TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak.
Hal ini disebabkan gangguan aliran darah pada pembuluh darah otak,
mungkin karena aliran yang terlalu perlahan, atau karena aliran yang
suplai oksigen dan zat makanan ke otak juga terhenti, sehingga sebagian
7
http://repository.unimus.ac.id
ataupun pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel
otak mengalami kekurangan oksigen, darah, dan zat makanan, yang dapat
2. Faktor-faktor stroke
pada awalnya adalah dari pengerasan arteri atau yang disebut juga
modern yang penuh stress, pola makan tinggi lemak, dan kurang
dapat dikendalikan. Selain itu, ada pula faktor-faktor lain yang tidak
a) Usia
sepuluh tahun. Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada
orang yang berusia di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa
stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia karena stroke dapat
8
http://repository.unimus.ac.id
b) Jenis kelamin
Gaya hidup dan pola suatu keluarga juga dapat mendukungn risiko
9
http://repository.unimus.ac.id
2. Faktor resiko terkendali
a. Hipertensi
10
http://repository.unimus.ac.id
b. Penyakit Jantung
11
http://repository.unimus.ac.id
c. Diabetes
mengidap hipertensi.
kolesterol.
12
http://repository.unimus.ac.id
e. Merokok
13
http://repository.unimus.ac.id
f. Alkohol berlebih
14
http://repository.unimus.ac.id
darah, yang menjurus ke pendarahan di otak serta
g. Obat-obatan terlarang
15
http://repository.unimus.ac.id
merupakan penyebab stroke yang cukup berperan, terutama
i. Infeksi
3. Etiologi
1. Thrombosis Cerebral
atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
16
http://repository.unimus.ac.id
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis
otak:
a. Aterosklerosis
aliran darah.
17
http://repository.unimus.ac.id
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart
Desease (RHD).
b. Myokard infark
embolus-embolus kecil.
2. Haemorhagi
herniasi otak.
18
http://repository.unimus.ac.id
3. Hipoksia Umum
adalah:
4. Hipoksia Setempat
adalah:
4. Patofisiologi
arteri tersumbat dan infark hemoragik jika arteri pecah. Maka dari itu
19
http://repository.unimus.ac.id
sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus
b. Stroke hemoragik
20
http://repository.unimus.ac.id
5. Manifestasi Klinis
g. Ataksia
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi serebral
b. CT scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara
pasti.
21
http://repository.unimus.ac.id
c. Lumbal pungsi
e. USG Doppler
arteri karotis)
f. EEG
Melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark
g. Sinar tengkorak
22
http://repository.unimus.ac.id
7. Komplikasi
1). Aspirasi
6). Hidrocheplaus
8. Penatalaksanaan
tindakan bedah.
9. Pencegahan
23
http://repository.unimus.ac.id
b. Menghentikan kebiasaan merokok
f. Olahraga teratur
g. Mencegah obesitas
a. Proses Keperawatan
Menurut Brunner & suddarth dalam padila ( 2012 ), asuhan keperawatan pada
1. Pengkajian
c. Biodata
Pengkajian biodata :
kejadiannya.
d. Keluhan utama
kesadaran atau koma, disertai kelumpuhan dan sakit kepala hebat bila
24
http://repository.unimus.ac.id
e. Upaya yang telah di lakukan
Perlu di kadi ada nya penyakit DM, hipertensi, kelainan jantung dan
penyakit stroke.
1. Mandi
2. Makan/minum
3. Bab/Bak
4. Berpakaian
5. Berhias
6. Aktivitas mobilisasi
25
http://repository.unimus.ac.id
j. Pemeriksaan fisik
1. B1 (Bright/ pernafasan)
2. B2 (Blood/ sirkulasi)
3. B3 (Brain/ persarafan,otak)
kesadaran.
4. B4 (Bladder/ perkemihan)
5. B5 (Bowel/ pencernaan)
26
http://repository.unimus.ac.id
k. Social interaksi
2. Diagnosa keperawatan
progresif.
kelumpuhan.
kesadaran.
3. Fokus intervensi
intracerebral.
Kriteria hasil :
27
http://repository.unimus.ac.id
Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial :
2. Nadi melebar.
4. Muntah proyektil.
lebih lanjut.
secara tiba-tiba.
dengan masalahnya.
28
http://repository.unimus.ac.id
Rasional : untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan daya
progresif.
Tujuan :
kemampuannya.
Kriteria hasil :
Intervensi:
29
http://repository.unimus.ac.id
Rasional : untuk memulihkan semua anggota gerak atau
kesadaran.
Tujuan :
gangguan nutrisi.
Kriteria hasil :
Intervensi:
pada klien.
2. Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu selama dan sesudah
makan.
gravitasi.
30
http://repository.unimus.ac.id
Rasional : agar klien mendapat makanan sesuai dengan kondisinya.
baring lama.
Tujuan:
Kriteria hasil:
Intervensi:
merubah posisi.
jaringan.
2. Ubah posisi tiap 2 jam. Gunakan bantal air atau pengganjal yang
31
http://repository.unimus.ac.id
3. Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru
kulit
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi:
32
http://repository.unimus.ac.id
Rasional:
33
http://repository.unimus.ac.id
2. Pathways
34
http://repository.unimus.ac.id
C. Luka Dekubitus
1. Pengertian
bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang. akibat adanya
purwaningsih, 2013 ).
2. Etiologi
Menurut Perry & Potter di dalam jurnal aini dan purwaningsinh ( 2013
menjadi tumpuan beban tubuh dalam waktu yang relative lama (lebih dari
Menurut Perry dan Potter (2005) ada beberapa factor yang menyebabkan
35
http://repository.unimus.ac.id
a. Factor intrinsik : selama penuaan, regenerasi pada kulit terjadinya
yang buruk, posisi yang tidak tepat, dan perubahan posisi yang kurang
36
http://repository.unimus.ac.id
D. Alih baring
1. Definisi
Menurut Perry & Potter di dalam jurnal aini dan purwaningsih ( 2013 )
gaya gesekan pada kulit. Dengan menjaga bagian kepala tempat tidur
dekubitus akibat gaya gesek. Alih baring atau alih posisi ini di lakukan
posisi tidur ini dilakukan untuk merubah adanya tekanan tubuh pada
aliran darah pada daerah yang terkena tekanan tersebut ( perry & potter,
2005).
37
http://repository.unimus.ac.id
E. Intervensi focus Berdasarkan Evidence Hasil Penelitian
paralisis pada salah satu sisi ) karena lesi pada salah satu sisi otak yang
salah satu sisi tubuh, pada saat serangan stroke terjadi maka kelemahan
pada orang dewasa dan usia lanjut. Empat juta orang di amerika
mengaalami deficit neorologi akibat stroke, dua pertiga dari deficit ini
bahwa rata-rata penderita stroke di jawa tengah yaitu 635,60 kasus yang
stroke cukup tinggi dari data yang di dapatkan dari RSUD kota semarang
angka stroke pada tahun 2011 sejumlah 262 kasus sedangkan tahun 2012
38
http://repository.unimus.ac.id
Alih baring ini adalah tindakan pengaturan posisi miring di lakukan
setiap 2 jam sekali pada siang hari dan periode di perpanjang pada malam
hari selama 4 jam sekali yang dapat memberikan rasa nyaman pada pasien,
Dekubitus.
RSUD kota semarang lebih banyak yang mengalami luka dekubitus yaitu
pada kulit sebelum terjadinya iskemia jaringan dan luka tekanpun tidak
di sangga dengan bantal busa terbukti klien bisa bebas dari penekanan area
39
http://repository.unimus.ac.id
Berdasarkan dari hasil penelitian ( Tarihoran,Sitorus dan Sukmarini,
penulis untuk menerapkan “teknik alih baring pada Ny.M terhadap kejadian
40
http://repository.unimus.ac.id