1. Definisi
Penyakit jantung koroner adalah perubahan variabel intima Arteri yang merupakan
pokok lemak (lipid), pokok kompleks karbohidrat dan hasil produk darah, jaringan
fibrus dan defosit kalsium yang kemudian diikuti dengan perubahan lapisan media
(Ismudiati, 1996 dalam Majid, 2018). Penyakit ini juga biasa disebut dengan
Istilah arteriosklerosis berasal dari bahasa Yunani yaitu athere yang berarti bubur
atau lunak. Istilah ini menggambarkan penampilan kasar bahan plak. Arteriosklerosis
secara nyata adalah suatu proses panjang yang dimulai jauh sebelum terjadinya
Penyakit arteri koroner adalah kondisi dimana plak menumpuk di dalam dinding
arteri koroner (pembuluh yang mengalirkan darah menuju otot jantung). Penyakit
arteri koroner merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri
koroner. Plak terbentuk pada percabangan arteri ke arah aterion kiri, arteri koronaria
kanan dan sedikit pada arteri sirromflex. Akumulasi plak atau penggumpalan dapat
untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya
penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen
(angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarck)
2. Epidemiologi
Sekitar 64,5 juta orang Amerika memiliki satu tipe penyakit kardiovaskular atau
9,2% antara tahun 1991 dan 2001, penyakit kardiovaskular tetap menjadi pembunuh
nomer satu dan terhitung sebesar 38,5% dari semua kematian di Amerika Serikat.
Kurang lebih 2600 orang Amerika meninggal setiap hari akibat penyakit
banyak orang Amerika yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap tahun
akibat penyakit jantung koroner (infark miokardium [IM], dan angina pektoris).
wanita Amerika. Sekitar setiap 26 detik, orang Amerika akan mengalami gangguan
koroner, dan setiap menit, individu akan meninggal akibat satu pennyakit koroner.
Angka kematian akibat penyakit jantung koroner pada pria kulit hitam (262 per
100.000) melebihi angka kematian pada pria kulit putih (228,4 per 100.000), dan
angka kematian pada wanita kulit hitam (176,7 per 100.000) melebihi angka
kematian pada wanita kulit putih (137,4 per 100.000). sekitar 84% dari individu yang
meninggal akibat peyakit jantung koroner berusia 65 tahun dan lebih tua (Morton,
2014).
Penyakit kardiovaskular (cardivaskular disease, CVD) adalah istilah umum untuk
gangguan jantung dan pembuluh darah. CVD adalah penyebab kematian dan
menderita beberapa jenis penyakit kardiovaskular. Biaya CVD langsung dan tidak
langsung pada tahun 2008 diperkirakan mencapai $475,3 miliar dolar (American
Insidensi tertinggi coronary heart disease adalah di belahan dunia barat, terutama
pada pria kulit putih berusia 45 tahun dan lebih. Baik pria maupun wanita
dipengaruhi oleh penyakit jantung koroner; namun, pada wanita awitannya sekitar 10
tahun kemudian karena efek perlindungan jantung oleh estrogen. Setelah menopause,
3. Etiologi
sehingga bisa mengakibatkan iskemia dan anoksia yang ditimbulkan oleh kelainan
vaskular dan kekurangan O2 dalam darah (Noer, 2001). Penyakit jantung koroner
terjadi karena suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat tersumbatnya
Usia adalah faktor risiko terpenting dan 80% dari kematian akibat penyakit
jantung koroner (PJK) terjadi pada orang dengan usia 65 tahun atau lebih.
2) Jenis kelamin
Pria memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita jantung koroner,
estrogen dan peningkatan lipid dalam darah (Asih,1993). Data dari 44 tahun
masa tindak lanjut dalam kelompok studi framingham asli dan 20 tahun
orang berusia 40 tahun, risiko terserang CHD adalah 49% pada pria dan 32%
Hubungan tekanan darah tinggi dengan penyakit jantung koroner atribut yang
untuk pengendalian sistolik dan diastolik tekanan darah (Asih, 1993 dalam
majid, 2018).
4) Hiperlipidemia
trigliserida dalam darah. Klien yang memiliki kadar kolesterol lebih dari 300
ml/dl memiliki risiko 4 kali untuk menderita penyakit jantung koroner dengan
5) Merokok
Keadaan ini pun bukan hanya dialami oleh perokok sendiri (perokok aktif),
1) Obesitas
Obesitas atau berat badan yang berlebih berhubungan dengan beban kerja
jantung yang meningkat dan juga kebutuhan oksigen untuk jantung. Obesitas
berhubungan dengan intake kalori dan peningkatan kadar low density
lipoprotein (LDL).
2) Kurang gerak
fisiologis yang lain dari kegiatan gerakan ini adalah menurunkan kadar
kepekatan rendah dari lipid protein, menurunkan kadar glukosa darah, dan
3) Diabetes melitus
yang lebih tinggi, demikian pula pada kasus arteriosclerosis koroner prematur
kelainan arteri kronis dan progresif di mana kumpulan kolesterol, kalsium, dan sel
4. Patofisiologi
Selama kerja fisik atau stress psikologis, kebutuhan oksigen miokardium meningkat,
stimulasi simpatis. Sebagai respons terhadap hal ini, resistensi arteri koroner pada
jantung normal dapat turun hinggan sekitar 20% dari tingkat istirahatnya sehingga
perfusi hingga lima kali daripada nilai istirahat disebut cadangan koroner (coronary
reserve). Besarnya variasi aliran darah koroner disebabkan oleh kenyataan bahwa
heart disease, CHD) dan menyebabkan pasokan O2 tidak lagi mampu memenuhi
setiap peningkatan kebutuhan O2. Anoksia iskemik ini bermanifestasi sebagai nyeri
yang terutama terasa di dada kiri, lengan dan leher selama kerja fisik atau stres
psikologi.
resistensi atau berkurangnya tekanan ini, cadangan koroner digerogoti, bahkan saat
istirahat. Harga yang harus dibayar untuk ini adalah mengecilnya kemampuan
melakukan respon kompensasi, yang akhirnya dapat terkuras habis. Ketika diameter
lumen arteri koroner besar berkurang lebih dari 60-70% sehingga luas penampang
berkurang hingga 10-15% dari normal, iskemia miokardium disertai nyeri hipoksik
bahkan terjadi pada kerja fisik atau stres ringan. Jika pasokan O2 secara bersamaan
arteri koroner.
Jika nyeri berhenti ketika stres fisik atau psikologis selesai, kondisi ini dinamai
Angina Pektoris Stabil. Jika seorang pasien dengan angina pektoris stabil kronis tiba-
tiba mengalami nyeri angina yang lebih kuat dan sering (Angina pektoris takstabil),
Angina tak stabil biasanya disebabkan oleh oklusi parsial arteri koroner dengan atau
(NSTEMI, Infark miokardium tanpa ST elevasi). Kedua keadaan ini dapat dibedakan
pada situasi akut karena troponin jantung meningkat pada NSTEMI, suatu tanda
kerusakan sel otot jantung. Oklusi koroner total atau komplit disertai iskemia
Namun, oklusi koroner komplit tidak harus menyebabkan infark karena pada keadaan
panjang sehingga, paling tidak saat istirahat, kebutuhan O2 dapat terpenuhi. Namun,
daerah yang terkena akan berada dalam bahaya jika terjadi hipoksemia, penurunan
Nyeri akibat ketiadaan O2 juga dapat terjadi saat istirahat akibat spasme di regio
meningkatkan resistensi Arteri koroner normal sekitar 1,2 kali lipat, pemendekan
yang sama di regio suatu atheroma yang menyumbat 85% lumen akan meningkatkan
resistensi hingga 300 kali lipat daripada nilai normal. Bahkan terdapat kasus-kasus
serangan Angina vasospastik disebabkan oleh sebagian besar (atau, lebih jarang,
bebas, glukosa dan laktat. Substrat-substrat ini digunakan untuk pembentukan ATP
dependent O2. Jika pasokan darah terganggu (iskemia), sumber energi aerobik ini
terhenti sehingga ATP hanya dapat dibentuk secara anaerobik. Ini dihasilkan asam
laktat yang terurai menjadi ion H+ dan laktat. Pada keadaan ini, tidak hanya laktat
digunakan, Tetapi malah diproduksi. Karena itu sumber ATP cukup terbatas dan
Selain itu, ion H+ menumpuk karena terganggunya aliran darah. Kedua Kejadian ini
berperan menyebabkan kelainan kontraksi ventrikel (kerusakan sel reversibel). Jika
iskemia menetapkan, glikolisis juga terhambat oleh asidosis jaringan dan terjadi
Jika iskemia miokardium berlangsung untuk beberapa lama bahkan saat istirahat
(Angina tak stabil), nekrosis jaringan. Infark miokardium (IM), terjadi dalam waktu
sekitar 1 jam. Pada 85% kasus, Hal ini disebabkan oleh pembentukan trombus akut di
regio stenosis koroner aterosklerosis. Kejadian ini dipermudah oleh turbulensi dan
Trombosit juga didorong oleh disfungsi endotel, sehingga berbagai vasodilator nya
tersedia.
Ciri mencolok infark transmural adalah kelainan gelombang Q >0,04 detik dan
voltase yang mencakup >25% voltase QRS keseluruhan. Keadaan ini terjadi dalam 1
hari dan disebabkan oleh miokardium nekrotik yang tidak lagi menghasilkan sinyal
Karena itu, vektor 0,04 ini menunjuk arah berlawanan dari letak infark.
Elevasi segmen ST pada EKG adalah tanda iskemia, tetapi jaringan miokardium
tidak atau belum mati. Hal ini terjadi sewaktu serangan Angina, pada infark non
transmural, pada tahap sangat awal infark transmural, pada tepi suatu infark
transmural yang terjadi beberapa jam atau hari sebelumnya. Segmen ST kembali ke
normal 1-2 hari setelah suatu IM, tetapi selama beberapa minggu kedepan gelombang
T akan terbalik.
Biomarker: Jika cukup banyak jaringan miokardium yang mati, berbagai enzim dan
komponen intrasel lain pada miokardiosit dibebaskan ke dalam aliran darah. Faktor
aminotransferase pada hari 2, dan laktat dehidrogenase miokardium pada hari ke-3
meningkat tanpa infark jantung, saat ini konsentrasi plasma troponin jantung diambil
sekitar 3 jam, mencapai puncaknya dalam 20 jam, dan secara bertahap terurai hingga
Kemungkinan akibat IM bergantung pada letak, luas, dan jaringan parut infark.
Selain berbagai aritmia, di antaranya adalah fibrilasi ventrikel akut yang mengancam
nyawa.
5. Manifestasi klinis
Gejala dan komplikasi berkembang sesuai dengan lokasi dan tingkat penyempitan
c. Angina pectoris
Jika gejala tersebut hanya muncul pada saat beraktivitas, maka kondisi tersebut
dinamakan Angina stabil. Akan tetapi, jika gejala tersebut muncul bahkan pada saat
beristirahat, kondisi tersebut dinamakan Angina tidak stabil. Kondisi ACS terjadi
apabila gejala iskemik berkepanjangan dan tidak cepat reda (deWit, dkk., 2017).
b. Mual
c. Palpitasi
d. Napas tersengal-sengal
f. Serangan jantung
a. Iskemia
segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi sistem
saraf otonomi. Serangan iskemia biasanya mereda dalam beberapa menit Jika
b. Angina pectoris
miokardium akan oksigen; seperti latihan fisik; dan hilang dalam beberapa
menit dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin. Angina yang lebih jarang
terjadi yaitu Angina prinzmetal yang lebih sering terjadi pada waktu istirahat
(Majid, 2018).
Reseptor saraf nyeri dirangsang oleh metabolit yang tertimbun atau oleh suatu
zat kimia yang belum diketahui atau oleh stress mekanik lokal akibat kontraksi
miokardium yang abnormal. Secara khas, nyeri digambarkan sebagai suatu
angina klasik. Akan tetapi banyak klien tidak pernah mengalami angina yang
khas; nyeri angina dapat menyerupai nyeri karena pencernaan yang tidak baik
atau sakit gigi. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina meliputi
oksigen jantung;
ketersediaan darah untuk suplai jantung (pada jantung yang sudah sangat
memburuk);
meningkat.
c. Infark miokardium
kerusakan selular yang irreversible dan kematian otot atau nekrosis. Bagian
secara permanen.
Misalnya, infark dinding anterior disebabkan oleh lesi pada ramus descendens
7. Komplikasi
berikut :
a. Serangan jantung
b. Gagal jantung
d. Diabetes
8. Penatalaksanaan
Tujuan terapi untuk pasien yang mengalami angina pektoris adalah memperbaiki
keseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Perawat mengkaji tanda
– tanda vital pasien dan status mentalnya dengan sering, monitor jantung dipasang
pada pasien untuk mendeteksi iskemia dan disritmia. Pasien menjalani tirah baring
diberikan untuk pasien yang tidak stabil guna meningkatkan suplai oksigen.
Oximeter nadi dan gas darah arteri digunakan untuk mengevaluasi status oksigenasi
1) Nitrogliserin
semprot untuk serangan angina akut. Jika 3 Tablet sublingual (0,1 mg)
dengan kecepatan 10 mg per menit melalui infus kontinyu dan dititrasi hingga
10 mg per menit setiap 3 hingga 5 menit sampai beberapa gejala atau respons
tekanan darah terlihat. Jika tidak ada respon yang terlihat pada kecepatan 20
dapat digunakan. Jika tanda dan gejala teratasi, tidak perlu terus
meningkatkan dosis. Akan tetapi jika nyeri tidak berkurang, dosis dapat
ditingkatkan sampai respon tekanan darah terlihat. Setelah pasien bebas dari
nyeri dan tidak memiliki indikasi lain iskemia selama 12 sampai 24 jam, dosis
2) Morfin
Morphine sulfate diindikasikan untuk pasien yang gejala nya tidak berkurang
3) Penyekat beta
Arteri koronari. Penyekat beta mulai diberikan melalui rute intravena, yang
4) Antagonis kalsium
Verapamil atau diltiazem dapat digunakan sebagai terapi pilihan kedua atau
ketiga setelah mulainya pemberian nitrat dan penyekat beta. Verapamil atau
dikontraindikasikan.
5) Terapi anti trombosit
Terapi anti trombosit harus dimulai dengan cepat untuk pasien dengan Angina
tidak stabil. Aspirin diberikan sesegera mungkin dan dilanjutkan tanpa batas
tidak stabil. Clopidogrel adalah obat yang lebih dipilih dalam kelas ini karena
awitan kerjanya yang cepat dan profil keamanan. Clopidogrel digunakan pada
Arteri koroner. Kelompok ketiga obat anti trombosit yang dikenal sebagai
b. Terapi invasif
tidak stabil. Bantuan pompa balon intra-aortik dapat digunakan pada pasien sakit
digunakan untuk mengobati pasien dengan Angina tidak stabil. Tandur Bypass