DISUSUN OLEH :
NURDIANTISA (01.2018.013)
PALOPO
2021
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Saya berharap
makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca. Selain itu, Saya juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Saya menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatu
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kecacatan pada kelompok usia >45 tahun.
Penyakit ini sering menimbulkan permasalahan yang komplek baik dari segi kesehatan,
ekonomi, maupun sosial (Mulyatsih, 2010). Penderita stroke dapat mengalami keterbatasan
fungsi organ (impairment) seperti hemiparesis, afasia, disartria, disfagia, dan lainnya
sehingga dapat menyebabkan ketidakmampuan (disability) berjalan, berpakaian,
berkomunikasi, dan lain-lain. Stroke atau dikenal dengan penyakit serebrovaskuler,
merupakan penyakit neurologik yang terjadi karena gangguan suplai darah menuju (Black
and Hawk, 2009).
Pada tahun 2012, stroke merupakan penyebab nomor dua kematian secara global setelah
penyakit jantung dengan prevalensi 11,9% (WHO,2014). Angka kematian dan kecacatan
akibat stroke pada tahun 1990 – 2010 mengalami peningkatan yakni masing-masing sebesar
26% dan 19% (Hankey, 2013).
Stroke sebagai bagian dari penyakit kardiovaskular yang diigolongkan ke dalam penyakit
katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Data Riskesdas 2013
prevalensi stroke nasional 12,1 per mil, sedangkan pada riskesdas 2018 prevalensi stroke
10,9 per mil. Prevalensi tertinggi berada di provinsi kalimantan timur (14,7 mil) dan terendah
berada di provinsi papua (4,1/mil).
Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh KemenKes Ri tahun 2013 di
indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk atau 12 dari 1000 penduduk menderita stroke
dengan persentase terbesar berasal dari provinsi sulawesi selatan.
Angka kejadian stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia, semakin tinggi usia
seseorang semakin tinggi kemungkinan stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Namun
jumlah penderita stroke dibawah usia 45 tahun juga terus meningkat. WHO memprediksi
bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit
jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030
(American Heart Association, 2010).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui definisi dari stroke.
2. Mengetahui penyebab dari stroke
3. Mengetahui patofisiologi dari stroke
4. Mengetahui tanda dan gejala stroke
5. Mengetahui penanganan stroke
6. Mengetahui pencegahan stroke
7. Mengetahui askep dari stroke
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Stroke didefinisikan sebagai defisit gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak
dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan peredaran darah otak dapat
berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron)
sehingga gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke.
Stroke merupakan pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker, namun
merupakan penyebab kecacatan nomor 1. Stroke bisa berupa iskemik (sumbatan/non
hemoragik) dan perdarahan (hemoragik).
B. Klasifikasi stroke
1. Stroke iskemik (sumbatan), terbagi menjadi 2 :
a. Sumbatan akibat thrombus, yang terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian
dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis).
b. Sumbatan akibat emboli, emboli merupakan jendalan darah yang berasal dari tempat
lain misalnya jendalan darah dari jantung.
2. Stroke perdarahan (hemoragik), terbagi menjadi 2 :
a. Stroke perdarahan intraserebral (pada jaringan otak)
b. Stroke perdarahan subrachnoid (dibawah jaringan pembungkus otak)
C. Faktor risiko stroke
1. Faktor yang tidak dapat di ubah
Faktor yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga
dan riwayat stroke sebelumnya. Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari
70% kasus stroke terjadi pada usia diatas 65 tahun. Laki-laki lebih mudah terkena stroke
dikarenakan lebih tingginya angka kejadian faktor resiko stroke (misal, hipertensi) pada
laki-laki. Seseorang dengan riwayat penyakit keluarga stroke lebih cenderung menderita
diabetes dan hipertensi. Kejadian stroke pada ras kulit berwarna lebih tinggi dari
kaukasoid.
2. Faktor yang dapat diubah
Faktor yang dapat diubah seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok dan
obesitas. Hipertensi merupakan salah satu penyakit utama di dunia. Hipertensi
meningkatkan resiko stroke 2-4 kali lipat tanpa tergantung pada faktor resiko lainnya.
Hipertensi kronis dan tidak terkendali akan memacu kekakuan dinding pembuluh darah
kecil yang dikenal dengan mikroangiopati. Hipertensi juga akan memacu munculnya
timbunan plak pada pembuluh darah besar. Timbunan ini akan menyempitkan
lumen/diameter pembuluh darah. Sehingga plak yang tidak stabil akan mudah
ruptur/pecah. Plak yang terlepas meningkatkan resiko tersumbatnya pembuluh darah
kecil di otak.
Diabetes merupaka salah satu faktor risiko stroke iskemik yang utama dan
meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Semakin tinggi kadar gula darah, semakin
mudah terkena stroke.
Merokok dapat memacu peningkatan kekentalan darah, pengerasan dinding
pembuluh darah dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah.
Dislipidemia, kolesterol yang dibentuk dalam tubuh terdiri dari dua bagian utama
yaitu kolesterol LDL dan kolesterol HDL. Kolesterol LDL disebut sebagai kolesterol
jahat yang membawa kolesterol dari hati ke dalam sel. Jumlah kolesterol LDL yang
tinggi akan menimbulkan penimbunan kolesterol dalam sel. Hal ini akan memacu
munculnya atherosklerosis. Proses atherosklerosis akan menimbulkan komplikasi pada
organ target (jantung, otak dan ginjal). Proses tersebut pada otak akan meningkatkan
resiko terkena stroke. Kolesterol HDL disebut kolesterol baik yang membawa kolesterol
dari sel ke hati. Kadar HDL yang rendah secara konsisten dihubungkan dengan
peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
D. Tanda dan Gejala
Stroke dapat dilihat lebih mudah dengan kata FAST, yaitu:
1. F (face/wajah) : Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Apakah ada sisi sebelah wajah
yang tertinggal? Apakah wajah atau matanya terlihat jereng atau tidak simetris? Jika ya,
orang tersebut mungkin saja sedang mengalami stroke.
KASUS
A. Kasus
Seorang wanita berusia 60 tahun dengan riwayat hipertensi dan hiperlipidemia datang ke
primer pusat stroke dengan kelemahan tiba-tiba pada ekstremitas sisi kanan. Pada
pemeriksaan dia memiliki afasia global, preferensi pandangan kiri, hemianopsia homonim
kanan (potongan lapangan pandang), wajah terkulai kanan, disartria dan hemiplegia kanan
(skala stroke NIH=22). CT kepala menunjukkan samar-samar hipodensitas di wilayah arteri
serebral tengah kiri.
B. Masalah yang lazim muncul
1. Gangguan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi serebral
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
N Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
o
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau
berkurang akibat penyumbatan pembuluh darah atau terpecahnya pembuluh darah. Ketika
bagian area otak mati maka bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak
dapat berfungsi dengan baik. Stroke bisa berupa iskemik (sumbatan/non hemoragik) dan
perdarahan (hemoragik).
Stroke iskemil banyak disebabkan karena trombotik atau sumbatan emboli, sedangkan
stroke hemorhagic disebabkan oleh perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah di suatu
bagian otak.
B. Saran
Sebaiknya menghindari faktor yang dapat memicu stroke terutama pada lansia. Pada
remaja juga perlu dikarenakan sekarang usia dibawah 40 tahun penderita stroke semakin
meningkat akibat kebanyakan duduk dan kurang berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Prapti. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta Selatan : PT. AgroMedia Pustaka
https://books.google.co.id
Willy, Tjin. 2018. Diagnosis stroke. ALODOKTER : kementerian kesehatan republik indonesia
https://www.alodokter.com/stroke/diagnosis diakses pada 4 desember 2020