BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia dan perlu
mendapat perhatian khusus. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya,
beban sosial ekonomi bagi keluarga-penderita, masyarakat, dan negara. Stroke dapat
menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang usia.1
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 20,5 juta jiwa di dunia
mengidap stroke pada tahun 2001. Angka kejadian stroke tersebut meningkat seiring
usia. Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat
dua kali lipat. Di Amerika, stroke menempati posisi ke-tiga sebagai penyakit utama
yang menyebabkan kematian, setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahunnya
dilaporkan terdapat 700.000 kasus di Amerika, 500.000 kasus merupakan serangan
stroke pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa serangan stroke berulang.
Di Eropa terdapat 650.000 kasus stroke setiap tahunnya. Sementara itu di Inggris
sendiri, stroke juga menempati urutan ketiga, setelah penyakit kanker dan jantung.2,3,4
Di Indonesia sendiri, stroke menduduki posisi ketiga setelah penyakit jantung dan
kanker. Setiap seribu orang, delapan orang di antaranya terkena stroke. Penyakit ini
merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%.
Setiap tujuh orang yang meninggal di Indonesia, satu diantaranya karena stroke,
sedangkan per tahunnya diperkirakan 125.000 jiwa meninggal karena stroke.1,2
Stroke secara patologi dibagi menjadi dua yaitu, stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika adanya suatu sumbatan di pembuluh darah
ke otak, sedangkan stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak
yang menyebabkan perdarahan. 5,6
Faktor risiko pada stroke iskemik ada dua jenis: faktor yang dapat dimodifikasi
dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah
umur, jenis kelamin, dan genetik. Sementara faktor-faktor yang dapat dimodifikasi
seperti: hipertensi, diabetes, merokok, dan hiperlipidemia. Abnormalitas serum lipid
dalam darah dapat meningkatkan risiko 50% dibandingkan dengan orang normal.7
Sebagian besar penyakit stroke muncul sebagai akibat dari gaya hidup yang
kurang sehat, seperti mengonsumsi fast food tanpa diimbangi olahraga secara rutin.
Hal tersebut mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol, gula darah serta tekanan
darah akan semakin mempercepat munculnya serangan penyakit stroke. Sekitar 80%
kasus stroke terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah ke otak, sedangkan 20%
lainnya disebabkan rusaknya pembuluh darah di otak.
Seiring bertambahnya usia, maka secara alamiah akan terjadi perubahanperubahan fisik pada organ-organ tubuh, dimana secara perlahan fungsi organ-organ
tersebut akan mengalami penurunan. Penurunan fungsi itu akan semakin cepat
berlangsung apabila pola hidup kita tidak mengacu pada pola hidup sehat atau
seimbang. Sehingga risiko terserang stroke akan semakin meningkat oleh adanya
kebiasaan buruk yang kerap menjadi faktor utama terjadinya penyakit ini.8
Hiperlipidemia atau dislipidemia merupakan peningkatan kolesterol dan atau
trigliserida serum di atas batas normal. Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis
lipid yang relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis.
Mengidentifikasi faktor risiko stroke iskemik penting untuk mengendalikan angka
kejadian stroke iskemik di suatu negara. Dengan mampu mengidentifikasi faktor
risiko tersebut maka dapat dilakukan tindakan penanggulangan dan pencegahan
stroke iskemik. Salah satu faktor risiko tersebut adalah profil lipid. 9
Lipid plasma dalam darah yaitu, kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak
bebas, berasal dari makanan dan sintesis lemak. Lipid tidak larut dalam plasma
sehingga terikat pada protein sebagai mekanisme transport dalam serum. Hasil ikatan
ini berupa empat kelas utama lipoprotein: kilomikron, lipoprotein densitas sangat
rendah (VLDL), lipoprotein densitas rendah (LDL), dan lipoprotein densitas tinggi
(HDL).
Pemeriksaan laboratorium profil lipid merupakan pemeriksaan darah yang
mengukur kolesterol total, trigliserid, HDL dan LDL. Individu yang akan diperiksa
sebaiknya melakukan beberapa persiapan yaitu, puasa selama 12 jam (khusus untuk
pemeriksaan trigliserida). Meski puasa namun individu tersebut masih bisa minum air
putih, berkumur, dan sikat gigi. Pada pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL
dan LDL tidak dibutuhkan puasa. 10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dirumuskan suatu masalah, sebagai berikut:
Bagaimana gambaran profil lipid (lemak) pada penderita stroke iskemik?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran profil lipid (lemak) pada penderita stroke iskemik.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apakah ada terjadi peningkatan profil lipid (lemak) pada
penderita stroke iskemik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Penelitian Untuk Petugas Kesehatan
Dapat menjadi bahan referensi atau rujukan untuk melakukan penyuluhan dan
pencegahan stroke iskemik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar sirkulasi kolateral otak dengan arteri-arteri besar melalui sirkulus
Willisi. Dampak dari sirkulasi kolateral ini adalah untuk menjamin terdistribusinya
aliran darah menuju otak sehingga iskemia dapat ditekan minimal apabila terjadi
sumbatan arteri.
Otak juga memiliki sirkulasi kolateral lain seperti arteri karotis eksterna dan
interna melalui arteri oftalmika. Kolateral-kolateral ini hanya berfungsi pada saat rute
lain terganggu. Pada usia lanjut anastomosis sering tak dapat memenuhi kebutuhan
jika salah satu arteri tersumbat, hal ini yang dapat menyebabkan stroke.11
B. Stroke
1. Sejarah Stroke
Stroke pertama kali ditemukan oleh Hippocrates sekitar 2400 tahun silam.
Hippocrates merupakan Bapak Kedokteran asal Yunani, menyebut stroke dalam
bahasa Yunani: apopleksi, artinya kehilangan kesadaran mendadak yang diikuti
paralis karena perdarahan atau infark otak.
Setelah penemuan Hippocrates tersebut, tidak ada ditemukan temuan baru
mengenai stroke sampai pada abad ke-16. Pertengahan tahun 1600 temuan baru
ditemukan oleh seorang peneliti, yang menemukan beberapa pasiennya meninggal
dunia oleh karena lumpuh dan perdarahan di otak. Ia juga menemukan sejumlah
penyumbatan pembuluh darah di otak yang menyebabkan apopleksi. Sejak saat itulah
penelitian demi penelitian dilakukan.
2.
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi sekitar 13 persen dari kasus stroke. Stroke hemoragik
merupakan hasil dari pembuluh darah yang melemah, kemudian ruptur sehingga
mengalami perdarahan di otak dan sekitarnya. Darah menumpuk dan menekan
jaringan otak dan sekitarnya. Terdapat dua jenis stroke hemoragik: perdarahan
intraserebral (dalam otak) dan perdarahan subarahnoid.
10
Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah yang melemah pecah. Dua jenis
pembuluh darah melemah yang biasanya menyebabkan stroke hemoragik: aneurisma
dan malformasi arteriovenosa (AVMs).
Aneurisma adalah kelainan pembuluh darah otak yang muncul akibat penipisan
dan degenerasi dinding pembuluh darah arteri, sehingga menimbulkan tonjolan
seperti balon. Jika tidak diobati, aneurisma akan terus melemah sampai pecah dan
mengalami perdarahan di dalam otak.
Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah sekelompok pembuluh darah
abnormal yang terbentuk, kondisi ini umumnya kongenital. Dinding arteri dan vena
yang terkena menjadi tipis atau melemah. AVM memberi tekanan kuat di pembuluh
darah karena tidak ada kapiler yang tersedia untuk memperlambat aliran darah,
kondisi ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah, kemudian menyebabkan
perdarahan ke dalam otak. 14, 17
11
4. Epidemiologi Stroke
Stroke masuk dalam peringkat tiga teratas penyebab kematian di USA selama
40 tahun terakhir, di bawah kanker dan serangan jantung. Sekitar 700.000 orang
terkena stroke setiap tahunnya; setiap 45 detik terdapat satu penderita stroke dan
275.000 orang meninggal karena stroke. Delapan puluh persen orang terkena stroke
iskemik dan sisanya stroke hemoragik.4
Menurut hasil Riset Hasil Kesehatan Dasar tahun 2007, 19 stroke merupakan
salah satu penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia selain
hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya dengan angka
kejadian stroke di Indonesia adalah sebesar 8,3 per 1000 penduduk.
Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan neurologis pada dewasa di
negara maju. Delapan puluh persen pasien yang mendapatkan perawatan di rumah
12
sakit dapat pulang ke rumah, dan sekitar setengah dari pasien tersebut membutuhkan
bantuan permanen ataupun sementara.2
C. Stroke Iskemik
1. Definisi
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang
disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah
dan oksigen di jaringan otak.20
2. Faktor-Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan terkena
stroke dibandingkan dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi dua: faktor
yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah.
13
14
15
16
glukosa terputus lebih dari10 sampai 15 menit. Jika infark tersebut terjadi selama 24
sampai 72 jam, maka akan berlanjut ke arah kerusakan otak, agar jaringan otak tetap
hidup dan berfungsi, dibutuhkan sejumlah energi yang berbeda. Sekitar 5-8 ml per
100 gram per menit adalah kebutuhan minimal aliran darah untuk memelihara
strukturnya.Sedangkan untuk berlanjutnya fungsi jaringan otak dibutuhkan aliran
darah minimal sebesar 20 ml per 100 gram per menit.
Oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang
diperdarahi oleh arteri tersebut, karena mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang
memadai. Proses patologik yang mungkin mendasari salah satu dari berbagai proses
yang terjadi di dalam pembuluh darah otak, sebagai berikut:
17
D. Profil Lipid
Merupakan keadaan lemak darah yang ditinjau dari kandungan total kolesterol
dalam darah, trigliserida, serta kolesterol LDL dan HDL. Darah dinyatakan sehat
apabila mengandung kolesterol dengan konsentrasi LDL, HDL, dan trigliserida
seimbang melalui pemeriksaan yang disebut profil lipid, seperti tersaji pada tabel 2.1.
Trigliserida
Kolesterol HDL
Interpretasi
Normal
: 150-250 mg/dl
Rendah
: <150 mg/dl
Tinggi
: >250 mg/dl
Normal : 40-160 mg/dl
Rendah
: <40 mg/dl
Tinggi
: >160 mg/dl
Kolesterol LDL
18
Dalam
Darah.
Sumber:
Suryaatmadja M.24
1. Definisi Lipid
Lipid atau lemak adalah suatu molekul organik yang terdiri atas atom karbon,
hidrogen, dan oksigen, beberapa jenis lipid mengandung atom fosfor dan nitrogen.
Lipid atau lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi. Lipid dapat
diperoleh dari produk pangan nabati maupun hewani yang dikonsumsi sehari-hari.
Lipid merupakan suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam dan dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi
sukar larut atau bahkan tidak larut dalam air. Pelarut-pelarut organik tersebut adalah
pelarut organik nonpolar seperti benzen, pentana, dietil, eter, dan karbon tetraklorida.
Lipid sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks.
Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh
larutan asam atau basa dalam air, seperti golongan steroid, prostaglandin dan terpena.
Lipid kompleks terdiri dari senyawa yang tidak dapat terhidrolisis menjadi zatzat penyusun sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. 10,23
2. Definisi Kolesterol
Kolesterol adalah sterol yang sangat penting secara biologi, sangat larut dalam
lemak tetapi sedikit larut dalam air. Kolesterol diperoleh dari makanan dan disintesis
di dalam sebagian besar sel tubuh. Diperkirakan setiap hari, kolesterol disintesis oleh
sel hepar sebanyak 500 mg.
19
20
21
bantuan insulin. Trigliserida yang berada di luar hepar dan berada dalam jaringan
misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hepar menjadi
kolesterol LDL.
Hampir seluruh trigliserida terutama yang bersifat jenuh dapat diserap tubuh.
Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi dapat meningkatkan
trigliserida di dalam tubuh seseorang. Kadar trigliserida dalam batas normal sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme
tubuh. 10,23
6. Metabolisme Lipid
Lipid merupakan kelompok molekul organik heterogen yang tidak larut dalam
air yang dapat diekstrasi dari jaringan oleh pelarut non polar. Ketidakseimbangan
metabolisme lipid dapat menyebabkan beberapa masalah klinis seperti aterosklerosis
dan obesitas. Orang dewasa mengonsumsi sekitar 60-150 gram lipid per hari. Lebih
dari 90% lipid yang dikonsumsi adalah triasilgliserol (trigliserida). Sisanya
mengandung kolesterol, ester kolesterol, fosfolipid, dan asam lemak yang tidak
mengalami esterifikasi.
Metabolisme lipid sendiri terdiri atas tiga jalur yaitu, eksogen, endogen dan
reverse cholesterol transport. Jalur eksogen dan endogen berhubungan dengan
metabolisme LDL dan trigliserid, sedangkan reverse cholesterol transport mengenai
metabolisme HDL.
22
23
24
Gambar 2.4 Proses Metabolisme Lipid Eksogen dan Endogen. Sumber: Fauci AS
et al.26
25
oleh HDL nascent. Kolesterol dari makrofag, akan diesterifikasi menjadi kolesterol
ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian
kolesterol ester yang dibawa HDL akan mengalami dua jalur. Jalur pertama adalah ke
hepar dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 (SR-B1). Jalur kedua
adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan triasilgliserol dari
VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan
demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolesterol dari makrofag mempunyai dua
jalur yaitu, secara langsung ke hepar dan tidak langsung melalui VLDL dan IDL
untuk membawa kolesterol kembali ke hepar (Gambar 2.4). 25,27
26
27
stroke aterothrombotis merupakan bentuk stroke yang paling umum. Hal ini terjadi
ketika gumpalan darah terbentuk sehingga mengganggu aliran darah menuju otak.
Jenis kedua disebut emboli serebral, terjadi ketika bekuan yang disebut embolus,
dibawa oleh aliran darah sampai mengendap di arteri yang menuju ke otak dan
menghambat aliran darah. Emboli bisa disebabkan oleh suatu gumpalan atau plak
yang terpisah dari plak aterosklerosis. Sebagian besar stroke emboli adalah karena
gumpalan darah yang terbentuk pada penderita atrial fibrilasi dan masuk ke aliran
darah.28,29,30
28
Ikatan ini menghasilkan empat kelas utama lipoprotein: kilomikron, VLDL, LDL, dan
HDL. Profil lipid yang sering diperiksa antara lain, kolesterol total, trigliserida, HDL
dan LDL. Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi
oleh hepar dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan
menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah
mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20 % berasal
dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu HDL kolesterol
dan LDL kolesterol. LDL kolesterol yang jumlahnya berlebih di dalam darah akan
diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat
menyumbat pembuluh darah, sedangkan HDL kolesterol, mempunyai fungsi
membersihkan pembuluh darah dari LDL kolesterol yang berlebihan. Selain itu
trigliserida sebagai hasil dari metabolisme makanan, berbentuk lemak, karbohidrat
dan protein yang berlebihan. Kondisi itu menyebabkan terjadinya penyempitan
dinding arteri pada orang dengan profil lipid tinggi yang menyebabkan terjadinya
stroke iskemik.
Mayes dkk,32 menyebutkan bahwa ada hubungan positif antara meningkatnya
kadar profil lipid dan lipoprotein dengan asteosklerosis, ada hubungan positif antara
kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida dengan risiko stroke dan ada
hubungan negatif antara meningkatnya HDL kolesterol dengan risiko stroke.
G. Kerangka Konsep
29
Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang gambaran profil lipid pada pasien
stroke di RSU UKI Jakarta, akan diuraikan sebagai berikut:
Gambaran Pemeriksaan Profil Lipid:
-Kolesterol Total
-Trigliserida
-HDL
-LDL
STROKE ISKEMIK
BAB III
SUBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian penelitian adalah pasien stroke iskemik yang diambil dari data
rekam medik RSU UKI tahun 2013, sebanyak 70 pasien.
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien stroke iskemik yang dirawat inap di RSU UKI Jakarta periode 1 Januari
2013-31 Desember 2013.
b. Pasien yang didiagnosa stroke iskemik berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan CT Scan.
c. Pasien yang didiagnosa stroke dan melakukan pemeriksaan profil lipid.
2. Kriteria Eksklusi
30
B. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross-sectional. Studi
deskriptif cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan secara cross-sectional
(satu titik waktu tertentu) pada populasi atau penelitian pada sampel yang merupakan
bagian dari populasi. Penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang tidak
memerlukan hipotesis.
Rancangan penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang
dilakukan
adalah
penyusunan
rancangan,
31
32
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu
dengan memaparkan secara numerik dalam bentuk tabel profil lipid pada
pasien stroke iskemik di RSU UKI Jakarta 2013.
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan setelah izin etika telah diterima pada bulan Juni 2014.
Penelitian dilakukan seminggu setelah penerimaan izin etika, sampai akhir bulan Juli
2014 dan berlokasi di bagian rekam medik RSU UKI Jakarta.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang gambaran profil lipid pada pasien stroke iskemik telah
dilakukan di Rumah Sakit UKI Jakarta pada bulan Juni sampai Juli 2014 melalui
pengambilan data rekam medik dari bulan Januari 2013 sampai Desember 2013.
Dari 140 pasien stroke iskemik, diambil 70 pasien sesuai kriteria sebagai subyek
penelitian. Selanjutnya hasil penelitian dalam bentuk tabel disajikan secara lengkap di
bawah ini.
A. Hasil Penelitian
1. Data Dasar Subyek Penelitian
Karakteristik dasar dari penelitian ini adalah jenis kelamin dan usia yang
ditampilkan pada tabel 4.1 dan 4.2 sebagai berikut:
34
Frekuensi Stroke
Iskemik
Jumlah
Persentase
(n)
44
26
70
(%)
62.86
37.14
100
35
Karakteristik Subyek
Penelitian
Usia (tahun)
60
>60
Total
Frekuensi Stroke
Jumlah
(n)
40
30
70
Iskemik
Persentase
(%)
57.14
42.86
100
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui penderita stroke iskemik paling banyak pada usia
60 tahun (sebanyak 57.14%), sedangkan usia >60 tahun adalah 42.86%.
36
Karakteristik Subyek
Penelitian
Kolesterol Total
Normal
Rendah
Tinggi
Total
Persentase
(%)
84.29
7.14
8.57
100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa subyek penelitian dengan kadar
kolesterol total normal adalah 59 orang (84.29%) dan subyek penelitian dengan kadar
kolesterol total tinggi adalah 6 orang (8.57%), sedangkan subyek penelitian dengan
kadar kolesterol total rendah adalah 5 orang (7.14%). Kadar terendah 78 mg/dl dan
tertinggi adalah 287 mg/dl.
Tabel
4.4
Karakteristik
Trigliserida.
Subyek
penelitian
Penelitian
Berdasarkan
37
Karakteristik Subyek
Penelitian
Trigliserida
Normal
Rendah
Tinggi
Total
Frekuensi Trigliserida
Jumlah
Persentase
(n)
63
7
70
(%)
90
10
100
Subyek penelitian dengan kadar trigliserida normal sebesar 63 orang (90%) dan
subyek penelitian dengan kadar trigliserida rendah tidak ditemukan, sedangkan
subyek penelitian dengan kadar trigliserida tinggi adalah 7 orang (10%). Kadar
tertinggi adalah 441 mg/dl dan terendah 64 mg/dl.
Karakteristik Subyek
Penelitian
HDL
Rendah
Normal
Frekuensi HDL
Jumlah
Persentase
(n)
12
44
(%)
17.14
62.86
38
Tinggi
Total
14
70
20
100
Berdasarkan tabel 4.5 subyek penelitian dengan kadar HDL rendah adalah 12
orang (17.14%), sedangkan pada batas normal sebanyak 44 orang (62.86%) dan kadar
HDL tinggi adalah 14 orang (20%). Kadar tertinggi HDL subyek penelitian adalah
113 mg/dl dan terendah 15 mg/dl.
Karakteristik Subyek
Penelitian
LDL
Normal
Tinggi
Total
Frekuensi LDL
Jumlah
Persentase
(n)
68
2
70
(%)
97.14
2.86
100
39
Subyek penelitian dengan kadar LDL normal sebanyak 68 orang (97.14%) dan
sedangkan subyek penelitian dengan kadar LDL tinggi adalah satu orang (2.86%).
Kadar terendah nilai LDL 51 mg/dl dan tertinggi adalah 168 mg/dl.
B. Pembahasan
Berdasarkan jenis kelamin, persentase laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan pada kasus stroke iskemik dengan perbandingan 62.86% berbanding
37.14%. Persentase jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan juga dilaporkan pada penelitian yang dilakukan oleh Siswonoto, 33
persentase perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 69.8% berbanding 30.2%.
Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian di RSUD Raden Mattaher, 34 dengan
hasil persentase laki-laki dibandingkan dengan perempuan adalah 56.79% dengan
43.20%. Laki-laki memiliki risiko 1,25 lebih tinggi dari perempuan. Hal ini karena
adanya hormon estrogen yang dimiliki oleh perempuan sebelum menopause. Hormon
tersebut berfungsi sebagai proteksi terhadap pembuluh darah dari proses
40
41
dari tabel 4.3, didapatkan bahwa pasien stroke di RSU UKI Jakarta dengan
peningkatan kadar kolesterol total sedikit.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa subyek penelitian dengan kadar
trigliserida normal adalah 63 orang (90%) sedangkan subyek penelitian dengan kadar
trigliserida tinggi (hipertrigliserida) adalah 7 orang (10%). Hasil itu berbeda dengan
penelitian Villa,37 yang mendapati 55% pasien stroke dengan peningkatan kadar
trigliserida.
Keadaan hipertrigliserida dapat menyebabkan aterosklerosis. Menurut penelitian
Tanne D,38 peningkatan kadar trigliserida ditemukan pada pasien stroke iskemik,
tetapi berdasarkan data pada tabel 4.4 didapat pasien stroke di RSU UKI Jakarta
dengan keadaan hipertrigliserida sedikit.
Sesuai dengan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa subyek penelitian dengan kadar
HDL rendah adalah 12 orang (17.14%) sedangkan kadar HDL tinggi adalah 14 orang
(20%) dan yang dalam batas normal sebanyak 44 orang (62.86%). Hasil itu sama
dengan penelitian Sacco Ralph L et al,39 yang mendapat sebanyak 251 orang (47%)
memiliki kadar HDL dalam batas normal.
HDL berperan dalam memobilisasi kolesterol dari ateroma yang sudah ada dan
memindahkannya ke hepar untuk diekskresikan ke empedu. Berdasarkan teori
tersebut kadar HDL yang tinggi memiliki efek protektif terhadap aterosklerosis.
Penurunan kadar HDL merupakan faktor yang meningkatkan terjadinya aterosklerosis
sehingga menyebabkan stroke, tetapi pada tabel 4.5 didapat bahwa pasien di RSU
UKI Jakarta dengan kadar HDL yang rendah sedikit.
42
Sesuai tabel 4.6 dapat diketahui bahwa subyek penelitian dengan kadar LDL
normal adalah 68 orang (97.14%) sedangkan subyek penelitian dengan kadar LDL
tinggi adalah dua orang (2.86%). Hasil itu berbeda dengan penelitian Lalouschek, 40
yang mendapati 48% pasien stroke dengan peningkatan kadar LDL.
LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. LDL ialah
lipoprotein yang merembes ke dinding pembuluh darah sehingga terjadi
aterosklerosis, tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSU UKI Jakarta,
kadar LDL pasien stroke sebagian besar dalam batas normal, hal itu tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa peningkatan kadar LDL berisiko stroke
iskemik.
Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya kesamaan hasil dari beberapa jurnal
sebagai pembanding, hal tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain:
pasien stroke telah mengonsumsi obat-obatan penurun kadar kolesterol dan perbedaan
subtipe dari stroke iskemik. Penelitian ini masih belum sempurna sehingga
membutuhkan penelitian lebih lanjut agar dapat mengetahui hubungan gambaran
profil lipid dengan stroke iskemik.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Gambaran profil lipid penderita penyakit stroke di RSU UKI Jakarta tidak
ditemukan adanya peningkatan.
2. Penderita stroke di RSU UKI Jakarta tidak memiliki faktor risiko dislipidemia.
B. Saran
1. Profil lipid yang normal pada seseorang tidak serta merta
mencegah
terjadinya
stroke
iskemik,
oleh
karena
itu
44
disarankan
faktor
risiko
lainnya
harus
dicegah
dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 8
Dari 100 Orang Di Indonesia Terkena Stroke. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/print/1703/8-dari-1000-orang-di-indonesiaterkena-stroke.html10 Juni 2014.
2. Sekilas Tentang Stroke. Yastroki. Diunduh dari http://yastroki.or.id/read.php?
id=21820 Agustus 2013.
3. Waluyo, S. 100 Questions & Answers Stroke. Jakarta : Media Komputindo,
2009.
4. Sutrisno A. Stroke??? You Must Know Before You Get It. Jakarta :PT.
GramediaPustakaUtama, 2007.
45
Anatomy.
46
Satyanegara.
Edisi
IV.
Jakarta
M.
TabelKonversiSatuan
SI-
:PerhimpunanDokterSpesialisPatologiKlinik
Indonesia
Cabang
Jakarta, 2004.
25. Champe P.C, Harvey R.A, Ferrier D.R. BiokimiaUlasanBergambar. Edisi 3.
Jakarta : EGC, 2011: 211-219.
26. Fauci AS, et al. Proses Metabolisme Lipid Eksogendan Endogen. Harrisons
Principles of Internal Medicine. Edisi 18.
27. Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar
IlmuPenyakitDalam. Edisi V. Jakarta :Interna Publishing, 2009: 1982-1987.
47
28. Chen Michael A, Zieve David, Ogilvie Isla. Hardening of The Arteries.
Diunduhdarihttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000171.htm10
Oktober 2014.
29. American Heart Association, American Stroke Association. Atherosclerosis
and
Stroke.Diunduhdarihttp://www.strokeassociation.org/STROKEORG/LifeAfter
Stroke/HealthyLivingAfterStroke/UnderstandingRiskyConditions/Atheroscler
osis-and-Stroke_UCM_310426_Article.jsp 7 November 2014.
30. Gandelman Glenn.Atherosclerosis.
Diunduhdarihttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/anatomyvideos/00000
6.htm 10 oktober 2014.
31. TriasmaraWahyu. Aterosklerosis,
ApaHubungannyaDenganSeranganJantungdan Stroke.
Diunduhdarihttp://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/12/12/aterosklerosi
s-dekat-dengan-serangan-jantung-618628.html10 oktober 2014.
32. Peter A Mayes. Biokimia Harper, alihbahasaAndry Hartono, Edisi5. Jakarta.
2003.
33. Siswonoto
S.
Hubungan
DenganKeluaranKlinis
Stroke
UniversitasDiponegoro; 2008.
Kadar
Malondialdehid
Plasma
IskemikAkut.
[Tesis]
Semarang:
48