Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NURUL FAUZHIYAH

NIM : 01.2018.015

ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN JIWA

A. KASUS
Seorang perempuan usia 27 tahun (Nn. Id) dibawa ke RSJ K setelah di rumah
melempari rumah tetangga dengan batu. Nn. Id mengatakan bahwa dia tersinggung
dengan tetangganya itu karena selalu menghina ibunya yang janda dan miskin saat
acara pernikahan adiknya. Saat dikaji, pasien tampak emosi,tangannya menegang, dan
tidak mau terlalu dekat dengan perawat. Beberapa saat tampak berdiam diri lalu tiba-
tiba bangkit dan menggebrak pintu kamar.

B. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Nn. Id
Umur : 27th
Alamat : Jln. Cempaka no. 28
2. Alasan Masuk/Faktor Presipitasi
Pada saat dikaji pada tanggal 26 September 2020, Nn. Id tampak emosi,
tangannya menegang, dan tidak mau terlalu dekat dengan perawat. Nn. Id
mengatakan bahwa dia tersinggung dengan tetangganya itu karena selalu
menghina ibunya yang janda dan miskin saat acara pernikahan adiknya dan
melempari rumah tetangganya dengan batu.
3. Faktor Predisposi
Pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.
a. Pengobatan sebelumnya tidak ada
b. Trauma
Ibu dari klien dihina oleh tetangganya dan merasa tersinggung dan
emosi sehingga melempari rumah tetangganya dengan batu. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan
c. Keluarga yang gangguan jiwa, tidak ada
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Ibu dan Ayah klien bercerai, dan klien ikut bersama ibunya yang
menjadi janda dan miskin. Masalah keperawatan :  Gangguan Harga Diri
Rendah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Konsep diri
1) Citra tubuh
Klien menyukai anggota tubuhnya. Masalah keperawatan: Tidak ada
maslah
2) Identitas diri
Klien merasa puas dengan jenis kelaminnya sebagai perempuan.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
3) Peran    
Klien mengatakan perannya dalam keluarga sebagai anak dan
mempunyai seorang adik. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
4) Ideal diri
Klien hanya ingin agar tetangganya tidak menghina ibunya lagi.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
5) Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya sekarang ini.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah.
5. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya yaitu keluarga. Klien
mengatakan tidak ada hambatan dalam bergaul baik dalam keluarga. Tetapi
kepada masyarakat, klien dan keluarga merasa terkucilkan karena ibunya yang
janda dan miskin. Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
6. Spiritual
Klien mengatakan, klien beragama islam dan mengakui allah SWT sebagai
Tuhan-nya. Masalah keperawatan: tidak ada.
7. Status mental
a. Penampilan
Pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
b. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien pasien tampak emosi, tangannya menegang, dan
tidak mau terlalu dekat dengan perawat. Beberapa saat tampak berdiam diri
lalu tiba-tiba bangkit dan menggebrak pintu kamar. Masalah keperawatan :
Perilaku kekerasan
c. Aktivitas motorik
Pada saat dikaji klien pasien tampak emosi,tangannya menegang, dan
tidak mau terlalu dekat dengan perawat. Beberapa saat tampak berdiam diri
lalu tiba-tiba bangkit dan menggebrak pintu kamar. Masalah keperawatan :
Perilaku kekerasan.
d. Isi pikir
Pada saat dikaji, klien tidak berfikiran Waham. masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.
e. Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang sekitar.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
f. Memori
1) Jangka panjang
Klien masih mengingat kejadian dimasa lalu, Ibu dan Ayah klien
bercerai. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
2) Jangka pendek
Klien masih ingat kegiatan yang diakukan dari tadi pagi sampai saat
dikaji. Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah
3) Saat ini
Klien dapat menyebutkan nama saya kembali saat berkenalan. Masalah
keperawatan: tidak ada masalah.
8. Mekanisme Koping
a. Adaptif, klien mengatakan apabila klien ada masalah, klien suka bercerita
kepada Ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
b. Mal adaptif. Klien merasa tersinggung atau sakit hati klien dan melempari
rumah dengan batu. Masalah keperawatan : Perilaku Kekerasan

C. ANALISA DATA

NO. DATA MASALAH KEPERAWATAN

1 DS :
- Nn. Id dibawa ke RSJ K setelah
di rumah melempari rumah
tetangga dengan batu
- Nn. Id mengatakan bahwa dia
tersinggung dengan tetangganya
itu karena selalu menghina
ibunya yang janda dan miskin
saat acara pernikahan adiknya Perilaku Kekerasan
DO :
- Pasien tampak emosi, tangannya
menegang, dan tidak mau
terlalu dekat dengan perawat.
Beberapa saat tampak berdiam
diri lalu tiba-tiba bangkit dan
menggebrak pintu kamar.

2 DS : Harga Diri Rendah


- Nn. Id mengatakan bahwa dia
tersinggung dengan tetangganya
itu karena selalu menghina
ibunya yang janda dan miskin
saat acara pernikahan adiknya
DO :
- Pasien tampak emosi, tangannya
menegang, dan tidak mau
terlalu dekat dengan perawat.
Beberapa saat tampak berdiam
diri lalu tiba-tiba bangkit dan
menggebrak pintu kamar.

3 DS :
- Nn. Id dibawa ke RSJ K setelah
di rumah melempari rumah
tetangga dengan batu
- Nn. Id mengatakan bahwa dia
tersinggung dengan tetangganya
itu karena selalu menghina
ibunya yang janda dan miskin
saat acara pernikahan adiknya Ketidakefektifan Koping
DO :
- Pasien tampak emosi, tangannya
menegang, dan tidak mau
terlalu dekat dengan perawat.
Beberapa saat tampak berdiam
diri lalu tiba-tiba bangkit dan
menggebrak pintu kamar.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan terhadap orang lain b.d gangguan fungsi kognitif
2. Harga diri rendah kronik b.d merasa persetujuan orang lain tidak cukup
3. Ketidakefektifan koping b.d persepsi kontrol yang tidak adekuat

E. INTERVENSI
1. Perilaku kekerasan terhadap orang lain b.d gangguan fungsi kognitif
a. Bantuan kontrol marah
1) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2) Tentukan harapan mengenai tingkah laku yang tepat dalam
mengekspresikan perasaan marah, tentukan fungsi kongnitif dan fisik
pasien
3) Batasi akses terhadap situasi yang membuat frustasi sampai pasien dapat
mengekspresikan [kemarahan] dengan cara yang adaptif
4) Monitor potensi agresi di ekspresikan dengan cara tidak tepat dan lakukan
intervensi sebelum (agresi ini) diekspresikan
5) Cegah menyakiti secara fisik jika marah diarahkan pada diri atau orang
lain (misalnya, dengan menggunakan pengekangan dan memindahkan
senjata yang mematikan)
b. Teknik menenangkan
1) Pertahankan sikap yang tenang, hati-hati dan kontak mata
2) Identifikasi orang-orang yang terdekat klien yang hisa membantu klien
3) Berikan waktu dan tempat untuk menyendiri jika diperlukan
4) Fasilitasi ekspresi marah klien dengan cara yang konstruktif
5) Tawarkan usapan pada punggung jika diperlukan
2. Harga diri rendah kronik b.d merasa persetujuan orang lain tidak cukup
a. Dukungan emosional
1) Buat pertanyaan yang mendukung dan berempati
2) Rangkul atau sentuh pasien dengan penuh harapan
3) Bantu pasien untuk mengenali perasaan cemas, marah atau sedih
4) Identifikasi fungsi [perasaan] bahwa marah, frustasi, dan kemarahan akan
kembali lagi kepada pasien
5) Dorong untuk bicara atau menangis sebagai cara untuk menurunkan
respon emosi
b. Peningkatan harga diri
1) Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri
2) Dukung pasien untuk bisa mengidentifikasi kekuatan
3) Bantu pasien untuk menemukan penerimaan diri
4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain
5) Bantu pasien untuk mengatasi bullying atau ejekan
3. Ketidakefektifan koping b.d persepsi kontrol yang tidak adekuat
a. Peningkatan koping
1) Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif
2) Berikan penilaian mengenai dampak dari situasi kehidupan pasien
terhadap peran dan hubungan [yang ada]
3) Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan
4) Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis, penanganan dan prognosis
5) Tidak mendukung pembuatan keputusan saat pasien berada pada situasi
stres yang berat
b. Manajemen lingkungan : pencegahan kekerasan
1) Periksa lingkungan secara rutin untuk memastikan bebas dari bahan
berbahaya
2) Periksa pasien dan kepemilikannya terhadap senjata/sesuatu yang potensial
[menjadi senjata] selama prosedur rawat inap, jika diperlukan
3) Batasi penggunaan sesuatu yang potensial menjadi senjata bagi pasien
(misalnya, objek yang tajam)
4) Monitor pasien selama penggunaan barang yang potensial digunakan
menjadi senjata
5) Tempatkan pasien yang potensial melukai orang lain dikamar terpisah.

Anda mungkin juga menyukai