Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT

JANTUNG
KORONER
Raudhatul Aula
(P07131220023)
Sherly Nurfajri Erwiyanti
(P07131220029)
PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner yang mengantarkan
darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung. Penyempitan atau
penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering
ditandai dengan rasa nyeri. Jantung koroner merupakan salah satu penyakit
pembunuh yang paling ditakuti di seluruh dunia. Biasanya penyakit ini dialami oleh
orang berusia produktif dan menyerang secara mendadak hingga menimbulkan
kematian.

Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi bila ada timbunan (plak) pada pembuluh
koroner jantung yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan, dan
terbentuknya kalsium pada intima atau permukaan bagian dalam pembuluh darah. Plak
ini membuat intima menjadi kasar, dan trombosis tertarik ke daerah yang kasar,
membentuk gumpalan. Bila plak cukup besar untuk menyumbat aliran darah, jaringan
akan kekurangan oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan daerah infark. PJK
menunjukkan gejala bila terjadi infark miokard (MI) atau bila terjadi iskemia
miokard seperti angina pektoris.
Etiologi
Penyakit jantung koroner terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau
penyediaan yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya
adalah berbagai faktor.
1. Denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan
ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan
kebutuhan dari otot-otot jantung.

2. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah
koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang
mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada
Penyakit jantung koroner terjadi akibat otot regulasi jantung dan lain sebagainya.
penyempitan/penyumbatan di dinding nadi koroner, karena adanya endapan lemak dan
kolesterol yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri sehingga suplai darah
ke jantung menjadi terganggu. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan
bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner. Perubahan
pola hidup, pola makan, dan stress juga dapat mengakibkan terjadinya penyakit
jantung koroner.
Lanjut…

Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner


menyebabkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya
terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah
tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat,
penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan
(Akut miokard infark). Serangan jantung tersebut dapat terjadi
kapan saja, bahkan ketika sedang beristirahat
Faktor Risiko Terjadinya PJK

Hipertensi Hiperkolester
olemia

Merokok Diabetes
Faktor Risiko Terjadinya PJK
01 HIPERTENSI 02 Hiperkolesterolemia
Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui
Peningkatan tekanan darah merupakan beban adanya resiko PJK dan hubungannya dengan kadar
kolesterol darah:
yang berat untuk jantung, sehingga
menyebabkan hipertensi ventrikel kiri atau a. Kadar kolesterol total
pembesaran ventrikel kiri. Tekanan darah yang Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah (200mg/dl,
bila >200 mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK
tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma meningkat.
langsung terhadap dinding pembuluh darah
b. LDL Kolesterol
arteri koronaria, sehingga memudahkan LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis
terjadinya arterosklerosis koroner (faktor kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan karena kadar
LDL yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding
koroner) hal ini menyebabkan nyeri dada. pembuluh darah.
Lanjut…
03 Merokok
Pada saat ini merokok telah dimasukkan
sebagai salah satu faktor resiko utama PJK
d. Rasio Kolesterol Total: HDL disamping hipertensi dan hiperkolesterolami.
Kolesterol Orang yang merokok >20 batang perhari
Rasio kolesterol total: HDL kolesterol dapat mempengaruhi atau memperkuat efek
sebaiknya 4.5 pada laik-laki dan 4,0 pada dua faktor utama lainnya.
perempuan. Makin tinggi rasio kolesterol
total: HDL kolesterol makin
meningkatkan resiko PJK.
04 Diabetes
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu
telah diketahui sebagai predisposisi
penyakit pembuluh darah. Penelitian
menunjukkan laki-laki yang menderita DM
resiko PJK 50% lebih tinggi daripada orang
normal, sedangkan pada perempuan
resikonya menjadi 2x lipat.
Patofisiologi
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (Plak) yang mengandung
lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima
atau permukaan bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima
menjadi kasar, jaringan akan kekurangan oksigen dan zat gizi sehingga
menimbulkan infark Penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi
infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectoris.

Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan


menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah
kilomikron. VLDL, LDL, dan HDL membawa hampir seluruh kolesterol dan
merupakan yang paling aterogenik. HDL menurunkan risiko penyakit jantung ke
hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan. Orang dewasa dapat
diklasifikasikan beresiko penyakit jantung koroner berdasarkan jumlah
kolesterol total dan kadar kolesterol LDL-nya.
GEJALA
Penyakit jantung koroner sering ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di dada, gejala
seperti ini hanya dirasakan oleh sepertiga penderita. Rasa nyeri terasa pada dada bagian
tengah, lalu menyebar keleher, dagu dan tangan. Rasa tersebut hanya beberapa menit, Rasa
nyeri muncul karena jantung kekurangan darah dan supplay oksigen.
Gejala penyakit jantung koroner pada umumnya tidak spesifik
Pemeriksaan fisik pada pasien yang untuk didiagnosa angina pectoris (masa tercekik). Riwayat angina
mengalami gangguan jantung yang pectoris tidak stabil lebih sulit dikendalikan karena terjadi secara
meliputi anamnesa berupa: tidak terduga, kasus ini menjadi mudah terdeteksi jika disertai
dengan nyeri sangat hebat di dada, disertai dengan gejala mual,
1. Sesak nafas (dispnea) takut dan merasa sangat tidak sehat. Berbeda dengan kasus infak
2. Nyeri dada miokardia, pada kelainan jantung yang satu ini dapat diketahui
3. Palpitasi (denyut jantung) melalui penyimpanan irama jantung saat pemeriksaan dengan
4. Pusing atau sakit kepala elektro kardiografi dan dikaitkan dengan peningkatan kadar enzim
5. Sinkop dan gejala lainnya jantung dalam darah, juga dalam perkembangan penyakit jantung
koroner biasanya disertai kelainan kadar lemak dan trombosit
darah penderita yang diikuti oleh kerusakan endoterium dinding
pembuluh nadi.
Diagnosa
01 Pemeriksaan (kadar lipid)

02 Rontgen toraks

03 Pemeriksaan nadi

04 Pemeriksaan jantung (EKG).


Penatalaksanaan PJK secara umum
Pengobatan penyakit jantung koroner pada dasarnya adalah sebagai
berikut:

Menghentikan atau mengurangi dari proses aterosklerosis dengan cara


mengendalikan faktor-faktor risiko seperti :

1. Tidak merokok
2. Latihan fisik sesuai dengan kemampuan jantung penderita
3. Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang
ideal
4. Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan stress mental
Penatalaksanaan Diet
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit jantung adalah:
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.

Syarat Diet
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan normal.
2. Karbohidrat cukup untuk kebutuhan energi beraktivitas.
3. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB
4. Lemak sedang yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total,
10% berasal dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak
jenuh.
Jenis Diet dan indikasi pemberian
Diet Jantung I
Diet jantung diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myokard
Infark (MCI) atau dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5
liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet
ini rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan
selama 1-3 hari.

Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak Jika
pasien disertai hipertensi dan edema, diberikan sebagai Diet Jantung II
Garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin.
Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III
Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi
lain.
Lanjut...
Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet ini diberikan
kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Garam Rendah. Diet ini
cukup energi dan zat gizi lainnya kecuali kalsium.
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

1. Sumber karbohidrat 3. Sumber protein nabati


Dianjurkan → kacang-kacangan kering, seperti
Dianjurkan → beras di Tim atau disaring, roti,
kacang kedelai, dan hasil olahannya seperti tahu
mie, kentang, biskuit, tepung beras/terigu,
dan tempe.
gula pasir, gula merah, madu dan sirup.
Tidak dianjurkan → kacang-kacangan yang
Tidak dianjurkan → makanan yang
mengandung lemak cukup tinggi seperti kacang
mengandung gas atau alkohol seperti ubi
tanah, kacang mete dan kacang bogor.
singkong dan tape singkong.

4. Sayuran
2. Sumber protein hewani
Dianjurkan → daging sapi, ayam dengan lemak Dianjurkan → sayuran yang tidak mengandung gas
rendah, ikan, telur, susu rendah lemak dalam seperti bayam, kangkung, kacang buncis, kacang
jumlah yang telah ditentukan. panjang, wortel, tomat, labu siam
Tidak dianjurkan → daging sapi dan ayam yang Tidak dianjurkan → semua sayuran yang
berlemak, gajih, sosis, limpa, babat, otak, kepiting mengandung gas seperti kol, kembangkol, lobak,
dan kerang-kerangan, dan keju. sawi dan nangka muda.
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

5. Buah-buahan 7. Minuman
Dianjurkan → teh encer, coklat dan sirup.
Dianjurkan → semua buah-buahan segar Tidak dianjurkan → teh/kopi kental, minuman yang
seperti pisang, pepaya, jeruk, apel,melon, mengandung soda dan alkohol.
semangka, dan sawo.
Tidak dianjurkan → buah-buahan segar yang 8. Bumbu
mengandung alkohol atau gas seperti durian.
Dianjurkan → semua bumbu selain bumbu yang
6. Lemak berbau tajam dalam jumlah yang terbatas.
Tidak dianjurkan → cabe rawit, dan bumbu yang
Dianjurkan → minyak jagung, minyak kedelai, berbau tajam lainnya.
margarine, mentega dalam jumlah terbatas dan
tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis,
kelapa dan santan encer dalam jumlah terbatas.
Tidak dianjurkan → minyak kelapa dan minyak
kelapa sawit, dan santan kental.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai