Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT DALAM KOMUNITAS

PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT STROKE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV

SYAFIRA RULMADANI 2119009


BEATRIKS YUNITA 2119021
MARIA SELFIANA N FITRI 2119018
ELISABETH AFILANTI O 2119022
FRANSISKA DESI YANTI P 2119020
YOSEF FRIYANTO DESA 2119025
DOMINIKUS MAGHU ATE 2119028
SAMUEL DEDI 2119007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Merupakan masalah neurologik primer di dunia. Banyak upaya yang dilakukan
untuk mengurangi tingkat kematian akibat stroke, meskipun upaya pencegahan itu telah
menimbulkan penurunan pada insiden dalam beberapa tahun terakhir, tetapi stroke
masih merupakan peringkat ketiga penyebab kematian. Orang yang menderita stroke,
dalam kesehariannya sering tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Mereka selalu membutuhkan bentuan orang lain untuk melakukannya. Kesabaran
orang yang merawat penderita stroke sangat diperlukan dalam hal ini.

1.2. Tujuan
Tujuan Umum :
Keluarga dan penderita stroke mampu memahami dan melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan penyakit stroke sehingga dapat mengurangi atau
menghindari stroke kambuh lagi.
Tujuan Khusus :
1. Melaksanakan asuhan keperawatan individu dalam keluarga dengan penyakit stroke.
2. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang penyakit stroke.
3. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan penderita pasca stroke
di rumah.

1.3.Batasan Masalah

1. Pengertian stroke
2. Penyebab stroke
3. Faktor resiko terjadinya stroke
4. Tanda dan gejala stroke
5. Jenis-jenis komplikasi stroke
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Stroke

Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).

Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang
menyediakan darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang
atau berhenti, yang kemudian merusak atau memusnahkan area – area tertentu dalam
jaringan otak (discases penyakit )

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis


yang utama di indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media yang
harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat.

Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan


fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian
yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak.
2.2. Klasifikasi stroke
a. Transtient Iskemia Attach (TIA)
Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai
beberapa jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna
dalam waktu kurang dari 24 jam
b. Stroke in evolution ( SIE)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap
c. Completeted stroke iskemic (CSI)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap
d. Reversible iscemic neurological defisit (RIND)
Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan yang ada
menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam

2.3. Penyebab Stroke


Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2:
a. Stroke hemorhagic
Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid.
Disebabkan oleh pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya kejadiannya
saat melakukan aktifitas atau saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat.
Kesadaran pasien umumnya menurun.

b. Stroke non hemorhagic

Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari tidak terjadi perdarahan
namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema
skunder. Kesadaran umumnya baik

2.4. Etiologi Stroke


Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:
a. Trombosis cerebral
b. Emboli
c. Tumor otak
d. Hemorhagic
e. Tekanan darah tinggi
2.5. Faktor Resiko Stroke
Faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki
potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat.
 Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama :
a. Usia
Stroke dapat menyerang segala usia, tetapi
semakin tua usia seseorang maka semakin besar
kemungkinan orang tersebut terserang stroke.

b. Jenis Kelamin
Laki - laki dua kali lebih berisiko daripada perempuan, tetapi jumlah
perempuan yang meninggal akibat stroke lebih banyak.
c. Riwayat Keluarga
Keluarga dengan riwayat anggota keluarga pernah mengalami stroke
berisiko lebih besar daripada keluarga tanpa riwayat stroke.

d. Ras

Ras Afrika - Amerika mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami


kematian dan kecatatan akibat stroke dibandingkan dengan ras kulit putih.
 Faktor Risiko yang Dapat Diobati
a. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyebab
stroke.
b. Merokok
Merokok dapat mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan
peningkatan plak pada dinding pembuluh darah yang dapat menghambat
sirkulasi darah. Nikotin dari rokok dapat meningkatkan tekanan darah.
c. Diabetes Melitus
Penyakit diabetes mellitus dapat mempercepat timbulnya plak pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya stroke
iskemik. Penderita diabetes cenderung menderita obesitas. Obesitas dapat
mengakibatkan hipertensi dan tingginya kadar kolesterol, di mana
keduanya merupakan faktor risiko stroke.

d. Obesitas
Peningkatan berat badan dapat meningkatkan risiko stroke.
Obesitas juga dapat menimbulkan faktor risiko lainnya seperti tekanan
darang tinggi, tingginya kolesterol jahat, dan diabetes.
e. Penyakit pada Arteri Carotid dan Arteri Lainnya
Pembuluh darah arteri carotid merupakan pembuluh darah utama
yang membawa darah ke otak dan leher. Rusaknya pembuluh darah
carotid akibat lemak menimbulkan plak pada dinding arteri sehingga
menghalangi aliran darah di arteri.
f. Kurangnya Aktivitas Fisik
Latihan penting untuk mengontrol faktor risiko stroke, seperti berat
badan, tekanan darah, kolesterol, dan diabetes.
g. Alkohol, Kopi, dan Penggunaan Obat - Obatan
Konsumsi alkohol meningkatkan risiko stroke. Minum alkohol lebih
dari satu gelas pada pria dan lebih dua gelas pada pria dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Selain itu, minum tiga gelas
kopi sehari dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.
Penggunaan obat - obatan seperti kokain dan amphetamine merupakan
risiko terbesar terjadinya stroke pada dewasa muda.
h. Kurang Nutrisi
Diet tinggi lemak, gula, dan garam meningkatkan risiko stroke.
Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi 5 porsi buah dan sayur
sehari dapat mengurangi risiko stroke sebesar 30%.
i. Stres
Penelitian menunjukkan hubungan antara
stress dengan mempersempit pembuluh darah
carotid.
j. Estrogen Pemakaian pil KB atau Hormone Replacement Theraphy (HRT)
yang mengandung estrogen dapat mengubah kemampuan penggumpalan
darah yang dapat mengakibatkan stroke.
2.6 Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/
menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada
waktu hipotensi yang menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus
menerus terjadi maka dapat menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat
menyebabkan perdarahan intra kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan
perdarahan yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya.
Darah yang merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan fase spasme
arteri hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul
iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis
yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak
dapat meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar
otak. Koma terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang
menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr.
H. Soedomo)

2.7 Manifestasi klinis


Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Suzane (2001)
adalah: a.Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol
volunteer terhadap gerakan motorik. Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia
(paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis
atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat
dimanifestasikan oleh hal berikut:
1) Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk berbicara.
2) Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara) yang terutama ekspresif
atau reseptif.
2.8. Komplikasi
a. Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan oksigen ke darah yang adekuat
ke otak, pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan
hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membentu dalam mempertahankan
oksigen jaringan.
b. Aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung dan integritas
pembuluh darah serebral, hipertensi atau hipotensi perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluanya area cedera.
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau
dapat berasal dari katub jantung protestik, embolisme akan menurunkan aliran darah ke
otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. (Smeltzer, 2002, p.2137)
d. Vasospasme, terjadi stroke hemorrhage juga sebelum pembedahan. Pada individu
dengan aneurisme biasanya terjadi dari 3-12 hari setelah hemorrhage aubarakhnoid.
e. Hidrosefalus, menandakan adanya ketidak seimbangan antara pembetukan dan
reabsorbsi dari cairan serebro spinal (CSS). Hidrosefalus terjadi pada 15-20 % pasien
dengan hemorrhage subaraknoid.
f. Disritmia, karena darah dalam CSS yang membasahi batang otak mengiritasi area
tersebut, batang otak mempengaruhi frekuensi jantung sehingga adanya iritasi kimia,
dapat mengakibatkan ketidakteraturan ritm jantung
g. Perdarahan ulang, pada pasien hemorrhage subarakhnoid mengalami perdarahan
ulang aneurisme yang tidak diperbaiki. (Hudak and Gallo, 1996, p.273)

2. 9. Pemeriksaan diagnostik
a. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya hematoma,
infark dan perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan
b. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF). Tekanan yang
meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya hemorhagic.
c. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan lesi
spesifik
d. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak
ganguan otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya oklusi, rupture
atau obstruksi dapat difisualisasi dengan alat ini.
e. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis
2.10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut:
1) Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital
2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter
4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak
pasif
b. Tindakan konservatif
1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial
3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma
c. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada
tindakan endarterectomy carotis.

d. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan bagian penting dalam proses pemulihan stroke. Tujuan
rehabilitasi ini adalah untuk menolong penderita stroke untuk memperoleh kembali apa
yang mungkin dapat dipertahankan untuk memaksimalkan fungsi tubuh pada penderita
stroke (Stroke and Heart Foundation, 2010). Lumbantobing (2004) menyatakan bahwa
tujuan rehabilitasi ialah menjaga atau meningkatkan kemampuan jasmani, rohani,
keadaan ekonomi dan kemampuan kerja semaksimal mungkin. Berbagai usaha
dilakukan untuk mencapai tujuan ini, diantaranya terapi fisik/ fisioterapi, latihan bicara,
latihan mental, terapi okupasi, psikoterapi , memberi alat bantu, ortotik prostetik, dan
olah raga. Bentuk tindakan di atas tentunya disesuaikan dengan berat ringan cacat,
bentuk cacat, kemampuan atau tingkat mental penderita. Young & Forster (2007) dan
Duncan et al (2005) menyatakan bahwa penanganan rehabilitasi merupakan
pendekatan multidisiplin, beberapa ahli di berbagai bidang bekerja sama, misalnya
dokter keluarga, ahli rehabilitasi medik, ahli saraf, perawat dan anggota keluarga.
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan
diagnosa keperawatan sebagai berikut :

a. Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2006)


b. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2006)
c. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2006)
d. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2006)
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2004)
f. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2004)
g. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan (Doengoes, 2006)
2. Intervensi Keperawatan
a. Menyusun prioritas
Friedman (2005:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama
yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
b. Menyusun tujuan
Friedman (2005:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (2005:64) yaitu:

1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. tujuan jangka menengah
3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi.
Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor keluarga
mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:2005:71)
3. Implementasi keperawatan
Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-
sumber yang tersedia.
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post
stroke. Intervensi:
1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, komplikasi, cara perawatan, penanganan dan pencegahan stroke
2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai tindakan
kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post stroke
Intervensi: Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil untuk
mengatasi pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan, menghindari faktor
pencetus, serta minum obat secara teratur
1) Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi
stroke
2) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan kesehatan
yang diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau perawatan
post stroke Intervensi :
1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan secara
teratur, jaga diet penderita stroke.
2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah
d. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat menyebabkan
atau mempengaruhi kesehatan
Intervensi :
1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga itu
sendiri atau melalui orang atau sumber-sumber yang dipercaya mempunyai pengaruh
terhadap proses penyembuhan
2) Modifikasi lingkungan yang dapat mendukung proses penyembuhan klien
e. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal sumber-sumber pelayanan kesehatan
terhadap perawatan post stroke
Intervensi :
1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat digunakan utnuk
memperoleh pelayanan kesehatan misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan
sumber-sumber lain.
2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumber-sumber yang ada
secara berkesinambungan.
4. Evaluasi
Friedman (2005:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada seberapa
efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny. Keefektifan
dilihat dari respon keluarga bukan intervensi yang diimplementasikan. Modifikasi dlam
asuhan keperawatan mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus
kembali ke pengkajian dengan memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan
sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post rehabilitasi
berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan
kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui gangguan pada
penderita stroke dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita
stroke post rehabilitasi.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stroke (CVA) adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, prograsif
cepat, berupa defisit neurologist fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam / lebih
atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik.
Stroke disebabkan faktor-faktor penyumbatan pembuluh darah oleh jendalan
darah (thrombus / embolus), robek dan adanya gangguan susunan komponen darah.
3.2 Saran
- Klien sebaiknya mematuhi semua pengobatan terhadap penyakit stroke yang
dideritanya guna mempertahankan kesehatan yang optimal.
- Keluarga yang merawat sebaiknya melakukan perawatan dengan sabar dan selalu
memberikan dukungan kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai