Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

INFECTIVE ENDOCARDITIS

Dosen Pembimbing : Lestari Lorna Lolo, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

KELOMPOK VI

JIHAN FAHIRAH (012018028)

ASTUTI (012019030)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari kelompok yang telah bekerja sama dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 3 September 2020

Kelompok VI
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………


Daftar isi ………………………………………………………………..
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ……………………………………………………
B. Rumusan masalah …………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………..
Bab II Tinjauan teori
A. Definisi …………………………………………………………….
B. Anatomi fisiologi ……………………………………………………
C. Etiologi ……………………………………………………………..
D. Patofisiologi ………………………………………………………...
E. Manifestasi klinis …………………………………………………
F. Penatalaksanaan …………………………………………………………
G. Pencegahan ……………………………………………………
Bab III Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian ………………………………………………………….
B. Diagnosa ……………………………………………………………
C. Intervensi …………………………………………………………..
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan …………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………….
Daftar pustaka ……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa insidentahunan Endokarditis infektif (EI) di
negara-negara industri berjumlah 3 sampai 9 kasus per 100.000 orang. Lebih dari 50% penderita
penyakit ini adalah laki-laki. Jumlah ini lebih banyak diamati pada pasien dengan katup prostetik,
intracardiac devices penyakit jantung bawaan sianotik, atau riwayat EI, meskipun banyak juga
kasus EI ditemukan pada pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit katup.
Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit EI adalah
penyakit jantung rematik kronis, penyakit katup degeneratif, hemodialisis (HD), serta kondisi-
kondisi penyerta seperti diabetes, infeksi HIV (human immunodeficiency virus), dan penggunaan
narkoba suntik. Perubahan signifikan yang terjadi pada epidemiologi penyakit ini adalah bahwa
lebih dari sepertiga kasus EI yang dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir berhubungan dengan
perawatan kesehatan. Hal ini yang menjelaskan megapa proporsi pasien usia dewasa muda dan
lanjut usia yang mengalami penyakit ini menjadi semakin tinggi.
EI pada pasien HD merupakan salah satu contoh EI yang terjadi terkait dengan perawatan
kesehatan. Kasus ini pertama kali dilaporkan padatahun 1966, dan insidennya berkembang dari
6,7% menjadi >20% dalam 7 tahun terakhir. Hal yang lebih mengejutkan yaitu EI pada pasien
HD secara signifikan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih besar dari pada populasi
umum dan menjadi penyebab kematian kedua pada pasien-pasien HD setelah penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh lagi, penggunaan kateter intravaskuler sebagai akses HD sendiri
meningkatkan risiko sepuluh kali lipat lebih besar untuk kejadian bakteremia dibandingkan
dengan cimino, dengan insiden infeksi “metastatik” seperti EI dan emboli septik pulmoner
sebesar 10-40%. Pada artikel ini akan dibahas kasus EI dengan komplikasi emboli septik
pulmoner pada pasien HD kronik dengan akses kateter intravaskuler.

B. Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari endokarditis infektif ?
2. Apa Anatomi fisiologi dari endokarditis infektif ?
3. Apa Etiologi dari endokarditis infektif ?
4. Bagaimana Patofisiologi dari endokarditis infektif ?
5. Apa saja Manifestasi klinis dari endokarditis infektif ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan dari endokarditis infektif ?
7. Bagaimana Pencegahan endokarditis infektif ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan endokarditis infektif ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Definisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
6. Penatalaksanaan
7. Pencegahan, serta
8. Asuhan keperawatan dari Endokarditis Infektif.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Endokarditis infektif adalah suatu kondisi inflamasi pada endokardium, terutama
pada katup. Gangguan ini menyebabkan mordibitas dan mortalitas yang tinggi, tetapi
hasil yang diharapkan dapat diperbaiki dengan diagnosis cepat dan terapi yang
efektif.Banyak istilah dan klasifikasi berbeda digunakan untuk mendeskripsikan
endokarditis infektif. Beberapa didefinisikan sebagai berikut :
1. Endokarditis bacterial subakut : terjadi secara bertahap dalam beberapa minggu
atau bulan, biasanya disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah seperti
streptococcus viridians, yang memiliki kemampuan terbatas untuk menginfeksi
jaringan lain.
2. Endokarditis bacterial akut : berkembang beberapa hari atau minggu dengan
tahap yang tidak teratur dan perkembangan komplikasi yang lebih cepat, biasanya
disebbkan staphylococcus aureus yang dapat menginfeksi jaringan tubuh lain.
3. Endokarditis katup prostetik : infeksi pada katup prostetik.
4. Endokarditis trombotik nonbacterial : disebabkan lesi trombotik steril (sering
berupa agregasi trombosit) yang dapat terjadi pada orang yang mengalami kanker
atau penyakit lain.

B. Anatomi fisiologi
1. Perikardium:Pembungkus berlapis dua yang membungkus dan melindungijantung
2. Endokardium : membentuk lipatan tambahan disekitar katup jantung (atrio-
ventricular dan semi lunar), yang membantu katup menjadi lebih kuat dan
berfungsi lebih baik.
3. Atrium:Ruangan jantung bagian atas yang menerima darah
4. Atrium kanan:Menerima darah kaya oksigen melalui vena cava superior dan
inferior; mengalirkan darah ke ventrikel kanan
5. Atrium kiri:Menerima kaya darah oksigen dari paru-paru;mengalirkan darah ke
ventrikel kiri
6. Ventrikel:Ruang pompa jantung bagian bawah
7. Ventrikel kanan:Merima darah dari atrium melalui katup triskupid;memompa
darahke sirkulasi pulmonal
8. Ventrikel kiri:Menerima darah dari atrium melalui katup tricuspid
(mitra);memompa darah ke sirkulasi sistemik
9. Katup jantung:Mencegah darah mengalir balik
10. Katup trikuspid dan bicuspid (mitral):Mencegah darah mengalir balik dari
ventrikel kanan ke atrium kanan dan dari ventrikel kiri ke atrium kiri, secara
berurutan
11. Katup semilunar:Mencegah darah mengalir balik dari arteri pulmonalis ke
ventrikelkanan(semilunaris pulmonal)dan dari aorta ke ventrikel
kiri(semilunariaorta).
12. Arteri koroner(pola komunis):Menyuplai darah ke jantung
13. Arteri koroner kanan:Perfusi atrium kanan,ventrikel kanan, bagian inferior
ventrikel kiridan dinding septum posterior,nodus SA,dan nodus AV
14. Arteri koroner kiri:Memperdarahi dinding anterior ventrikel kiri,septum
ventrikular anterior,dan apeks ventrikel kiri
15. Arteri desenden anterior kiri:Memperdarahi atrium kiri,permukaan lateral dan
posterior ventrikel kiri,kadang septum interventrikel posterior;kadang
memperdarahi nodus SA dan AV
16. Arteri sirkumfleks
17. Nodus SA:Nodus "pacemaker"memulai denyut jantung dengan
menghasilkanimpuls listrik
18. Nodus AV: Jaras normal untuk impuls yang berasal dari atrium untuk
dihantarkanke ventrikel;dapat menjadi pacemaker sekunder
19. Berkas His,cabang berkas,serabut Purkinje:Secara cepat menghantarkan potensial
kerja jantung untuk memfasilitasi kontraksi ventrikel yang sinkron.

C. Etiologi
Organisme penyebab infeksi yang paling sering adalah stafilokokus (S. aureus, A.
faecalis, S. epidermidis), streptokokus, Escherichia coli, organisme gram negative
(Klebsiella, Pseudomonas, Serratia marcescens), jamur (candida, Aspergillus), dan
organisme HACEK (Haemophillus parainfluzae Hemophillus aprophillus, Actinobacillus
actinomycetecomitans, Cardiobacterium hominis, Spesies eikenella, dan spesies kingela).
Organisme ini masuk kedalam tubuh melalui rongga mulut setelah procedure dental,
abses mulut dan gigi, irigasi oral, atau iritasi oral kerana benang gigi atau kawat gigi.
Saluran napas atas merupakan salah satu pintu masuk yang dapat menyertai pembelahan,
intubasi, atau infeksi. Paparan langsung aliran darah pada organisme dapat terjadi pada
penggunaan kateter intravena jangka panjang, kateter hemodialisis dan penggunaan obat
intravena. Prosedur yang melibatkan saluran gastrointestinal dan urogenital (misalnya
barium, enema sigmoidoskopi, kolonoskopi, biopsi hati perkutan, kateterisasi, uretrotomi,
prostatektomi, sistoskopi) telah dihubungkan dengan endokarditis infektif.
Organisme yang bersirkulasi pada aliran darah menmpel dipermukaan
endokardium dan membelah. Biasanya pembelahan organisme ini membutuhkan
endokardium yang abnormal atau kasar. Penyalahguna obat-obatan intravena dapa
menyuntikkan partikel materi ke aliran darah, menyebabkan kerusakan pada
endokardium jantung kanan yang sebelumnya normal yang memungkinkan organisme
menempel, sehingga memicu endokarditis bacterial akut.

D. Patofisiologi
Mikroorganisme masuk melalui aliran darah melalui berbagai cara. Setelah proses
kolonisasi terjadi pada endotel, replikasi terjadi dan koloni bakteri terbentuk diantara
lapisan trombosit dan fibrin. Seiring dengan koloni yang menjadi terjerat didalam lapisan
serat fibrin dan trombosit, koloni menjadi semakin kurang peka terhadap mekanisme
pertahanan tubuh. Bekteri menstimulasi sistim imun humoral untuk menghasilkan
antibody nonspesifik, tetapi bakteri dilindungi oleh agregasi trombosit-fibrin. Vegetasi ini
dapat membentuk bekuan yang berpindah ke organ lain, membentuk suatu abses,.
Vegetasi dapat menyebabkan kerusakan parah pada katup jantung dengan melakukan
perforasi dan mengubah struktur daun katup. Perluasan bakteri dapat menginvasi aorta
atau pericardium. Jumlah kerusakan bergantung pada tipe dan virulensi organisme yang
menyebabkan infeksi. Endokarditis infektif biasanya terjadi pada manula, akibat
menurunnya respons imunologis terhadap infeksi, perubahan metabolisme akibat
penuaan, dan menungkatnya prosedur diagnostic invasive, khususnya pada penyakit
genitouriner.

E. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala endokarditis infektif biasanya mendadak. Tanda dan gejala
berkembang akibat ofek toksik infeksi, akibat destruksi katu jantung, dan akibat emboli
fragmen vegetative di jantung.
Manifestasi umum, mirip dengan influenza, mencakup keluhan yang tidak jelas
tentang adanya kelemahan, tidak nafsu makan, berat badan turu, batuk, nyeri sendi, dan
punggung. Terjadi demam intermitan dan mungkin tidak ada deman pada pasien yang
sudah mendapat antibiotic atau kortikosteroid atau pada manula, dan pada mereka yang
mengalami gagal jantung kongestif atau gagal ginjal. Perdarahan splinter (garis atau
goresan perdarahan) bisa dilihat dikuku jari tangan atau kaki, dan petekia dapat muncul di
konjungtiva dan membrane mukosa. Perdarahan dengan bagian tengah pucat (spot roth)
yang dapat terlihat di fundus okuli disebabkan oleh emboli dilapisan serabut syaraf mata.
Manifestasi jantung, mencakup murmur jantung, yang pada mulanya tidak ada.
Perkembangan murmur yang progresif sesuai perkembangan waktu dapat terjadi dan
menunjukkan adanya kerusakan katup akibat vegetasi atau perforasi katup atau chordate
tendineae. Pembesaran jantung atau adanya bukti gagal jantung ongestif juga bisa terjadi.
Manifestasi sistim saraf pusat, mencakup sakit kepala, iskemia serebral transien
atau sementara, dan stroke, yang mungkin diakibatkan oleh emboli pada arteri serebral.
Embolisasi merupakan gejala yang ada, terjadi setiap waktu dan mengenai
berbagai sistim organ. Fenomena emboli dapat termanifestasi di paru (pneumonia
verulang, abses pulmo), ginjal (hematuria, gagal ginjal), limpa (nyeri abdomen kuadran
kiri atas), jantung (infark miokardium), otak (stroke), atau pembuluh perifer.

F. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah membunuh secara total organisme penyerang dengan sosis
antibiotic yang adekuat dan sesuai. Organisme penyebab dapat diisolasi dari kultur darah serial.
Penyakit ini harus diobati denganbahan bakterisida atau obat yang sesuai ,yang diketahui
efektifmelawan agen penyebab.
Antibiotika biasanya diberikan secara parenteral melalui infus intravena kontinyu selama
periode 4 sampai 6 minggu. Biasanya terapi ini diberikan di rumah dan dipantau oleh perawat
asuhan rumah . Kadar serum bakterisida antibiotika yang terpilih dipantau dengan titrasi terhadap
organ penyebab. Bila serum tidak menunjukkan aktivitas bakterisida,harus diberikan
antibiotikdengan dosis yang lebih besar. Ada berbagai program antimikroba yang digunakan,
namun penisilin biasanya dijadikan obat pilihan. Kultur darah diambil secara berkala untuk
memonitor perjalanan terapi.
Pada endocarditis fungsi,bahan antifungi,seperti aphoterisin B adalah pengobatan yang
biasa diberikan. Suhu tubuh pasien diukur dengan interval yang teratur karena karena perjalanan
demam merupakan penunjuk efektifitas pengobatan. Tetapi reaksi febril dapat juga terjadi akibat
terapi obat-obatan. Setelah terapi antimikroba yang adekuat dimulai,bakteri biasanya menghilang.
Pasien kemudian merasa lebih baik,nafsu makan muncul kembali dan merasa tidak lelah lagi.
Selama waktu itu, pasien memerlukan dukungan psikososial yang besar karena meskipun mereka
merasa sehat , mereka harus tetap tinggal di RS atau dirumah dengan terapi intravena yang
membatasi gerak.
Setelah pasien pulih dari proses infeksi, katub mungkin perlu diganti bila telah
mengalami kerusakan berat dan menimbulkan gejala serius.

Komplikasi
Meskipun pasien berespon baik terhadap pengobatan antimikroba,namun endocarditis
bisa merusak jantung dan organ lain. Gagal jantung kongestif vaskuler serebral seperti stroke
dapat terjadi sebelum ,selama dan setelah terapi.Stenosis atau regurgitasi katub,kerusakan
jantung,dan aneurisma mikrotik (fungi) merupakan komplikasi potensial pada jantung. Banyak
organ lain yang mengalami konflikasi akibat emboli septik maupun nonseptik, respons
imunologis atau terganggunya hemodinamika.

Pembedahan
Penggantian katub dengan pembedahan dapat memperbaiki prognis pada pasien dengan
keruskan berat katub jantung.Biasanya eksisi dan penggantian katub diperlukan oleh :
- Pasien yang mengalami gagal jantung kongestif sebagai akibat kerusakan katub aorta dan
mitral meskipun telah mendapat pengobatanmedis yang adekuat.
- Pasien yang mempunyai lebih dari satu episode emboli sistemik serius dan
- Pasien yang infeksinya tidak bisa dikontrol,infeksi berulang,atau endocarditis fungi.
Pasien dengan endocarditis katub protesis (protesis infeksi) memerlukan penggantian katub

G. Pencegahan
Endokarditis infeksi sering terjadi paling sering pada orang dengan anomaly struktur jantung dan
pembuluh darah besar,khususnya penyakit katub jantung.Setiap prosedur yang berhubungan
dengan bakterimia transien dapat menyebabkan bakteri bersembunyi dikatub yang rusak atau
abnormal. Orang yang beresiko tinggi adalah yang memsakai katub protesis, pernah mengalami
endokarditisbakteri sebelumnya,meskipun tidak terdapat penyakit jantung, kebayakan malformasi
bawaan,disfungsi katub rematik dan didapat lainnya,meskipun setelah
permbedahan,kardiomiopati,hipertrofi dan prolapse katub mitral dan regurgitasi katup.
Antibiotik profilaksis dianjurkan untuk pasien dengan resiko tinggi yang mengalami prosedur
berikut :
- Prosedur gigi yang mungkin menyebabkan perdarah guzi atau selaput lender,termasuk
pembersihan professional
- Tonsilekkaku
- tomi atau edenoidektomi
- Operasi bedah yang melibatkan mukosa usus atau pernafasan
- Bronkoskopi dengan bronsKoskop kaku
- Skleroterapi untuk varises esophagus
- Dilatasi esophagus
- Pembedahan kantong empedu
Sistoskopi
- Dilatasi Uretra
- Katerisasi uretra bila ada infeksi saluran kencing
- Pembedahan saluran kencingbila ada infeksi saluran kencing
- Histerektomi vaginal
Kelahiran pervaginam bila diketahui ada infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian ini terdiri atas anamnesis berupa keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga.
a. Anamnesis
Anamnesis terdiri atas keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu dan riwayat keluarga.
 Keluhan Utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak napas dan nyeri
tenggorokan. Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang menganggu
katup jantung, keluhan sesak napas dan kelemahan menjadi alasan klien
untuk meminta pertolongan kesehatan.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian riwayat kesehatan sekarang, meliputi :
1. Apakah terdapat adanya penurunan respons imunologis terhadap infeksi
seperti pada klien HIV dan AIDS.
2. Apakah klien mengalami perubahan metabolisme akibat penuaan.
3. Apakah klien pernah mendapat prosedur diagnostik invasif secara
intravena.
4. Apakah klien mendapat pengobatan yang bersifat imunosupresif.
5. Apakah klien pernah mendapat pengobatan antibiotik jangka panjang.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu (RPD) yang mendukung adalah dengan
mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita infeksi tenggorokan,
infeksi sinus akut, riwayat minum obat, dan adanya efek samping yang
terjadi di masa lalu. Juga harus menanyakan adanya alergi obat dan
tanyakan reaksi alergi apa yang timbul. Sering kali klien tidak dapat
membedakan suatu alergi dengan efek samping obat.
 Riwayat Keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga,
serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab
kematiannya juga ditanyakan.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan terdiri atas pengkajian B1-B2
 B1 (Breathing)
Apabila gangguan sudah mengenai katup jantung, biasanya klien terlihat
sesak dan frekuensi napas melebihi normal. Sesak napas ini terjadi akibat
pengerahan tenaga dan kenaikan tekanan akhir diastolik pada ventrikel kiri
yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat
kegagalan peningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu melakukan
kegiatan fisik. Bila sudah parah, dispnea kardik dapat timbul pada waktu
beristirahat. Klien biasanya didapatkan batuk.
 B2 (Bleeding)
Inspeksi
Inspeksi adanya parut. Keluhan lokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri di
atas perikardium. Penyebaran dapat meluas di dada, terjadi nyeri, serta
ketidakmampuan bahu dan tangan.
Palpasi
Denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,9-40°C), dan menggigil.
Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup. Gejala
sistemik yang terjadi sesuai dengan virulensi organisme yang menyerang.
Bila ditemukan murmur pada seseorang yang menderita infeksi sistemik,
maka harus dicurigai adanya infeksi endokarditis. Perkembangan murmur
yang progresif sesuai perkembangan waktu dapat terjadi dan menunjukkan
Pembesaran jantung atau adanya bukti gagal jantung kongestif juga bisa
terjadi. anya kerusakan katup akibat vegetasi atau perforasi katup atau
chordae tendineae.
Perkusi
Pada batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus lanjut pembesaran jantung.
 B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM, sakit tenggorokan, dan kemerahan pada
tenggorokan disertai eksudat (awitannya mendadak) serta nyeri sendi dan
punggung. Sinusitis akut dan otitis media akut terjadi mungkin karena
streptokokus. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit kepala, iskemia
serebral transien atau sementara, dan stroke yang mungkin diakibatkan oleh
emboli pada arteri serebral.
 B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine yang berhubungan dengan adanya
penurunan suplai darah ke ginjal yang merupakan manifestasi dari penurunan
perfusi perifer.
 B5 (Bowel)
Klien biasanya didapatkan mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan berat
badan turun. Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe, nyeri abdomen
(lebih sering pada anak).
 B6 (Bone)
Aktivitas. Gejala: kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda: takikardia, dispnea pada
istirahat/aktivitas. Higiene: kesulitan melakukan tugas perawatan diri.

c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan terdiri atas tes laboratorium,
ekokardiografi, dan penegakan diagnosis.

B. Diagnose keperawatan
1. Actual/resiko nyeri berhubungan dengan penurunan suplai darah ke miokardium
sekunder karena penurunan perfusi
2. Actual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer berhubungan dengan tromboemboli
atau kerusakan sekunder katup-katup pada endokarditis
3. Actual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan.

C. Intervensi
1. Actual/resiko nyeri berhubungan dengan penurunan suplai darah ke miokardium
sekunder karena penurunan perfusi.
Intervensi :
a. Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lama, dan penyebabnya.
b. Lakukan manajemen nyeri keperawatan
 Istirahatkan klien
 Manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung
 Ajarkan teknik relaksasi pada saat nyeri
 Lakukan manajemen sentuhan
c. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis
2. Actual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer berhubungan dengan tromboemboli
atau kerusakan sekunder katup-katup pada endokarditis.
Intervensi :
a. Evaluasi status mental. Catat adanya hemiparalisis tersembunyi, muntah
peningkatan tekanan darah.
b. Kaji nyeri dada, dipsnea yang tiba-tiba ditandai dengan takipnea, nyeri
pleuritis, dan sianosis.
c. Observasi edema pada ekstremitas. Catat kecenderungan/lokasi nyeri,
tanda-tanda homan (homan sign) positif.
d. Observasi adanya hematuria yang ditandai oleh nyeri pinggang dan
oliguria.
e. Catat keluhan nyeri perut kiri atas menjalar ke bahu, kelemahan local, dan
abdominalngiditas.
f. Meningkatkan/mempertahankan bedrest sesuai dengan anjuran
g. Gunakan stoking antiemboli sesuai indikasi (kolaborasi).
h. Beri antikoagulan seperti heparin atau wafarin (coumadin).
3. Actual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan.
a. Kaji respons aktivitas pasien. Catat adanya/timbulnya perubahan keluan
seperti : kelemahan, kelelahan, dan sesak napas saat beraktivitas.
b. Pantau denyut atau irama jantung, tekanan darah, dan jumlah pernapasan
sebelum/ sesudah serta selama aktivitas sesuai kebutuhan.
c. Pertahankan bedrest selama periode demam sesuai indikasi.
d. Rencanakan perawatan dengan pengaturan istrahat/periode tidur.
e. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen, missal : mengejan
saat defekasi.
f. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh : bangun
dari kursi, bila tak ada nyeri ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah
makan.
g. Evaluasi respons emosional terhadap situasi/pemberian dukungan
h. Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Endokarditis infektif adalah suatu kondisi inflamasi pada endokardium, terutama
pada katup. Gangguan ini menyebabkan mordibitas dan mortalitas yang tinggi, tetapi
hasil yang diharapkan dapat diperbaiki dengan diagnosis cepat dan terapi yang efektif.
Organisme penyebab infeksi yang paling sering adalah stafilokokus (S. aureus, A.
faecalis, S. epidermidis), streptokokus, Escherichia coli, organisme gram negative
(Klebsiella, Pseudomonas, Serratia marcescens), jamur (candida, Aspergillus), dan
organisme HACEK (Haemophillus parainfluzae Hemophillus aprophillus, Actinobacillus
actinomycetecomitans, Cardiobacterium hominis, Spesies eikenella, dan spesies kingela).
Organisme ini masuk kedalam tubuh melalui rongga mulut setelah procedure dental,
abses mulut dan gigi, irigasi oral, atau iritasi oral kerana benang gigi atau kawat gigi.
Manifestasi umum, mirip dengan influenza, mencakup keluhan yang tidak jelas
tentang adanya kelemahan, tidak nafsu makan, berat badan turu, batuk, nyeri sendi, dan
punggung.

B. Saran
Edukasi Kesehatan untuk mayarakat sangatlah penting untuk mencegah terjadinya
berbagai macam penyakit. Masyarakat diinstruksikan untuk meningkatkan perawatan
kesehatannya, termasuk kebersihan gigi dan gusi, yang menjadi agen utama masuknya
organisme bakteri yang dapat menyebabkan endokarditis infektif. Perawat sebagai tenaga
kesehatan diharapkan meningkatkan kemampuan serta pengetahuannya agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Suzanne, Brenda.2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. EGC : Jakarta

Joyce, jane. 2014. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. ELSEVIER : Singapura

Muttaqin Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Kardiovaskuler dan
Hematologi. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai