalam  aliran  darah  dari  paru-paru   lalu  beredar  ke seluruh tubuh ,
dan  memengaruhi  setiap  sel tubuh.  Zat-zat  kimia  ini sering  membuat  pembuluh  darah
menyempit  dan  membuat  sel-sel  darah  yang di sebut  platelet  menjadi  lebih   lengket, 
sehingga  mudah   membentuk  gumpalan.
Risiko  para  perokok  pipa dan  cerutu  tidak  setinggi  perokok  sigaret, namun  masih 
berisiko  terkena PJK  disbanding  yang  tidak  merokok. Jumlah  rokok  yang diisap  juga 
berpengaruh ;  risikonya  meningkat  sesuai  tingkat konsumsi,  yaitu  ringan (kurang dari 10
batang sehari)  sedang (10-20 batang sehari), dan  perokok berat  (lebih dari 20 batang
sehari).
Alasan  dokter  sangat  menyarankan  untuk  berhenti  merokok karena   inilah faktor 
risiko  yang dapat anda control  sendiri. Lagipula  , Anda akan mulai  merasakan 
manfaatnya  saat berhenti. Meskipun   risiko  terkena  PJK  tidak serendah  orang bukan 
perokok,  hasilnya  akan  mendekati  sekitar  setahun kemudian.

5.      Stres
Banyak  orang  yang pernah  mendapat serangan  jantung  menyatakan  bahwa  stress
adalah  penyebabnya, namun secara  ilmiah  hal ini sebnenarnya  sulit dibuktikan.  Ada 
beberapa  faktor  pemicu lain, seperti  olahraga  secara  tiba-tiba  dan emosi  yang meluap –
luap , dapat mengakibatkan  serangan  jantung  meskipun  hal ini jarang terjadi. Percaya  atau 
tidak,  selama  masa  Perang  Dunia  II  yang banyak  menimbulkan  stress  pada  warga  sipil 
dan militer,  jumlah  warfa sipil,  yang terkena  serangan jantung  malah menurun.
Jenis  kepribadian  tertentu  diduga berisiko  lebih  tinggi  terhadap  serangan  jantung.
Teknologi  modern  memungkinkan  orang  melakukan sesuatu  dalam  beberapa  jam 
dibandingkan   masa primitive  yang  mungkin  memerlukan  waktu  berhari – hari.  Stres 
karena  ingin sesuatu  diluar  kemampuan,  ingin mencapai  sesuatu yang tidak   realistis, 
digolongkan  dalam  kepribadian  tipe A. Orang  yang gelisah  (biasanya  pria),  yang sulit 
untuk rileks,  akan  semakin  terikat pada  pekerjaan  yang mengandalkan  hubungan  pribadi, 
dan akhirnya  cenderung   menghabiskan  tenaga.  Mereka  ini mempunyai  risiko  dua kali
lipat terkena  PJK dibanding   dengan  orang  yang  berkepribadian  tipe B yang dapat 
menahan diri.

PENYAKIT  YANG TERKAIT  DENGAN  PJK


Dua  jenis  penyakit  umum  diyakini dapat  menimbulkan  risiko paling tinggi untuk 
PJK adalah  tekanan darah tinggi (TDT) dan  diabetes.
a.       Tekanan  darah tinggi 
Istilah  tekanan darah  berarti  tekanan  dalam  pembuluh  nadi  dari jantung  yang 
mengalirkan darah keseluruh  bagian  tubuh. Tekanan  darah  tinggi  menyebabkan  tekanan
pada  jantung  dan sirkulasi, dan hal ini dapat  menimbulkan  stroke. Namun,  seringkali 
tekanan darah  tinggi menimbulkan  serangan  jantung  pada  orang yang tingkat 
kolesterolnya  tinggi  disbanding  stroke. Pengobatan   tekanan  darah tinggi bisa 
mengurangi  risiko  serangan  jantung  dan  stroke.
Tekanan  darah  biasanya  diukur dibagian  atas  lengan. Pada  setiap  detak  jantung, 
tekanan sistolik pada  alat pengukur  akan  naik ,  lalu jatuh ketitik rendah  di antara  detak 
jantung (tekanan diastolik).
Tekanan  ini diukur  dalam  millimeter  pada air  raksa (mmHg). Tekanan  darah normal
orang  sehat  saat istrahat  adalah 120/70. Tekanan  140/90 adalah ambang batas, sedangkan 
tekanan  150/100 saat istrahat  jelas tinggi.
Tekanan  darah  tinggi  (hipertensi )  ditemukan pada  hampir  semua  bangsa  didunia, 
khususnya  bangsa  Afro-Karibia  dan  warga  Amerika  berkulit  hitam. Di Inggris,  hampir 
25 persen  penduduk berusia  diatas  50 tahun  mengidap tekanan darah tinggi.
Penyebab  tekanan  darah tinggi  pada kebanyakan   orang  tidak  ketahui. Penyakit  ini
terdapat pada  kebanyakan  anggota  keluarga  dan penderita  penyakit  ginjal. Celakanya,
tekanan darah  tinggi sering  tidak  menunjukan gejala. Karena  itulah,  sebaiknya  Anda
melakukan pemeriksaan  rutin agar  segera mengetahui  terkena bila  tekanan darah  tinggi.
Tekanan tinggi  didalam  pembuluh  nadi akan  merusak  dindingya  dan  merangsang 
timbulnya  atheroma. Jantung  juga  harus bekerja  lebih  keras  untuk  memompa  darah 
yang  bertekanan tinggi  tanpa  suplei  oksigen  yang  mencukupi.  Hal  ini meningkatkan 
kemungkinan  orang  terkena  angina  atau serangan  jantung. Tekanan  darah  tinggi juga 
meningkatkan  risiko terjadinya  stroke  akibat  kerusakan  yang ditimbulkannya  pada 
pembuluh  darah  di otak.
b.      Diabetes 
Ini adalah  suatu  kondisi  umum   yang  menimpa  sekitar tiga  dari  seratus  orang di
Inggris. Penyebanya  adalah   kekurangan  atau  resistensi  terhadap  hormone insulin  yang
mengontrol  penyebaran  glukosa ke sel – sel  di seluruh  tubuh  melalui  aliran  darah.
Diabetes  bisa  menimpa  setiap  kelompok  usia,  termasuk anak –anak. Semakin  muda
usia  penderita , semakin besar  kemungkinannya  ia butuh  suntikan insulin  untuk 
mengontrolnya.  Banyak  juga  yang baru  mendapatkannya  pada  usia  pertengehan atau 
usia  lanjut,  dan jika  hal ini terjadi,  ada beberapa  gejala  yang dapat   dikontrol dengan 
diet  atau  tablet. Tujuan pengobatannya  adalah  mengontrol  tingkat  glukosa  dalam darah 
hingga mendekati  tingkat yang normal. Namun  demikian ,  meskipun  diobati,  diabetes 
dapat  meningkatkan  risiko gangguan dalam  peredaran darah,  termasuk PJK. Bagi  wanita, 
hal  ini sangat  penting  karena  penyakit  ini  dapat  melawan  daya  perlindungan dari 
hormon – hormon  wanita,  dan  hampir  sama  banyaknya  wanita  dengan pria  penderita 
diabetes  mengalami  PJK.
Kontrol   yang  baik  terhadap  diabetes dengan  diet,  tablet, atau  insulin  dapat 
mengurangi  timbulnya  masalah  pada  aliran  darah  dan jantung. Sebaliknya , jika tidak 
terkontrol,  diabetes  bisa  meningkatkan  kadar  lemak dalam darah,  termasuk  kolestrol 
tinggi, dan  seseorang   penderita  diabetes  mungkin  perlu  minum obat  tambahan  untuk 
mengontrolnya.

D.    Gejala Penyakit Jantung Koroner


Meski kebanyakan penderita PJK mempunyai masalah pokok yang sama, yaitu
penyempitan arteri koronia, namun gejala yang timbul tidak sama. Beberapa menderita
angina, ada pula yang terkana serangan jantung. Sebagian kecil mengalami kegagalan jantung
tanpa ada gejala apapun sebelumnya. Semua akibat ini belum diketahui penyebabnya secara
pasti.
1.      Nyeri Dada
Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh nyeri dada . banyak orang mengira mudah untuk
mengenali nyeri dada akibat nyeri jantung daripada penyakit lainnya, tetapi sesungguhnya hal
ini sulit, bahkan bagi dokter berpengalaman sekalipun.
a.       Angina
Angina pectoris adalah bahasa latin untuk rasa nyeri di dada, stelah melakukan kegiatan fisik,
dan hilang ketika anda beristirahat. Pda PJK, nyeri itu timbul dari urat otot di jantung karena
tidak  mendapat oksigen cukup untuk melaksanakan tugasnya. Angina biasanya berlangsung
selama 2-3 menit tidak ebih dari 10 menit. Ini terjadi bila anda  berjalan mendaki, melawan
angin kuat, atau bila anda naik tangga. Namun, ini bias juga terjadi setelah melakukan
aktifitas ringan, seperti berpakaian. Biasanya keadaan lebih parah bila cuaca  dingin dan bila
kegiatan itu dilakukan setelah makan, misalnya berjalan-jalan setelah makan.
b.      Angina tak pasti
Sebenarnya angina dapat diduga sebelumnya, namun bila arteri koronia terus menyempit atau
timbul bekuan darah pada permukaannya, angina dapat berkembang menjadi angina tak pasti.
Anda baru menyadari saat anda hanya mampu berjalan dalam jarak pendek, atau anda merasa
nyeri saat anda melakukan pekerjaan ringan diseputar rumah, atau saat naik tangga. Mungkin
juga anda terbangun dari tidur oleh serangan angina. Perubahan rasa nyeri perlu dilaporkan
kepada dokter agar dapat melakukan tindakan pencegahan karena bias berkembang menjadi
serangan jantung.
c.       Serangan jantung
rasa nyerinya sama dengan angina, namun tak hilang bila anda beristirahat, malah tambah
parah. Mereka yang pernah mengalaminya mengatakn bahwa inilah rasa sakit paling buruk
yang pernah mereka rasakan. Orang yang terkena serangan jantung Nampak pucat,
berkeringat, dan tubuhnya terasa dingin. Mereka sering merasa sakit dan mungkin muntah.
Sebagian malah tidak pernah mengalami gejala penyakit jantung sbelumnya karena terjadi
secara tiba-tiba. Namun, banyak penderita merasakan nyeri yang sebentar-sebentar selama
beberapa minggu atau beberapa bulan akibat penyempitan pembuluh darah.
Perbedaan antara angina  da serangan jantung adalah, jika angina timbul akibat otot
jantung kekurangan oksigen namun tidak menimbulkan kerusakan, pada serangan jantung
sebagian otot jantung menjadi mati akibat kekurangan oksigen.
Pada kira-kira 20 persen penderita, gejala serangan jantung cukup ringan dan dianggap 
sebagai gangguan pencernaan. Hal ini sering terjadi pada orang tua dan para penderita
diabetes, mungkin karena saraf sakit ke jantung tidak begitu peka lagi pada kedua golongan
ini.
Penyebab Lain Nyeri Dada
Kita semua pernah merasakan nyeri dada, seperti rasa nyeri dibagian tubuh lain.
Kemungkinan penyebabnya adalah :

a.       Rasa panas dalam perut


Kerongkongan (osefagus) yaitu saluran dari mulut ke perut, letaknya persis dibelakang
jantung dan punya saluran saraf yang sama. Jadi, sakit dikerongkongan mungkin terasa
seperti sakit dibagian jantung. Rasa panas diperut ini bias terjadi setiap saat dan biasanya
disebabkan oleh makanan, dimulai sekitar setengah jam setaah makan, atau jika perut kosong.
Panas diperut ini juga bias timbul malam hari saat berbaring mendatar karena cairan asam
dari perut mengalir kembali ke kerongkongan dan menimbulkan iritasi. Makan lebih baanyak
makanan atau minum susu atau antacid bias mengurangi gejalanya, sedangkan minum panas
serta alcohol bias memperburuk keadaan.
Rasa sakit di perut ini bukan disebabkan oleh latihan fisik. Bila anda merasa nyeri dada
saat berjalan. Bahkan jika anda sampai bersendawa tampaknya gejala ini kemungkinan besar
berasal dari jantung daripada dari perut . periksakan ke dokter.
2.      Pleuritis
Infeksi di dada seperti pneumonia (radang paru-paru) biasa menimbulkan nyeri hebat di
dada, yang dinamakan pleuritis (radang selaput dada). Rasa nyeri yang tajam disatu sisi dada
akan semakin parah bila anda batuk atau bernmafas dalam-dalam. Ini berbeda dari rasa sakit
yang kurang tajam dan terus menerus dari jantung yang menyebar tepat kedada.
3.      Sakit Otot
Sepanjang punggung dan diantara tulaang rusuk terdapat otot-otot yang berperan
penting dalam pernapasan. Seperti otot lainnya, otot-otot ini bias terserang rematik. Sakitnya
biasanya terbatas di daerah dada tertentu, baik dibagian depan atau belakang. Rasa sakit
semakin terasa saat duduk, atau berbaring dalam posisi tertentu jika membalik. Sakit akibat
rematik ini bias berlangusung beberapa jam sampai beberapa hari dan mungkin hilang sbelum
akan kambuh beberapa minggu kemudian.         
4.      Debaran Jantung
Palpitasi, debaran jantung keras dan cepat yang teratur ataupun yang tidak teratur bisa
terjadi pada orang sehat. Penyebabnya adalah, stress, merokok, atau terlalu banyak minum
kopi atau teh. Ada juga orang yang mempunyai “sirkuit pendek” elektris pada jantungnya
sehingga membuat jantung berdebar sangat cepat, namun ini jarang terjadi.
Orang deengan PJK  juga bisa mendapat masalah dengan debaran jantung, namun
biasanya ini terjadi setelah ada seraangan jantung. Dokter akan memberikan obat untuk
mencoba mengontrolnya. Jila palpirasi menyebabkan anda pingsan, sesak napas atau nyeri
dada, konsultasikan segera ke dokter.
5.      Sesak Napas
Banyak penyebab sesak napas, dan yang paling umum diantaranya adalah brinkitis
kronis, emfisema (melebarnya gelembung paru) dan asma. Gagal jantung juga menyebabkan
sesak napas dan bisa menyerang orang pernah terkena serangan jantung. Jika jantung tidak
memompa dengan baik, cairan akan tertimbun dalam jaringan tubuh dan paru-paru, sehingga
mengakibatkan sesak nafas. Anda akan sulit jika berbaring ditempat tidur atau terbangun
waktu malam karena sesak napas. Anda juga bisa terserang batuk  dengan dahak mengandung
sedkit busa atau darah.
Jika cairan tertimbun di bagian tubuh, pergelangan kaki membengkak atau perut terasa
sakit karena hati dan usus membengkak. Jika telah jelas bahwa jantung anda tidak beres,
napas yang semakin sesak, atau abtuk yang tak kunjung hilang sangat berbahaya. Kini telah
ada obat-obatan ampuh untuk mengatasi gagal jantung, dan semakin cepat anda di obati akan
semakin baik.

E.     Mengatasi Serangan Jantung (Penanggulangan)


1.      Rehabilitasi
Rehabilitasi setelah serangan jantung sangat berbeda daripada yang biasa. Jika rasa
nyeri dan lesu telah lewat, biasanya dalam waktu beberapa hari usaha yang dilakukan adalah
kembali ke keadaan normal selama 6-8 minggu ke depan.
Kebanyakan rumah sakit mempunyai bagian rehabilitasi jantung, atau disingkat
“rehab”. Tujuan rehabilitasi jantung adalah:
a.       Pendidikan
Memahami penyebab masalah itu dan mengetahui cara menjadi sehat kembali
b.      Pelatihan
Program pelatihan secara bertahap, sehingga anda bisa kembali ke aktivitas normal
Program rehab biasanya dimulai di rumah sakit. Seorang perawat akan menjenguk anda
dan menjawab beberapa hal yang menjadi masalah anda atau keluarga. Anda akan diberi
petunjuk mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh anda lakukan setelah keluar dari
rumah sakit.
Program pelatihan biasanya dimulai 2-4 minggu kemudian dan diawasi oleh seorang
ahli fisioterapi di bangsal rumah sakit.  Mungkin anda akan bergabung dalam satu kelompok,
sekitar 10-15 orang sehingga anda dapat bercakap-cakap dan saling bertukar pengalaman.
Kondisi ini sangat sering membesarkan hati saat melihat seseorang berlatih penuh semangat
pada akhir program pelatihan, sedangkan anda baru akan memulai dan masih ragu-ragu
mengikuti pelatihan itu.
Bagi banyak penderita berusia separuh baya, mungkin ini merupakan pelatihan fisik
teratur pertama yang mereka ikuti selama bertahun-tahun sehingga awalnya akan terasa aneh.
Namun, banyak orang merasakan pelatihan itu semakin mudah setelah beberapa minggu dan
merasa jauh lebih baik pada akhir program pelatihan daripada bertahun-tahun sebelumnya.
Program rehabilitasi biasanya berlangsung selama 1-2 jam, dua kali seminggu selama
6-8 minggu. Selain berlatih, biasanya diadakan diskusi mengenai penyabab serangan jantung
dan hal-hal yang bias dilakukan untuk mencegahnya. Mungkin juga ada kunjungan dari
apoteker, ahli diet, dan spesialis jantung untuk menjawab pertanyaan anada atau keluarga
anda mengenai kondisi anda.

2.      Kembali ke Kehidupan Normal


Anda mungkin merasa ragu untuk melakukan kegiatan normal dalam minggu-minggu
atau bulan pertama setelah terkena serangan jantung, seperti bekerja atau kegiatan seks.
a.       Mengemudi
Biasanya anda tidak dianjurkan untuk mengemudikan mobil satu bulan setelah terkena
serangan jantung. Hal ini terutama berlaku bagi para pengemudi. Oleh karena itu
bicarakanlah hal ini dengan dokter anda.
b.      Kegiatan seks
Setelah terkena serangan jantung, biasanya orang takut melakukan kegiatan seks. Mula-mula
anda mungkin kurang berminat, namun wajar untuk melakukannya kembali setelah 3-4
minggu jika anda menginginkannya. Hindari sikap terlalu menggebu sampai anda benar-
benar pulih, yang biasanya makan waktu sekitar 6-8 minggu. Beberapa jenis obat yang anda
makan mungkin akan mengurangi nafsu seks, dan jika anda merasa hal ini menjadi masalah,
bicarakanlah dengan dokter anda.
c.       Bekerja
Orang yang terkena serangan jantung biasanya dapat kembali bekerja setelah 2-3 bulan . bagi
mereka yang bekerja tanpa mengeluarkan banyak tenaga, delapan minggu cuti sudah cukup.
Untuk pekerja yang memerlukan banyak tenaga diperlukan waktu lebih lama, serta tambahan
kegiatan fisik dalam program pelatihan untuk memulihkan tenaga kembali.
d.      Berlibur
Selama 2-3 bulan pertama setelah terkena serangan jantung, dianjurkan tidak bepergian ke
luar negeri dulu. Anda bolrh pergi kemana pun bila telah pulih kembali. Jika anda ragu,
bicarakanlah dengan dokter. Bila anda masih dalam pengobatan, usahan untuk membawa
obat-obatan yang cukup sampai anda kembali, dan bawalah selalu bersama anda.
e.       Cemas dan depresi
Setiap orang pasti merasa cemas setelah terkena serangan jantung, meskipun dokter, perawat,
dan keluarga telah member nasihat positif, banyak penderita masih tetap merasa cemas. Anda
cemas jika terkena serangan jantung lagi, dan semua itu berlanjut. Perasaan ini memang
wajar dan dapat dipahami. Serangan jantung bias merupakan tamparan kuat bagi kepercayaan
diri anda, terutama jika anda belum pernah mengalami keluhan sakit apa pun sebelumnya
sehingga mudah menjadi depresi.
Mengenali masalahnya
Depresi boleh dikatakan penyakit yang sama parahnya dengan sakit jantung, yang juga
dapat disembuhkan. Anda terkena depresi bila ada gejala-gejala seperti berikut:
1.      Merasa sedih dan mudah menangis.
2.      Hilang semangat atau minat dalam bekerja dan hobi.
3.       Kehilangat minat dalam seks.
4.      Rasa percaya diri rendah.
5.      Terlalu memperhatikan kesehatan diri.
6.      Konsentrasi lemah.
7.      Tidur sering terganggu, sulit tidur, atau bangun terlalu pagi.
8.      Selalu merasa lelah.
Pada keadaan depresi, tingkat kimiawi yang meneruskan sinyal ke otak biasanya rendah
dan pengobatan dengan obat-obatan antidepresi bias membuatnya normal kembali. Obat-
obatan ini tidak menyebabkan ketagihan, berbeda dengan obat penenang, dan anda bias
menghentikannya bila sudah merasa tidak tertekan lagi. Umunya obat ini dimunum selama 3-
6 bulan.
Dalam minggu-minggu pertama setelah serangan jantung, begitu banyak hal yang
terjadi dan perlu dipikirkan sehingga depresi tidak begitu kentara. Namun, bila semuanya
telah normal kembali, anda mungkin punya banyak waktu untuk mencemaskan masa depan,
dan inilah saat berbagi masalah bias timbul.
Reaksi yang paling umum adalah mudah marah meskipun pada orang yang biasanya
tenang. Pasangan mereka sering mengeluh “ dimarahi habis-habisan” karena kesalahan kecil
saja . Masalah ini biasanya akan reda jika orang itu mulai bekerja kembali, meskipun ada
juga orang yang “mudah marah “ untuk waktu yang lebih lama.
Hal yang penting dalam mengatasi rasa cemas dan depresi adalah menyadari bahwa hal
ini adalah wajar dan dapat diatasi. Berbagi rasa dengan orang yang pernah mangalami hal ini,
atau berkonsultasi dengan kelompok yang biasanya ada dibagian rehab jantung, akan banyak
membantu. Jika anda mengalami masalah dengan berbagai gejala depresi, jangan biarkan hal
itu berlarut-larut, tetapi bicarakanlah dengan dokter anda.

3.      Menjaga Kesehatan Jantung


Ada dua jenis factor yang beresiko, yakni factor yang tak dapat dikontrol, dan yang bisa
anda pengaruhi. Penyakit lain, khususnya diabetes dan hipertensi (tekanan darah tinggi), bisa
meningkatkan resiko terjadinya PJK, namun resiko ini akan berkurang jika kondisinya
terkontrol baik disertai pengobatan yang cocok.
1.      Menurunkan Kolesterol
Lipid adalah istilah umum yang digunakan dokter untuk menyebut bahan menyerupai
lemak dalam darah. Kolesterol merupakan penyebab utama, namun ada jenis lain yang
disebut trigliserid yang juga berperan dalam PJK.
Kolesterol mempunyai reputasi buruk sebagai penyebab penyakit jantung dan pembuluh
darah meskipun juga mempunyai beberapa fungsi penting bagi tubuh, dan setiap orang
membutuhkannya. Zat ini di produksi dalam hati dan digunakan dalam selaput sel tubuh
untuk membuat empedu dan hormone. Jadi, meskipun anda telah menghindari kolesterol
dalam makanan, zat ini akan selalu ada dalam darah.
Jika Anda memeriksakan kolesterol dalam darah, laboratorium biasanya juga akan
mengukur jenis lemak lainnya. Tingkat kolesterol dijumlahkan dari dua macam unsur, yakni
LDL ( low-density lipoprotein) dan HDL (high-density lipoprotein). LDL adalah kolesterol
“jahat”, yang bila tingkatnya tinggi akan memnempel pada dinding pembuluh nadi dan
menimbulkan ateroma. Seitar dua per tiga dari kolesterol dalam darah adalah LDL, dan inilah
yang dimaksudkan dokter bila dikatakan tingkat kolesterol Anda tinggi.
Sebaliknya, HDL adalah kolesterol “baik” dan semakin tinggi tingkatnya, semakin kecil
kemungkinan Anda terkena serangan jantung. Kaum wanita biasanya mempunyai tingkat
HDL yang lebih tinggi daripada laik-laki, namun perbedaan ini biasanya menghilang setelah
menopause.
Trigliserid adalah jenis lemak ketiga dalam pemeriksaan darah. Trigliserid kebanyakan
dibuat dari lemak yang ada dalam sel-sel lemak tubuh. Bila zat ini dilepaskan, tubuh akan
mendapatkan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari. Meski trigliserid tidak
terdapat dalam timbunan lemak pada dinding pembuluh nadi, namun jika tingkatnya tinggi,
yang merupakan akibat dari apa yang mereka makan, dan sebagian karena faktor genetik.
Dengan diet yang cermat, tingkat lipid atau kolesterol bisa turun hingga 10-20 persen, namun
jika ingin menurunkan lebih dari itu, biasanya diperlukan obat-obatan.
Dokter Anda mungkin memberikan lebih dari satu jenis obat untuk menurunkan tingkat
lipid karena cara kejanya memang berlainan. Bisanya Anda juga diberi petunjuk cara
menurunkan kolesterol dengan makanan agar pengobatan Anda benar-benar berhasil.

4.      Statin
Perubahan besar dalam pengobatan terhadap kolesterol dalam lima tahun terakhir ini
adalah berkat jenis obat-obatan ini yang mampu menghambat produksi kolesteorl di hati.
Statin mampu menurunkan kolesterol hingga 20-30 persen dengan hanya sedikit efek
samping.
Beberapa penyelidikan penting telah dilakukan terhadap ribuan pasien di Eropa,
Australia, dan Amerika. Hailnya menunjukkan bahwa penurunana kolesrterol diikuti oleh
menurunnya 20-30 persen resiko terkena serangan jantung. Jenis obat-obatan statin yang
paling banyak digunakan adalah amvastatin dan pravastatin, namun masih banyak lagi yang
diproduksi.
Obat-obatan ini biasanya diminum sekali sehari setelah makan hanya dengan sedikit
efek samping. Kadang-kadang timbul radang pada otot tangan dan kaki, serta nyeri yang
rasnya seperti flu.
Hal ini terjadi pada minggu-minggu pertama setelah memulai pengobatan dan harus
segera dilaporkan ke dokter. Keluhan itu segera akan hilang setelah Anda berhenti makan
obat.
Jika Anda tdak ada keluhan terhadap obat-obatan ini dalam minggu-minggu pertama
setelah meminimnya, biasanya Anda tidak akan mendapat masalah untuk selanjutnya.

5.      Fibrat
Bagi beberapa orang, khususnya penderita diabetes, masalah lipid mungkin tidak
sebanyak dengan kolesterol serta trigliserid karena mereka bisa menggunakan kelompok obat
lain yang disebut fibrat. Sebagaimana statin, obat-obatan ini hanya sedikit efek sampingnya
dan diminum makan. Dalam minggu-minggu pertama setelah ada keluhan nyeri pada otot,
namun selain itu hampir tidak ada keluhan lain. Fibrat dapat menurunkan tingkat kolesterol
hingga 10-15 persen dan mengurangi resiko terkena PJK.

6.      Resin
Resin menurunkan tingkat kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dalam usus dan
mempengaruhi penyerapannya dalam tubuh. Obat ini berupa bubuk, biasanya dicampurkan
dalam sari buah, diminun satu atau dua kali sehari. Karena tidak diserap oleh tubuh, tidak ada
efek samping bagi jaringan tubuh, namun bisa menyebabkan perut kembung dan sendawa,
atau sembelit pada beberapa orang.
Resin juga dapat mencegah terulangnya serangan jantung, meskipun kurang ampuh
dibandingkan dengan statin dan hanya mengurangi resiko 10-15 persen.

7.      Memperbaiki Makanan
Mengubah jenis makanan yang biasa Anda makan tidaklah mudah, namun penting
untuk mengurangi resiko terulangnya serangan jantung. Caranya sangat sederhana.
Makan makanan sehat bukan berarti Anda harus berpantang semua makanan yang
Anda sukai   hanya makan sayuran mentah. Kebanyakan orang makan terlalu banyak lemak,
khususnya yang berasal  dari hewan atau susu. Menguranginya adalah bonus yang sehat
untuk seluruh keluarga Anda. Kurangilah makan daging, keju keras, mentega, krim, susu full-
cream, dan yoghurt, serta makanan lain yang kaya lemak. Makanlah sedik saja, atau hanya
pada acara khusus.
Selain mengurangi jumlah lemak dalam makanan Anda, gunakan lemak tak jenuh
ganda (polyunsatu-rated fat), biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, atau lemak tak jenuh
tunggal (monounsaturated fat), seperti minyak zaitun. Jika Anda tidak yakin menentukan
minyak yang baik untuk kesehatan, periksalah labelnya atau tanyakan pada ahli gizi karena
berapa jenis minyak tidak baik untuk jantung. Minyak kelapa sama buruknya untuk jantung,
seperti lemak dari hewan.
Mengurangi lemak adalah juga cara yang baik untuk menurunkan berat badan dan
banyak orang merasa bahwa setelah mengubah makanan, gangguan pencernaan mereka akan
berkurang. Bila Anda cemas akan tingkat kolesterol Anda, hindari makanan yang
berkolesterol tinggi, seperti telUR, hati, dan kerang. Namun makanan ini masih lebih baik
daripada makanan yang mengandung lemak hewan. Ingatlah juga banyak makanan yang
diproses dan makanan jadi, seperti pai, biscuit, cake yang banyak mengandung lemak hewan,
demikian juga buger! Mulailah dengan program hidup lebih sehat dan perhatikan label
makanan ditoko yang menginformaikan kandungan lemak.
Perubahan penting lain untukmemulai program diet yang sehat adalah dengan
mengonsumsi sebanyak mungkin buah dan sayuran, paling sedikit lima porsen setiap hari.
Bila anda dapat meningkatkan makanan yang kaya serat, seperti roti gandum, beras
merah, pasta, dan sereal untuk sarapa, terutama havermut, makanan anda sangat baikuntuk
kesehatan dan jantung anda.
Untung lah banyak pabrik makanan mulai menyadari pentingnya makanan sehat dan
banyak buku resep makanan sehat yang dapat membantu. Kendala untuk mengikuti pola
makanan sehat mungkin adalah masalah biaya. Jika demikian, bicarakan hal ini dengan
dokter atau ahli gizi yang akan membantu memecahkan masalah anda.

8.      Berhenti Merokok
Manfaat menghentikan kebiasaan merokok sungguh besar dan mulai saat anda
menghentikannya, dan dalam lim tahun ke depan, resiko terulangnya serangan jantung
berkurang hingga setengahnya.
Namun, anda harus berhenti merokok sama sekali. Bila anda hanya mengurangi
jumlahnya atau mengubahnya dari sigaret ke cerutu atau pipa, risikonya hampir tidak
berkurang.
Para dokter menyadari hal ini 30 tahun yang lalu ketika hubungan Antara merokok dan
penyakit jantung mulai diberitakan. Hingga waktu itu, para dokter termasuk perokok paling
berat, kini hanya sedikit saja yang suka merokok.
Banyakorang merasa lebihmudah berhenti merokok di rumah sakit,namun agak sulit
memper tahanya bila anda pulang. Bila anda telah merokok sejak remaja, hal ini bias menjadi
masalah. Inilah kesempatan seluruh keluarga untuk membantu, sebap sulit menghilakan
kebiasaan merokok apa bila anggota keluaga anda merokok. Rumah sakit kini adalah wilayah
‘’dilarang merokok’’ dan begituh lah sehausnya  rumah anda.
Bagaimana caranya berhenti merokok? Hal ini berbeda pada setiap orang.ada yang
dengan mudah tiba-tiba  berhenti merokok. Anda yang secara perlahan-lahan mulai
menguranginya, hingga perlu waktu beberapa minggu. Masalah sebenarnya adalah
kecanduan pada nikotin  sehingga beberapa orang perlu mengunyah permen karet yang
mengandung zat ini. Kadang-kadang berbagi rasa dengan orang lain  dapat juga membantu.
Beberapa sebab mengapa orng enggan berhenti merokok-terutama wanita- adalah
karena ada kalanya berat badan akan bertambah setelah berhenti merokok.  Belum di ketahui
secara jelas mengapa hal ini bias terjadi. Nafsu maka jelas akan bertambah dan beberapa
orang suka mengudap untuk menghilangkan kebiasaan merokok. Rata-rata berat badan
memang akan naiksetengah sampai satu kilogram dalam enam bulan pertama setelah berhenti
merokok. Namun, jika anda telah mengubah makanan anda menjadi lebih sehat dan rendah
lemak, biasanya kelebihan berat badan itu akan menurun lagi dalam waktu 6-12 bulan.

9.      Mengurangi Stres
Jika anda terkena angina untuk serangan jantung, ini lah kesempatn untuk
mempertimbang kan prioritas dalam hidup anda. Anda mungkin merasa bahwa  pekerjaan
selama ini menyita waktu dan energi anda begitu banyak di bandinkan waktu  untuk keluerga,
teman-teman, maupun minat andayang lain. Meski belum ada bukti secara ilmiah bahwa
mengubah gaya hidup akan mengurangi risiko, hal ini jelas akan meningkat kan kualitas
hidup anda

F.     Faktor-faktor Pencegah
Beberapa faktor yang di yakini dapat melindungi anda terhadap PJK adalah mengurangi
jumlah minuman baralkohol dan melakukan pelatihan fisik secara teratur
a.       Alkohol
Banyak di beritakan tentang manfaat alkohol bila di minum dan jumlah cukup , namun
alkohol dalam jumah tinggi yang di minum secara teratur dapat menjadiracun  bagi
jantung ,otak,dan hati.
Jadi, berapakah ukuran yang cukup? Jumlah yang cukup adalah kira-kira 2-3 unit sehari
bagi pria,dan jumlahnya agak kurang bagi wnita.satu unit adalah ukuran minuman keras,
gelas anggur, atau setengah pint bir atau cider (sari buah apel). Pernah ada anggapan bahwa
anggur merah baik untuk mencegah serangan jantung, namun ternya ta setiap jenis alkohol
punya efek yang sama.
b.      Pelatihan Fisik
Pelatihan fisik secara teratur baik bagi anda dan dapat mencegah terjadinya PJK. Banyak
penyelidikan di amerika dan eropa menunjukan bahwa pelatihan secara teratur (20 menit, 2-3
kali seminggu) berhasil menurun kan risiko PJK.
Jika anda pernah terkena serangan jantung, anda akan di ajarkan pelatihan fisik di bagian
rehabilitasi jantung rumah sakit, dan mereka yng terkena PJK jenis apapun di anjurkan
melakukan lebih banyak latihan. Jika anda belum pernah mengikuti pelatihan fisik
sebelumnya  dan tidak tahu cara memulainya, mintalah nasihat dokter. Jenis pelatihan yang
anda lakukan mungkin idak  begitupenting, asal cukup merangsang jantung dan aliran darah
dengan cukup lakukanlah apa yang paling anda sukai, seperti berjalan, berenang, jogging,
senam lantai atau berdansa. Banyak orang mulai dengan perlahan-lahan dan akahirnya
menambah waktu dan jumlah pelatihan, dalam pelatihan atau senam terpimpin, anda akan
diajarkan cara melakukan pemnasan terlebih dahulu, dan hal ini sebaiknya dilakukan dalam
setiap pelatihan.
Pelatihan untuk “membakar kalori sebanyak-banyaknya” hingga badan Anda terasa sakit
dan pegal sangat tidak dianjurkan. Jika Anda merasa nyeri, pusing, atau sesak napas,
beristrahat dan berhentilah dulu sampai Anda mersa sehat kembali.
c.       Kerja sama dengan dokter
Meskipun merokok dan tingkat lipid merupakan faktor utama yang sepenuhnya berada
dalam kontrol Anda , ada hal-hal lain ketika Anda dan Dokter Anda bisa bekrja sama untuk
meminimalkan risiko lebih lanjut. Mereka yang cenderung mudah terkena PJK, seperti para
penderita diabetes dan hipertensi , harus berusaha untuk ttap mengontrol kesehatannya.
d.      Hipertensi
Berusahalah untuk minum obat secara teratur meski tidak ada gejala apapun. Periksakan
tekanan darah Anda secara teratur ke dokter.
e.       Diabetes
Cobalah mempertahankan berat badan Anda sedekat mungkin dnga yang seharusnya.
Usahakan agar tingkat gula darah  Anda normal dengan menjga diet Anda secara ketat dan
minum obat yang diberikan dokter secara teratur. Pelatihan fisik penting karena dapat
menurunkan berat badan dan juga menurunkan kebutuhan insulin Anda.
f.       Tingkat Lipid Naik
Usahan untuk tetap menjalankan diet yang ketat dan makanlah obat yang diberikan
dokter secara teratur.
g.      Mengatasi Keadaan Darurat
Serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan setiap orang harus tahu apa yang perlu
dilakukan untuk menolong orang yang pingsan dan jantungnya berhenti berdenyut. Basic Life
Support (BLS) atau bantuan dasar untuk mempertahankan hidup tidak sulit dipelajari dan
sangat bermanfaat untuk menolang mempertahankan hidup seseorang. Banyak istruktur bisa
didapatkan di berbagai kota, baik yang bekerja secara sukarela maupun dari rumah sakit
terdekat.
Jika Anda atau seseorang secara tiba-tiba merasa nyeri dada yang menjurus ke serangan
jantung, inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1.    Istirahatlah sambil duduk atau berbaring
2.    Minumlah obat GTN dan tunggu lima menit
3.    Jika rasa nyeri masih sama atau bertambah buruk setelah 5-10 menit, minum dosis kedua
4.    Jika tidak berhasil juga, telepon ambulans
5.    Kunyah sebutir aspirin (kecuali Anda atau orang itu alergi pada aspirin) karena ini akan
mengencerkan darah dan mencegah pembekuan.
G.    Penyakit Jantung Koroner pada Pekerja
Hasil penelitian pada tabel 2.1 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner lebih
banyak terjadi pada responden dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori
Davidson, (2003) risiko PJK lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian oleh Supriyono (2008) yang melakukan
olahraga teratur bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Tabel 2.2 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut Kelompok
Umur.

Kelompok Umur PJK


F %
30-40 tahun 2 3,3
41-50 tahun 11 18,3
51-60 tahun 11 18,3
61-70 tahun 6 10
Jumlah 30 50
Sumber : Annisa Yuliana Salim, 2013

Hasil penelitian pada table 2.2 menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami
penyakit jantung koroner dengan usia lebih dari 40 tahun, hal ini menunjukkan prevalensi
penyakit jantung koroner akan meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini sesuai dengan
teori Davidson, (2003) bertambahnya umur akan meningkatkan risiko kejadian penyakit
jantung koroner. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Djohan (2004) ada hubungan
antara umur dengan kejadian PJK. Kasus PJK akan meningkat dengan bertambahnya
umur.

Tabel 2.3 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut Jenis Pekerjaan

Jenis PJK
Pekerjaan F %
Tidak Bekerja 12 20,0
PNS 7 11,7
Swasta 4 6,7
Wiraswasta 7 11,7
Petani 0 0
Jumlah 30 50
Sumber : Annisa Yuliana Salim, 2013

Hasil penelitian pada tabel 2.3 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner sebagian
besar terjadi pada yang tidak bekerja, PNS dan wiraswasta. Hasil penelitian oleh Supriyono
(2008) yang melakukan studi kasus di RSUP Dr. Kariyadi dan RS Telogorejo Semarang
pekerjaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner.

Tabel 2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Merokok pada Pekerja Kantoran dan
Pekerja Kasar.

No Status Merokok Pekerja Kantoran Pekerja Kasar


1 Ya 4 30
2 Tidak 26 0
Jumlah 30 30
Sumber : Christian Sandi 2008

Berdasarkan Tabel 2.4 dapat diketahui bahwa pada pekerja kasar seluruhnya merokok,
sedangkan pada pekerja kantoran hanya sebagian kecil yang merokok yaitu 4 responden
(13,3%). Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar
kolesterol HDL. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada pekerja kantoran yang
mempunyai kebiasaan merokok mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sedangkan pada
pekerja kasar, meskipun mempunyai kebiasaan merokok, namun karena disertai aktivitas
yang tinggi maka pembakaran kolesterol tinggi pula, sehingga kadarnya di dalam darah
menjadi rendah.

Tabel 2.5. Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut aktivitas
olahraga.

Olahraga PJK
F %
Tidak Rutin 18 30,0
Rutin 12 20,0
Jumlah 30 50,0
Sumber : Annisa Yuliana Salim, 2013

Hasil penelitian pada tabel 2.5 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner
sebagian besar terjadi pada responden yang tidak rutin berolahraga. Hasil penelitian ini sama
dengan hasil penelitian Febriani (2011) bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan
olahraga beresiko lebih besar terkena PJK daripada orang yang mempunyai kebiasaan
olahraga. Hal ini sesuai dengan penelitian Hariadi & Ali (2005) yang menyatakan bahwa
olahraga teratur bisa mengurangi
risiko penyakit jantung koroner.
Tabel 2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol pada Pekerja Kantoran dan
Pekerja Kasar.

No Kadar Kolesterol Pekerja Pekerja Uji t P


Kantoran Kasar
1 Norma/kurang 26 30 -2.511 0,016
2 Tinggi 4 0
Jumlah 30 30
Sumber : Christian Sandi 2008

Berdasarkan Tabel 2.6. dapat dilihat bahwa kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan
terjadi pada pekerja kantoran dibandingkan dengan pekerja kasar. Pekerja kasar mempunyai
aktivitas yang berat, sehingga memungkinkan terjadi pembakaran kolesterol yang tersisa di
dalam pembuluh darah. Aktivitas yang rendah pada pekerja kantoran diduga berperan dalam
tingginya kadar kolesterol tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wiyono dkk., (2004) yang menyatakan bahwa aktivitas yang berat memerlukan energi yang
banyak dan energi ini diperoleh dari glukosa dan kemudian lipid sebagai alternatif
berikutnya. Pada pekerja kasar umumnya berasal dari sosial ekonomi yang rendah, sehingga
asupan nutrisinya terbatas. Hal ini akan berpengaruh terhadap rendahnya simpanan energi
dan produk sisa termasuk kolesterol.
Berdasarkan uji T diperoleh t = -2.511 (p=0,016), hasil ini menunjukan ada perbedaan
kadar kolesterol darah yang bermakna antara pekerja kantoran dan pekerja kasar di desa
Majasari, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga. Individu yang bekerja sebagai
pegawai kantoran biasanya memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik di bidang finansial
bila dibandingkan dengan seorang tukang becak. Dengan penghasilan yang tertentu setiap
bulan, pekerja kantoran dapat merencanakan kehidupannya dengan baik. Namun, pekerjaan
yang monoton dalam ruangan, terlebih lagi di belakang meja kerja, membuat individu itu
tidak banyak melakukan aktivitas fisik. Keadaan ini membuat metabolisme tubuh berjalan
lambat. Di sisi lain, tuntutan pekerjaan yang selalu mendesak, membuat karyawan kantoran
pada umumnya memilih gaya hidup praktis, antara lain masalah makanan.
Makanan cepat saji (fast food) telah menjadi pilihan untuk memudahkan dalam
beraktivitas bagi karyawan kantoran dewasa ini. Selain praktis dan cepat, makanan ini juga
meningkatkan gengsi dan prestise individu yang mengkonsumsinya. Di sisi lain, kandungan
gizi pada makanan ini sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan gizi harian. Bahkan kandungan
kolesterol tinggi yang ada, dapat mejadi sumber berbagai macam penyakit. Antara lain
penyakit atherosclerosis, diabetes mellitus, dan sebagainya (Nystrom, 2008). Bila sering
dikonsumsi dan tidak diimbangi dengan kegiatan fisik yang cukup, dapat terjadi dislipidemia
yang merupakan factor risiko terjadinya berbagai penyakit.
Inilah yang menjadi penyebab penyakit-penyakit di atas cenderung terjadi pada
masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas (Lee, 2008).
Berbeda dengan pekerja kasar, tukang becak tidak bermotor, pendapatan yang sedikit
dan tidak menentu, membuatpara pekerja kasar tidak mempunyai banyak pilihan berbagai
jenis makanan. Umumnya para pekerja kasar hanya mengkonsumsi tahu, tempe, dan sayur,
ikan asin. Tentunya jarang sekali pekerja kasar dapat mengkonsumsi makanan cepat saji, atau
bahkan makanan dengan tinggi lemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Aktifitas
fisik yang berat sebenarnya perlu diimbangi dengan asupan makanan yang bergizi tinggi,
namun jarang tercukupi.
Walaupun demikian, bukan berarti berbagai jenis penyakit seperti atherosclerosis tidak
terjadi pada masyarakat golongan ekonomi bawah. Hal ini dapat terjadi akibat mengkonsumsi
makanan yang salah. Untuk mendapatkan kemudahan dalam memasak, umumnya masyarakat
menggoreng makanan tersebut. Namun karena kesulitan ekonomi, sering kali digunakan
minyak goreng berkualitas rendah atau bahkan minyak goreng bekas. Padahal telah terjadi
perubahan rantai karbon pada minyak goreng tersebut menjadi minyak jenuh dan ikatan trans,
sehingga mengandung kolesterol tinggi dan dapat memicu dislipidemia (American Heart
Association, 2008).
Kolesterol diperoleh dari makanan dan juga disintesis di dalam tubuh. Kolesterol yang
disintesis yaitu sekitar 500 mg/hari dan dari makanan yang hanya
sekitar 20% dari seluruh kolesterol yang ada di dalam tubuh. Pembentukan kolesterol di
dalam tubuh terutama di hati (50% total sintesis), sisanya disintesis di usus, kulit dan semua
jaringan yang memiliki sel-sel berinti (Siburian, 2005). Fessenden dan Joan (1989)
mengatakan bahwa hati dan kuning telur merupakan bahan makanan yang kaya akan senyawa
kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan pengerasan dinding
pembuluh darah (atherosclerosis), yang disebabkan oleh endapan kolesterol dan lipid-lipid
lain pada dinding sel pembuluh darah.
Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu penimbunan kolesterol di sel, yang
menyebabkan munculnya atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri) dan
penimbunan plak di dinding pembuluh darah (Murray, 2003). Hal ini dihubungkan dengan
peningkatan risiko penyakit akibat gangguan pembuluh darah (misalnya: penyakit jantung
koroner, stroke, gangguan pembuluh darah tepi) (Anwar, 2004).
Makanan kaya lemak jenuh dianggap sebagai salah satu penyebab atherosclerosis. Bila
terjadi sumbatan pada pembuluh darah jantung, maka dapat terjadi kematian tiba-tiba. Pada
tahun 1992, penyakit jantung koroner menempati urutan pertama dan merupakan 15,5% dari
seluruh penyebab kematian (Darmojo,
1993).
Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
penyebab kadar kolesterol yang tinggi adalah genetik, diet tinggi lemak, kelebihan berat
badan, kurangnya aktivitas fisik, dan merokok.
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol
HDL. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat pula disebabkan oleh konsumsi alkohol atau
obat-obatan (misalnya: steroid atau pil kontrasepsi).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tingginya kadar lemak, antara lain riwayat
keluarga dengan hiperlipidemia, obesitas, diet kaya lemak, kurang melakukan olah raga,
penggunaan alkohol, merokok sigaret, diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, kelenjar
tiroid yang kurang aktif, dan lainnya (Anwar, 2004).
Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda.
Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar
kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak
yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mg/dL. Perbedaan
ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan
masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah.
Lemak yang masuk ke dalam tubuh, terutama dipengaruhi oleh jenis asupan makanan.
Membatasi pemasukan beberapa lemak juga penting. Dari berbagai jenis lemak, lemak jenuh
dan trans menjadi faktor utama risiko penyakit jantung koroner. Lemak jenuh berbahaya bagi
tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol sehingga menaikkan
kadar kolesterol darah. Kemudian kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan
menghambat aliran darah dan oksigen sehingga menggangu metabolisme sel otot jantung.
Kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan terjadi pada pekerja kantoran dibandingkan
dengan pekerja kasar. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar kolesterol pada pekerja
kantoran dan pekerja kasar. Pada pekerja dengan aktivitas rendah perlu kiranya melakukan
control terhadap kadar kolesterol darah dan menjaga jenis makanan yang dikonsumsi rendah
kolesterol. Berolahraga secara rutin perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran peredaran
darah dan keseimbangan metabolisme.
Risiko penyakit jantung koroner terkait  dengan kombinasi antara tekanan kerja
dan gaya hidup individu, disesuaikan dengan usia, jenis kelamin dan  kohort. memiliki salah
satu  faktor risiko gaya hidup merokok, aktivitas fisik atau obesitas tetapi tidak
ada tekanan pekerjaan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner. 
Selain itu tekanan kerja pada  obesitas meningkatkan risiko  penyakit jantung koroner, tetapi
risiko tidak  meningkatcukup besar ketika tekanan kerja ditambah dengan merokok, peminum
berat ataupun aktivitas fisik (Mika Kivimaki, 2013).
Hubungan antara jam kerja yang panjang dan rumah sakit masuk karena AMI
dilaporkan oleh Russek dan Zohman sedini tahun 1958, untuk 100 kasus laki-laki dan
mereka 100 kontrol . Menggunakan sampel yang sama tapi lebih tua usia , Theorell dan Rahe,
Falger dan Schouten, dan Sokejima Kagamimori , Liu dan Tanaka, dan Fukuoka et
al . juga menemukan hubungan yang signifikan antara kerja yang panjang jam dan
PJK(Marianna Virtanen, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh antara kerja lembur dengan peningkatan
risiko kejadian PJK. Adapun faktor yang berperan penting dalam penelitian ini seperti jenis
kelamin, usia, kelas kerja, beberapa hal yang berkaitan dengan biologis, perilaku, psikososial
dan psikologis terhadap faktor risiko terjadinya PJK, termasuk karakteristik pekerjaan dan
jenis pola perilaku.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa peserta yang bekerja lembur lebih
muda umurnya dibandingkan peserta yang tidak bekerja lembur. Peserta laki-laki, peserta
yang sudah menikah dan orang-orang yang bekerja di kelas kerja yang lebih tinggi lebih
sering bekerja lembur dibandingkan dengan peserta wanita, peserta yang belum menikah dan
orang-orang yang bekerja di kelas bawah. Riwayat penyakit seperti diabetes, kebiasaan
merokok dan penggunaan alkohol yang melebihi batas juga dikaitkan dengan kerja lembur.
Peserta yang bekerja lembur dilaporkan mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari dan
sering berolah raga akan tetapi kurang tidur dan sedikit yang absen karena sakit. Peserta yang
kerja lembur juga dilaporkan bahwa mempunyai prevalensi tekanan psikologis dan tuntutan
pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak bekerja lembur. Kerja lembur juga
mempunyai kadar kolestrol HDL yang lebih tinggi dibandingkan peserta yang tidak bekerja
lembur.        Berdasarkan hasil penelitian,  menunjukkan bahwa sebanyak 67.543,9 orang
terdapat 369 kasus baru yang terjadi dalam periode tersebut sehingga apabila dirata-ratakan
terdapat 546 kejadian per 1.000 orang per tahunnya. Daripenelitian ini, merokok dan indeks
massa tubuh juga terkait dalam terjadinya PJK (Marianna Virtanen, 2010).
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penyakit  jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala
dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara
umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK
terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi),
tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK
pada keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit
jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari
fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan
aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja.
Kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan terjadi pada pekerja kantoran dibandingkan
dengan pekerja kasar. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar kolesterol pada pekerja
kantoran dan pekerja kasar. Pada pekerja dengan aktivitas rendah perlu kiranya melakukan
control terhadap kadar kolesterol darah dan menjaga jenis makanan yang dikonsumsi rendah
kolesterol. Berolahraga secara rutin perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran peredaran
darah dan keseimbangan metabolisme.

B.     Saran
1.      Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres.
2.      Mengonsumsi makanan berserat, jangan makan berlebihan serta kontrol kolesterol, kontrol
tekanan darah dan gula darah, serta kontrollah kesehatan secara rutin.
3.      Hentikan kebiasaan merokok, karena merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah
berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri yang memicu stroke.
4.      Berolahraga yang teratur, istirahat cukup.
PUSTAKA

Adam Sagan, 2009. Coronary Heart Disease Risk Factors and Cardiovascular Risk in Physical
Workers and Managers.

Anwar, B. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung


Koroner. www.library.usu.ac.id [diakses 18 Mei 2014].

Christian Sandi, Saryono, Dian Ramawati. (2013). Penelitian Tentang Perbedaan Kadar Kolesterol
Darah Pada Pekerja Kantoran dan Pekerja Kasar.

Corwin J. Elizabeth, ( 2009 ), Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3, Penerbit : Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.

Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta : EGC, 2009.

Darmojo, dkk, 1993, Pengelolaan Pengajaran Sains, Rineka Cipta, Jakarta.

Davidson Christopher. (2003), Penyakit Jantung Koroner. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. (1999). Panduan Mencegah & Mengobati


Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara

Hendriantika, H. (2012), Penelitian Tentang Studi Komparatif Aktivitas Fisik dengan Faktor
Resiko Terjadinya Penyakit jantung Koroner.

Hermansyah, Citrakesumasari, Aminuddin. (2009). Aktifitas Fisik dan Kesehatan Mental Terhadap


Kejadian Penyakit Jantung Koroner.

Hariadi, Ali Arsad Rahim, (2005). Hubungan Obesitas dengan Beberapa Faktor Risiko Penyakit
Jantung Koroner.

Kurniastuti, Y. (2009). Faktor Resiko Penyakit Janting Koroner di Indonesia.

Marianna Virtanen, (2012). Long Working Hours and Coronary Heart Disease: A Systematic
Review and Meta-Analysis.

Marianna Virtanen, (2010). Overtime Work and Incident Coronary Heart Disease:The Whitehall II
Prospective Cohort Study.

Mika Kivimäki, (2013). Associations of job strain and lifestyle risk factors with risk of coronary
artery disease: a meta-analysis of individual participant data.

Tracey C. C. W. Rompas, A. Lucia Panda, Starry H. Rampengan. (2012), Hubungan Obesitas


Umum dan Obesitas Sentral dengan Penyakit Jantung Koroner

Sallim Annisa Yuliana, (2013), Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner.
Sivaramakrishna, R., Nancy A., William, A., Gilda, C., dan Kimerly, A. 2000. Powell American
Journal of Roentgenology, 175, 45-51

Sulistiani, W. (2005). Analisis factor Resiko Yang Berkaitan Dengan Penyakit Jantung. Universitas
Diponegoro.

Kuswadji, S. 2009. Kadar Lemak Darah pada Pekerja Bergilir di Suatu Instalasi Pengeboran
Minyak dan Gas Bumi.www.cerminduniakedokteran.com [diakses 18 Mei 2014].

Yuet Wai Kan. 2000. Adeno-associated viral vector-mediated vascular

www.digilib.unimus.ac.id Diakses tanggal 15 Mei 2014

www.americanhearth.org. (2009). Aktivitas Penderita Kardiovaskular. Diakses tanggal 15 Mei


2014

www.ipaq.com.(2005). Diakses tanggal 16 Mei 2014

www.searo.who.int.(2002). Physical Activity Fundamental. Diakses tanggal 16 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai