Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung
(cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena
ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan
oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan
terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis).
Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi
penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak
tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu.  
Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain
lewat makanan, penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung
yang lemah sejak lahir (inherited heart disorder).
Dengan demikian makalah ini disusun guna menjelaskan tentang penyakit
kardiovaskuler dan menjelaskan bagaimana pola makan dan gaya hidup yang
sehat. Sehinnga angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler akan berkurang.

B. Rumusan maslah
1. Apakah Penyakit Cardiovaskular?
2. Apa saja Faktor Resiko Penyakit Cardiovaskular?
3. Bagaimana pola makan penderita Penyakit Cardiovaskular?
4. Bagaimana pencegahan dan pengobatan Penyakit Cardiovaskular?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penyakit Cardiovaskular
2. Untuk mengetahui Faktor Resiko Penyakit Cardiovaskular
3. Untuk mengetahui Pola Makan Untuk Penderita Cardiovaskuler
4. Untuk mengetahui Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit Kardiovaskular (Cardiovascular Disease)


Cardiovascular Disease adalah nama untuk suatu kelompok penyakit yang
mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari penyakit jantung adalah
penyakit jantung koroner (CHD), stroke, trombosis dan gangguan pembuluh
darah perifer (PAD). CHD dan stroke, keduanya dapat disebabkan oleh
penyumbatan dalam pembuluh darah.
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung
(cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena
ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan
oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan
terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis). Satu faktor
yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat
lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain lewat makanan,
penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak
lahir (inherited heart disorder).
Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan
prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian
dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit
tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok,
hipertensi, disiplidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat
keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah
hipertensi, obesitas, disiplidemia dan diabetes mellitas.

Ada tiga bentuk penyakit kardiovaskular, yakni:


1. Penyakit jantung koroner (serangan jantung) adalah penyakit pembuluh
darah yang mensuplai jantung. Pembuluh darah ini disebut pembuluh darah

3
koroner.  Aterosklerosis adalah penyebab paling umum dari penyakit jantung
koroner. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan pembuluh arteri
koroner jantung oleh pembentukan plak (kerak) dan penyumbatan. Penyakit
jantung koroner disebabkan faktor resiko seperti tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi, merokok, obesitas, diabetes, pola hidup sedentary (tidak aktif
bergerak), usia tua, dan faktor keturunan. Implikasinya meliputi infark miokard
(serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung abnormal).
2. Penyakit serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai
otak. Implikasinya meliputi transient ischaemic attack (kerusakan sementara
pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau gerakan).
3. Penyakit  vaskular perifer (Peripheral vascular disease, PVD) atau
penyakit arterial peripheral (peripheral arterial disease, PAD) adalah penyakit
pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki yang berakibat rasa sakit
yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram otot kaki saat olah
raga. Faktor resiko penyakit ini antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi, merokok, obesitas, diabetes, tidak aktif bergerak, usia tua, dan faktor
keturunan.

Disamping pembagian tersebut, penyakit kardiovaskuler dapat berupa:


1. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung ini disebabkan kelainan jantung atau pembentukan struktur
jantung tidak normal saat lahir. Hal ini terjadi bisa merupakan karena faktor
keturunan atau karena faktor lain. Faktor resiko penyakit jantung bawaan antar
lain ibu menggunakan narkoba, minum banyak alkohol, mengalami penyakit
tertentu, atau ibu kurang gizi. Faktor-faktor resiko tersebut dapat menyebabkan
bayi lahir cacat, salah satunya dapat menyebabkan bayi memiliki cacat jantung.
2. Stroke
Stroke (cerebrovascular accident, CVA) terjadi jika suplai darah ke otak
terhambat. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah di otak tersumbat atau
pecah. Orang beresiko mengalami stroke adalah penderita darah tinggi,

4
memiliki gangguan irama detak jantung, memiliki kolesterol tinggi, perokok,
penderita diabetes dan orang lanjut usia.
3. Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure)
Gagal jantung kongestif terjadi jika otot-otot jantung tidak mampu memompa
darah ke pembuluh darah. Orang yang beresiko mengalami gagal jantung
kongestif antara lain orang yang memiliki tekanan darah tinggi, gangguan
irama detak jantung, serangan jantung, obesitas, dsb.
4. Penyakit Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis)
Penyakit vena dalam (Deep Vein Thrombosis, DVT) adalah terjadinya
gumpalan darah beku pada pembuluh vena kaki yang menyebabkan nyeri dan
kaki tidak bisa digerakkan. Gumpalan darah beku ini dapat berpindah ke
jantung dan paru-paru yang menyebabkan komplikasi yang membahayakan
jiwa. Faktor resiko penyakit ini antara lain operasi pembedahan yang lama,
trauma, obesitas, kanker, baru melahirkan, menggunakan alat kontrasepsi telan,
terapi penggantian hormon, dsb.
5. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit ini terjadi karena kerusakan otot jantung dan katup jantung akibat
demam rematik (rheumatic fever). Demam rematik disebabkan infeksi bakteri
streptococcal.
6. Penyakit Kardiovaskular Lain
Ada banyak jenis-jenis penyakit kardiovaskular lainnya, tetapi jarang terjadi
seperti tumor pembuluh darah, aneurysm pada pembuluh darah otak,
cardiomyopathy, penyakit katup jantung, pericarditis, aortic aneurysm, dsb.

B. Faktor resiko penyakit  jantung
Faktor resiko adalah keadaan yang ada pada seseorang yang membuatnya
lebih beresiko (berpeluang) menderita penyakit dibandingkan dengan orang lain
yang ciri-cirinya sama, tetapi tidak memiliki keadaan itu. Penyakit jantung
koroner sangat berhubungan dengan faktor resiko. Bila anda dapat
mengendalikan faktor resiko tersebut, berarti anda memperbaiki kualitas hidup
anda dan memperkecil resiko kambuh atau memberatnya penyakit.

5
Mengontrol faktor risiko koroner termasuk berhenti merokok untuk anda
yang biasa merokok; mengontrol kadar kolesterol darah agar tidak melebihi nilai
normal; mengawasi tekanan darah agar tetap normal; bila menderita diabetes
diusahakan kadar gula tidak terlalu tinggi. Untuk yang kegemukan (obese) agar
menurunkan berat badannya sampai berat badan ideal. Bagi anda yang dengan
stress psikis tinggi agar dapat mengendalikan stress psikis tersebut. Semua ini
dapat anda lakukan sendiri dengan kesadaran penuh, dan akan lebih baik lagi
melalui konsultasi dengan dokter keluarga anda. Faktor resiko yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung ialah:
1. Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan resiko CVD.
2. Tekanan Darah
Takanan darah tinggi secara langsung dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya CVD.
3. Diabetes
Diabetes secara substansial dapat meningkatkan resiko CVD. Laki-laki
dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki resiko terkena CVD 2-4 kali lebih
besar, dan resiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan dengan penderita
diabetes melitus tipe 2.
4. Makanan
Salah satu alasan mengapa angka kejadian CVD di Indonesia meningkat
adalah gaya hidup yang berubah yang menyangkut kegiatan fisik dan
kebiasaan makan yang kurang sehat. Dalam hal yang terakhir, konsumsi
lemak tertentu - terutama lemak jenuh - meningkat, sedangkan konsumsi
buah-buahan dan sayur mayur terlalu rendah. Konsumsi garam juga berada
diatas tingkat yang dianjurkan
5. Olahraga
Laporan WHO tahun 2002 memperkirakan bahwa antara 1 hingga 24% dari
CVD di negara-negara maju disebabkan oleh rendahnya tingkat olah raga
(dibawah 2.5 jam kegiatan dengan intensitas sedang setiap
minggu). Perubahan gaya hidup di Indonesia juga mengurangi kegiatan fisik

6
6. Kolesterol
Apabila terlalu banyak kolesterol dalam darah, maka kelebihannya akan
terperangkap pada dinding pembuluh darah arteri. Seiring waktu, endapan ini
akan bertambah dan menyumbat aliran darah. Proses ini disebut
Atherosclerosis. Proses ini dapat terus berlanjut sampai sumbatan pembuluh
darah semakin kuat, sehingga aliran darah terhambat dan darah menjadi lebih
mudah menggumpal. Saat inilah mulai timbul keluhan kesehatan. Apabila
endapan lemak ini terlepas dari dinding pembuluh darah, maka dapat
menyebabkan pembuluh darah tersumbat secara total. Apabila terjadi pada
pembuluh darah di jantung maka menyebabkan serangan jantung dan apabila
terjadi di otak maka menyebabkan stroke.

C. Pola Makan Untuk Penderita Cardiovaskuler


Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat “hidup enak”,
yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol.
Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji
alias junk food dalam kurun waktu satu dekade ini.
Tak dapat dipungkiri, junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup
sebagian masyarakat di Indonesia. Lihat saja berbagai gerai yang terdapat di mal-
mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-
anak hingga dewasa. Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak
jenuh dan kolesterol. Sodium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalau
banyak mengandung sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah
sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggilah yang dapat
berpengaruh munculnya gangguan penyakit jantung.
Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk
memproduksi banyak kolesterol yang juga berperan akan munculnya penyakit
jantung. Karena kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan menghambat
aliran darah dan oksigen sehingga menggangu metabolisme sel otot jantung.

7
Meningkatnya jumlah junk food yang masuk ke pasar Indonesia pun
memunculkan fenomena baru, yaitu obesitas atau berat badan berlebih. Masalah
kegemukan ini juga makin banyak ditemui pada usia anak-anak. Tema ini pula
yang diangkat untuk Hari Jantung Sedunia 2005 pada bulan September lalu, yang
mengingatkan bahwa obesitas merupakan faktor resiko utamanya terjadinya
penyakit jantung.
Pada penderita obesitas, jantung harus bekerja lebih keras agar dapat
menyuplai darah ke seluruh tubuh. Secara signifikan hal ini dapat meningkatkan
resiko penyakit jantung. Dengan makin banyaknya orang yang mengidap obesitas
di usia dini, bukan tidak mungkin bila usia penderita penyakit jantung pun kian
muda.
Kolesterol sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu High Density Lipoprotein (HDL)
yang sering disebut kolesterol baik dan Low Density Lipoprotein (LDL), yang
sering disebut kolesterol jahat. Metabolisme tubuh dan kinerja jantung akan
terganggu bila kadar LDL dalam darah tubuh lebih banyak daripada kadar HDL.
Patut diingat, bahan makanan yang tinggi kadar kolesterol antara lain kuning
telur, otak, hati, paru, usus, kepiting dan kerang. Kolesterol tidak dapat
bersirkulasi dalam darah sendirian, maka harus dibantu dengan suatu
“kendaraan” yang disebut Lipoprotein. Lipoprotein ini ada 2 jenis :
1. LDL (Low Density Lipoprotein)
sering disebut dengan Kolesterol Jahat. Tugasnya membawa kolesterol ke
seluruh tubuh termasuk ke pembuluh darah arteri. Semakin tinggi kadar LDL
dalam darh maka akan semakin tinggi pula resiko terkena penyakit
Kardiovaskular.
2. HDL (High Density Lipoprotein)
Dikenal dengan Kolesterol Baik. Tugasnya mengangkut kolesterol dari tubuh
kita untuk dibuang melalui hati. Semakin rendah kadar HDL maka resiko
penyakit Kardiovaskular semakin besar.

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”,
dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan

8
“kualitas” yang terdiri dari: Sumber karbohidrat,biji-bijian.Sumber protein
hewani, ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/bebas lemak. Sumber
protein  nabati, kacang-kacangan dan polong-polongan serta  hasil olahannya.
Sumber vitamin dan mineral, sayur dan buah-buahan segar.

D. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung


Untuk mencegah timbulnya penyakit jantung, ada beberapa hal yang mesti
dilakukan:
1. Menerapkan pola makan sehat
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau kolesterol tinggi.
Contohnya seafood (makanan laut) memiliki kandungan kolesterol tinggi yang
dapat membahayakan jantung. Makanan yang banyak mengandung kolesterol
tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis
yang menjadi pemicu penyakit kardiovaskuler. Sebaiknya, konsumsilah
makanan yang diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang, yang
rendah atau tanpa lemak. Misalnya susu, keju, dan mentega. Selain itu, hindari
pula makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Menerapkan
pola makan sehat juga berarti makan tidak berlebihan agar terhindar dari
kegemukan. Seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dan 80 cm
(kegemukan), berisiko lebih besar terkena penyakit jantung.
Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, padi-
padian, makanan berserat lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan kecil
(cemilan), dan makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung lemak
jenuh lainnya.
2. Pemeriksaan rutin
Kebanyakan penyakit kardiovaskular menyerang dengan tiba-tiba tanpa gejala
apapun. Sebelum semuanya terlambat, akan lebih baik jika Anda rutin
melakukan check up atau pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui risiko
tersembunyi dari penyakit kardiovaskular.
3. Yoga
Latihan pernapasan melalui yoga adalah salah satu cara untuk mencegah

9
penyakit kardiovaskular. Selain mampu melancarkan asupan oksigen melalui
latihan pernapasan, yoga juga menurunkan stres dan mencegah penyakit
kardiovaskular.
4. Aktif bergerak
Seperti yang sudah disebutkan, gaya hidup yang tidak aktif menjadi salah satu
penyebab dari penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, cara mencegahnya
adalah dengan lebih aktif bergerak. Misalnya membiasakan diri untuk jalan
kaki , jalan cepat, atau jogging lebih sering setiap hari.
5. Berhenti merokok
Merupakan target yang harus dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan.
Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga
meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor
pembekuan darah yang memicu penyakit kardiovaskuler. Perokok mempunyai
peluang terkena stroke dan jantung koroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi
dibanding dengan bukan perokok.
6. Kurangi minum alkohol
Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan stroke terutama jenis
hemoragik makin tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah,
memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri.
Lakukan Olahraga/aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu mengurangi bobot
badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah yang
merupakan faktor risiko lain terkena penyakit kardiovaskuler.
7. Memperbanyak minum air putih.
Air putih adalah pelarut yang sangat baik bagi tubuh kita. Sekitar 70% dari
tubuh kita adalah air. Air adalah media utama dalam metabolisme tubuh,
sebagai pengatur suhu, penyeimbang kadar asam-basa, merupakan kendaraan
dasar untuk transportasi material, dan lain-lain. Karena air adalah pelarut yang
baik, air akan melancarkan segala keperluan metabolisme tubuh kita, termasuk
pembuangan sampah dan racun dari tubuh kita. Selain itu tubuh yang tercukupi
kebutuhan airnya akan lebih mudah melakukan regenerasi bagian tubuh yang

10
rusak, sehingga orang akan menjadi awet muda hanya dengan minum air putih
dalam jumlah cukup (tidak berlebihan) setiap hari.
8. Kendalikan tekanan darah dan kadar gula darah.
Hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan juga penyakit jantung
koroner. Diabetes juga meningkatkan risiko stroke 1,5-4 kali lipat, terutama
apabila gula darahnya tidak terkendali. Hindari penggunaan obat-obat terlarang
seperti heroin, kokain, amfetamin, karena obat-obatan narkoba tersebut dapat
meningkatkan risiko stroke 7 kali lipat dibanding dengan yang bukan pengguna
narkoba.
9. Mengonsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya
radikal bebas dalam tubuh. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas
dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan
membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dan berbagai macam buah dan
sayuran, seperti jeruk, pepaya, brokoli, stroberi, wortel, tomat, mangga, buah
kiwi, buah naga, bunga rosela, dan lain-lain. Vitamin C juga merupakan suatu
antioksidan, karena itu mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C
yang cukup akan sangat membantu dalam melindungi tubuh.

Ada sejumlah obat-obatan resep yang tersedia untuk pengobatan CVD,


termasuk obat antiplatelet, anti-hipertensi (misalnya ACE inhibitor, AIIRA), obat
penurun lipid, statin, beta blocker, diuretik, dan vasodilator.  Ada banyak pasien
yang juga membutuhkan prosedur operasi seperti operasi by-pass pembuluh
darah koroner.
Meskipun ada sejumlah pengobatan yang telah terbukti efektif, pencegahan
CVD jelas lebih baik.  Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi faktor-faktor
resikonya yaitu menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol,
berhenti merokok, mengurangi minum alkohol dan lebih banyak berolah-
raga. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa obat-obat resep tertentu, yang
telah terbukti mengurangi timbulnya CVD, juga dapat mencegah CVD.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Cardiovascular Disease adalah nama untuk suatu kelompok penyakit
yang mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari penyakit
jantung adalah penyakit jantung koroner (CHD), stroke, trombosis dan
gangguan pembuluh darah perifer (PAD). CHD dan stroke, keduanya
dapat disebabkan oleh penyumbatan dalam pembuluh darah.
2. Faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit
jantung ialah:
a. Alkohol
b. Tekanan Darah
c. Diabetes
d. Makanan
e. Olahraga
f. Kolesterol
3. Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat “hidup
enak”, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak
dan kolesterol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya
konsumsi makan siap saji alias junk food dalam kurun waktu satu dekade
ini.
4. Untuk mencegah timbulnya penyakit jantung, ada beberapa hal yang mesti
dilakukan:
a. Menerapkan pola makan sehat
b. Pemeriksaan rutin
c. Yoga
d. Aktif bergerak
e. Berhenti merokok

12
f. Kurangi minum alkohol
g. Memperbanyak minum air putih.
h. Kendalikan tekanan darah dan kadar gula darah.
i. Mengonsumsi antioksidan

B. Saran
Dari materi diatas kami dapat menyimpulkan bahwa dalam ilmu kesehatan
maupun ilmu lainnya penting sekali memahami anatomi sistem kardiovaskuler
secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik dirumah sakit maupun ditempat
lainnya yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktivitas
positif untuk memberikan ksehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.

13

Anda mungkin juga menyukai