BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor 1 (satu) dan penyebab
kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit jantung koroner dan penyakit kanker
sehingga penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan
semakin penting. Data dari The American Heart Association (AHA) pada tahun
2000 terdapat 600.000 kasus stroke setiap tahunnya, sepertiganya meninggal pada
fase akut, sepertiganya lagi mengalami stroke ulang dan dari sekitar 50% yang
selamat mendapatkan hasil akhir (outcome) berupa kecacatan, yang dapat berupa
pembatasan fisik dan disfungsi psikososial dan pada akhirnya sangat
mempengaruhi kualitas hidup.
Stroke adalah kondisi terjadi ketika sebagai sel-sel otak mengalami kematian
akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah
keotak. Pasien stroke yang dirawat kelauarga di rumah membutuhkan
pengetahuan dan kemampuan mengenai cara perawatan dan resiko yang mungkin
terjadi pada pasien stroke tersebut, oleh sebab itu sangat diperlukan asuhan
keperawatan model home care service, diharapkankan akan memperoleh
peningkatan kesejahteraan subjektif dan kualitas hidup yang lebih baik. Artinya
perawatan pasien stroke dengan home care service sangat dibutuhkan sabagai
salah satu sarana penyembuhan dan peningkatan kualitas hidup pasien.
Proses perawatan yang diberikan kepada keluarga antara lain bagaimana cara
meningkatkan aktivitas sehari-hari, kepuasaan dan dukungan sosial keluarga.
Dalam proses pemulihan di rumah, dibutuhkan pemahaman tentang apa yang
dapat dilakukan oleh keluarga dalam merawat pasien stroke untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
2
BAB II
MATERI
1. Stroke
a. Pengertian Stoke
Stroke merupakan penyakit gangguan pembuluh darah. Menurut WHO
Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak
baik secara fokal maupun global yang dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali
gangguan vaskuler yang dapat berupa infark maupun hemoragik (WHO,
2006).
b. Klasifikasi Stroke
Berdasarkan atas jenisnya, stroke dibagi menjadi :
1. Stroke Iskemik / Non Hemorogik
Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah.
Gambar 2.1
Stroke Iskemik
4
2. Stroke Hemoragik
Diakibatkan karena pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah
di otak dan merusaknya. ( Fatimah Detty N, 2009 ).
Gambar 2.2
Stroke Hemoragik
b. Penyakit Jantung
c. Diabetes Melitus
e. Merokok
f. Alkohol berlebih
g. Obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang
seperti kokain dan senyawa
olahannya dapat menyebabkan
stroke, di samping memicu aktor
risiko yang lain seperti hipertensi,
penyakit jantung, dan penyakit
8
d. Penatalaksanaan Stroke
1. Tahap akut (hari ke 0-14 setelah Onset Penyakit) ada tahap akut ini
sasaran pengobatan yaitu menyelamatkan neuron yang cedera agar tidak
terjadi nekrosis, serta agar proses patologis lainnya yang menyertai
tidak mengganggu/ mengancam fungsi otak.
2. Tahap Paska Akut / Tahap Rehabilitasi
a. Mengatur posisi tidur.
Tempat tidur yang ideal bagi pasien stroke adalah tempat tidur yang
padat pada bagian kepala cukup keras untuk menopang berat ketika
disandarkan; tempat tidur tunggal memungkinkan orang yang
merawat meraih pasien dari kedua sisi. Posisi pasien harus diubah
setiap 2-3 jam berupa telentang, miring ke sisi yang sehat dan miring
ke sisi yang sakit. Memastikan pasien memiliki kasur yang sesuai.
Mengubah posisi lengan dan tungkai setiap 1-2 jam sepanjang siang
dan malam. Pijatlah tungkai yang lumpuh sekali atau dua kali sehari.
Menggerakkan semua sendi di tungkai yang lumpuh secara lembut
dan perlahan-lahan (yaitu lurus dan menekuk) 5-7 kali. Menopang
lengan hemiplegik (lemah) dengan sebuah bantal, jangan
membaringkan pasien terlentang atau menarik lengan yang lumpuh.
Gambar 2.10
Posisi Tidur Telentang
9
Gambar 2.11
Posisi Tidur Miring kesisi sehat
Gambar 2.12
Posisi Tidur Miring kesisi lumpuh
Gambar 2.13
Latihan gerak pasif pada pergelangan tangan dan jari jari
10
Gambar 2.13
Latihan gerak pasif pada sendi siku
Gambar 2.14
Latihan gerak pasif pada sendi bahu
Gambar 2.15
Latihan gerak pasif pada pergelangan kaki
11
Gambar 2.16
Latihan gerak fleksi dan ekstensi pasif pada panggul dan lutut
Gambar 2. 17
Latihan gerak abduksi dan adduksi pada sendi panggul
Gambar 2.18
Latihan gerak sirkumduksi pada sendi panggul
12
Gambar 2 .19
Latihan Gerak Rotasi Trunk
b. Perawatan Kulit
Dekubitus dapat terjadi karena berkurangnya sensasi dan mobilitas.
Inkontinensia dan malnutrisi, termasuk dehidrasi, juga meningkatkan
risiko timbulnya dekubitus dan menghambat proses penyembuhan.
Bagi pasien yang hanya dapat berbaring atau duduk dikursi roda,
bagian-bagian tubuh yang paling berisiko antara lain adalah
punggung bawah (sakrum), pantat, paha, tumit, siku, bahu dan tulang
belikat (skapula). Sekali sehari, gunakan bantal atau spons kering
untuk membantali titik tekanan ini agar mencegah tertekannya saraf
dan terbentuknya dekubitus
yang lemah. Berikan makanan yang lunak agar dapat ditelan dengan
baik. Latihan diawali dengan makan bubur, puding, agar agar, jus.
Jika mulut pasien lumpuh dan mengalami disfagia, mereka perlu
dilatih untuk menggunakan salah satu sisi mulutnya yang masih
berfungsi. Latih pasien menggunakan tangannya yg sehat agar dapat
makan sendiri.
Gambar 2.22
Melatih berbicara
15
f. Pengawasan Nutrisi.
Penyakit stroke biasanya berhubungan dengan jenis makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Penyakit ini biasanya diawali dengan
penyakit hipertensi dan hiperkolesterol. Ada baiknya penderita
stroke mengurangi makan makanan yang dapat memperberat
penyakit, dan sebaliknya.
Tabel 2.1
Diet Pasien Stroke
Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C
Bahan
Makanan Berat Berat Berat
URT URT URT
(g) (g) (g)
Beras - - 200 4 gls tim 250 3½ gls
Tepung Beras 125 20 sdm - - - nasi
Maizena 20 4 sdm 20 4 sdm 20 -
Telur Ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 4 sdm
Ikan 75 1 ptg bsr 100 2 ptg sdg 100 1 btr
Tempe 50 2 ptg bsr 100 4 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Sayuran 100 1 gls 150 1½ gls 200 4 ptg sdg
Pepaya 300 3 ptg sdg 200 2 ptg sdg 200 2 gls
Minyak 25 2½ sdm 30 3 sdm 35 2 ptg
Jagung 40 4 sdm 50 5 sdm 30 3½ sdm
Gula pasir 25 2½ sdm 40 8 sdm 40 3sdm
Susu skim 8 sdm
bubuk
Tabel. 2.2
Contoh Menu Sehari untuk Pasien Stroke
Pagi Nasi
Telur dadar isi wortel
Tahu goreng
Tumis kol
Pukul 10.00 Pepaya
Siang Nasi
Balado Ikan
Pepes Tempe
Pecel
Apel
Pukul 16.00 Pisang
Malam Nasi
Gaging Ungkep
Sup Sayuran
Lalap Timun
Semangka
16
b. Pelaksanaan Kegiatan
Secara keseluruhan modul pemberdayaan keluarga model HcS CoC ini
merupakan tahap-tahap kegiatan yang terdiri dari: pelatihan kemandirian
keluarga dalam melakukan continuity of care pasien stroke serta pelatihan
dan pendampingan kemandirian keluarga dalam melakukan continuity of
care pasien stroke dan evaluasi manfaat continuity of care yang dirasakan
pasien stroke dari pelatihan yang diberikan.
Uraian yang di atas akan dijelaskan seperti yang tertera di bawah ini :
Sesi I : Pelatihan Kemandirian Keluarga dalam Melakukan continuity
of care Pasien Stroke.
Pelaksanaan pelatihan kemandirian akan dilakukan dengan cara :
a. Pelatihan tentang metode latihan ringan dilakukan selama 30 menit
b. Pelatihan tentang manajemen stres dilakukan selama 30 menit
Strategi Pelaksanaan Sesi I:
a. Tujuan
Keluarga mampu mengenal apa itu stroke, penyebab stroke,tanda dan
gejala, masalah-masalah yang timbul stroke iskemik .
b. Setting Tempat
Pelatihan dilakukan pada masing-masing keluarga pasien stroke.
c. Alat
Modul Perawatan untuk pasien stroke dan keluarga di rumah .
d. Metode
Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab
17
BAB 3
PENUTUP
Stroke merupakan kondisi yang sangat beresiko menjadi stres baik bagi
pasien pasca serangan stroke maupun bagi keluarga pasien. Beberapa tindakan
yang terprogram dan sistematis sangat dibutuhkan dalam asuhan perawatan
berkelanjutan (continuity of care) pasien stroke di rumah. Salah satu metode yang
dapat diterapkan dalam melakukan asuhan keperawatan pasien stroke di rumah
adalah model homecare service dengan pendekatan continuity of care (Hcs-Coc).
Salah satu langkah yang dilaksanakan dalam model Hcs-Coc adalah
pemberdayaan keluarga pasien stroke. Pemberdayaan keluarga mempunyai
makna bagaimana keluarga memampukan dirinya sendiri dengan difasilitasi orang
lain untuk meningkatkan atau mengontrol status kesehatan keluarga.